Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas : 5 B PGSD
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Ridha Nofridha, S.Pd., M.Pd
yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dan menyelesaikan tugas kampus ini dengan tepat pada waktunya. Penulis
menyadari bahwa makalah yang ditulis masih dari kata sempurna. Oleh karena itu, mohon
kritik dan saran dari pembaca yang membangun akan penulis. Demi kesempurnaan dari
makalah ini terima kasih.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
B. Landasan Kurikulum.......................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas manusia
yang dimiliki suatu bangsa. Salah satu caramenilai pendidikan adalah dengan melihat
sistem pendidikan yang diterapkan. Sistem pendidikan adalah komponen pendidikan
yang dianggap mampu menentukan kualitas manusia ke depannya.
Istilah kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan pengajaran, yang dalam
konteksnya kurikulum dapat diartikan secara sempit dan luas.Dalam pengertian
sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di
sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua pengalaman
belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama mereka mengikuti pendidikan di
sekolah.Dengan pengertian luas ini berarti usaha sekolah untuk memberikan
pengalaman belajar kepada siswa dalam upaya menghasilkan lulusan yang baik secara
kuantitatif maupun kualitatif tercakup dalam pengertian kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi kurikulum?
2. Bagaimana peran dan fungsi kurikulum?
3. Apa saja jenis landasan kurikulum?
4. Apa saja model pengembangan kurikulum?
5. Bagaimana desain pengembangan kurikulum?
6. Apa saja proses administrasi kurikulum?
7. Jelaskan peran guru dalam administrasi kurikulum?
Hal ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa.Disini fungsi kurikulum adalah
mendiagnosa dan membimbing anak didik agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal.
B. Landasan Kurikulum
Syaodih (2016:38) menjelaskan bahwa landasan utama dalam pengembangan
kurikulum adalah meliputi: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial budaya; dan (4)
ilmu pengetahuan dan teknologi. Penjelasan dari masing-masing landasan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan yang penting dalam pengembangan kurikulum. Dengan
merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), isi dari masing-masing aliran
filsafat terkait dengan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Perenialisme, lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan
dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegaitan sehari-hari.
Pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada kebenaran absolut,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih
berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme, menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap
sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di
masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essensialisme juga lebih
berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme, menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang
hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami
dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan “bagaimana saya hidup di dunia?”
“Apa pengalaman itu?”
d. Progresivisme, menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalamn belajar dan proses. Progresivisme
merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme, merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
Rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada Progresivisme,
Rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berpikir
kritis, dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis,
memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan
pada hasil belajar dari pada proses.
2. Landasan Psikologis
Pada dasarnya pendidikan tidak terlepas kaitannya dengan unsur-unsur
psikologi, sebab pendidikan menyangkut perilaku manusia itu sendiri, mendidik
berarti merubah tingkah laku anak menuju kedewasaan. Terdapat dua bidang
psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu: (1) psikologi
perkembangan; dan (2) psikologi belajar.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya.Dalam psikologi perkembangan dikaji
tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek
perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.Selanjutnya, psikologi
belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks
belajar.Psikologi belajar mengkaji tentang hakikat belajar dan teori-teori belajar, serta
berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya juga dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan
kurikulum.
2. Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah
meliputi:
a. Penyusunan Program Pengajaran Semester
Tujuan penyusunan program pengajaran semester ini adalah untuk:
1) Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses
belajar mengajar.
2) Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat
dilakukan secara bertahap dan tepat.
Adapun fungsi program pengajaran semester adalah:
1) Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu
semester
2) Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan pembinaan
terhadap guru.
3. Pengawasan
Pengawasan identik dengan kata controlling yang berarti pemeriksaan.Sedangkan
dalam kamus Bahasa Indonesia pengawasan adalah penilikan dan penjagaan, jadi
pengawasan berarti mempertahankan dan menjaga dengan baik. Menurut Winardi,
pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam
upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.
a. Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas
dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan.
c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan
kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan
pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu upaya untuk mengetahui apakah segala sesuatu
yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan mencapai target yang
diharapkan. Beberapa kegiatan evaluasi yang dilakukan di sekolah adalah:
1) Impelementers
Guru berperan dalam mengaplikasikan kurikulum yang telah ada. Dalam
melaksanakan peranannya pendidik hanya sekedar menerima kebijakan
perumusan kurikulum. Guru tidak diberikan kebebasan dalam menentukan isi
kurikulum ataupun target dari kurikulum. Pada fase implementasi, peran pendidik
dalam kurikulum hanya sebatas menjalankan saja.
2) Adapters
Selain sebagai pelaksana kurikulum guru pun berperan sebagai penyelaras
kurikulum dengan karakteristik siswa dan kebutuhan daerah.Dalam tahap ini
pendidik memberikan kewenangan dalam menyelesaikan kurikulum yang telah
ada dengan kebutuhan lokal dan karakteristik sekolah.
3) Developers
Dalam peranannya sebagai pelaksana kurikulum, pendidik juga
ditempatkan sebagai seseorang yang berwenang dalam mendesain kurikulum.
Guru tidak sekedar menunjukan isi dan tujuan pembelajaran saja, tetapi juga bisa
menentukan strategi seperti apa yang mesti dikembangkan dan bagaimana cara
dalam mengukur keberhasilannya. Pada fase pengembangan kurikulum ini, guru
bisa melakukannya dengan mempertimbangkan: visi serta misi sekolah,
karakteristik dan segala hal yang dibutuhkan peserta didik.
4) Researchers
Peranan guru dalam kurikulum adalah sebagai researcher atau
peneliti.Peran ini dilakukan sebagai bagian dari tugas keprofesionalan guru yang
mempunyai tanggung jawab dalam memperbaiki serta meningkatkan kinerjanya
sebagai seorang pendidik.Dalam pelaksanaannya sebagai researcher, pendidik
memliki tanggung jawab untuk meneliti komponen yang terdapat pada kurikulum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi kurikulum merupakan segenap proses usaha Bersama untuk memperlancar
pencapaian tujuan pembelajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar (Mulyasa, 2006:40). Kurikulum berperan menyeleksi nilai dan
budaya mana yang perlu dimiliki anak didik. Nilai-nilai social yang tidak sesuai lagi dengan
keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga
kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu. Demikian juga
sebaliknya nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan budaya setempat mungkin akan ditolak
dan tidak dipakai, atau dipakai dengan diwarnai nilai-nilai local, sehingga menjadi nilai-nilai
yang dapat diterima masyarakat setempat.
Model pengembangan kurikulum merupakan proses untuk membuat keputusan dan untuk
merevisi suatu program kurikulum. Setidaknya terdapat delapan model pengembangan
kurikulum yaitu: (1) the administrative (line staff) model; (2) the grass roots model; (3)
beachmp’s system; (4) the demonstration model; (5) taba’s inverted model; (6) roger’s
interpersonal relations model; (7) the systematic action research model; dan (8) emerging
technical mode. Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa proses administrasi yang
dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, penyusunan, serta evaluasi.
Syaputra, adi. Hasanah Enung. 2021. Manajemen kurikulum dalam pembelajaran jarak jauh
di masa pandemi COVID-19.
Mahrus. 2021. Manajemen kurikulum dan pembelajaran dalam sistem pendidikan nasional.
JIEMAN
Zetha, ayu nur. Retno Trowoelandari. Salati Asmahasanah. Manajemen kurikulum dan
pembelajaran di sekolah dasar nida suksa Thailand selatan.
Sulfemi, wahyu Bagja. 2018. Modul pembelajaran program studi administrasi pendidikan
STKIP Muhammadiyah Bogor. Bogor : Visi Nusantara Maju