Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

A. Peran Guru dalam Memotivasi Peserta Didik di Masa new Normal

pada kelas X di Madrasah Aliyah As’adiyah Macanang

Motivasi yaitu cara yang dilakukan oleh guru untuk memberi

dorongan kepada peserta didik baik dalam pembelajaran maupun di luar

pembelajaran. Peran guru dalam memotivasi siswa di kelas dimulai pada

saat awal pembelajaran dan di akhir pembelajaran, di awal pembelajaran

guru memberikan motivasi kepada peserta didik supaya selalu semangat

dalam belajar. Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa menjelaskan

apa yang di pahami dalam pembelajaran tersebut dan memuji peserta didik

yang bisa menjelaskan dengan baik dan memotivasi peserta didik yang

kurang memahami pembelajaran di kelas.

Di luar kelas guru memberikan beberapa motivasi kepada peserta

didik dengan berbagai cara, adapun motivasi yang di berikan oleh guru di

madrasah Aliyah macanang yaitu :


1. Meningkatkan pembelajaran ekstrakulikuler

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat

dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan

kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga

dan masyarakat. Sedangkan misi ekstrakurikuler yaitu menyediakan


sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan kesempatan peserta didik

mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau

kelompok.1

Di Madrasah Aliyah Macanang ada beberapa ekstrakurikuler

yang ada disana seperti, PMR, Pramuka, Dakwah, Bahasa Arab dan

inggris, Barazanji, dan Pada saat orientasi Peserta Didik mereka di

kenalkan beberapa organisasi ekstrakulikuler yang ada di sekolah itu

apabila ada peserta didik yang berminat maka bisa langsung mendaftar

ke organisasi ekstra yang ada di sekolah.

Tidak menutup kemungkinan banyak peserta didik yang kurang

minatnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sehingga dibuatkanlah

kegiatan yang bisa memancing peserta didik untuk ikut ke organisasi

tersebut seperti melakukan acara makan bersama untuk seluruh

anggota organisasi dan yang bukan anggota dilarang untuk ikut, dari

sana biasanya peserta didik akan melihat dan berminat untuk ikut ke

organisasi itu karna melihat bahwa dengan ikut organisasi itu kita bisa

ikut makan bersama.

Tidak menutup kemungkinan juga ada peserta didik yang

memiliki dua atau bahkan lebih organisasi sehingga kadang lalai dalam

pembelajaran di kelas akhirnya peserta didik ini dibatasi dan hanya

diwajibkan untuk ikut pramuka dan PMR saja selebihnya tidak

diwajibkan2

1
Rakhmat Harjono (KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MUSIK
KERONCONG DI SMP NEGERI 1 KARANGMONCOL) volume = {7}, url =
{http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm}, year = {2018}, }
2
wawancara
Kegiatan ekstrakurikuler kegiatan tambahan yang dapat diikuti

oleh siswa selain aktivitas belajar mengajar wajib di sekolah. Kegiatan

ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dan prestasi

siswa1Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

pembelajaran ekstrakurikuler antara lain:

1. Komunikasi yang efektif: Guru yang memimpin kegiatan

ekstrakurikuler harus berkomunikasi dengan efektif dengan siswa

untuk meningkatkan minat mereka dalam kegiatan tersebut2. Hal

ini dapat dilakukan dengan menjelaskan manfaat dari kegiatan

tersebut dan bagaimana kegiatan tersebut dapat membantu siswa

mengembangkan keterampilan baru.

2. Berbagai macam kegiatan: Menawarkan berbagai macam kegiatan

ekstrakurikuler dapat membantu siswa menemukan sesuatu yang

menarik bagi mereka2. Hal ini dapat mencakup olahraga, musik,

seni, drama, dan lain-lain.

3. Integrasi dengan pembelajaran akademik: Kegiatan ekstrakurikuler

dapat diintegrasikan dengan pembelajaran akademik untuk

membantu siswa menerapkan apa yang mereka pelajari di kelas ke

situasi dunia nyata4. Misalnya, klub sains dapat melakukan

eksperimen yang terkait dengan topik yang dibahas di kelas sains.

4. Mendorong partisipasi: Guru dapat mendorong siswa untuk

berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan membuat

mereka merasa diterima dan dihargai2. Guru juga dapat

memberikan insentif untuk partisipasi, seperti pengakuan atau

penghargaan.
5. Fokus pada minat siswa: Kegiatan ekstrakurikuler harus dirancang

untuk memenuhi minat siswa6. Hal ini dapat membantu

meningkatkan motivasi mereka untuk berpartisipasi dan belajar.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, guru dapat membantu

meningkatkan pembelajaran ekstrakurikuler dan meningkatkan

keterlibatan siswa dalam kegiatan tersebut.

Peranan seorang guru sangat penting dalam memotivasi siswa

terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler. Guru berfungsi sebagai

pemandu dan inspirator yang mampu mengkomunikasikan manfaat

serta nilai-nilai positif dari berpartisipasi dalam kegiatan di luar mata

pelajaran. Melalui komunikasi efektif, guru dapat mengartikulasikan

bagaimana kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu mengembangkan

minat, bakat, dan keterampilan siswa, sekaligus memberikan peluang

untuk berinteraksi sosial dan menerapkan pengetahuan dalam situasi

nyata. Selain itu, guru juga memiliki peran dalam menciptakan

lingkungan yang mendukung, memberikan penghargaan, dan

mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan tersebut. Dengan

memfokuskan pada minat siswa, mendiversifikasi kegiatan, dan

menghubungkannya dengan pembelajaran akademik, guru dapat

memotivasi siswa untuk berpartisipasi dengan antusiasme dan meraih

manfaat positif dari pengalaman ekstrakurikuler.

Citations:

[1]

https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pbsi/article/download/

8516/8121
[2]

https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/alasma/article/view/34112/

17299

[3] https://core.ac.uk/download/pdf/267023922.pdf

[4] https://e-ujian.id/kegiatan-ekstrakurikuler-sekolah-

pengertian-manfaat-dan-contohnya/

[5] https://www.neliti.com/publications/56738/manajemen-

ekstrakurikuler-dalam-meningkatkan-mutu-sekolah

[6] https://macitracendekia.sch.id/pengembangan-potensi-

melalui-kegiatan-ekstrakurikuler/

2. Memperketat Tata tertib

Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau

aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya

proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat

berjalan dengan baik jika guru, aparat sekolah dan siswa telah saling

mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri, kurangnya dukungan

dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang

diterapkan disekolah. Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah

merupakan kumpulan aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan

mengikat dilingkungan sekolah. Dari pengertian di atas dapat dipahami

bahwa tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah

agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

Secara umum, tata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar

semua siswa sekolah menhetahui apa tugas, hak, dan kewajiban serta

melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan


dengan lancar. Prinsip tata tertib sekolah adalah diharuskan, dianjurkan,

dan ada yang tidak boleh dilakukan dalam pergaulan di lingkungan

sekolah. Menurut Kusmiati ,bahwa tujuan diadakannya tata tertib adalah:

Berujuan peraturan keamanan adalah untuk mewujudkan rasa aman dan

tentram serta bebas dari rasa takut baik lahir maupun batin yang dirasakan

oleh seluruh warga, sebab jika antar individu tidak saling menggangu

maka akan melahirkan perasaan tenang dalam diri setiapindividu dan siap

untuk mengikuti kegiatan sehari-hari.3

Pada Madrasah Aliyah Macanang tata tertib di berikan kepada

peserta didik dalam bentuk buku dan wajib di tanda tangani oleh peserta

didik dan orang tuanya, yang sebelumnya masih kadang terlaksana dan

kadang tidak sehingga pada saat sekarang aturan itu di perketat mulai dari

Pembina asrama, guru dan peserta didik harus melaksanakan aturan yang

ada di sekolah mulai dari kegiatan ekstra dan kegiatan di luar kelas

mempunyai aturan dan tata tertib masing-masing.4

Dalam konteks masa new normal, di mana pembelajaran dan

kegiatan sekolah mengalami perubahan signifikan, peran guru dalam

memotivasi peserta didik menjadi semakin penting. Salah satu cara untuk

memotivasi peserta didik adalah dengan memperketat tata tertib di kelas X

di Madrasah Aliyah As’adiyah Macanang.

Memperketat tata tertib merupakan strategi yang sangat relevan

untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan disiplin di

tengah tantangan new normal. Guru dapat mengambil peran proaktif

dalam menerapkan aturan dan norma yang jelas dalam kelas, seperti
3
Tim Depdikbud, Disiplin Murid SMTA di Lingkungan Formal pada Beberapa Propinsi di Indonesia,
( Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), h. 39.
4
Wawancara
ketepatan waktu, penggunaan teknologi dengan bijak, dan partisipasi aktif

dalam pembelajaran. Dengan menjaga disiplin ini, peserta didik akan

merasakan keamanan dan keteraturan dalam pembelajaran, yang pada

gilirannya dapat meningkatkan motivasi mereka untuk berpartisipasi

secara aktif dan serius dalam proses belajar-mengajar.

Selain itu, memperketat tata tertib juga berarti menciptakan

lingkungan yang lebih fokus dan produktif. Guru dapat merencanakan

kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan menarik, memanfaatkan

berbagai teknologi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

new normal. Dengan memastikan setiap kegiatan memiliki tujuan jelas dan

manfaat nyata bagi peserta didik, guru dapat membantu meningkatkan

minat dan motivasi peserta didik untuk berpartisipasi dengan antusias

dalam setiap kegiatan.

Selain itu, peran guru dalam memperketat tata tertib juga

melibatkan komunikasi yang efektif. Guru dapat secara terbuka berdialog

dengan peserta didik mengenai harapan, tujuan, dan manfaat dari

penerapan tata tertib yang lebih ketat. Pemahaman yang jelas tentang

pentingnya tata tertib dalam mendukung pembelajaran dan pengembangan

pribadi peserta didik dapat memberikan dorongan tambahan bagi motivasi

mereka.

Dalam keseluruhan, dengan memperketat tata tertib di kelas X di

Madrasah Aliyah As’adiyah Macanang, guru memiliki peran sentral dalam

menciptakan lingkungan belajar yang disiplin, fokus, dan produktif di

masa new normal. Dengan konsistensi dalam menjaga tata tertib,

menghadirkan pembelajaran yang menarik, dan berkomunikasi secara


efektif, guru dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan

meraih prestasi optimal dalam proses pembelajaran.

Untuk memperketat tata tertib dan peran guru dalam memotivasi

peserta didik di masa new normal pada kelas X di Madrasah Aliyah

As'adiyah Macanang, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

1. Menetapkan harapan yang jelas: Guru harus secara jelas

mengkomunikasikan harapan mereka terhadap perilaku dan kinerja

akademik siswa. Ini termasuk menetapkan aturan dan pedoman untuk

perilaku dan partisipasi di dalam kelas.

2. Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung: Guru

dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung

dengan membangun rasa kebersamaan dan saling menghormati di

antara siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan seperti

perkenalan, latihan membangun tim, dan mempromosikan komunikasi

dan kolaborasi yang positif.

3. Menetapkan tujuan dan memberikan umpan balik: Guru harus

menetapkan tujuan yang dapat dicapai oleh siswa dan memberikan

umpan balik secara teratur tentang kemajuan mereka. Ini dapat

membantu siswa tetap termotivasi dan melacak perkembangan mereka

sendiri. Umpan balik dapat diberikan melalui konferensi individu,

komentar tertulis, atau evaluasi oleh teman sekelas.

4. Menggunakan metode pengajaran yang bervariasi dan menarik: Guru

dapat menggunakan berbagai metode pengajaran untuk menjaga siswa

tetap terlibat dan termotivasi. Ini dapat meliputi penggunaan sumber

daya multimedia, kegiatan praktik, kerja kelompok, dan contoh-contoh

dunia nyata. Dengan membuat pengalaman belajar interaktif dan


relevan, siswa lebih cenderung tetap termotivasi dan aktif

berpartisipasi.

5. Mengpersonalisasi pembelajaran: Guru harus berusaha memahami

kebutuhan dan minat individu siswa. Dengan mempersonalisasi

pembelajaran, guru dapat menyesuaikan pelajaran mereka untuk

memenuhi gaya belajar dan preferensi belajar unik dari setiap siswa.

Hal ini dapat membantu siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk

belajar.

6. Memberikan dukungan dan bimbingan: Guru harus tersedia untuk

memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa. Ini dapat

meliputi memberikan bantuan tambahan di luar jam pelajaran,

menyediakan sumber daya dan materi untuk studi lanjutan, dan

memberikan dorongan dan pujian atas usaha dan prestasi siswa.

7. Mempromosikan otonomi dan tanggung jawab siswa: Guru dapat

memberdayakan siswa dengan memberi mereka kesempatan untuk

memiliki pembelajaran mereka sendiri. Ini dapat meliputi memberi

siswa kesempatan untuk membuat pilihan dalam tugas mereka,

mendorong refleksi diri dan penetapan tujuan, dan mempromosikan

pemikiran mandiri dan keterampilan pemecahan masalah.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, guru dapat membantu

menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memotivasi bagi siswa di

masa new normal di Madrasah Aliyah As'adiyah Macanang.

Citations:
[1]

https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/10EC4CDB-

0D53-402D-B6D3-B99E55E7A70B

[2]

https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/didaktika/article/download/

181/110

[3] https://onesearch.id/Record/IOS15429.article-7815

[4] http://eprints.unm.ac.id/view/subjects/86204.html

[5] http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/6989/1/MUH.

%20NABIL%20ADITYA%20NASIR.pdf

[6] https://sulsel.kemenag.go.id/daerah/santri-mas-as-adiyah-bawa-

nama-harum-madrasah-ini-prestasinya-CjPZq

3. Memberikan motivasi dengan ucapan

Istilah motivasi secara harfiah diartikan sebagai suatu

dorongan yangtimbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak

sadar untuk melakukan suatutindakan dengan tujuan tertentu. Istilah

motivasi juga sering diartikan sebagaidorongan atau daya gerak,

penyebab seseorang untuk melakukan berbagaiaktivitas dengan

tujuan tertentu.5

Pada Madrasah Aliyah Macanang cara memotivasi peserta didik

ada yang dengan ucapan apabila ada peserta didik yang malas untuk

mengikuti pembelajaran bahasa inggris misalnya maka wakamad

kesiswaan memberikan motivasi dengan ucapan “bahasa itu menurutmu

hari ini tidak penting tapi suatu saat nanti bahasa itu akan kamu gunakan

di masa yang akan datang”.6

6
Memberikan motivasi melalui ucapan adalah salah satu peran

penting guru dalam memotivasi peserta didik di masa new normal pada

kelas X di Madrasah Aliyah As’adiyah Macanang. Guru memiliki

kesempatan untuk menggunakan kata-kata yang memberikan inspirasi dan

dorongan kepada peserta didik. Dalam lingkungan belajar yang berubah

akibat situasi new normal, guru dapat mengkomunikasikan pesan-pesan

positif yang menguatkan semangat, rasa percaya diri, dan ketekunan

peserta didik. Ucapan seperti "Saya percaya kamu bisa mengatasi

tantangan ini," atau "Setiap usaha yang kamu lakukan memiliki nilai dan

dampak positif" dapat membantu membentuk mindset yang lebih positif

dan proaktif pada peserta didik. Melalui kata-kata penuh dorongan ini,

guru menciptakan iklim yang mendukung motivasi intrinsik, di mana

peserta didik merasa didorong oleh hasrat dan kepuasan pribadi dalam

belajar dan mengembangkan diri.

Selain itu, komunikasi positif dan dukungan melalui ucapan juga

membangun hubungan emosional antara guru dan peserta didik. Dalam

masa new normal yang penuh tantangan, kehadiran guru sebagai sosok

yang mendengarkan, memahami, dan mendukung dapat memberikan rasa

nyaman dan kepercayaan kepada peserta didik. Ucapan-ucapan seperti

"Kami di sini untukmu" atau "Jangan ragu untuk bertanya atau berbagi

ide" dapat menciptakan ruang interaksi yang positif dan inklusif. Dengan

merasa dihargai dan didengar, peserta didik cenderung lebih termotivasi

untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, berbagi pikiran, serta

mengatasi rintangan yang mungkin timbul di tengah perubahan situasi

pembelajaran. Dengan demikian, memberikan motivasi melalui ucapan

bukan hanya menjadi alat untuk membangun semangat belajar, tetapi juga
untuk memperkuat ikatan antara guru dan peserta didik dalam menghadapi

tantangan new normal.

4. Memberikan reward kepada siswa teladan

Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan.

Reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang anak melakukan

sesuatu dengan baik, atau telah berhasil mencapai sebuah tahap

perkembangan tertentu, atau tercapainya sebuah target. Dalam konsep

pendidikan, reward merupakan salah satu alat untuk meningkatkan

motivasi para peserta didik.

Reward adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak senang

karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan7. Reward

merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat

menyenangkan bagi peserta didik. Untuk itu reward dalam suatu proses

pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya demi meningkatkan

motivasi belajar peserta didik maksud dari pendidik memberikan reward

kepada siswa adalah supaya menjadi lebih giat lagi usahanya untuk

memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dicapainya, dengan

kata lain peserta didik menjadi lebih keras kemauaannya untuk belajar

lebih baik.

Pada dasarnya metode reward ini dilakukan oleh wakamad

kesiswaan bukan hanya sekedar diterapakan hanya dalam kelas saja dalam

proses pembelajaran, bisa juga dilakukan di luar kelas seperti hasil

wawancara di atas wakamad kesiswaan yang juga selaku guru bahasa

inggris ini menerapkan reward siswa teladan ini ketika berada di luar kelas

yaitu dengan memberikan nilai tambahan kepada peserta didik yang aktif

7
Kompri. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2016), h. 290.
dalam organisasi eskul yang ada di sekolah dan rajin juga dalam mengikuti

setiap kegiatan yang ada di sekolah dengan begitu peserta didik akan lebih

giat untuk mengikuti setiap kegiatan yang ada di sekolah8

Dalam masa new normal, peran guru sebagai motivator menjadi

semakin krusial dalam mempertahankan semangat dan keterlibatan peserta

didik. Salah satu strategi efektif yang dapat diambil adalah memberikan

reward kepada siswa teladan. Guru di Madrasah Aliyah As'adiyah

Macanang memiliki tanggung jawab untuk mendorong dan memotivasi

peserta didik kelas X dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era

new normal. Memberikan reward kepada siswa teladan menjadi salah satu

pendekatan yang efektif dalam menciptakan lingkungan yang positif dan

kompetitif. Melalui pengakuan dan penghargaan atas prestasi dan

kontribusi positif, seperti keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler,

partisipasi aktif dalam diskusi online, atau pencapaian akademik, guru

dapat memberikan motivasi intrinsik kepada siswa. Reward seperti

penghargaan, sertifikat, atau apresiasi khusus dapat merangsang minat

belajar dan berkontribusi secara positif, sekaligus memberikan contoh

inspiratif bagi siswa lainnya.

Selain itu, memberikan reward kepada siswa teladan juga memiliki

dampak positif dalam membangun ikatan emosional antara guru dan

siswa. Dengan merasa diakui dan dihargai atas usaha dan prestasinya,

siswa cenderung merasa lebih termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif

dalam pembelajaran dan kegiatan di masa new normal ini. Guru dapat

merancang program reward yang inklusif dan beragam, mengakomodasi

berbagai bakat dan minat siswa, sehingga setiap individu merasa memiliki
8
peluang untuk berkontribusi dan mendapatkan penghargaan. Dengan

memanfaatkan pendekatan ini, guru dapat menciptakan atmosfer yang

mendukung pembelajaran yang berfokus pada pertumbuhan,

pemberdayaan siswa, serta meningkatkan rasa kepemilikan terhadap

proses pembelajaran di tengah perubahan dan tantangan yang dihadapi

dalam era new normal.

5. Melakukan pendekatan kepada peserta didik dengan bermain

bola/olahraga

Dalam konteks pembelajaran di masa new normal, pendekatan melalui

bermain bola atau olahraga memiliki nilai penting dalam memotivasi dan

mendukung peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah As’adiyah Macanang.

Melalui kegiatan olahraga, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan, interaktif, dan sekaligus menjaga kesehatan fisik dan mental

siswa. Dalam suasana yang lebih santai dan penuh semangat, peserta didik

memiliki peluang untuk melepaskan stres, meningkatkan energi positif, dan

membangun keterampilan sosial yang vital di era new normal ini.

Pendekatan bermain bola atau olahraga juga membawa manfaat kognitif

yang signifikan. Dalam proses bermain, peserta didik dapat belajar mengenai

kerjasama tim, komunikasi, pengambilan keputusan, serta pengelolaan waktu

yang efektif. Guru dapat merancang aktivitas olahraga yang beragam dan

menarik, seperti pertandingan mini, permainan adaptif, atau latihan fisik

sederhana di dalam kelas atau di luar ruangan dengan tetap mematuhi protokol

kesehatan. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya terlibat dalam

pembelajaran yang interaktif, tetapi juga mengembangkan kemampuan kognitif


dan sosial yang akan berguna dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan

mereka.

Melalui pendekatan ini, guru di Madrasah Aliyah As’adiyah Macanang

mampu menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan, bermanfaat, dan

berharga bagi peserta didik. Dengan menggabungkan olahraga dan pembelajaran,

guru memanfaatkan kegiatan fisik sebagai sarana untuk memotivasi dan

mengembangkan siswa dalam aspek kesehatan, mental, sosial, dan kognitif,

sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia baru yang semakin

dinamis dan berubah.

Untuk melakukan pendekatan kepada peserta didik dengan bermain

bola/olahraga sebagai Peserta Didik di Masa new Normal pada kelas X di

Madrasah Aliyah As'adiyah Macanang, beberapa langkah yang dapat diambil

antara lain:

1. **Menggunakan olahraga sebagai sarana pembelajaran**: Guru dapat

menggunakan olahraga sebagai sarana pembelajaran untuk mengajarkan

keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan. Selain

itu, olahraga juga dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kebugaran siswa.

2. **Mengadakan kegiatan olahraga yang menarik**: Guru dapat

mengadakan kegiatan olahraga yang menarik dan sesuai dengan minat siswa. Hal

ini dapat membantu siswa merasa termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam

kegiatan olahraga.
3. **Membuat jadwal kegiatan olahraga yang teratur**: Guru dapat

membuat jadwal kegiatan olahraga yang teratur dan konsisten. Hal ini dapat

membantu siswa membentuk kebiasaan berolahraga secara teratur dan

meningkatkan keteraturan dalam kegiatan sehari-hari.

4. **Menggunakan olahraga sebagai sarana relaksasi**: Guru dapat

menggunakan olahraga sebagai sarana relaksasi untuk membantu mengurangi

stres dan meningkatkan kesejahteraan mental siswa. Olahraga juga dapat

membantu meningkatkan konsentrasi dan fokus siswa.

5. **Mengadakan kegiatan olahraga yang aman**: Guru harus

memastikan bahwa kegiatan olahraga yang diadakan aman dan sesuai dengan

protokol kesehatan yang berlaku. Hal ini dapat membantu mencegah penyebaran

virus dan menjaga kesehatan siswa.

Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, guru dapat melakukan

pendekatan kepada peserta didik dengan bermain bola/olahraga sebagai Peserta

Didik di Masa new Normal pada kelas X di Madrasah Aliyah As'adiyah

Macanang.

Citations:

[1] https://onesearch.id/Record/IOS15429.article-7815/TOC
[2] http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/6989/1/MUH.%20NABIL

%20ADITYA%20NASIR.pdf

[3] https://sulsel.kemenag.go.id/daerah/santri-mas-as-adiyah-bawa-nama-

harum-madrasah-ini-prestasinya-CjPZq

[4] http://eprints.unm.ac.id/view/subjects/86204.html

[5] https://onesearch.id/Record/IOS15429.article-7815

[6] https://digilib.uin-suka.ac.id/view/year/2022.html

B. Kendala yang Dihadapi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta Didik di Masa New Normal

Di masa New Normal, para guru menghadapi sejumlah kendala


dalam upaya mereka untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Beberapa kendala tersebut antara lain:

1. Kendala Teknologi: Pendidikan jarak jauh memerlukan penggunaan

teknologi, seperti perangkat komputer dan koneksi internet yang andal.


Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap peralatan dan

sumber daya ini, sehingga membuat sulit bagi guru untuk menghadirkan

pengalaman pembelajaran yang merata dan efektif.

2. Kurangnya Keterlibatan Orang Tua: Dalam konteks pembelajaran jarak

jauh, keterlibatan orang tua dalam memantau dan mendukung belajar

anak-anak menjadi lebih krusial. Namun, tidak semua orang tua memiliki

pengetahuan atau waktu luang untuk mendukung anak-anak mereka dalam

pembelajaran, sehingga ini bisa menjadi hambatan.

3. Kehilangan Motivasi Siswa: Pembelajaran jarak jauh bisa membuat

beberapa siswa merasa terisolasi dan kurang termotivasi. Kurangnya


interaksi sosial dengan teman-teman sekelas dan guru dapat mengurangi

semangat belajar siswa

4. Variabilitas Lingkungan Belajar: Siswa belajar dari lingkungan mereka

masing-masing, yang dapat berdampak pada kenyamanan dan fokus

belajar. Beberapa siswa mungkin memiliki lingkungan yang mendukung,

sementara yang lain mungkin menghadapi gangguan atau

ketidaknyamanan.

5. Kekhawatiran Kesehatan Mental: Pandemi dan perubahan drastis dalam

cara belajar dapat berdampak negatif pada kesehatan mental siswa dan

guru. Kekhawatiran tentang kesehatan, isolasi sosial, dan tekanan

akademis dapat mengurangi motivasi belajar.

6. Keterbatasan Kreativitas Pembelajaran: Pembelajaran jarak jauh mungkin

membatasi opsi guru untuk menggunakan pendekatan kreatif dan interaktif

dalam pembelajaran. Aktivitas yang biasanya menarik perhatian siswa,

seperti diskusi kelompok atau eksperimen praktis, mungkin sulit

diimplementasikan secara online.

Untuk mengatasi kendala-kendala ini, guru dapat mengambil beberapa


langkah, seperti:

1. Menggunakan berbagai platform dan alat teknologi untuk membuat

pembelajaran lebih menarik.

2. Berkolaborasi dengan orang tua untuk mendukung pembelajaran siswa di

rumah.

3. Mengadakan pertemuan online secara teratur untuk membangun hubungan

dan memberikan dukungan sosial.


4. Menyesuaikan metode pengajaran agar tetap relevan dan menarik dalam

format jarak jauh.

5. Memberikan dukungan ekstra kepada siswa yang memerlukan bantuan

khusus.

6. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler online untuk menjaga keterlibatan

siswa.

7. Memberikan perhatian pada kesehatan mental siswa dan memberikan

sumber daya yang tepat.

Dalam semua hal ini, kerja sama antara guru, siswa, orang tua, dan
pihak sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran
yang efektif di masa New Normal.

Citations:

[1] https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/attadib/article/download/1766/1015

[2] https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/attadib/article/downloadSuppFile/
1766/255

[3] http://etheses.uin-malang.ac.id/28448/1/17130161.pdf

[4] https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/ALMAARIEF/article/download/

2346/935

[5] http://repository.iainbengkulu.ac.id/10115/1/SKRIPSI%20%20BELLA.pdf

[6] http://repository.iainbengkulu.ac.id/9559/1/DELLA%20NOVITA

%20SARI.pdf

Anda mungkin juga menyukai