Anda di halaman 1dari 15

Mata kuliah : Pendidikan Bhs.

indonesia

Dosen : Dr. Hj. RATNAWATI UMAR, M.Si

SILOGISME KATEGORIAL

OLEH

ADMINISTRASI PENDIDIKAN II A

190201017 NUR FADILAH

190201011 FIRA YUNIAR

FAKULTAS ADMINISTRASI DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan-Nya
kepada kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
 Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul
“RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KURIKULUM” Penulis mengharapkan makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.

Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam
makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar.

Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para pembaca.
Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga benar-benar bermanfaat.

Sengkang 29 februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

A. Latar belakang...........................................................................................
B. Rumusan masalah.....................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................

A. Pengertian administrasi kurikulum..........................................................


B. Fungsi dministrasi kurikulum...................................................................
C. Proses administrasi kurikulum.................................................................
D. Ruang lingkup administrasi kurikulum.....................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan, bimbingan, pengajaran, belajar, pembelajaran sering disebut sebagai


istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam aktivitas pendidikan. Pendidikan
sebagai aktivitas berarti upaya yang sadar dirancang untuk membantu seseorang atau
sekelompok orang dalam mengembangkan iImu pengetahuan, pandangan hidup, sikap
hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual dan sosial
penyelenggaraan pendidikan menuntut suatu sistem pengelolaan yang teratur, terarah dan
terencana, karena pendidikan bukanlah suatu pekerjaan yang dapat dikerjakan secara
sembarangan, atau acak-acakan, karena yang dihadapi adalah makhluk hidup (manusia).
Dalam prosesnya, pendidikan berdampak pada kualitas yang diperoleh, dimana kualitas
itu sangat sulit diukur sebagaimana yang dikemukakan oleh Sagala (2000) bahwa
persoalan kualitas amat rumit dan kompleks, bukan hanya konsep kualitas itu amat relatif
tetapi faktor yang terkait begitu kompleks dan tidak sederhana. Dalam proses pendidikan
hubungan timbal balik antara pendidik dan anak didik berkelanjutan ke arah tujuan yang
hendak diwujudkan bersama yaitu tujuan pendidikan atau tujuan proses belajar mengajar
dengan hasil yang berkualitas.

Oleh sebab itu, untuk mencapai hal tersebut tentunya sangat perlu ada managemen
yang mengaturnya. Kompleksitas yang ada dalam proses pendidikan tidaklah sederhana
karena berkaitan dengan pembelajaran, kurikulum, tenaga kependidikan yang profesional,
fasilitas, anggaran dan sebagainya. Dengan adanya administrasi dalam pendidikan maka
semua komponen tersebut di atas dapat diatur dan dikelola sebaik-baiknya. Dalam hal ini
seorang kepala sekolah yang sejatinya adalah seorang top leader mempunyai kewajiban
dalam menjalankan administrasi di lembaga atau sekolah yang dipimpinnya.

Satu komponen yang sangat perlu mendapat perhatian adalah kurikulum. Karena
memang kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Kurikulum merupakan suatu system program pembelajaran untuk mencapai
tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peran
penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Untuk memperluas
pengetahuan kita mengenai administrasi kurikulum, penulis akan memaparkan sebuah
makalah mengenai RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KURIKULUM mudah-
mudahan ini dapat menambah wawasan kita mengenai administrasi kurikulum juga
menyadarkan kita untuk meningkatkannya dalam suatu lembaga pendidikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari administrasi kurikulum?
2. Apa fungsi administrasi kurikulum?
3. Bagaimana proses administrasi kurikulum?
4. Apa saja yang dipelajari dalam ruang lingkup administrasi kurikulum?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian administrasi kurikulum
2. Mengetahui fungsi dari administrasi kurikulum\
3. Mengetahui roses administrasi kurikulum
4. Mengetahui ruang lingkup administrasi kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian administrasi kurikulum

a. Pengertian administrasi
Kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan
ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris,
yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve
atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”. jadi
Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-
menyurat, ketik-mengetik, dan lain-lain yang berhubungan dengan ketatausahaan.
Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah sebagai suatu kegiatan atau usaha
untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam
mencapai suatu tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah rangkaian
kegiatan atau proses yang di lakukan oleh sekelompok orang yang berlangsung dalam
suatu bentuk kerja sama di maksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di
tetapkan.

b. Pengertian kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya
pelari, dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari
dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian
suatu jarak yang harus di tempuh oleh pelari dari garis srart sampai garis finish.Dalam
bahasa Arab, kata kurikulum biasa di ungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan
yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan manusia.
Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam Qamus Tarbiyah adalah
seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan
dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. 
Jadi dapat di simpulkan kurikulum adalah sebagai sebuah dokumen perencanaan
yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang
harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta
implementasi dari dokumen yang di rancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian,
pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen
serta evaluasi dokumen yang telah disusun.

c. Pengertian administarasi kurikulum

Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan


dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
continue terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada tingkat sekolah apapun,
yang menjadi tugas utama kepala sekolah adalah menjamin adanya program
pengajaran yang baik bagi murid-murid.Karena pada dasarnya pengelolaan atau
manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar
mengajar (PBM).Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan
kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa
diarahkan pada suksesnya PBM. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan
administrasi kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum
berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber
belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum
B. Fungsi administrasi kurikulum

1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan


sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil
yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak
hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola
secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu
dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang
telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,
ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.Di samping
itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran yang
efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam
kegiatan pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan
kurikulum, kurikulum yang di kelola secara professional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu di
sesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

C. Proses administrasi kurikulum

1. Perencanaan Kurikulum

Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab


untuk menentukan: Harus bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang merencanakan
dan bilamana. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum
adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh para ahli
atau “expert” dalam bidang perencanaan kurikulum. Menurut pendapat ini kurikulum
harus direncanakan baik-baik sebelumnya. seringkali secara terperinci mengenai
situasi belajar, dan semua murid di semua sekolah tingkat tertentu mempunyai
kurikulum yang kira-kira seragam, Mengenai perencanaan dimuka atau “Pre-
Planning” terdapat perbedaan pendapat dalam hal sejauh mana perencanaan dimuka
dapat dilakukan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendiriannya, bahwa tidak
ada aspek-aspek kurikulum yang harus direncana jauh sebelum situasi belajar
berlangsung. Untuk penjelasan singkat, pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kurikulum seharusnya direncanakan di muka secara terperinci oleh “experts”
dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
b. Kurikulum direncanakan secara terperinci di muka oleh panitia yang terdiri dari
guru- guru dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
c. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh panitia yang terdiri
dari guru-guru dalam bentuk pedoman kerja. perincian dilakukan oleh guru
berdasarkan kebutuhan-kebutuhan murid.
d. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi dari guru-guru dan
tokoh-tokoh masyarakat. perincian dilakukan oleh perencanaan bersama guru murid.
e. Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu akan belajar, tanpa
perencanaan jauh dimuka.

2. Pelaksanaan Kurikulum

Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu memperhatikan


perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah masalah penyesuaian
program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara anak-anak. Jawaban
terhadap persoalan ini macam-macam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan
mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang perbedaan-
pebedaan individu dan kemapuan pada murid. Pada waktu itu orang menganggap
semua murid (kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran
yang diberikan disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar.
Pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam
kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada
perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat
mengenai persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan:

 konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai oleh semua
murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya ialah
menyesuaikan individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda-
beda pada “realitas” ini.
 bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya dengan tujuan
bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan kemampuan dalam tiap
kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program pengajaran.
 menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan kepada
masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok tesebut
dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan masalah bersama, yang
menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap anggota kelompok untuk
mampu bekerja menurut taraf perkembangan masing-masing dalam bidang akademis
sosial dan emosi dan masih menunjang usaha bersama kelompok.

3. Pengembangan Kurikulum

Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni Pengembangan


Pedoman Kurikulum dan Pengembangan Pedoman Instruksional.
a. Pedoman Kurikuklum, meliputi:
Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga pendidikan,
populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur
organisasi bahan pelajaran.
Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni Scope
(ruang lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya).
Desain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum mengenai: Bahan
pelajaran (Scope dan Sequence) Organisasi bahan dan strategi intruksionalnya
b. Pedoman instruksional
Pedoman inttuksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman
kurikulum agar lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas,
dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.

4. Evaluasi Kurikulum

a. Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum


Evaluasi kuriulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di antaranya
ialah:

 Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan yang telah
ditentukan.
 Melalui efektivitas kurikulum.
 Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Jika
evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti
seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta
disesuaikan dengan perkembangan zaman.

b. Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang:

 Data yang harus dikumpulkan


 Analisis data untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum.

D. Ruang lingkup administrasi kurikulum

Adapun ruang lingkup administrasi kuriukulumyang dikembangkan terdiri dan


dibatasi pada:
1). Administrasi pengembangan kurikulum, di dalamnya dipelajari masalah
perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya. Yang merupakan bidang
penting yang mendapat perhatian, karena terkait dengan faktor-faktor mendasar, peran
berbagai pihak dan metodologi pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan suatu
proses keseluruhan kegiatan pengembangan kurikulum.

2). Administrasi pelaksanaan kurikulum. Bidang ini penting dipelajari, sebab erat
kaitannya dengan keterlaksanaan kurikulum di sekolah atau pada lembaga pendidikan
dan latihan. Peranan administrator( kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan tajam.

3). Supervisi pelaksanaan kurikulum. Bidang ini penting dibahas agak lebih mendasar
dan lebih meluas, sebab erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan pengembangan
kemampuan personel sekolah, yang mendapat tanggung jawab dalam proses
pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara bagaimana mereka seharusnya dipersiapkan
agar mampu bertindak sebagai supervisor efektif.

4). Pemantauan dan penilaian kurikulum. Bidang ini perlu dibahas, karena peranan
dan fungsinya sangat penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan, supervisi
dan perbaikan kurikulum.
5). Administrasi perbaikan kurikulum. Bidang ini penting mendapat perhatian, oleh
sebab erat kaitannya dengan upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan
mutu pendidikan sejalan dengan pengembangan masyarakat secara menyeluruh, yang
pada akhirnya dapat dikembangkan suatu kurikulum yang baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jika merujuk pada pengertian administrasi secara sederhana sebagai kegiatan
mengarahkan, maka istilah administrasi kurikulum menekankan pada upaya
bagaimana mengarahkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dilaksanakan secara
tepat dalam berbagai kegiatan pendidikan. Seperti di ketahui, kurikulum mengandung
rencana kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar. Kurikulum
seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai panduan, tetapi kurikulum juga sebagai
instrument dalam meramalkan keadaan masa datang. Dengan demikian, kurikulum
memiliki peran sentral dalam mengarahkan capaian tujuan dan sasaran pendidikan.
Jadi kegiatan dalam administrasi kurikulum adalah berbagai kegiatan yang
bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum
dapat dijadikan sebagai instrument dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum kemudian di
kembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran
pendidikan yang di harapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum
menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar terencana dengan baik sehingga
dalam pelaksanannya dapat berjalan dengan baik pula.
B. saran
Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, oleh sebab itu diharapkan
kepada pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kepada Allah jualah penulis menyerahkan diri
serta memohon taufik dan hidayah-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.M.Ngalim Purwanto,Mp, 1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd,2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta :Kencana.
Rusman. 2009. Managemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sabri, Ahmad. 2000. Administrasi Pendidikan. Kudus: IB Press. Hal. 54.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai