Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NUR FADILAH

KELAS : AP 3 A
NPM : 190201017

Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran


Menurut Masitoh dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran (2005), bahwa
komponen-komponen perencanaan pembelajaran diantaranya terdiri dari: (1) tujuan pembelajaran;
(2) isi (materi pembelajaran); (3) kegiatan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar); (4) media dan
sumber belajar; dan (5) evaluasi. Sedangkan menurut M. Sobry Sutikno dalam bukunya yang
berjudul Belajar dan Pembelajaran (2008), mengatakan bahwa komponen pembelajaran itu terdiri
atas tujuan pembelajaran, materi pelajarab, kegiatan belajar megajar, metode, media, sumber
belajar, dan evaluasi. Yang membedakan antara komponen yang dikemukakan oleh keduanya adalah
ada tidaknya metode pembelajaran didalam komponen-komponen perancanaan pembelajaran.
Dibawah ini akan dibahas mengenai komponen-komponen perencanaan pembelajaran diatas.
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan
mengawali komponen yang lainnya. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena
dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak
belajar. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner
pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam
bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Menurut Robert Mager (1996) “jika kita tidak
memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan apa yang harus dicapai oleh anak, maka kita tidak akan
dapat membuat perencanaan yang baik untuknya”. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang
penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di
Indonesia.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya
menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan
perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk
digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran
harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan
pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru
maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan
pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri;
(2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru
menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan
penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan
pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik,
mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur
pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tujuan pembelajaran dapat dijabarkan dari tujuan-tujuan diatasnya. Yaitu sumbernya tujuan
pendidikan, tujuan lembaga contohnya tujuan taman kanak-kanak, tujuan bidang pengembangan,
tujuan umum yang kemudian dijabarkan kedalam tujuan yang lebih khusus yang biasa dikenal
dengan TIK (Tujuan Instruksional Khusus). Tujuan pembelajaran khusus biasabya dirumuskan oleh
guru. Karena tujuan khusus ini dirumuskan oleh guru maka guru harus memahami bagaimana cara
merumuskan kemampuan atau tujuan pembelajaran khusus. Rumusan tujuan khusus harus
menggunakan kata kerja yang operasional, dapat diukur dan harus dapat diamati.
2. Isi (Materi Pembelajaran)
Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang peting mendapat perhatian oleh guru. Materi
pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa.
Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak di capai, misalnya
berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya.
Nana Sujana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan
materi pelajaran diantaranya :
 Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
 Materi pelajaran yang di tulis dalam perencanaan pembelajaran terbatas pada konsep saja atau
berbantuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci;
 Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan;
 Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas);
 Materi pelajaran di susun dari hal yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudak menuju
yang sulit, dari yang konkret menuju yang abstark. Dengan cara ini siswa akan mudah
memahaminya; dan
 Sifat materi pelajaran, ada yang factual dan ada yang konseptual.
3. Kegiatan Pembelajaran
Dalam merancang kegiatan pembelajaran guru harus mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh
setiap anak dan bagaimana anak mempelajarinya. Komponen dalam kegiatan pembelajaran
menggambarkan proyeksi kegiatan yang harus dilakukan anak dan kegiatan apa yang dilakukan guru
dalam memfasilitasi belajar anak.
Dalam merancang kegiatan belajar, kegiatan harus dirumuskan secara jelas dan rinci. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar dapat dicermati sebagai
berikut.
a. Kegitan harus berorientasi pada tujuan.
b. Kemampuan yang harus dicapai anak adalah melalui praktik langsung.
c. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan.
d. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kegiatan yang integrated yang berpusat pada
tema.
e. Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pendidikan.
f. Kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta
didik.
g. Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan kegiatan yang menyenangkan.
h. Walaupun penetapan kegiatan berorientasi pada siswa, kegiatan harus memungkinkan bagaimana
guru dapat membantu siswa belajar.
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunan yang bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang
baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2007) menguraikan beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode anatara lain: tujuan yang hendak dicapai, materi
pelajaran, siswa, situasi, fasilitas, dan guru.
Adapun macam-macam metode yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran yaitu:
a) Metode Ceramah;
b) Metode Tanya Jawab;
c) Metode Diskusi;
d) Metode Demonstrasi;
e) Metode Kisah/Cerita;
f) Metode Simulasi. Adapun bentuk-bentuk simulasi anatara lain: peer teaching, sosiodrama,
psikodrama, simulasi game, dan role playing;
g) Metode Karya Wisata;
h) Metode Tutorial;
i) Metode Suri Teladan;
j) Pengajaran Tim (Team Teaching);
k) Metode Praktek;
l) Metode Kerja Kelompok;
m) Metode Penugasan; dan
n) Brain Storming.
5. Media dan Sumber Belajar
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga tercifta lingkungan yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses
belajar secara efesien dan efektif (Yudhi Munadi,2008 :8)
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat di mana materi
sumber belajar terdapat. Menurut Nasution (2000) sumber belajar dapat berasal dari masyarakat
dan kebudayaannya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa. Pemanfaatan sumber
belajar tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang di pergunakan dalam proses
pembelajaran, melainkan juga tenaga, biaya, dan fasilitas.
Sumber belajar dapat di bedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sumber belajar yang di rencanakan adalah semua sumber yang secara khusus telah di
kembangkan sebagai komponen system pembelajaran, untuk memberikan fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar karena di manfaatkan adalah sumber-sumber yang tidak secara khusus di desain
untuk keperluan pembelajaran, namun dapat di temukan, di aplikasikan, dan di gunakan untuk
keperluan belajar.
Media dan sumber belajar merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan
pembelajaran. Media dan sumber belajar yang dipilih harus sesuai dengan kegiatan dan dapat
memberikan pengalaman yang cocok bagi siswa. Guru juga harus memutuskan bagaimana media
dan sumber belajar tersebut di sediakan dan bagaimana kegiatan di organisasikan.
Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah sejauh mana sumber-sumber belajar dapat memberi
dukungan terhadap proses belajar siswa. Pemilihan media dan sumber belajar harus
mempertimbangkan karakteristik perkembangan dan karakteristik belajar anak. Untuk kelas-kelas
yang berpusat pada anak media sudah di tata dalam setiap area. Dengan media dan sumber belajar
anak dapat melakukan ekplorasi, observasi dan memungkinkan anak dapat meliatkan seluruh
inderanya seperti melihat, menyentuh, meraba, mencium dan merasakan.
6. Evaluasi
Menurut M Sobby Sutikno (2007 :40) evalusi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan
nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan menurut
Masitoh,dkk (2005 :47) evaluasi adalah suatu proses memilih mengumpulkan dan menafsirkan
informasi utuk membuat keputusan. Dalam perencanaan pembelajaran evaluasi dimaksudkan untuk
mengukur apakah tujuan atau kemampuan yang sudah di tetapkan dapat tercapai.
Jadi, evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa
jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan siswa, dan bagaiman
tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi belajar siswa dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Untuk
melakukan evaluasi diperlukan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat umum evaluasi yaitu:
a. Validitas;
b. Realiabilitas;
c. Objektivitas;
d. Efisiensi; dan
e. Kegunaan / kepraktisan.
Selain syarat-syarat umum evaluasi diatas, dalam evaluasi juga terdapat teknik-tekniknya. Pada
umumnya, teknik evaluasi ada dua macam, yaitu dengan menggunakan tes dan non-tes (M. Sobry
Sutikno,2008:118-)
a) Tes
 Ditinjau dari pengukurannya, secara umum tes dibagi menjadu dua, yaitu: (1) Tes kepribadian; dan
(2) Tes hasil belajar.
 Ditinjau dari fungsinya tes dibagi atas empat jenis, yaitu tes penempatan, tes formatif, tes
diagnostik, dan tes sumatif.
 Ditinjau dari bentuknya, tes dibagi atas tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
b) Non-Tes
Yang termasuk teknik nontes, seperti: observasi, wawancara, skala sikap, angket, chek list, dan
ranting scale.
Langkah-langkah pengembangan rencana pembelajaran

Berdasarkan komponen RPP yang telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya, maka dengan
senantiasa berpedoman pada prinsip pengembangannya penyusunan RPP dapat diuraikan sebagai
berikut:
Mencantumkan identitas
Terdiri atas nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator dan alokasi waktu. Hal yang perlu diperhatikan pada bagian ini, yaitu (1) RPP boleh disusun
untuk satu kompetensi dasar. (2) standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dikutip dari
silabus. (3) alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan
dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Oleh karena itu, alokasi
waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali
pertemuan.
Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan
indikator yang telah ditentukan. Tujuan ini difokuskan tergantung pada indikator yang dirumuskan
dari SK dan KD pada standar isi mata pelajaran matematika yang akan dipelajari siswa. Bila
pembelajaran dilakukan lebih dari satu pertemuan, tujuan pembelajaran dapat dibedakan
berdasarkan waktu pertemuan. Dengan demikian, hasil dari setiap periode pertemuan dapat
dievaluasi.
Menentukan materi pembelajaran
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Materi pembelajaran pada
bagian ini merupakan organisasi materi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa.
Menentukanmetode pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau
pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Oleh karena itu, pada bagian ini dapatmencantumkan model, pendekatan dan metode pembelajaran
yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik.
Model pembelajaran yang dapat digunakan, misalnya: model pengajaran langsung, model
pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, dan sebagainya.
Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan, misalnya: pendekatan kontekstual, pendekatan
problem solving, pendekatan problem possing, dan sebagainya.
Metode-metode yang dapat digunakan, misalnya: metode ceramah, penemuan terbimbing, tanya
jawab, diskusi, dan sebagainya.
Menetapkan kegiatan pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap
pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah-langkah minimal yang harus
dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Kegiatan pendahuluan
Tahap ini merupakan tahap awal kegiatan pembelajaran, dan dapat meliputi kegiatan sebagai
berikut:

1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara
menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar,
menampilkan slide animasi dan sebagainya.

2) Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

3) Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang


pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.

4) Pemberian acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat
berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar(sesuai


dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

2. Kegiatan Inti

Pada tahap ini berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat
mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut
disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana
dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti
dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk
pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik
harus dirumuskan detail mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif
yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

3. Kegiatan penutup

Tahap ini merupakan kegiatan akhir pembelajaran, dan dapat meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.

2) Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan
atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam
bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.

3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah
atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan,


sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai
dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

Memilih sumber belajar


Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan.
Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber
belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang
digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus
dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya.

Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang
diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan,
dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan
pembelajaran.
Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian
kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian,
bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Anda mungkin juga menyukai