Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR, PRINSIP, DAN DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu : Dr. H. Rajaminsah, SH.M.M.Pd.

Disusun oleh :

Dandi Mugi Permadi ( 12522.00075 )

Resa Novianti (12522.00214)

Sepia Maya Neta (12522.00080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SABILI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, penulis ucapkan kepada Allah‫ﷻ‬, yang telah melimpahkan karunia nya
serta nikmat nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “FAKTOR, PRINSIP,
DAN DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM”.
Shalawat beriring salam penulis ucapakan kepada nabi Muhammad ‫ ﷺ‬karena dengan
perjuangannya yang telah membimbing umat Islam dari zaman jahiliyah kepada zaman yang
penuh dengan ilmu pendidikan dan pengetahuan.

Selanjutnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan mkalah ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu semoga mendapat berkah dari Allah ‫ﷻ‬.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari dosen pengampu
maupun pembaca, sehingga dengan saran dan kritikan mudah-mudahan penulis bisa
memperbaiki untuk kedepaannya. Karena tidak ada manusia terlepas dari kesalahan dan
khilaf. Penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua. Amin .

Bandung, 23 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1

BAB II ....................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

A. Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum ........................................................... 2

B. Macam –Macam Prinsip dalam Kurikulum ................................................................ 2

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kurikulum ................................. 9

BAB III .................................................................................................................................... 13

PENUTUPAN ......................................................................................................................... 13

A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan hal yang pokok dalam dunia pendidikan. Hal-hal yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan dipandang sebagai kurikulum.
Pengertian kurikulum yang semakin meluas, sehingga membuat para pelaksana kurikulum
memberikan batasan sendiri terhadap kurikulum.

Namun perbedaan pengertian tersebut tidak menjadi masalah yang besar terhadap
pencapaian tujuan pendidikan, apabila kurikulum tetap berpegang pada prinsip-prinsip
yang mendasarinya. Perwujudan prinsip, aspek dan konsep kurikulum tersebut terletak
pada guru. Sehingga guru memiliki tanggung jawab terhadap tercapainya tujuan
kurikulum itu sendiri.

Oleh karena itu, seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui dan


melaksanakan prinsip-prinsip apasaja yang terdapat dalam kurikulum. Namun hal ini
sering diabaikan oleh para pelaksana kuikulum, sehingga pencapaian tujuan pendidikan
tidak optimal atau bahkan melenceng dari tujuan sebenarnya. Hal ini yang mendasari
penulis untuk menyusun makalah yang berjudul prinsip prinsip pengembangan
kurikulum. Salah satunya yaitu agar para pelaksana kurikulum dapat memahami dan
melaksanakan prinsip tersebu

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah:
1. Apakah pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum?
2. Apakah prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum?
3. Apa saja yang faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Memahami makna prinsip dalam pengembangan kurikulum
2. Mengerti dan memahami prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam kurikulum.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikul

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan
suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang
telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui
langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama
periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai
pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain
atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat
dan bangsa.
Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembnagn kurikulum sebagai
suatu proses yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu
komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam kurikulum
berbasis kompetensi dimana dalam prinsip pengembangan ini juga memperhatikan beberapa
aspek mendasar tentang karakteristik bangsa.
B. Macam –Macam Prinsip dalam Kurikulum
Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan macam,
antara lain:
1. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik
tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya
untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum
mengadung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Yang selanjutnya
menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan
bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
2. Prinsip Relevansi (Kesesuaian)

2
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus
relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
3. Prinsip Efisiensidan Efektifitas.
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan
pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai
hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan sedemikina rupa dalam rangka
mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah
juga terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan
pembelajaran yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah
maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk melaksanakan
proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan, dan sumber
kerterbacaan, harus digunakan secara tepat oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang
semuanya demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.
4. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi
berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau
kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan ketrampilan industri
dan pertanian. Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang
dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya, pelaksanaan di desa
ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaaan
masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam
rangka pelaksanaan kurikulum.
5. Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek,
materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu
sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan,
struktur dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak
jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan
siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
6. Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional dan
fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semau mata ajaran, dan antara

3
aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara
teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan
perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan
menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan terhadap
pengembangan pribadi.
7. Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan,
perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-
unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan
sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk
pribadi yang bulat dan utuh. Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses
pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
8. Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti bahwa
pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar
mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur
berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diaharapkan.
Sementara Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata membedakan prinsip
pengembangan kurikulum dalam dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip
khusus.
Prinsip-Prinsip Umum Meliputi :
1. Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan
proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat
dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan
penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.
2. Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang
akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.

4
3. Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang
pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana
dan biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
5. Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan
pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus
diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar,
serta penilaian dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:
1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga
perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah,
survey mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang
pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang manpower, pengalaman-
pengalaman negara lain dalam masalah yang sama, dan penelitian.
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus
dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu
memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani perbedaan individual siswa, apakah

5
metode tersebut juga memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah
penggunaan metode tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor,
apakah metode tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah metode tersebut mendorong
berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar di
rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang menekankan learning by
doing, bukan hanya learning by seeing and knowing.
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media
apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa
yang membuat, bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana
pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa
hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi
kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari
perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat
diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu,
terdapat bebarapa hal yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi
bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa lama waktu
pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective, berapa banyak butir tes yang
perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid. Dalam kegiatan
pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa
yang digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan formula guessing bagaimana
pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang digunakan, serta untuk apa
hasil tersebut digunakan.
Menurut Drs. Subandijah, prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum meliputi:
1. Prinsip relevansi
Lulusan pendidikan harus memiliki nilai relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat dan dunia kerja karena pendidikan merupakan invested of man power resources.
Untuk itu diperlukan kurikulum yang dapat mengantisipasi apa yang terjadi pada masa yang

6
akan dating. Relevansi adalah kesesuaian dan keserasian pendidikan dengan tuntutan
masyarakat (Subandijah, 1993; 48). Relevansi pendidikan dalam hal ini berkenaan dengan:
Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar peserta
didik, sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan kehidupan di sekitarnya.
Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum harus memperhatikan bahwa apa yang diajarkan
kepada peserta didik pada saar ini bermanfaat baginya untuk menghadapi kehidupannya di
masa yang akan datang, atau dengan kata lain kurikulum harus bersifat anticipatory.
Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja. Hasil pendidikan juga harus
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini tidak saja terkait dengan segi bahan
atau isi tetapi juga menyangkut segi belajar dan pengalaman belajar.
Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berjalan
sangat cepat dan dapat memberi sumbangan terhadap perkembangan tersebut. Pendidikan
harus menyiapkan peserta didik baik sebagai produsen ilmu pengetahuan, tidak hanya
sebagai konsumen iptek.
2. Prinsip efektitifas dan efisiensi
Prinsip efektifitas
Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa yang
direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal ini terkait dengan
efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar guru dapat
dicapai dengan menguasai keahlian dan keterampilan dalam mengelola dan
melaksanakan proses belajar-mengajar yang dapat ditingkatkan dengan kegiatan
pembinaan baik melalui penataran maupun penyediaan buku-buku. Efektifitas belajar
murid terkait dengan sejauhmana tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui
kegiatan belajar-mengajar. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam
menyediakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan
menyesuaikan bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta
didik serta lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta
metode yang tepat.
Prinsip efisiensi

7
Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya
yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil
yang optimal.
3. Prinsip kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling hubungan
antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi. Untuk mencapai
kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan :
a. Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah diajarkan
di sekolah sebelumnya
b. Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi di
sekolah yang lebih tinggi
Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam mengembangkan
kurikulum harus mempertimbangkan keterkaitan antara bidang suti yang satu dengan
bidang studi lainnya.
1. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru dalam
mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas dalam
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik dan
kebutuhan daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi kebebasan
dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan
lingkungan dengan membuka program-program pendidikan pilihan misalnya jurusan,
program spesialisasi, atau program keterampilan.
2. Prinsip berorientasi pada tujuan
Guru harus menentukan tujuan pengajaran sebelum menentukan bahan. Hal ini
berarti bahwa guru dapat menentukan dengan tepat metode mengajar, alat pengajaran dan
evaluasi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.
3. Prinsip pendidikan seumur hidup
Dalam hal ini, pendidikan harus dapat memberi pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah dan memberikan bekal kemampuan
untuk dapat menumbuh-kembangkan dirinya sendiri.
4. Prinsip dan model pengembangan kurikulum

8
Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus dengan
mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai untuk melakukan
perbaikan, pemantapan dan pengembangan lebih lanjut
Dari beberapa macam-macam prinsip yang dikemukakan oleh para ahli
pengembangan kurikulum diatas, ada lima prinsip yang mendasari pengembangan
kurikulum:
1. Prinsip relevansi
2. Prinsip efektifitas
3. Prinsip efisiensi
4. Prinsip kesinambungan dan,
5. Prinsip fleksibilitas
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kurikulum
Dalam Sukmadinata (2012 : 158), ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum, yaitu :
1. Pergururan Tinggi
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah.
a. Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan
diperguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan
sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang
dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan
dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi
kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.
b. Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP).
Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi
pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan
keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya. Pengusaan keilmuan, baik ilmu
pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru
akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah.
Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa
ni, umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program
diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang
pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti

9
peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma
dan sarjana.
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas
mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai
bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di
tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi
masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.
Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen
atau heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di
masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha.
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan
kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai
sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di
masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.
3. Sistem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan,
sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung
jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.
Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam
kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu
tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok etnis,
kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spritual
keagamaan, yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam
masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik, estetika, etika, religius,
dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai yang
tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya :
a. Guru mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
b. Guru berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral
c. Guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
d. Guru menghargai nlai-nilai kelompok lain
e. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada

10
2. Hakikat Desain Kurikulum
Dalam ilmu filsafat, desain kurikulum dipengaruhi oleh tiga ide utama, yaitu filosofis,
teoretis, dan praktis. Ketiganya berpegang pada interpretasi dan pilihansasaran, penetapan,
dan keterkaitan isi program pendidikan, pilihan tentang teknik penyampaian isi program
pendidikan dan perenungan tentang kerangka penilaian capaian program pendidikan yang
telah dilakukan (Ansyar, 2017;Widaningsih, 2014).
Pemaknaan kurikulum sering digunakan dalam berbagai istilah yang mendeskripsikan
tentang proses berjalannya suatu kegiatan. Menurut Pratt (1980), istilah curriculum
making dan curriculum construction adalah dua istilah yang umum dipakai pada awal
lahirnya bidang studi kurikulum (Ansyar, 2017). Kemudian, curriculum planning dan
curriculum management merupakan istilah yang umum digunakan karena kedua istilah
tersebut mengacu pada rancangan prespesifikasi tindakan dan manajemen tentang
petunjuk dari pelaksanaan rancangan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu (Anih,
2015).
Selama beberapa tahun, curriculum development adalah istilah yang paling umum
digunakan (Wahyudi, 2017). Akhirnya, kegiatan rancangan kurikuler tersebut lebih sering
disebut dengan istilah desain kurikulum (Azkiah & Hamami, 2021). Desain mengandung
arti keputusan dan kepastian yang besar tentang konsep desain yang telah dipahami oleh
orang dari berbagai bidang studi (Dunne, 2018). Saat ini, curriculum design dan
curriculum development sering digunakan dengan makna yang hampir sama. Istilah mana
pun yang digunakan, desain kurikulum mengacu pada rancangan dan susunan beberapa
komponen kurikulum yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga
pendidik dan pengembang kurikulum harus mampu memahami dan menguasainya
(Azkiah & Hamami, 2021; Irfani, 2014). Desain kurikulum berupa penyusunan elemen
atau komponen kurikulum dalam sebuah perencanaan, dimaksudkan untuk memfasilitasi
pengembangan potensi siswa agar mencapai tujuan pendidikan (Sugiana, 2018;
Widaningsih, 2014). Ada empat komponen pokok desain kurikulum, yaitu: 1) Tujuan; 2)
Mata pelajaran, materi ajar, kegiatan belajar atau pengalaman belajar; 3) Organisasi atau
susunan mata pelajaran, materi ajar dan kegiatan belajar; dan 4) evaluasi (Achruh, 2019).
Keempat bagian tersebut saling bersinergi. Artinya, satu bagian rencana saling terkait
dengan bagian yang berbeda, sehingga dengan asumsi satu bagian berubah, tiga bagian
lainnya juga berubah (Hidayat, 2020). Desain kurikulum harus memiliki prinsip
konsistensi internal (Fitrah, 2015).
Desain harus memiliki koherensi dan keterpaduan secara keseluruhan, baik pada
desain kurikulum antar tingkat kelas dalam satu sekolah, maupun pada tingkat jenjang
pendidikan sejak dari pendidikan dasar sampai pada sekolah menengah (Subianto,
2013). Selain prinsip tersebut, Seel (2004) mengidentifikasi dua kriteria yang
bermanfaat dalam menyusun dan mengevaluasi desain: (1) intergritas konsepsual, dan
(2) kesatuan struktural. Integritas konsepsual yaitu bahwa semua ide harus secara jelas
dicirikan dan digunakan secara andal dan saling menjaga dengan rasionalitas,
sistematisitas, dan semantik sehingga kejujuran rencana umum tetap terjaga. Untuk
sementara, menjaga solidaritas primer direncanakan sehingga semua komponen program
pendidikan bersama-sama membuat komitmen terhadap tujuan rencana itu sendiri
(Ananda, 2019; Ansyar, 2017). Secara umum, desain kurikulum berisi antisipasi

11
bagaimana keempat bagian rencana pendidikan direncanakan dan melahirkan kerangka
kerja yang disatukan dalam mencapai tujuan tertentu. (Alfiansyah et al., 2021).
Diketahui bahwa mayoritas desain kurikulum lebih fokus pada penguasaan konten atau
materi pelajaran (content-based curriculum) (Fitriani et al., 2022). Ada pula desain yang
mengutamakan tujuan atau metode belajar mengajar, sehingga mengabaikan tiga
komponen yang lain. Ada lagi desain yang lebih mementingkan alur kegiatan atau
pengalaman belajar saja, tanpa mengaitkannya dengan tujuan kurikulum. Dengan
demikian, karena keempat komponen merupakan suatu sistem, desain yang baik harus
memberikan tekanan yang relatif sama pada keempat komponen desain (Indana, 2018).
Kategori Desain Kurikulum Desain kurikulum diklasifikasikan sebagai hasil
modifikasi atau kombinasi tiga kategori utama, yaitu (1) desain terpusat mata pelajaran
(subject-centered design), (2) desain terpusat siswa (learner-centered design), dan (3)
desain terpusat masalah (problem-centered design) (Sukmadinata, 2012). Masing-
masing kategori tersebut terdiri dari berapa prototipe. Desain mata pelajaran, desain
disiplin, dan desain bidang luas termasuk dalam kategori desain terpusat mata pelajaran.
Sedangkan yang termasuk desain terpusat pada siswa adalah desain
kegiatan/pengalaman, desain sekolah alternatif, dan desain humanistik (Ishak, 2020).
Adapun desain terpusat pada masalah mencakup desain kehidupan, desain inti, dan
desain masalah sosial/rekonstruksi (Ansyar, 2017). (Aulia, 2022)

12
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai


pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang
didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik,
orangtua, masyarakat dan bangsa.
2. Macam – macam prinsip kurikulum yang harus ditaati dalam pengembangan
kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Prinsip relevansi
b. Prinsip efektifitas
c. Prinsip efisiensi
d. Prinsip kesinambungan dan,
e. Prinsip fleksibilitas
f. Prinsip-prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau
dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua,
masyarakat dan bangsa.
3. Dalam Sukmadinata (2012 : 158), ada tiga faktor yang mempengaruhi
pengembangan kurikulum, yaitu :

a. Perguruan Tinggi

b. Masyarakat

c. Sistem nilai

13
DAFTAR PUSTAKA
Mockingjay. (1970). Di akses pada tanggal 10 November 2023
https://mimiamra.blogspot.com/2013/10/prinsip-prinsip-kurikukulum-dan-faktor.html

Aulia, M. (2022). Desain Pengembangan Kurikulum dan Implementasinya untuk Program Pendidikan.
Journal of Education and Teaching.

14

Anda mungkin juga menyukai