Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

PELAYANAN KONSELING DAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA

DISUSUN OLEH :
RINI ANGGRAINI (2201050024)
LATIFA ZAHARA (2201050025)
MUTIARA ADELIA (2201050026)
DINIFADHILAH (2201050031)
DHITA ARDILA (2201050036)
LUSI SEPTIANA (2201050038)

DOSEN PENGAMPU :
MULIA SURYANI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
“Pelayanan Konseling dan Pengembangan Diri Siswa”.
Makalah ini dibuat sebagai tambahan nilai dari tugas matakuliah Profesi
Kependidikan. Adapun tujuan penulisan membuat makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih
luas mengenai bentuk pelayanan konseling dan pengembangan diri siswa.
Tentu saja dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan makalah ini, penulis banyak
diberi bimbingan, arahan, petunjuk, dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
memberikan yang terbaik dalam penulisan makalah ini. Karena itu dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada Ibu Mulia Suryani,
M. Pd selaku dosen Profesi Kependidikan, serta pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga akan menambah
pengetahuan penulis dimasa yang akan datang. Penulis mengharapkan semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Padang, 22 maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. ii
BAB I ..............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan ..............................................................................................................................2
BAB II ............................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................................3
A. Program Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah ......................................................................3
B. Bidang Pengembangan .......................................................................................................................6
C. Jenis Layanan .....................................................................................................................................7
D. Kegiatan Pendukung ........................................................................................................................10
BAB III .........................................................................................................................................................13
PENUTUP ....................................................................................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun 1993 merupakan tonggak baru bagi pelaksana pelayanan bimbingan konseling,
sebab dalam SK Menpan No. 84/1993 secara eksplisit dikemukakan tugas pokok Guru dan
Guru Pembimbing. Dikemukakan tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program
bimbingan, melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi pelaksanaan program,
menganalisis hasil evaluasi program dan melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil analisis
pelaksanaan program.
Dengan dirancang, disosialisasikan dan pelaksanaan KTSP, yang didalamnya termuat
salah satu komponen kurikulum tersebut adalah pengembangan diri siswa, maka perlulah
dikemukakan materi sebagaimana tersebut diatas. Hal-hal yang berhubungan dengan program
pelayanan konseling dan pengembangan diri siswa sangat penting diketahui oleh mahasiswa
calon guru dengan harapan nantinya setelah menjadi guru dan pengelola pendidikan dapat
bekerja sama dengan guru pembimbing dalam rangka mengembangkan potensi siswa secara
optimal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah jenis program bimbingan konseling di sekolah?
2. Mencakup bidang pengembangan pelayanan bimbingan konseling?
3. Apa sajakah jenis layanan bimbingan konseling?
4. Apa saja yang termasuk kegiatan pendukung bimbingan konseling?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami:
1. Program bimbingan konseling di sekolah
2. Bidang pengembangan pelayanan bimbingan
3. Jenis layanan bimbingan konseling
4. Kegiatan pendukung bimbingan konseling

1
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini bagi mahasiswa adalah untuk dijadikan sebagai bahan
kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan
kualitas pendidikan pada umumnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Program Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah


1. Makna dan tujuan program
Makna program BK adalah rangkaian kegiatan pelaksanaan yang terencana, diorganisir
secara baik dan dalam pelaksanaannya dikoordinir dengan penuh tanggung jawab. Program
tersebut disusun dengan memasukkan unsur-unsur yang harus termuat di dalamnya secara
jelas dan konkrit yang dibuat dalam bentuk satuan-satuan kegiatan layanan yang dalam
pelaksanaannya mengarah pada pencapaian tujuna pelayanan BK di sekolah.
Tujuan penyusunan program BK di sekolah adalah:
a) Agar kegiatan BK di sekolah terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien.
b) Hasil pelaksanaan kegiatan dapat dinilai.
c) Akuntabilitas BK dapat ditegakkan.
Moh. Surya dan Rochman Natawijaya (1985) mengemukakan keuntungan yang diperoleh
jika program BK disusun dengan baik dan rinci sebagai berikut.
1) Memungkinkan para petugas menghemat waktu, tenaga, biaya dengan
menghindari kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak
menguntungkan.
2) Memungkinkan siswa mendapat layanan BK secara seimbang dan menyeluruh,
baik dalam hal kesempatan, ataupun dalam jenis layanan yang diperlukan.
3) Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya masing-
masing dan mengetahui bagaimana dan dimana merekaharus melakukan upaya
secara tepat.
4) Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat berguna
untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan para siswa yang
dibimbingnya.
2. Jenis dan komponen program
Jenis program BK
 Program tahunan,yaitu progam pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu
tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.

3
 Program semesteran, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu semester, yang merupakan jabaran program tahunan.
 Program bulanan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu
minggu, yang merupakan jabaran program bulanan.
 Program harian, yaitu program pelayanan BK yang dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program
mingguan dalam bentuk Satuan Layanan (SATLAN) atau Satuan Pendukung
(SATKUNG)
Komponen yang termuat dalam program
a. Program tahunan, unsur-unsurnya:
 Nama sekolah
 Kelas
 Tahun ajaran
 Nama konselor/guru pembimbing
 Kegiatan
 Bidang pengembangan
 Materi bidang pengembangan
b. Program sementara, unsur-unsurnya:
 Nama sekolah
 Kelas
 Tahun ajaran
 Nama konselor/guru pembimbing
 Kegiatan
 Bidang pengembangan
 Materi bidang pengembangan
 Semester
c. Program bulanan, unsur-unsurnya:
 Nama sekolah
 Kelas
 Tahun ajaran
 Nama konselor/guru pembimbing
 Kegiatan
 Bidang pengembangan

4
 Materi bidang pengembangan
 Semester
 Bulan
d. Program mingguan, unsur-unsurnya:
 Nama sekolah
 Kelas
 Bulan
 Minggu
 Tahun ajaran
 Nama konselor/guru pembimbing
 Kegiatan
 Bidang pengembangan
 Materi bidang pengembangan
e. Program harian (SATLAN/SATKUNG), unsur-unsurnya:
 Nama sekolah
 Kelas
 Bulan
 Minggu
 Tahun ajaran
 Nama konselor/guru pembimbing
 Tanggal/waktu
 Jam pembimbingan
 Sasaran kegiatan
 Kegiatan layanan/pendukung
 Materi kegiatan
 Alat bantu
 Tempat
 Pelaksana
 keterangan
Penyusunan program
a) Program pelayanan BK disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need
assesment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumen (pengumpulan data
menggunakan instrumen).

5
b) Substansi program pelayanan BK meliputi keempat bidang pengembangan, 9 jenis
layanan dan 6 kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan dan
volume/beban tugas konselor
Pelaksanaan program
Menurut SK Mendiknas No. 25 tahun 1995, kegiatan pelayanan BK dapat dilaksanakan 50%
di dalam kegiatan belajar dan 50% di luar kegiatan belajar.
Dalam panduan pengembangan diri (2006) dikemukakan pelaksanaan kegiatan pelayanan
konseling, sebagai berikut:
a. Di dalam jam pelajaran sekolah/madrasah
1) Kegiatan tatap muka klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
layanan informasi, penempatan dan penyaluran penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah dua jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal.
3) Kegiatan tidak taap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
konsultasi, konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan dan alih tangan kasus
b. Di luar jam pelajaran sekolah/madrasah
1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok,
mediasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung

B. Bidang Pengembangan

Bidang Bimbingan dan Konseling Menurut Endang Ertiati Suhesti di dalam buku
“Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap” terdapat 6 bidang bimbingan konseling yaitu.
a. Bidang pengembangan pribadi, bimbingan dan konseling yang ditujukan untuk
membantu individu mengatasi kesulitan peahaman terhadap dirinya sendiri, dan
membantu mengatasi kesulitan dalam menggali potensi diri yang dimiliki, juga
membantu individu dalam mengembangkan dirinya dalam lingkungan sekitarnya.
b. Bidang pengembangan sosial, bidang pengembangan sosial berkaitan erat dengan
bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya, melalui hubungan
sosial yang dihadapi individu, misalnya masalah pergaulan dengan teman sejenis
maupun lawan jenis. Masalah bagaimana menjaga kehormatan individu dengan alam
sekitar, dan sebagaimana yang berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap hubungan
dengan orang lain ataupun dengan lingkungan sekitar.

6
c. Bidang pengembangan belajar, bidang belajar mencakup permasalahan yang
berkaitan dengan kesulitan belajar seseorang, misalnya tidak bisa berkonsentrasi saat
belajar, tidak bisa mengatur waktu belajar, tidak tahu bagaimana belajar yang efektif,
dan sebagainya.
d. Bidang pengembangan karir, berkaitan dengan pemahaman individu terhadap dunia
kerja. Selain itu, pengembangan karir yang sesuai dengan kemampuan dirinya dan
pennyesuaian pekerjaan dengan keadaan dirinya. Oleh karena itu dengan upaya
bimbingan karir ini diharapkan individu dapat menentukan keputusan yang
bertanggung jawab terhadap masa depan yang diinginkannya serta dapat
mengembangkan dirinya secara optimal.
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga, bahwa bimbingan keluarga
dimaksudkan untuk membantu individu dalam mencari, menetapkan serta mengambil
keputusan berkenan dengan rencana perkawinan atsu kehidupan keluarga yang sedang
dijalaninya.
f. Bidang pengembangan kehidupan beragama, dimaksudkan untuk membantu individu
dalam memantapkan diri berkaitan dengan perilaku keberagamaan menurut agama
dan keyakinan yang dianutnya.

C. Jenis Layanan
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklarifikasikan kedalam 4
komponen layanan , ialah sebagai berikut:

a. Pelayanan Dasar
Layanan dasar adalah layanan bantuan kepada semua peserta didik melalui kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu para peserta didik mencapai kompetensi dan
keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-harisehingga diharapkan dapat
melaksanakan tugas- tugas perkembangan secara efektif dan sehatLayanan ini dilaksanakan
melalui kegiatan di dalam kelas (klasikal), kelompok-kelompok kecildan kerjasama antara
konselor dan guru dalam pengembangan kompetensi tertentu yang diperlukan oleh peserta
didik dalam kehidupannya.
Strategi pelaksanaan layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah
meliputi
1. Bimbingan Klasikal: yaitu program pertemuan antara konselor dan peserta didik di
kelasyang disajikan secara klasikal dan terjadwal.
2. Pelayanan Orientasi: ialah kegiatan yang dilaksanakan untuk memberi pemahaman
baru kepada para peserta didik tentang lingkungan, kurikulum dan program sekolah
atau madrasahteman di kelas atau di luar kelas sekolah/madrasahguru dan sarana atau
fasilitas sekolah/madrasahperaturan dan tata tertib sekolah/madrasah, program ekstra

7
kurikuler dan lain-lain guna memperlancar penyesuaian diri di awal program tahun
ajaran baru
3. Pelayanan Informasi: yaitu sajian informasi yang diberikan kepada para peserta didik
tentang hal-hal yang dipandang perlu dan bermanfaat bagi merekaseperti informasi
tentang perguruan tinggi, pergaulan yang sehat, bahaya Miras(minuman
keras)/Narkoba dan lain-lain
4. Bimbingan Kelompok: ialah layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik
melalui kegiatan kelompok untuk merespon kebutuhan, minat dan pemberian
informasi yang bersifat umum dan tidak rahasia
5. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi): yaitu kegiatan penjaringan
data atau informasi tentang data pribadi dan lingkungan peserta didik baik tes maupun
non tes.

b. Pelayanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang memerlukan
pertolongan segera. Dalam hal ini konseli mungkin berinisiatif mendatangi konselor untuk
memanfaatkan bantuan profesional yang diperlukannya dari konselor karena mengalami
masalah atau kesulitan tertentu karena adanya rujukan dari guru, orangtua atau profesional
lain. Layanan ini dilaksanakan melalui:
1. Konseling Individual: ialah layanan yang ditujuan untuk membantu peserta didik yang
mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
2. Referal (Rujukan atau Alih Tangan): yaitu pelimpahan wewenang penanganan
masalah yang dihadapi konseli kepada orang atau lembaga yang lebih berwenang.
3. Kolaborasi: ialah suatu kegiatan kerjasama perlu dilakukan oleh konselor dengan
pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah seperti orangtua, guru bidang studi dan
wali kelas yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan pengembangan potensi peserta
didik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Konsultasi: yaitu layanan konsultasi bagi guru, orangtua, pimpinan
sekolah/madrasahyang terkait dengan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
sekolah/madrasah.
5. Bimbingan Teman Sebaya: ialah pemberian pelatihan kepada peserta didik yang
dianggap mampu membimbing teman-temannyaPeserta didik yang menjadi
pembimbing akan berperan sebagai tutor sebaya yang membantu teman-temannya

8
dalam memahami persoalan-persoalan yang berkaitan dengan akademik maupun non
akademik.
6. Konferensi Kasus: yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membahas permasalahan
peserta didik yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan pemecahan masalah.
7. Kunjungan Rumah: ialah kunjungan konselor ke rumah peserta didik untuk
memperoleh informasi dan data utuh tentang peserta didik dan lingkungannya untuk
membantu mengentaskan masalah peserta didik

c. Perencanaan Individual
Perencanaan individual ialah proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik sebagai
upaya merencanakan, memonitor dan mengelola aktivitas yang berkaitan dengan kemajuan
dan kesuksesan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan
dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

d. Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh.
Layanan dukungan sistem sangat banyak dan bervariasi, antara lain dapat berupa kegiatan
pengembangan profesional konselor; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan
gurustaf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; peningkatan mutu manajemen program;
peningkatan anggaran dan fasilitas, pelatihan BK bagi para Pengawas dan Kepala
Sekolah/Madrasah.
Dukungan sistem ini meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan Profesi: yaitu Berkaitan dengan pengembangan profesi, konselor
dituntut untuk terus memperkaya diri dengan pengetahuanketerampilan dan
pengalamannya dengan kegiatan- kegiatan: (a) in-service training, (b) aktif dalam
kegiatan organisasi profesi, (c) aktif dalam kegiatan ilmiah, (d) mengikuti kegiatan
seminarworkshop (lokakarya)(e) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.
2. Kegiatan Manajemen: Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk
memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu program Bimbingan dan
Konseling melalui kegiatan- kegiatan: (a) pengembangan program, (b)pengembangan
staf, (c) pemanfaatan sumber daya dan (dpengembangan penataan kebijakan.

9
3. Riset dan Pengembangan: Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh konselor misalnya
penelitian, membuat karya tulis, mengikuti kegiatan peningkatan profesi atau
organisasi profesi.

Saling keterkaitan antara keempat komponen program bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli mencapai perkembangan yang optimal.

D. Kegiatan Pendukung
Dalam BK saat ini ada enam kegiatan pendukung, yaitu (1) aplikasi instrumentasi, (2)
himpunan data, (3) kunjungan rumah, (4) konferensi kasus, (5) tampilan kepustakaan, dan (6)
alih tangan kasus. Berikut merupakan uraiannya:

1. Aplikasi Instrumentasi dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling (BK)
yang dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang siswa, lingkungan
siswa, serta lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai
instrumen, baik dalam bentuk tes maupun non-tes. Sebelum itu, ada beberapa pertimbangan
dalam penerapan instrumen BK seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 316), berikut
ini.

 Instrumen haruslah sahih dan terandalkan.


 Konselor bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipakai.
 Pemakaian instrumen harus dipersiapkan secara matang baik pada persiapan
instrumennya maupun persiapan klien yang akan mengambil tes itu.
 Pemahaman terhadap klien tidak hanya didasarkan atas data tunggal yang dihasilkan
oleh tes, melainkan harus dilengkapi dengan data lain dari sumber-sumber relevan
agar gambaran tentang klien lebih bersifat komprehensif.
 Instrumen yang ada hanya sebagai alat bantu, oleh karena itu kekurangan atas
ketiadaan instrumen hendaknya tidak menjadi penghambat bagi pelaksanaan BK
(Prayitno, 2004).

2. Himpunan Data dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Data tentang siswa sangat diperlukan dalam penyelenggaraan BK. Data yang sudah
dikumpulkan baik melalui tes maupun non-tes perlu disimpan di dalam himpunan data atau
dikenal dengan cumulative record. Ada beberapa jenis data yang perlu dikumpulkan oleh
guru pembimbing, dari siswa seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 320), yaitu:

 Identitas pribadi.
 Latar belakang keluarga.
 Kemampuan mental, bakat, dan kondisi kepribadian.
 Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai mata pelajaran.
 Hasil tes diagnostik.

10
 Data kesehatan.
 Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah.
 Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan.
 Prestasi khusus yang pernah diperoleh.
Selain data siswa diperlukan juga data tentang lingkungan. Data tentang lingkungan ini
berguna dalam rangka memberi informasi dan penjelasan kepada siswa yang memerlukan
informasi seperti informasi pendidikan. Data tentang lingkungan ini dapat berupa, (1) data
tentang informasi pendidikan meliputi jenis program, kurikulum sistem belajar dan
sebagainya, (2) data tentang informasi jabatan atau pekerjaan, dan (3) data tentang
lingkungan sosial, meliputi adat istiadat, norma, dan nilai-nilai lembaga atau organisasi dan
seterusnya (Hikmawati, 2016).

3. Kunjungan Rumah dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung BK yang bertujuan untuk memperoleh data
keterangan serta kemudahan bagi terentasnya masalah siswa melalui kunjungan ke rumah
siswa. Kegiatan kunjungan rumah, memiliki tiga tujuan utama yaitu:

 Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang bersangkut


paut dengan keadaan rumah atau orang tua.
 Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
 Membangun komitmen orang tua terhadap permasalahan anaknya.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru pembimbing berkenaan
dengan kegiatan kunjungan rumah, yaitu: (1) guru pembimbing menyampaikan perlunya
kunjungan rumah kepada siswa yang bersangkutan, (2) menyusun rencana dan agenda yang
konkret dan menyampaikannya kepada orang tua, dan (3) kunjungan rumah tidak dapat
dilakukan sebelum orang tua mengizinkannya.

4. Konferensi Kasus dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Konferensi kasus adalah kegiatan pendukung BK yang bertujuan untuk membahas


permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai
pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, dan kemudahan bagi
terentaskannya permasalahan siswa. Pertemuan dalam konferensi kasus bersifat terbatas dan
tertutup. Adapun tujuan dilaksanakannya konferensi kasus, yaitu:

 Diperolehnya gambaran yang jelas, mendalam, dan menyeluruh tentang permasalahan


siswa.
 Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi lebih
mudah dan tuntas.
 Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan
itu lebih efektif dan efisien.

5. Tampilan Kepustakaan dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Kegiatan Pendukung Tampilan Kepustakaan (PTK) merupakan “plus” dari “BK Pola 17”.
Tampilan kepustakaan ini dimaksudkan membantu permasalahan klien dengan cara
memanfaatkan permasalahan klien dengan cara memanfaatkan pustaka, karena pustaka

11
merupakan gudang ilmu yang terekam melalui buku, majalah, koran, tabloid, film, dsb.
Berbagai uraian, penjelasan, cerita, ide, contoh, dan bermacam-macam. Informasi sebagai
hasil budaya manusia tersimpan di dalam pustaka.

Semua yang ada pada pustaka dapat memperkuat dan memantapkan atau menjadi bahan
perbandingan serta menambahan wawasan klien serta mempertajam analisis terhadap
permasalahan klien. Adapun tujuan umum tampilan kepustakaan dalam rangka pelayanan
konseling, yaitu:

 Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis atau rekaman


lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.
 Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan kepustakaan
untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan (Hartono, 2018).

6. Alih Tangan Kasus dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Alih tangan kasus dapat diartikan sebagai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang
bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang
dialami peserta didik (klien atau konseli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu
pihak ke pihak lain. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara
berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut (terutama
kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dapat dialihtangankan).

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makna program BK adalah rangkaian kegiatan pelaksanaan yang terencana, diorganisir


secara baik dan dalam pelaksanaannya dikoordinir dengan penuh tanggung jawab. Program
tersebut disusun dengan memasukkan unsur-unsur yang harus termuat di dalamnya secara
jelas dan konkrit yang dibuat dalam bentuk satuan-satuan kegiatan layanan yang dalam
pelaksanaannya mengarah pada pencapaian tujuna pelayanan BK di sekolah. Tujuan
penyusunan program BK di sekolah adalah agar kegiatan BK di sekolah terlaksana dengan
lancar, efektif dan efisien, hasil pelaksanaan kegiatan dapat dinilai dan akuntabilitas BK
dapat ditegakkan. Keuntungan yang diperoleh jika program BK disusun dengan baik dan
rinci sebagai berikut.
1. Memungkinkan para petugas menghemat waktu, tenaga, biaya dengan menghindari
kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan.
2. Memungkinkan siswa mendapat layanan BK secara seimbang dan menyeluruh, baik
dalam hal kesempatan, ataupun dalam jenis layanan yang diperlukan.
3. Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya masing-
masing dan mengetahui bagaimana dan dimana merekaharus melakukan upaya secara
tepat.
4. Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat berguna
untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan para siswa yang dibimbingnya.

B. Saran
Program BK pada umumnya belum berjalan sebagaimana mestinya di beberapa sekolah.
Hendaknya program-program yang telah disusun itu dapat berjalan agar para konselor
dapat menjalankan profesinya dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, M. S. (2018). Bimbingan Karier. Prenada Media.

Khalilah, E. (2017). Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial dalam Meningkatkan
Keterampilan Hubungan Sosial Siswa. JIGC, 1(1), 41-57.

Khusna, Asmaul Nur Ilma, dkk. (2019). Strategi Layanan Bimbingan Konseling Dalam
Bimbingan Akademi di SMP N 1 Purwosari. Al-Isyrof: Jurnal Konseling. 2(01).

Languafie. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling. Di akses pada sabtu 23


maret.(https://www.languafie.com/kegiatan-pendukung-bk/)

Makalah Program Bimbingan Konseling. Diakses pada 26 maret 2024


(http://semangatsukses94.blogspot.com/2015/11/makalah-program-bimbingan-
konseling.html?m=1).

Syahril dan Amidir Ilyas. 2009. Profesi Kependidikan. Padang:UNP Press.

14

Anda mungkin juga menyukai