Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri
yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam
suatu organisasi. Kerangka dasar bidang pengetahuan ini harus didukung paling
sedikit dua komponen, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi
formal sebagai wadah dari perilaku itu. Ciri peradaban manusia yang bermasyarakat
senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Itu berarti
bahwa manusia tidak bisa melepaskan dirinya untuk tidak terlibat pada kegiatan-
kegiatan berorganisasi.
Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan bahwa manusia dalam
organisasi adalah suatu unsur yang kompleks, dan karena adanya suatu kebutuhan
pemahaman teori yang didukung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum
diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri secara efektif. Untuk memahami
aspek-aspek manusia sebagai suatu dimensi dalam organisasi maka diperlukan
pendekatan ilmu perilaku organisasi.
Dalam sebuah organisasi juga terdapat budaya organisasi. Sebagaimana
budaya-budaya suku memiliki totem dan pantangan yang mengatur bagaimana
masing-masing anggota suku bertindak terhadap sesama anggota suku dan terhadap
orang dari luar suku, maka suatu organisasi juga memiliki budaya yang mengatur
bagaimana anggota-anggotanya bersikap.
Pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi amat signifikan.
sebuah organisasi mempunyai budaya masing-masing ini menjadi salah satu
pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya budaya sebuah organisasi
ada yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru ada juga yang tidak sesuai
sehingga seorang anggota baru atau karyawan yang tidak sesuai dengan budaya
organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan kalau dia ingin bertahan di organisasi
tersebut.
budaya organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan
bertahan lama yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi dapat menjadi
pendukung organisasi itu ada budaya organisasi yang tidak sesuai dengan
perkembangan zaman maksudnya tidak dapat mencocokkan diri dengan
lingkungannya dan lebih ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau menyesuaikan
budayanya dengan perkembangan zaman karena dia merasa paling benar. dalam
keadaan inilah anggota tidak akan mendapatkan kepuasan kerja memang banyak
faktor lain yang menyebabkan anggota tidak memperoleh kepuasan kerja tapi faktor
budaya organisasi merupakan faktor yang utama
Meski telah disadari bahwa budaya organisasi bersifat dinamik dan pluralistik
perbedaan tentang apakah budaya organisasi dapat dimanage dan dikendalikan masih
terjadi pandangan pertama yang diwakili oleh gagliardi menyatakan bahwa budaya
organisasi dapat dimanage dan dikendalikan argumentasi yang digunakan adalah
bahwa budaya organisasi merupakan komponen ilusif yang menyatu dalam diri setiap
orang dan dataran yang paling mendasar atau alam bawah sadar sehingga untuk
merubah budaya organisasi membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang
bagaimana alam bawah sadar terbentuk dan berfungsi serta memungkinkan akan
menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan
pandangan kedua menyatakan bahwa budaya organisasi dapat dimensi dan
dikendalikan pandangan ini terpecah menjadi dua kelompok yaitu pendapat bahwa
perubahan budaya organisasi sangat bergantung kepada para eksekutif dan pendapat
yang mengatakan bahwa perubahan hanya mungkin dilakukan jika memenuhi syarat-
syarat tertentu misalnya kondisi kondisi yang memungkinkan terjadinya perubahan
budaya organisasi sementara ada pandangan yang lebih moderat dalam menyikapi
terjadinya perdebatan ini yaitu pandangan yang tidak mempertentangkan apakah
budaya organisasi dapat dimiliki dan dikendalikan atau tidak tetapi lebih menekankan
tentang bagaimana kapan dan dalam keadaan apa sebaiknya budaya organisasi
dirubah di antara kondisi lingkungan yang memerlukan perubahan antara lain
terjadinya krisis organisasi pergantian kepemimpinan dan pembentukan organiasi
baru. Karena itu menciptakan budaya organisasi yang sifatnya unik untuk setiap
organisasi amatlah penting. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas mengenai
budaya organisasi dan pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari budaya organisasi ?
2. Apa yang dimaksud budaya sebagai input (BSI)?
3. Bagaimana proses budaya?
4. Apa yang dimaksud budaya sebagai output (BSO)
5. Apakah hubungan antara BSI dengan BSO?
6. Apa yang dimaksud budaya dan keefektifan organisasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian budaya organisasi
2. Mengetahui budaya sebagai input (BSI)
3. Mengetahui proses budaya
4. Mengetahui budaya sebgai output(BSO)
5. Mengetahui hubungan BSI dan BSO
6. Mengetahui budaya dan keefektifan organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian budaya organisasi
pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi sangat signifikan
karena itu menciptakan budaya organisasi yang sifatnya unik untuk setiap organisasi
amatlah penting untuk itu dipahami apa budaya organisasi itu.
budaya organisasi memiliki makna yang luas Walter freitag mendefinisikan
budaya organisasi sebagai " a distint and shared set of conscious and unconscious
assumptions and values that Ninda organizational members together and prescribes
appropriate patters of behavior"freytag menitikberatkan pada asumsi asumsi dan nilai-
nilai yang didasari atau tidak didasari yang mampu mengikat kepaduan suatu
organisasi asumsi dan nilai tersebut menentukan pola perilaku para anggota di dalam
organisasi.
menurut lathans (1998) budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-
nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi setiap anggota organisasi akan
berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya
sarplin (1995) mendefinisikan budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai
kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan
struktur sistem formulanya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi
sebagai suatu kognitif framework yang meliputi sikap nilai-nilai norma perilaku dan
harapan-harapan yang disumbangkan oleh anggota oleh anggota organisasi budaya
organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai values organisasi yang dipahami
dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasi sehingga bola tersebut memberikan arti
tersendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku dalam organisasi.
Schein 1992 mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-
asumsi dasar yang ditemukan diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok
tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi dan menanggulangi
masalah masalahnya yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang
sudah berjalan dengan cukup baik sehingga perlu diajarkan kepada anggota anggota
baru sebagai cara yang benar untuk memahami memikirkan dan merasakan berkenaan
dengan masalah masalah tersebut menurut mondy dan Noe 1996 budaya organisasi
adalah sistem dari shared values keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu
organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menciptakan
norma-norma perilaku.
budaya organisasi juga mencakup nilai-nilai dan standar-standar yang
mengarahkan perilaku organisasi dan menentukan arah organisasi secara keseluruhan
sedangkan hodge Anthony dan Gale 1996 mendefinisikan budaya organisasi sebagai
konstruksi dari dua tingkat karakteristik yaitu karakteristik organisasi yang kelihatan
dan yang tidak kelihatan pada level observable budaya organisasi mencakup beberapa
aspek organisasi seperti arsitektur seragam pola perilaku, peraturan legend mitos
bahasa dan ceremony yang dilakukan perusahaan titik sedangkan pada level
Unoservable budaya organisasi mencakup values norma-norma, asumsi-asumsi,
kepercayaan para anggota organisasi untuk mengelola masalah-masalah dan keadaan
keadaan di sekitarnya. Budaya perusahaan juga dianggap sebagai alat untuk
menentukan arah organisasi mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan, serta bagaimana mengalokasikan sumber daya dan mengelola
sumber daya perusahaan, dan sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang
dari lingkungan.
dari sejumlah pengertian di atas tampak bahwa budaya organisasi memiliki
peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kinerja
organisasi, khususnya kinerja manajemen dan kinerja ekonomi, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang titik peran budaya organisasi adalah sebagai alat
untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan, bagaimana mengalokasikan sumber daya dan mengelola sumber
daya organisasional,dan juga sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang
dari lingkungan internal dan eksternal.
menurut Susanto, budaya organisasi adalah nilai nilai yang menjadi pedoman
sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha
penyelesaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota
organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus
bertingkah laku atau berperilaku.
menurut Robbins budaya organisasi adalah suatu sistem makna bersama yang
dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.
menurut Gareth jones budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu sistem dari makna bersama. Jadi
budaya organisasi itu adalah suatu budaya yang dianut oleh suatu organisasi dan itu
menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
dari semua pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi merupakan nilai-nilai dan norma perilaku yang diterima dan dipahami
bersama oleh anggota organisasi sebagai dasar aturan perilaku di dalam organisasi.
B. Budaya sebagai input (BSI)

Anda mungkin juga menyukai