Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahhmat-Nya penyusun
diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR)
yang diberikan kepada penyusun mengenai “Bahan ajar pada materi Peranan Stakeholder
Sekolah Dalam Mengembangkan Kurikulum IPA SMP” Mata Kuliah Analisis IPA Sekolah
dan Kurikulum yang diampuh oleh ibu Dr. Mariati Purnama Simanjuntak, S.Pd M.Si.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan, serta
semangat dari banyak pihak sehingga penulis bisa menyelesaikannya tepat waktu . Untuk
itulah dengan penuh rasa hormat penyusun ucapkan terima kasih.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Critical Book Report (CBR) ini masih jauh
dari sempurna dan masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan agar nantinya dapat
diperoleh hasil yang lebih maksimal dan demi kesempurnaan tugas berikutnya. Dalam
kesempatan ini penyusun juga mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan dalam
makalah ini dan proses yang dilalui dalam penyusunannya.

Akhir kata, penyusun ucapkan terimakasih kepada semua yang berpartisipasi demi
terselesaikannya tugas ini dan semoga kita terus dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, 30 Maret 2022

( Kelompok 9 )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................……………..i
DAFTAR ISI.........................................................................................................………….ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang........................................................................................……......……1
1.2 Tujuan...............................................................................................................……....2
1.3 Manfaat........................................................................................................…………...2

BAB II BAHAN AJAR


2.1 Pengertian Kurikulum............................................................................…………….....3
2.2 Fungsi Kurikulum...........................................................................................................3
2.3. Peranan Kurukulum ......................................................................................................4
2.4. Peranan Stakeholders Dalam Mengembangkan Kurikulum .........................................5

BAB III PENUTUP


4.1 Kesimpulan............................................................................................…………….....10
4.2 Saran ..........................................................................................................……….…..10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................………..11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kurikulum adalah sebagai suatu rencana tertulis menjadi petunjuk dan pedoman, KTSP
Merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial
budaya masyarakat setempat, dan karakteristik siswa. Sekolah dan komite sekolah, atau
madrasah dan komite madrasah, mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah
suvervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan di SD, SMP,
SMA, dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
untuk MI, MTs, MA, MAK. (Imron, 2016).

Pendidikan adalah proses kehidupan yang masalahnya sangat kompleks dan tetap ada
sepanjang manusia membentuk peradabannya di muka bumi ini. Namun dalam prosesnya
pendidikan tetap memerlukan pembenahan sesuai masalah yang dihadapi pada
zamannya. stakeholder (pemangku kepentingan) adalah orang atau kelompok yang bekerja
dalam satu organisasi atau kerjasama dalam suatu proyek.

Salah satu komponen penting dalam perencanaan strategis dâlam pendidikan adalah
stakeholder. Upaya melibatkan peran serta stakeholder dalam penyelenggaraan sekolah bukan
hal baru dalam dunia pendidikan di negara kita. Secara yuridis formal, peran stakeholder mi
telah diatur dalam Undang-Undang Pendidikan. Selain itu, kenyataan telah menunjukkan
bahwa hubungan antara keberhasilan sekolah- performance sekolah- dan stakeholder sangat
kuat. Kedua belah pihak saling mendukung dan membutuhkan. Program-program pendidikan
yang digarap sekolah tidak bisa dilepaskan begitu saja tanpa memperhatikan kebutuhan
pemakainya. Begitu juga sebaliknya, masyarakat (stakeholder) tidak bisa membiarkan
program-program pendidikan berjalan begitu saja tanpa ada kendali masyarakat. Hubungan
antara stakeholder dan sekolah mi merupakan hubungan tanggung jawab mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian program pendidikan. Sebab, tanggung jawab
penyelenggaraan pendidikan tidak bisa diserahkan kepada salah satu pihak saja yaitu
pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, dan
masyarakat. Pengalaman- pengalaman empirik, baik secara histories ataupun hasil-hasil

1
penelitian ilmiyah telah banyak mendorong lahirnya berbagai kebijakan strategis untuk
mengatur peran serta stakeholder dalam penyelengagaraan pendidikan, mulai dan tingkat
pusat sampai di tingkat operasional di sekolah.peran stakeholder dalam penyelenggaraan
pendidikan benar-benar memiliki kedudukan strategis dan sangat kuat ( Biro perencanaan
Depdiknas, 2000). Sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai system yang terdiri dan
berbagai komponen, stakeholder sangat berarti bagi komponin lainnya, oleh karena itu peran
stakeholder harus dioptimalkan.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dan fungsi Kurikulum
2. Mengetahui Peranan Stakeholder Internal sekolah dalam pengembangan kurikulum
3. Menambah wawasan pada Mata kuliah Analisis IPA Sekolah dan Kurikulum terutama
pada materi Peranan Stakeholder Internal sekolah dalam pengembangan kurikulum

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari tugas CBR ini adalah untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah,
Analisis IPA Sekolah dan Kurikulum, menguatkan, menambah wawasan, meningkatkan
pemahaman mahasiswa dalam memahami peranan stakeholder dalam mengembangkan
kurikulum, serta dapat mengetahui informasi dari berbagai buku yang dijadikan sebagai
pedoman dalam penulisan bahan ajar ini.

2
BAB II
BAHAN AJAR

2.1. PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan


oleh sekolah, yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi
meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi
peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan
mutu kehidupannya, yang pelaksanaannya bukan saja di sekolah tetapi juga di luar sekolah.

Kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran yang berisi niat dan harapan yang
dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh
pendidik, peserta didik dan semua elemen yang ada di sekolah. Dalam proses tersebut ada
dua subjek yang terlibat yakni pendidik dan peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang
dibina dan pendidik adalah subjek yang membina. kurikulum harus mencakup dua sisi yang
penting, yaitu perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan itu diimplementasikan
menjadi pengalaman belajar peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.

2.2. FUNGSI KURIKULUM

Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi
kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai
pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi
kurikulum, yaitu :

1. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)

Fungsi Penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu
sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Karena itu, siswa pun harus

3
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.

2. Fungsi Integrasi (the integrating function)

Fungsi Integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota
dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.

3. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)

Fungsi Diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki
perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis, yang harus dihargai dan dilayani dengan
baik.

4. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)

Fungsi Persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam
masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.

5. Fungsi Pemilihan (the selective function)

Fungsi Pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program program belajar yang
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

6. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)

Fungsi Diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan
(potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.

2.3. PERANAN KURIKULUM

Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki
tiga peran, yaitu peran konservatif, kreatif, kritis dan evaluatif (Gronlund, 1981).

4
1. Peranan Konservatif

Peranan ini menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-
nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada
generasi muda, dalam hal ini para siswa. Dengan demikian, peranan konservatif ini pada
hakikatnya menempatkan kurikulum, yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya
menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya
merupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina
perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan masyarakatnya.

2. Peranan Kreatif

Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang
baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada
masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat
membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk
memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara
berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.

3. Peranan Kritis dan Evaluatif

Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang
hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan
budaya masa lalu kepada siswa perlu disesu-aikan dengan kondisi yang terjadi pada masa
sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang
belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Karena itu, peranan kurikulum tidak hanya
mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang
terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta
pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. ( Kristiawan,2019).

2.4. PERANAN STAKEHOLDERS DALAM MENGEMBANGKAN


KURIKULUM

Peranan adalah sekumpulan harapan atau perilaku yang berhubungan dengan posisi
dalam struktur sosial. Gagasan ini menyatakan peranan selalu dipertimbangkan dalam
konteks relasi karena hanya dalam relasi peranan tersebut dapat dikenali. Peranan berasal dari
harapan orang lain. Peranan dalam konteks struktur sosial selalu berkaitan dengan status

5
sosial yang dimiliki, misalnya status sosial menjadi guru maka peranannya adalah menjadi
pengajar dan mendidik. ( Jatmiko,2017).

Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas, atau masyarakat


baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan
terhadap komunitas. Individu dan kelompok maupun komunitas serta masyarakat dapat
dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik, seperti mempunyai kekuasaan,
legitimasi, dan kepentingan terhadap komunitas. (Ningsih,2017).

Stakeholder sekolah merupakan kumpulan sejumlah orang yang saling berkolaborasi


dan berinteraksi demi mencapai tujuan bersama untuk sekolah. Intinya stakeholder sekolah
adalah kumpulan sejumlah individu yang bergabung dan mempunyai komitmen yang sama
unuk mencapai tujuan bersama. Stakeholder menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sebuah
lembaga pendidikan atau sekolah. Apabila sekolah memiliki stakeholder lemah, maka
sekolah itu akan sulit berkembang. ( Jatmiko,2017). Stakeholders sekolah dalam
pengembangan kurikulum dibagi menjadi stakeholder internal ( seperti : guru, siswa, orang
tua, kepala sekolah, dan administrasi sekolah) dan stakeholder eksternal ( seperti :
pemerintah, Lembaga sosial di daerah, Komunitas, serta Lembaga kursus dan pelatihan ).

2.4.1. Peranan Stakeholder Internal

1. Peran Pendidik atau Guru

Guru adalah sebagai perencanan, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya.
Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum, guru merupakan
penerjemah kurikulum.Dia yang mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat untuk
disajikan dikelasnya. Oleh karena itu guru bisa dikatakan sebagai barisan pengem-bangan
kurikulum yang terdepan. Adapun peran guru dalam mengembangkan kurikulum antara lain:

1. Guru sebagai perencana pengajaran. Artinya, guru harus membuat perencanaan


pengajaran dan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar.
2. Guru sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan tujuan belajar yang telah ditentukan.
3. Guru sebagai evaluator. Artinya, guru melakukan pengukuran untuk mengetahui
apakah anak didik telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.

Pengembangan kurikulum dari segi pengelolaannya dibedakan menjadi :

6
1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Disini guru tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi yang bersifat
makro, mereka berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus,
guru menyusun kurikulum dalam jangka waktu 1 tahun, atau 1 semester. Menjadi tugas guru
untuk menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran
sesuai kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak, memilih metode dan media mengajar
yang bervariasi, kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan memudahkan guru dalam
implementasinya.
2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu
dalam suatu wilayah. Pengembangan kurikulum ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan,
perkembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut. Jadi kurikulum terutama isinya
sangat beragam, tiap sekolah punya kurikulum sendiri. Peranan guru lebih besar daripada
dikelola secara sentralisasi, guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaran
dalam program tahunan/semester/satuan pengajaran, tetapi didalam menyusun kurikulum
yang menyeluruh untuk sekolahnya. (AsikBelajar,2015).

2. Peran Orang Tua


Peranan orang tua dapat berkenaan dengan dua hal yaitu pertama dalam penyusunan
kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta
hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang
yang memadai. Kedua, dalam pelaksanaan kurikulum diperlukan kerja sama yang sangat erat
antara guru dengan para orang tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum
dilaksanakan dirumah. Dan orang tua mengikuti atau mengamati kegiatan belajar anakanya
dirumah. (AsikBelajar,2015).

3. Peran Para Administrator Sekolah


Peranan para administrator di tingkat pusat dalam pengembangan kurikulum adalah
menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum
(Sukmadinata, 2004). Kerangka dasar dan program inti tersebut akan menentukan minimum
course yang dituntut. Atas dasar kerangka dasar dan program inti tersebut para administrator
daerah dan administrator lokal mengembangkan kurikulum sekolah bagi daerahnya yang
sesuai dengan kebutuhan daerah. Administrator pendidikan terdiri dari:
1. Administrator Pusat : direktur dan kepala pusat.

7
2. Administrator Daerah: Kepala Kantor Wilayah.
3. Administrator Lokal: Kepala Kantor Kabupaten, Kecamatan dan Kepala Sekolah.
(AsikBelajar,2015).
4. Peranan Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam manajemen sekolah. Padanyalah kebijakan
dan keputusan mengenai berbagai hal bisa atau tidak bisa diterapkan di sekolah. Sesuai yang
diamanatkan dalam Permendiknas No 13. tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah/madrasah adalah kepala sekolah harus memenuhi kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, dan sosial. Peran dan fungsi kepala sekolah secara umum antara
lain sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator.
Melihat peran kepala sekolah di atas memperlihatkan bahwa kepala sekolah mempunyai
kedudukan strategis dalam pengembangan kurikulum dan berada di garis depan perubahan
kurikulum. Sebagai pemimpin profesional ia menerjemahkan perubahan masyarakat dan
kebudayaan ke dalam kurikulum. Ia sendiri harus mempunyai latar belakang yang mendalam
tentang teori dan praktik kurikulum. Perubahan kurikulum hanya akan berjalan dengan
dukungan dan dorongan kepala sekolah. Ia dapat membangkitkan atau mematikan perubahan
kurikulum di sekolahnya. Dialah tokoh utama yang mendorong guru agar senantiasa
melakukan upaya-upaya pengembangan, baik bagi diri guru maupun tugas keguruannya.
(Dana,2013).

5. Peran Siswa

Peran siswa sebagai pengembang kurikulum yaitu ketika siswa ikut berpartisipasi didalam
pembelajaran. Pada tingkat kegiatan kelas, bila guru bertanya, bagaimana pendapatnya
tentang pelajaran, apa yang ingin dipelajarinya tentang suatu topik, atau bila guru mengajak
siswa turut-serta dalam perencanaan suatu kegiatan belajar, pada pokoknya mereka sudah
dilibatkan dalam kurikulum. ( Linda,2012).

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Kelebihan Buku

 Buku 1
 Buku 2

3.2. Kekurangan Buku


 Buku 1
 Buku 2

9
BAB III
PENUTUP

2.5. Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran yang berisi niat dan harapan yang
dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh
pendidik, peserta didik dan semua elemen yang ada di sekolah. Kurikulum harus mencakup
dua sisi yang penting, yaitu perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan itu
diimplementasikan menjadi pengalaman belajar peserta didik dalam rangka pencapaian
tujuan yang diharapkan.

Stakeholder pendidikan merupakan orang yang berpengaruh atau dipengaruhi oleh


aktivitas suatu organisasi/perusahaan/bisnis. Stakeholder dalam dunia pendidikan adalah
mengupayakan orang-orang yang terdampak oleh aktivitas dan kebijakan pendidikan
mendapat kebaikan atau manfaat. Stakeholder pendidikan digolongkan menjadi stakeholder
internal dan eksternal. Pemangku kepentingan (stakeholder) internal pendidikan terdiri dari
Guru, Siswa, Orang Tua, Staf administrasi sekolah.Pemangku kepentingan (stakeholder)
eksternal pendidikan diantaranya kelompok atau organisasi di luar sekolah seperti
Pemerintah, lembaga sosial di daerah, komunitas, lembaga kursus dan pelatihan. Pemangku
kepentingan diharapkan bisa mendapatkan data pendidikan dan menggunakannya untuk
memberikan dukungan atau koreksi pada proses pembelajaran. Hal ini bertujuan supaya
perencanaan program pendidikan bisa lebih tepat sasaran, lebih cepat dan efisien serta bisa
mengatasi masalah pendidikan yang terjadi.

4.2. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini penulis menyadari
banyak sekali kekurangan baik dari segi isi maupun dari segi penulisannya. Untuk itu demi
kesempurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sekalian.Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Jatmiko,D.2017.Peran Stakeholder Sekolah Dalam Mengatasi Berbagai Macam Kekerasan Di


Kalangan Siswa.Jurnal Nusantara Of Research.Vol.4(1): 7-13.

Jelantik,K.2015.Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional.Yogyakarta: Deepublish.

Kristiawan,M.2019.Analisis Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Bengkulu : Unit


Penerbitan dan Publikasi FKIP Bengkulu.

Ningsih,W.2017. “Peran Stakeholder Dalam Mendukung Kesuksesan Guru Bimbingan Dan


Konseling Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Unggul Tapaktuan”.Skripsi.Aceh:
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh.

Saputra,M.,dkk.2021.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.Aceh : Yayasan


Penerbit Muhammad Zaini.

11

Anda mungkin juga menyukai