Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN SERTA SUPERVISI PENDIDIKAN

DOSEN MATA KULIAH :


Prof. Dr. H.M Sumampouw, M.Pd
Dr. Mariana Rengkuan, M.Pd

Disusun oleh kelompok 4 :


Gloria G Wullur (19507072)
Gloria S Tuwaidan (19507016)
Dianna N Sumarauw (19507020)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN SERTA SUPERVISI PENDIDIKAN”.
Dalam Penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.

Sawangan, 1 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
BAB I
PENDAHALUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3. Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1. Peran Guru dalam Administrasi Sekolah..................................................................................3
2.2. Konsep Dasar Kepemimpinan..................................................................................................3
2.3. Prinsip dan Model Kepemimpinan...........................................................................................5
2.4. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan...........................................5
2.5. hakikat dan Prinsip Supervisi Pendidikan................................................................................6
2.6. Teknik dan Pendekatan Supervisi Pendidikan..........................................................................8
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................................11
3.2. Saran.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pada suatu lembaga pendidikan tentunya ada suatu sistem yang bergerak dalam mengatur
sistematika yang akan dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam sebuah pengaturan
tersebut tentunya akan dibentuk struktural sebagai gambaran dari susunan tugas dan fungsi
dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam struktural tersebut terdapat seorang pemimpin yang
bertugas sebagai seorang inovasi serta pengawas jabatan dari struktur yang lain dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Dalam struktur kependidikan, kepala sekolah
berperan sebagai pemimpin yang akan menentukan keberhasilan dan kemajuan suatu
lembaga pendidikan.
Didunia pendidikan Kepala sekolah dan pengawas – pengawas yang lain dikenal sebagai
supervisi pendidikan atau yang sering disebut dengan pengawas pendidikan. Adanya
pengawasan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai pendidik
lainnya dengan cara memberi masukan dan bimbingan tentang cara dan metode yang baik
serta Professional dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan berkembangnya supervisi di dunia pendidikan, tentu saja akan memberi pengaruh
yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga pendidik memiliki kompeten
dalam mengembangkan pendidikan yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif. Sehingga bisa
membawa daya saing lembaga pendidikan tersebut di kancah internasional.
Sebagai petugas sekolah seperti halnya guru yang merupakan pelaku dalam kegiatan sekolah
dituntut untuk dapat mengenal tempat bekerjanya seperti tentang apa yang terjadi disekolah
atau lembaga tersebut. Hal tersebut tentu akan membantu mereka dalam memperlancar
tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus
memahami faktor langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar-mengajar.
Selain pemahaman tentang proses belajar mengajar, guru juga harus memahami tentang
administrasi yang ada di dunia pendidikan seperti halnya administrasi pengembangan
kurikulum yang akan membantu dalam menerjemahkan kurikulum menjadi pengalaman
belajar siswa. Sedangkan pemahaman administrasi kesiswaan akan sangat membantu mereka
dalam melaksanakan dan menjalankan tugas memproses siswa tersebut menjadi lulusan yang
bermutu tinggi.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa peranan guru dalam administrasi sekolah?
2. Bagaimanakah konsep dasar kepemimpinan
3. Bagaimanakah prinsip dan model kepemimpinan
4. Apa peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5. Bagaimanakah hakikat dan prinsip supervisi pendidikan
6. Bagaimanakah teknik dan pendekatan supervisi pendidikan

1.3. Tujuan
Tujuan adanya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peran guru dalam administrasi sekolah
2. Memahami konsep dasar kepemimpinan
3. Mengetahui prinsip dan model kepemimpinan
4. Mengetahui fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5. Mengetahui teknik pendekatan Supervisi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Peran Guru dalam Administrasi Sekolah
Secara konsepsional administrasi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa administrasi dalam dunia pendidikan sebagai
penerapan administrasi dan pembinaan, pengembangan serta pengendalian usaha dan praktek
pendidikan.
Administrasi pendidikan dalam arti sempit Sering kali diartikan sebagai semata-mata
kegiatan ketatausahaan, seperti penyelenggaraan surat-menyurat, mengatur, mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, mengurus keuangan, dan sebagainya. Begitulah gambaran
seputar administrasi pendidikan dibenak kita. namun lebih luasnya administrasi pendidikan
mengandung arti instruksional, fungsional, sebagai suatu proses atau kegiatan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan dan diorganisir serta digerakkan,
menggunakan strategi dan pengawasan.
Administrasi pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan psikologi pendidikan,
sosiologi, pendidikan antropologi, dan Ilmu Komunikasi. Bimbingan ilmu ini, memberikan
dasar dalam pengelolaan murid yang menjadi bidang garapan administrasi pendidikan dan
Guru berperan sebagai tenaga profesional kependidikan. Dalam menjalankan fungsi
administrasi pembelajaran, tentu saja aparatur pendidikan harus mengetahui tugasnya dalam
konteks pengelolaan murid, pengelolaan pembelajaran, mengukur kemajuan belajar murid
dan kegiatan pembelajaran lainnya yang dilakukan di sekolah.
Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa ruang lingkup administrasi pendidikan terfokus pada
kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan kebutuhan
sekolah dan sekolah sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan Fokus utama adalah
memberikan pelayanan belajar.
Dari pembelajaran ilmu administrasi pendidikan, dapat diketahui bahwa guru merupakan
komponen yang sangat penting sehingga dapat memberikan sumbangan literasi secara
maksimal untuk mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala
sekolah memahami kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah.

2.2.Konsep Dasar Kepemimpinan


Menurut Sondang P. Siagian (1985:6)Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen.
Karena kepemimpinan merupakan motor penggerak dari semua sumber dan alat yang tersedia
bagi suatu organisasi. Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan memelihara lingkungan
Dimana Manusia bekerja sama dalam suatu kelompok yang terorganisir dengan baik dalam
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan
merupakan aktivitas manajerial yang Penting dalam setiap organisasi khususnya dalam
pengambilan kebijakan atau keputusan sebagai inti dari kepemimpinan. Menurut
Gordon(1990), tidak semua orang dapat menjadi pemimpin yang efektif dalam suatu
organisasi.
Pemimpin yang efektif, adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa
kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang,
pangan, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya yang pantas di dapatkan. Kepemimpinan
berasal dari kata “pemimpin” menurut Wirawan (2002:65) kepemimpinan adalah orang yang
dikenal dan berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya. Dari
pengertian tersebut, pada pokoknya kepemimpinan adalah Perilaku mengarahkan aktivitas-
aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota melalui proses komunikasi dalam
mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah menjadi target.
Dalam pelaksanaan kegiatan dan keputusan kerj, aktivis kepemimpinan harus berkisar pada :
1. Perilaku mengarahkan aktivitas,
2. Aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota,
3. Proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang
spesifik,
4. Interaksi antara personal untuk mencapai hasil yang ditentukan,
5. Melakukan inisiatif dalam melakukan kegiatan dengan memelihara keputusan kerja
aktivis.
Dengan demikian kepemimpinan dapat dimaknai sebagai perilaku dan aktivitas
mempengaruhi dan menggerakkan orang atau pengikut dengan memelihara keputusan kerja
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Untuk memenuhi kriteria pemimpin yang baik maka
diperlukan :
1. Kepemimpinan yang visioner agar penyelenggaraan pendidikan mampu merespons
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya membangun SDM.
2. Kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan agar proses pembelajaran yang
diselenggarakan pada suatu pendidikan dapat memberikan jaminan proses pelayanan
belajar yang berkualitas juga mutu lulusan yang kompetitif
3. Ketetapan pemimpin dalam mengambil keputusan agar semua keputusan yang diambil
adalah keputusan yang dibutuhkan bukan atas keinginan pihak mengambil keputusan
4. Perlu adanya pendelegasian, agar pembagian tugas dalam menghiasi arti pencapaian
target dapat lebih lancar dan lebih terukur sehingga target dapat dipenuhi Sesuai yang
diharapkan.
5. Sikap demokratis harus dikembangkan pemimpin agar terjadi kebersamaan dan semangat
yang sama untuk memperoleh keberhasilan dan kesuksesan yang maksimal.

2.3.Prinsip dan Model Kepemimpinan


Setiap pemimpin pasti memiliki cara dan gaya tersendiri dalam memimpin dirinya dan
anggotanya. Oleh karena itu seorang pemimpin miliki prinsip dan model tersendiri.
Mc.Gregor (1957) dalam penelitiannya yang dikutip oleh Flippo (1980) merumuskan ada tiga
prinsip kepemimpinan yang dapat digunakan oleh pemimpin atas dasar situasi yang
menghendakinya :
1. Pemimpin dengan Model Otokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana pemimpin membuat keputusan sendiri karena
kekuasaan terpusat dalam diri satu orang.
2. Kepemimpinan Gaya Partisipasi atau Demokrasi
Merupakan model kepemimpinan Dimana pemimpin berkonsultasi dengan kelompok
mengenai masalah yang menarik perhatian mereka karena dapat menyumbangkan
sesuatu.
3. Kepemimpinan Model Kendali Bebas atau Liberal
Model kepemimpinan ini adalah dimana pemimpin memberikan kekuasaan pada bawahan
kelompok untuk dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan sendiri.
Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan model yang
ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satu pun model yang dapat ditetapkan secara
konsisten pada ragam situasi organisasi. Menurut para ahli tidak ada kepemimpinan yang
baik untuk semua situasi sehingga masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda-
beda. Karena itu aspek penerapan gaya kepemimpinan tidak lebih penting daripada
persoalan kemampuan pemimpin dalam memperlakukan semua unsur personil secara
manusiawi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan berkualitas dengan
standar dan yang diprasyaratkan.

2.4.Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan


Salah satu pengelolaan pendidikan yaitu dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif serta berkelanjutan merupakan komitmen dan pemenuhan janji sebagai pemimpin
pendidikan. Peran kepala sekolah sangat penting dalam menentukan orientasi kerja harian,
mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematik
pendidikan di sekolah. Pemecahan problem etika ini berperan sebagai komitmen dalam
meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi pengajaran konsultasi dan
perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Setelah kepala sekolah itu diangkat baik oleh pemerintah Yayasan ataupun organisasi
yang mengangkatnya maka kepala sekolah tugas dan jam kerjanya harus melebihi jam kerja
guru dan karyawan non guru karenanya kepala sekolah sering berada di sekolah sebelum
orang lain datang. Tugas seberat ini menjadi alasan mengapa kedisiplinan kepala sekolah
begitu penting dan dilaksanakan dengan sepenuh hati. Penilaian kepala sekolah adalah
penilaian terhadap prestasi dalam jabatan yang secara ideal merupakan penilaian prestasi
dalam penetapan dan pencapaian sasaran yang dapat diverifikasi dalam prestasi sebagai
pemimpin pendidikan. Kinerja seorang pemimpin adalah proses penentuan baik buruknya
kinerja organisasi, dan program kegiatan di suatu lembaga.

2.5.Hakikat dan Prinsip Supervisi Pendidikan


A. Hakikat Supervisi Pendidikan
Surat Keputusan Menpan Nomor 118 tahun 1996 yag diperbarui dengan SK Menpan Nomor
091/KEP/MENPAN/10/2001 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka
kreditnya, lebih suka menggunakan istilah pengawas sekolah daripada supervisor. Pasal 1
ayat 1 dalam SK Menpan tersebut, dinyatakan pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil
yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan prasekolah, sekolah dasar,
dan sekolah menengah.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa
semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga
merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya
penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan. Dengan demikian hakikat
supervisor pendidikan sesungguhnya adalah seseorang yang diangkat menjadi pegawai negeri
sipil dengan jabatan supervisor untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawab
menyupervisi satuan-satuan pendidikan, baik supervisi manajerial maupun supervisi
akademik. Dengan melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan di
sekolah sesuai dengan penugasannya, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam
pencapaian tujuan pendidikan.
B. Prinsip Supervisi Pendidikan
Menurut Soetopo (2011) ada tujuh prinsip supervisi yaitu :
1. Prinsip organisasi, artinya pengawasan dapat dilakukan dalam kerangka struktur
organisasi yang melingkupnya.
2. Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan atau kekurangan,
kemudian mencarai jalan pemecahan agar manajemen dapat berjalan sesuai dengan
Standard dan organisasi dalam mencapai tujuan.
3. Prinsip komunikasi, artinya pengawasan dilakukan untuk membina System kerja sama
antara atasan dan bawahan, membina hubungan baik antara atasan dan bawahan dalam
proses pelaksanaan pengelolaan organisasi.
4. Prinsip pencegahan, artinya pengawasan dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan
dalam mengelola komponen-komponen organisasi.
5. Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua proses manajemen
berada pada rrel yang telah digariskan sebelumnya.
6. Prinsip objektif, artinya pengawasan dilakukan berdasarkan data-data nyata lapangan
tanpa menggunakan penilaian dan tafsiran pengawas.
7. Prinsip kontinuitas, artinya pengawasan dilakukan secara terus menerus, baik selama
berlangsung proses pelaksanaan kerja.
Menurut Bafadal (2008) menyebutkan prinsip-prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut :
1. Supervisi pengajaran harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis
2. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan
3. Supervisi pengajaran harus demokratis
4. Supervisi pengajaran harus komparatif
5. Suervisi pengajaran harus konstruktif
6. Supervisi pendidikan harus objektif

Maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut :


1. Prinsip Ilmiah,
Mengandung ciri-ciri antara lain :
a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasaran data objektif yang diperoleh dalam
kenyataan proses belajar mengajar.
b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan kontinuitas.
2. Prinsip demokratis
Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
3. Prinsip kerja sama
Istilah supervisi seharing of idea, seharing of experience, memberi suport, menstimulasi guru
sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif, setiap guru akan merasa termotivasi dalam
mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara- cara yang menakutkan.

2.6.Teknik dan Pendekatan Supervisi Pendidikan


A. Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai tujuan
tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial dengan sasaran
kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang
berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah kudemik
dengan sasaran para guru kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses
pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian
hasil belajar peserta didik. Beberapa teknik supervisi pendidikan sebagai berikut:
a. Teknik yang bersifat individual
1) Per kunjungan ke kelas (classroom visitation)
Tujuan per kunjungan ke kelas ialah menolong guru-guru dalam hal pemecahan kesulitan
yang mereka hadapi dan berfungsi sebagai alat untuk memajukan cara mengajar dan cara
belajar dan mengajar yang baru.
2) Observasi kelas (classroom observation)
Bisanya dibedakan menjadi 2 observasi langsung dan tidak langsung .tujuannya untuk
memperoleh data yang subyektif mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan
untuk menganalisa kesulitan yang dihadapi guru-guru dlam usaha memperbaiki hal belajar
mengajar.
3) Percakapan pribadi (individual conference)
Dalam percakapan itu keduanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang
baik . Tujuannya terutama sekali untuk memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru
melalui pemecahan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Jenis-jenis percakapan pribadi adalah
classroom conference yaitu percakapan pad saat murid-murid tidak ada lagi dikelas, Office
conference yaitu percakapan yang dilakukan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, casual
conference yaitu percakapan yang dilakukan secara kebetulan, observational visitation yaitu
seorang supervisor mengunjungi kelas Dimana guru sedang mengajar .
b. Teknik yang bersifat kelompok
1) Pertemuan orientasi bagi guru baru
Pertemuan ini ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-
guru untuk memasuki suasana kerja yang baru.
2) Panitia penyelenggara
Suatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk beberapa
orang penanggung jawab pelaksana.
3) Studi kelompok antar guru
Guru-guru dalam mata pelajaran sejenis berkumpul bersama untuk mempelajari suatu
masalah atau sejumlah bahan pelajaran .
4) Tukar menukar pengalaman
Tujuannya agar guru dapat belajar dari pengalaman temannya dalam membimbing murid .
5) Lokakarya (workshop)
Suatu kegiatan belajar kelompok yang memecahkan problem yang dihadapi melalui
percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perseorangan .
6) Seminar
Untuk memanfaatkan sebaik-baiknya produktivitas berpikir secara kelompok berupa saling
bertuar pengalaman dan saling koreksi antara anggota kelompok yang lain .

B. Pendekatan dalam Supervisi Pendidikan


Pendekatan yang digunakan alam menerapkan supervisi pendidikan sering diasarkan pada
prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervisi pendidikan sangat bergantung pada
prototipe guru. Secara teoretis, terdapat beberapa pendekatan yang digunakan supervisor
dalam melakukan supervisi pendidikan sebgai berikut
a. Pendekatan Langsung ( Direct Approach)
Pendekatan langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat langsung .
Pendekatan langsung ini berdasarkan pada pemahaman terhadap psikologi behaviorisme yang
pada prinsipnya menyatakan bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respons
terhadap rangsangan atau stimulus . Oleh karena itu, guru yang mengalami kekurangan, perlu
diberi rangsangan agar dia dapat bereaksi. Perilaku supervisor dalam pendekatan langsung
adalah sebagai berikut : menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh,
menetapkan tolak ukur, dan memberi penguatan.
b. Pendekatan tidak langsung ( Non-Direct Approach)
Pendekatan non-direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak
langsung. Supervisor memberikan kesempatan yang sebanyak mungkin kepada kepala
sekolah dan para guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami.
Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pada pemahaman psikologi humanistis yang dalam
prinsipnya menyatakan bahwa orang yang akan dibantu itu sangat dihargai . Oleh karena itu
pribadi kepala sekolah dan guru yang akan dibina begitu dihormati sehingga supervisor lebih
banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru. Perilaku
supervisor dalam pendekatan non-direktif sebagai berikut: mendengarkan, memberikan
penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan permasalahan.
c. Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan Kolaboratif adalah pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dengan
pendekatan non-direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, supervisor dan
kepala sekolah, guru dan staf sekolah bersama-sama dan bersepakat untuk menetapkan
struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang
dihadapi. Perilaku supervisor dalam pendekatan kolaboratif sebagai berikut
menyajikan,menjelaskan,mendengarkan,memecahkan permasalahan yang kemudian
dinegosiasi berama-sama dan dicari pemecahan permasalahannya.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal. Guru merupakan komponen yang
sangat penting sehingga dapat memberikan sumbangan literasi secara maksimal untuk
mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala sekolah
memahami kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah. Pemimpin yang
efektif, adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka
terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat
tinggal, dan kebutuhan lainnya yang pantas di dapatkan.
Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan model yang
ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satu pun model yang dapat ditetapkan secara
konsisten pada ragam situasi organisasi. Peran kepala sekolah sangat penting dalam
menentukan orientasi kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat
memecahkan berbagai problematik pendidikan di sekolah. Pemecahan problem etika ini
berperan sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi
pengajaran konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai tujuan
tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial enggan sasaran
kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang
berhubungan, serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah akademik
dengan sasaran para guru kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses
pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian
hasil belajar peserta didik.

3.2.Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami apa itu
Kepemimpinan Pendidikan. Selain itu, diharapkan dapat memahami Supervisi Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers.


Bafadal, ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi aksara.
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rinerka Cipta.
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru & Tenaga Kependidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Mashudi, Farid. 2015. Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling.
Yogyakarta: DIVA Press
Sahertian, Piet. A., Frans Mataheru. 1981. Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional
Dirawat, Busra Lamberi, Soekarto Indrafachrudi. 1971. Kepemimpinan Pendidikan Dalam
Rangka: Pertumbuhan Djabatan Guru-Guru. Malang: IKIP Malang
Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudarna, Momon. 2013. Profesi Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Depok: PT Rajagrafindo
Persada
Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: JEMMARS

Anda mungkin juga menyukai