Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kurikulum Dan

Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Fuja Siti Fujiawati, M.Pd.

Atep Iman M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 5 kelas 3B

Danil Hidayatulah (2289210036)


Larastika Azzahra W (2289210041)
Muchtar Zidan (2289210046)
Raden Andini Permata (2289210054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa. Yang mana dengan
kemudahan dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tema "Model Pengembangan Kurikulum” dengan dosen pengampu
Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd. Dan bapak Reksa Adya Pribadi, M.Pd.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah kurikulum dan
Pembelajaran yang mana makalah ini mudah-mudahan berfungsi untuk
menambah wawasan tentang Model Pengembangan Kurikulum, bagi para
pembaca dan juga penulis.
Kami selaku penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan pada makalah ini, oleh karena itu kami mengucapkan
mohon maaf atas kesalahan serta kekurangan pada makalah ini. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca khususnya pada dosen bidang
studi ini untuk bisa memperbaiki dan bisa belajar dari kesalahan sebelumnya
dalam pembuatan makalah pada waktu mendatang. Untuk itu kami selaku
penulis mengucapkan terima kasih.

Serang, 18 januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Pembelajaran..........................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
A. Pengetian Model Pengembangan Kurikulum.....................................................4
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum.....................................................................6
1. Prinsip Umum.................................................................................................6
2. Prinsip Khusus................................................................................................8
C. Model Pengembangan Kurikulum......................................................................9
1. Model Administratif.......................................................................................9
2. The Grass Roots Models...............................................................................10
3. Model Demonstrasi.......................................................................................11
4. Beauchamps System Models........................................................................12
5. Tylers Behavioral Models.............................................................................13
6. Taba’s Inverted Models................................................................................14
BAB III........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
A. Kesimpulan.......................................................................................................15
B. Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan kurikulum sangat mempengaruhi proses


pembelajaran. Semakin berkembangnya sebuah Negara, maka ilmu yang
diajarkan pun harus turut berkembang secara terus menerus.
Pengembangan proses belajar itu mengacu pada pengembangan kurikulum
saat ini. Namun, dalam pengembangan kurikulum harus tetap
memperhatikan kebutuhan dan kemampuan dari peserta didiknya. Maka
dari itu, para pengembang kurikulum dituntut untuk bisa membuat
pengembangan kurikulum yang tepat dan sesuai dengan situasi di
Indonesia agar pendidikan Negara ini dapat maju dan lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Berdasarkan data dari Kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum
dalam rangka pemulihan pembelajaran di Kantor LPMP Aceh yang
dihadiri sekitar 50 peserta yang terdiri dari berbagai pemangku
kepentingan pendidikan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Peserta antara lain terdiri dari perwakilan dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota, guru, kepala sekolah, pengelola Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), dan perwakilan organisasi profesi guru,
yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Guru
Indonesia (IGI). Seusai mendengarkan sosialisasi dan penjelasan dari
narasumber Kemendikbudristek dan Komisi X DPR RI, para peserta
mengikuti diskusi kelompok terpumpun untuk membahas mengenai
implementasi kurikulum yang mendukung pemulihan pembelajaran di
masa pandemi Covid-19 sesuai dengan ketetapan dari Mendikbudristek RI
nomor 56/M/2022. Dalam hal ini, guru sebagai tenaga pendidik dituntut
untuk mengetahui dan memahami tentang kurikulum, karena tenaga

1
pendidik yang nantinya akan turut andil dalam keberhasilan pembelajaran
di sekolah.
Menurut Robi’ah dan Suhandi (2022:5937), yang menyatakan bahwa
adanya pandemi Covid-19 menyebabkan ketidakstabilan pendidikan
sehingga terjadinya Learning Loss. Selama pandemi, kurikulum nasional
telah berganti sebanyak dua kali yaitu Kurikulum Darurat (Kurikulum
2013 yang disederhanakan), dan Kurikulum Prototipe yang dilakukan
untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Menurut
Mukarromah & Andriana dalam Robi’ah dan Suhandi (2022:5941),
menjelaskan bahwa adanya perubahan kebijakan kurikulum baru membuat
guru kesulitan dalam menciptakan media pembelajaran yang sesuai
dengan pengembangan kurikulum.
Menurut Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran
(2011), agar dapat mengembangkan kurikulum dengan baik, pengembang
kurikulum seharusnya dapat memahami berbagai jenis model
pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan
langkah yang tersusun dalam proses penyusunan suatu kurikulum. Maka
dari itu, adanya model pengembangan kurikulum akan mempengaruhi
pendidikan dan pengajaran yang berlangsung di sekolah. Jadi, penggunaan
dan pemilihan model pengembangan kurikulum yang nantinya akan
dilaksanakan, tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Karena setiap
model pengembangan pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum ?


2. Bagaimana prinsip-prinsip yang ada dalam model pengembangan
kurikulum?
3. Apa saja model-model dari pengembangan model kurikulum?

2
C. Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dalam model pengembangan


kurikulum.
2. Untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip yang ada dalam model
pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengenalkan dan memahami model-model pengembangan
kurikulum.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum

Pengembangan berasal dari kata dasar “kembang”, lalu mendapat


imbuhan “pe- an”, yang berarti proses, cara atau perbuatan.
Pengembangan kurikulum bisa diartikan sebagai suatu bentuk proses
perencanaan dan penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh
pengembang kurikulum agar kurikulum yang dihasilkan bisa menjadi
bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
(Almu’tasim dalam Rosnaeni, dkk. 2022). Hal ini sesuai dengan
pengembangan kurikulum yang dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik. Pengembangan kurikulum tidak bisa lepas dari
berbagai hal yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai
baik itu nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial, proses
pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun
arah program pendidikan.

Tujuan pengembangan kurikulum harus memperhatikan tujuan


institusional (tujuan lembaga/satuan pendidikan), tujuan kurikuler (tujuan
bidang studi), dan tujuan instruksional (tujuan pembelajaran). Semuanya
perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan kurikulum (Bahri dalam
Roanaeni, dkk. 2022). Pengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan
guru sebagai tenaga pendidik namun, pengembangan kurikulum akan
melibatkan banyak pihak yang berkepentingan seperti administrator
pendidikan, para ahli pendidikan ahli dalam kurikulum, ahli dalam

4
bidang ilmu pengetahuan, guru dan orangtua, serta tokoh masyarakat,
dengan begitu akan memberikan paduan yang jelas dalam
implementasinya dan mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan.

Adapun model merupakan sebuah pola, kerangka, atau ragam dari


sesuatu yang akan dihasilkan. Ramdhan menjelaskan (dalam Rosnaeni,
dkk. 2022), Model pengembangan kurikulum adalah suatu alternatif
prosedur atau cara yang dilakukandalam rangka mendesain (designing),
menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu
kurikulum. Maka model pengembangan kurikulum harus mampu
menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang
dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan agar pendidikan bisa
berjalan sebagaimana mestinya (dalam Rosnaeni, dkk. 2022).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan model pengembangan


kurikulum merupakan suatu pola, langkah, atau prosedur dalam
mendesain, menerapkan, mengevaluasi proses penyusunan suatu
kurikulum.

Dalam Proses pengembangan kurikulum, terdapat tiga kegiatan


yang selalu terkait dan tidak boleh terlewatkan, yakni desain,
implementasi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum merupakan suatu
proses yang tiada henti (ongoing process) antara berbagai komponen,
yaitu: orientations, development, implementation dan evaluation.
Sukmadinata menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum bisa
dilakukan dengan langkah-langkah :

1. Identifikasi kebutuhan pendidikan

2. Analisis dan pengukuran kebutuhan

3. Penyusunan desain kurikulum

4. Validasi kurikulum

5
5. Implementasi kurikulum

6. Evaluasi kurikulum

B. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Sukmadinata (dalam Rahman. 2018) mengelompokkan prinsip-


prinsip pengembangan kurikulum ke dalam dua hal, yaitu prinsip-prinsip
umum dan prinsip- prinsip khusus. Prinsip itu pada dasarnya merupakan
kaidah yang menjiwai kurikulum tersebut.

1. Prinsip Umum

Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum,


yaitu :

a. Prinsip relevansi

Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau


keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Artinya
pendidikan dipandang relevan jika hasil perolehan pendidikan itu
bersifat fungsional. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu
sendiri. Relevansi ke luar memiliki tujuan, isi, dan proses belajar yang
tercakup dalam kurikulum hendaknya sesuai dengan tuntutan,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan
siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Sedangkan
relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi anatara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses
penyampaian, dan penilaian.

b. Prinsip Fleksibilitas

Prinsip ini berarti tidak kaku dalam memberikan kebebasan

6
bertindak. Dalam kurikulum pengertian itu diartikan sebagai kebebasan
dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan
mengembangkan program pendidikan bagi para guru.

c. Prinsip Kontinuitas

Prinsip berkesinambungan, Perkembangan dan proses belajar


akan berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau
berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antar satu
tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan
dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan
pekerjaan.

d. Prinsip Praktis

Berprinsip agar mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat


sederhana dana biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip
efisien. Sebagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut
keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula
biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar
dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun
personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.

e. Prinsip Efektifitas

Prinsip efektivitas ini dimaksudkan dengan keefektifitasan guru


dalam mengajar dan keefektifan peserta didik dalam belajar. Implikasi
prinsip ini dalam pengembangan kirikulum adalah mengusahakan agar
setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang
sia-sia terbuang dengan percuma.

7
2. Prinsip Khusus

a. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan

Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan


pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya
mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan
yang bersifat umum atau berjangka panjang ,jangka menengah, jangka
pendek.

b. Prinsip Yang Berkenaan dengan Isi Pendidikan

Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan


yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu
mempertimbangkan beberapa hal :

1) Perlu penjabaran tujuan pendidikan dan pengajaran ke dalam


bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.

2) Isi bahan ajar sesuai dan meliputi pengetahuan, sikap dan


keterampilan.

3) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan


sistematis.

c. Prinsip Yang Berkenaan dengan pemilihan Belajar dan Mengajar


Proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperlihatkan hal-hal yaitu metode pembelajaran yang sesuai, lalu
metode tersebut harus memiliki kegiatan yang bervariasi sehingga bisa
dilaksanakan untuk berbagai perbedaan pada peserta didik, metode
tersebut harus bisa menciptakan aktivitas yang mencapai kognitif,
afektif dan psikomotor, lalu metode tersebut harus mendeorong peserta
didik agar aktif berpatisipasi dan memunculkan perkembangan baru.
d. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Media dan Alat

Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh


pengunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Dengan

8
memperhatikan apakah alat tersebut tersedia, jika alat tersebut dibuat
harus memprhatikan pembiayaan dan lainnya, lalu harus
memperhatikan cara mengelolanya.

e. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Pemilihan kagiatan Penilaian

Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran. Dalam


penyusunan penilaian (test) hendaknya memperhatikan langkah-
langkah rumusan tujuan, tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Uraikan ke dalam bentuk
tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengan
bahan pelajaran. Tuliskan butir-butir test.

C. Model Pengembangan Kurikulum

Dalam memilih suatu model pengembangan kurikulum tentunya


disesuaikan dengan kebutuhan dan kelebihan masing-masing. Meskipun
tiap model pengembangan pasti memiliki kekurangan, namun
diharapkan model-model pengembangan kurikulum ini bisa sesuai dan
membantu menyempurnakan kurikulum yang dibuat. Berikut ini
beberapa model pengembangan kurikulum yang bisa digunakan :

1. Model Administratif

Model pengembangan kurikulum administratif memiliki dua


istilah yaitu pengembangan kurikulum dari atas ke bawah atau top down
dan line line staf procedure. Keduanya memiliki arti yang sama yaitu
prosedur pengembangan kurikulum dimana ide awal dan
pelaksanaannya dimulai oleh pejabat tingkat atas sebagai pembuat
keputusan dan pemilik kebijakan. Artinya pemerintah atau pejabat
tingkat atas membentuk tim pengarah atau komisi untuk pengembangan
kurikulum yang terdiri dari para ahli pendidikan, ahli dalam kurikulum,
disiplin ilmu, tokoh masyarakat, dan tim pelaksana pendidikan. Tim ini
bertugas merumuskan rencana umum, prinsip-prinsip, landasan

9
filosofis, dan tujuan umum. Dan satuan pendidikan juga para guru akan
mengoperasikan model pengembangan kurikulum yang sudah
ditetapkan dalam pembelajaran.

Dalam pelaksanaan model pengembangan kurikulum ini,


diperlukan adanya monitoring, pengamatan, pengawasan, seta bimbingan
dalam pelaksanaannya. Setelah model pengembangan kurikulum ini diuji
coba, perlu dilakukan evaluasi atas dasar percobaan tersebut. Setelah
dilakukan uji coba dan revisi barulah kurikulum ini dapat
diimplementasikan.

2. The Grass Roots Models

The Grass-Roots Model yang disebut juga dengan istilah


pendekatan bottom-up, Model ini merupakan kebalikan dari model
Administratif, model Grass Roots diawali dari tingkat bawah yaitu
sekolah sebagai satuan pendidikan atau guru, artinya pada model ini
inisiatif dan gagasannya datang dari para guru di sekolah. Para guru di
suatu sekolah membentuk tim untuk mengembangkan atau
menyempurnakan kurikulum, baik dalam satu atau beberapa komponen
kurikulum dan bahkan keseluruhannya. Model GrassRoots ini didasarkan
pada dua pandangan pokok. Pertama, implementasi kurikulum akan

10
lebih berhasil apabila guru-guru sebagai pelaksanan sudah sejak
semula terlibat secara langsung dalam pengembangan kurikulum. Kedua,
pengembangan kurikulum bukan hanya melibatkan personel yang
profesional (guru) saja, tetapi juga siswa, orang tua, dan anggota
masyarakat. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum ini, kerja sama
dengan orang tua murid dan masyarakat sangat penting dilaksanakan.
Adapun langkah model ini yaitu, Inisiatif pengembangan datang
dari bawah (para pengajar), tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah
nara sumber lain dari orang tua siswa atau masyarakat luas yang
relevan, Pihakatas memberikan bimbingan dan dorongan.

3. Model Demonstrasi

Model Demonsrtasi ini pada dasarnya bersifat Grass Roots, yaitu


ide atau gagasannya dari bawah. Model ini umumnya berskala kecil
hanya mencakup satu atau beberapa sekolah yang selanjutnya digunakan
dalam skala yang lebih luas. Dalam pelaksanaanya, model demonstrasi
ini bisa dilaksanakan dalam 2 bentuk, yaitu :

a. Sekelompok guru dari satu atau beberapa sekolah ditunjuk untuk


melaksanakan percobaan tentang suatu kurikulum melalui penelitian
dan pengembangan untuk menghasilkan suatu model kurikulum.
Lalu dipertunjukan kepada sekolah dengan harapan dapt diserap oleh
sekolah dengan menyeluruh.

b. Model yang kedua ini disusun kurang formal, karena ada beberapa
guru yang kurang puas terhadap kurikulum yang ada kemudian guru
tersebut melakukan eksperimen dalam area tertentu yang harapan
menemukan alternatif pelaksanaan kurikulum. Berdasarkan
eksperimen ini diciptakan unit-unit kurikulum yang dinilai berhasl
oelh suatu regu penelitian dan penembangan informal yang
kemudian akan diserap oleh sekolah.

11
4. Beauchamp’s System Models

Kurikulum Beauchamp dikembangkan oleh George A. Beauchamp


seorang ahli kurikulum. Beliau mengemukakan 5 hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan model ini, yaitu :
a. Menetapkan arena atau lingkup wilayah mana saja yang akan dicakup
kurikulum tersebut. Penetapan area tersebutatas wewenang pengambil
kebijakan kurikulum dalam lingkup tersbut.
b. Menetapkan personalia atau biasa disebut dengan tim. Yaitu pihak-
pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan pengembangan
kurikulum. Pihak-pihak tersebut terbagi menjadi empat, yaitu :
1) Para ahli atau spesialis dalam bidang kurikulum
2) Para ahli dan profesional dalam bidang pendidikan
3) Para profesional dalam bidang lain
4) Perwakilan masyarakat

c. Menetapkan organisasi atau prosedur yang akan dilaksanakan dalam


merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan
keseluruhan desain kurikulum. Prosedur pengembangan kurikulum
dalam model ini meliputi:

1) Membentuk tim pengembang kurikulum

2) Mengadakan penilaian atau penelitian kurikulum yang sedang


digunakan.

3) Melakukan studi penjajagan mengenai penentuan kurikulum baru.

4) Merumuskan kriteria dan alternatif pengembangan kurikulum.

d. Implementasi kurikulum yang perlu mempersiapkan secara matang


berbagai hal seperti pemahaman guru mengenai kurikulum, sarana
atau fasilitas sekolah dan manjemen dari pihak sekolah.

e. Melaksanakan evaluasi kurikulum yang berkaitan mengenai

12
pelaksanaan kurikulum oleh guru, evaluasi terhadap desain kurikulu,
evaluasi keberhasilan peserta didik dan evaluasi keseluruhan sistem
kurikulum.

5. Tyler’s Behavioral Models

Tahapan pengembangan kurikulum ini terdiri dari empat tahapan


mulai dari menentukan tujuan hingga penilaian (Fajri dalam
Rosnaeni,dkk. 2022) :

a. Menentukan tujuan pengembangan kurikulum, tahapan yang harus


dilakukan pertama yaitu menentukan tujuan dari pengembangan
kurikulum.
b. Pengalaman belajar (learning experiences)

c. Pengorganisasian pengalaman belajar

Pengorganisasian ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu secara vertikal


dan horizontal. Untuk pengorganisasian secara vertikal menghubungkan
pengalaman belajar suatu kajian ilmu yang sama pada tingkatan yang
berbeda. Sedangkan secara horizontal menghubungkan pengalaman
belajar beberapa bidang.

d. Penilaian tujuan belajar sebagai komponen yang dijadikan perhatian


utama.
Sedangkan menurut (Hidayat dalam Rosnaeni, dkk 2022) bahwa
model pegembangan tayler yaitu, Objectives (Tujuan pendidikan yang

13
diharapkan), Selecting Learning Experiences (Menentukan pengalaman
belajar yang akan diperoleh guna mencapai tujuan yang dimaksud),
Organizing Learining Experiences (Mengorganisasi pengalaman belajar
yang akan diberikan), Evaluation (Mengevaluasi efektivitas
pengalaman belajar guna mengetahui tujuan pendidikan telah dicapai).

6. Taba’s Inverted Models


Model ini dengan cara melaksanakan eksperimen, diteorikan,
kemudian diimplementasikan. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan
antara teori dan praktik, serta menghilangkan sifat keumuman dan
keabstrakan kurikulum sebagaimana yang sering terjadi apabila
dilakukan tanpa kegiataneksperimental. Taba memiliki argumen untuk
sesuatu yang rasional, sebagai pendekatan berikutnya dalam
pengembangan kurikulum. Selanjutnya, agar lebih rasional dan ilmiah
dalam suatu pendekatan.
Taba mengklaim bahwa keputusan-keputusan pada elemen
mendasar harus dibuat berdasarkan hal-hal valid. Langkah-langkah
dalam proses pengembangan kurikulum menurut Taba, kelompok guru
terlebih dahulu menghasilkan unit-unit kurikulum untuk
dieksperimenkan, uji coba unit-unit eksperimen untuk menemukan
validitas dan kelayakan pembelajaran, merevisiuji coba, dan memperkuat
unit-unit kurikulum, mengembangkan kerangka kerja teoretis, dan
pengasemblingan dan pertanggungjawaban hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengetahui bahwa langkah- langkah
yang digunakan Taba dalam mengembangkan kurikulum adalah
diagnosis kebutuhan, formulasi pokok-pokok, seleksi isi, organisasi isi,
seleksipengalaman belajar, organisasi pengalaman belajar, dan penentuan
tentang apa yang harus dievaluasi dan cara untuk melakukannya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan model pengembangan


kurikulum merupakan suatu pola, langkah, atau prosedur dalam
mendesain, menerapkan, mengevaluasi proses penyusunan suatu
kurikulum. Dalam Proses pengembangan kurikulum, terdapat tiga
kegiatan yang selalu terkait dan tidak boleh terlewatkan, yakni desain,
implementasi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum merupakan suatu
proses yang tiada henti (ongoing process) antara berbagai komponen,
yaitu: orientations, development, implementation dan evaluation.
Adapun Prinsip-prinsip pengmbangan kurikulum terbagi menjadi
dua yaitu prinsip umun dan prinsip khusus, prinsip umun menjeaskan
bahwa terdapat lima prinsip pengembangan prinsip kulrikulum yaitu :
prinsip relevansi, fleksibilitas,kontinuitas, praktis atau efisiensi, dan
ekektifitas. Sedangkan prinsip secara khusus terbagi menjadi lima yaitu :
Prinsip Yang Berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip Yang
berkenaan dengan isi pendidik,prinsip berkenaan dengan pemilihan
belajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pengajaran,prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan pemilihan.
Sedangkan Dalam memilih suatu model pengembangan
kurikulum tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan kelebihan
masing-masing. Meskipun tiap model pengembangan pasti memiliki
kekurangan, namun diharapkan model-model pengembangan kurikulum
ini bisa sesuai dan membantu menyempurnakan kurikulum yang dibuat.

15
B. Saran

Tentunya dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih


adanya kesalahan yang tidak kami sengaja. Jika dalam penyusunan
makalah ini kami mengharapkan adanya masukan yang membangun demi
kelancaran dan perbaikan kami kedepannya. Semoga kedepannya, kami
bisa lebih baik lagi dalam setiap makalah yang dibuat. Dalam penulisan
makalah ini juga, kami menyarankan pada pembaca maupun bagi kami
untuk tidak menjadikan makalah ini sebagai satu-satunya referensi
pembelajaran mengenai model pengembangan kurikulum karena masih
banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini tentunya pembaca
diharapkan untuk lebih menguliknya melalui referensi-referensi lainya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Andi Achruch. 2019. Komponen Dan Model Pengmbangan Kurikulum. 4 (1), 5-8.

Rahman abdul. 2018. Makalah Pengmbangan Kurikulum. Diakses Pada 22


Oktober 2022.

Robi’ah, Fajriyatur dan Suhandi, Awalia Marwah. (2022). Guru dan Tantangan
Kurikulum Baru: Analisis Peran Guru dalam Kebijakan Kurikulum Baru.
6(4), 5936-5945.

Rosnaeni, Dkk. 2022. Model-model Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. 4 (1),


469-472.

Rouf.M., Said. A., Dedi. E. D. (2020). Pengembangan Kurikulum Sekolah :


Konsep, Model,dan Implementasi Sekolah Tinggi Agama Islam. 5 (2), 25-
33.

Ruhimat Toto. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Diakses Pada 22 Oktober


2022.

Suranto Joko., Sari Diah Pratiwi dan Bani Asmar. 2022. Kurikulum
Dan Model-modelPengembangannya. 2 (1), 68-73.

17

Anda mungkin juga menyukai