DOSEN PENGAMPU:
Dr. Hendra Hidayat, S.Pd., M.Pd
OLEH:
AULIA OKTAMELANI 20065046
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah kurikulim
pendidikan teknologi kejuruan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa‟atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa Indonesia ini
dapat bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
Latar Belakang .................................................................................................................. 4
Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 4
BAB II............................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
Apa Pengembangan kurikulum ....................................................................................... 5
Prinsip prinsip Pengembangan Kurikulum ....................................................................... 5
Faktor faktor Pengembangan Kurikulum ......................................................................... 6
Langkah langka Pengembangan Kurikulum................................................................... 7
Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum ................................................................ 7
Model-model Pengembangan Kurikulum ................................................................................... 8
BAB III ........................................................................................................................................... 11
PENUTUP....................................................................................................................................... 11
Kesimpulan ..................................................................................................................... 11
Saran… ..................................................................................................................................... 11
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai pedoman
untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya kurikulum maka
akan memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar mengajar, maka dengan itu perlu untuk
diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha
untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang
sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru disekolah.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum maka perlu untuk diketahui
bagaimana perkembangan kurikulum. Karena seperti halnya tekhnologi dalam suatu zaman,
selalu terjadi perkembangan, begitu juga halnya dengan perkembangan kurikulum. Untuk itu
maka penulis mencoba untuk membahas tentang perkembangan kurikulum.
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan penulisan
A. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalamnya mencakup:
perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun
kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan
Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan
kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat
ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.
Pengembangan kurikulum senantiasa selalu dilakukan karena beberapa hal,
antara lain:
merespons perkembangan ilmu dan teknologi,
merespons kemajuan-kemajuan di dalam pendidikan dan psikologi,
memenuhi kebutuhan siswa
menyesuaikan dengan perubahan sosial dan budaya,
melakukan adaptasi terhadap perubahan di dalam sistem pendidikan itu sendiri
1. Kurikulum 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan lebih
bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Saat itu mulai
ditetapkan Pancasila sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini juga disebut dengan
Rencana Pelajaran 1947, namun baru dilaksanakan pada tahun 1950.
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang
diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran
1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2. Kurikulum 1952
Kehadiran kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dengan
merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan Indonesia, seperti setiap
pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran
menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru hanya mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yang dinamakan
Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang
SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan
jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk
menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni.
Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada
siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975. Kurikulum ini
menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan
TK dan SD Departemen Pendidikan kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep
di bidang manajemen MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal
dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
dengan Kurikulum 1975 Disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar, yaitu dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
7. Kurikulum 1994
Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan
kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Namun,
perpaduan antara tujuan dan proses nampaknya belum berhasil. Akibatnya banyak kritik
berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan
nasional sampai muatan lokal, seperti bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan
lain-lain.
8. Kurikulum 2004
Pada tahun 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pengganti
Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi yang harus
mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikator-
indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan
pengembangan pembelajaran.
KBK mempunyai ciri-ciri yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan
hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
9. Kurikulum 2006
Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak pada
kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem
pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus
dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua
mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat. Kurikulum ini juga dinamakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang
turut berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang
ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat..
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
Didalam prinsip khusus terdapat beberapa macam pengembangannya yaitu; (a) prinsip relevansi,
(b) prinsip fleksibilitas, (c) prinsip kontinuitas, (d) prinsip praktis, (e) prinsip efektifitas. Adapun
prinsip khusus yaitu; (a) prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, (b) prinsip berkenaan
dengan isi pendidikan, (c) prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, (d)
prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran, (e) prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu; (a) perguruan tinggi,
(b) masyarakat, (c) sistem nilai. Artikulasi dalam pendidikan berarti “kestupaduan dan
koordinasi segala pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu
meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan,
menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan
kesinambungan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan.
Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan
kurikulum. Hal itu disebabkan beberap hal. Pertama kurang waktu. Kedua kekurangsesuaian
pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga
karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan
dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap
sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari
sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketetapan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan,
serta input fakta dan pemikiran dari masyarakat.
Model-model perkembangan kurikulum yaitu; (a) the administrative model, (b) tim grass
roots model, (c) beaucamph‟s system, (d) The demonstration model, (e) taba‟s inverted model,
(f) roger‟s interpersonal relation model, (g) the systematic action-research model, (h) emerging
technical models.
B. Saran
Setelah mempelajari tentang perkembangan kurikulum maka kami harapakan bagi setiap
pembaca untuk dapat memahaminya dan dapat mempelajarinya lebih detail dari berbagai
literature lainnya.
DAFTAR PUSTAKA