Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PERCOBAAN KE LIMA (V)

DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV FARMASI A21
Marni Astuti Enol 202104022
Marsiliana Bota 202104023
Miftahul Jannah 202104024
Nastainul Rahman 202104025
Natalius Paseru 202104026
Novi Fitri Yunirah 202104027
Nur Bulan 202104028
Penanggung Jawab : apt. Dedy Ma’ruf S. Farm dan
Sinta Amd. Farm.
Asisten : apt. Fardin S.Farm., M.Kes.

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


PROGRAM STUDI DIII FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
KESDAM XIV/HSN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut bentuk dan struktur, selnya makhluk hidup dibedakan
menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel
satu, makhluk ini tidak dapat terlihat dengan mata kita karena panca indera
manusia memiliki daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena itu banyak
masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan
pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu
salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau
pengamatan tentang organisme yang tidak bisa dilihat dengan mata
terutama dalam bidang Biologi adalah mikroskop. Mikroskop sering
digunakan untuk meningkatkan kemampuan daya pisah atau lihat
seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat
halus dan tidak dapat terlihat oleh mata terbuka (berry Akbar, 2010).
Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam kehidupan, hidup
maupun mati pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal nama
bakteri, pengenalan sifat fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor
penentu dalam mengenal nama spesies. Bagian-bagian sel dapat dilihat
terlebih dahulu memberi warna dimana warna bisa bersifat asam, netral,
maupun basa. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
gram positif dan gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinding
sel. Pada umumnya bakteri gram negatif lebih tahan ini disebabkan karena
perbedaan komponen penyusun dinding sel (berry Akbar, 2010).
B. Tujuan Percobaan

Mengenal bentuk dan morofologi sel dan koloni mikroorganisme


C. Maksud Percobaan

Mahasiswa dapat Mengenali bentuk dan morofologi sel dan koloni


mikroorganisme
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Bakteri merupakan golongan prokariotik salah satu karakteristik
utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur dan pernataan selnya.
berbagai ciri-ciri mencakup morfologi sel. Ukuran, bentuk, serta penataan
merupakan ciri morfologi kasar suatu spesies bakteri dan penampakan
bagian-bagian struktur sel bakteri yang disebut struktur sel halus dan
bukan morfologi kasar. beberapa sifat morfologi bakteri sangat penting
dalam hubungannya dengan pertumbuhan pada makanan dan
ketahanannya terhadap pengolahan makanan. sifat-sifat tersebut misalnya
bentuk dan pengelompokan sel susunan dinding sel pembentukan kapsul
dan pembentukan endosplas, struktur bakteri serta sifat-sifat lainnya
termasuk pembentukan flagela (isfatun Chasnah, 2016).
Bakteri memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau flambiae,
kapsula atau lapisan lendir, dinding sel dimana ada struktur dinding sel
bakteri gram negatif yaitu merupakan struktur yang berlapis. Sedangkan
gram positif mempunyai satu lapis yang tebal dalam sel bakteri terdapat
membran sitoplasma, protoplasma inti organel organel lain yang memiliki
peran masing-masing bila bakteri tumbuh di dalam medium yang tidak
cair, maka beridirilah suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk
koloni, berbeda-beda untuk setiap spesies dan bentuk itu merupakan ciri
khas dari suatu spesies tertentu. pengamatan bakteri dapat kita lakukan
secara individual, satu persatu, maupun secara kelompok dalam bentuk
koloni, dan sifat-sifatnya dapat kita ketahui melalui koloni yang tumbuh di
medium permukaannya.(Yunita nur A. 2016).
Koloni mikroorganisme merupakan kumpulan mikro organisme
sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada suatu tempat di medium
kultur atau kumpulan bakteri pada medium kultur yang berasal dari hasil
pertumbuhan atau keturunan dari suatu sel mikroorganisme. Beberapa
kelompok mikroorganisme menunjukkan ciri-ciri koloni yang saling
berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi maupun bentuk tepi koloni.
Bentuk bentuk koloni yaitu: traak beraturan, seperti batang,
berkarat,benang. Bentuk tepi koloni yang tidak beraturan yaitu: seperti
rumbal, berombak, berlekuk, flamen atau seperti benang benang. Sturuktur
dalam koloni yaitu: transparan, tembus cahaya, tidak tembus cahaya,
berombak, seperti pohon, bentuk elevasi koloni yang dilihat dari samping:
datar tipis merata, sedikit, cembung, menonjol seperti tumbuhan kuncup
dan tebal. (Lasinrang Aditia,2014).
Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup
maupun mati titik pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal
hama bakteri, pengenalan sifat fisiologisnya yang kebanyakan merupakan
faktor penentu dalam mengenal nama spesies. Bakteri yang memiliki
bentuk morfologi bulat atau seperti terurai disebut codcus. Bakteri yang
memiliki bentuk silindris disebut dengan bakteri batang atau bacilius
sedangkan bakteri yang berbentuk batang yang melingkar-lingkar disebut.
Pengamatan morfologi koloni dapat dilakukan secara langsung
dengan menggunakan medium agar padat miring yang berisi media
mikroorganisme dalam suatu wadah yang diletakkan secara miring titik
dengan cara mengisolasi kan bakteri dengan sorumose ke medium dan
dibiarkan hingga 24 jam maka pertumbuhan bakteri akan terjadi dan
membentuk koloni, dimana koloni setiap bakteri memiliki karakteristik
tertentu yang memiliki ciri khas bagi mereka titik pada bakteri hasil hasil
pembagiannya yaitu hasil tunggal, diplobasil dan tripo basil, sedangkan
pada coccus dibagi menjadi monococcus,dippiococcus, sampai
staphylococcus. Khusus pada spirilium hanya dibagi dua yaitu setengah
melengkung dan melengkung. ( Evi Kusuma wati,2016).
entuk tubuh bakteri itu berpengaruh oleh keadaan medium dan oleh
usia. Maka untuk membandingkan bentuk serta ukuran sel perlu
diperhatikan bahwa kondisi bakteri itu harus sama, temperatur dimana
piaraan itu juga harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya apa pun
harus sama dan usia piaraan itu juga harus sama. Ciri fisiologi atau
biokimia amat penting di dalam identifikasi bakteri karena secara
morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa
titik tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai klasifikasi sebagian
mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik atau biokimia.
Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi tipe
metabolik dengan inovasi mikroba dengan reagen tes yang mana
menghasilkan warna teagen. (Dara Norisha,2019).
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
a) Alat
1. Isolat bakteri
2. Media NA miring dang tegak
3. Media LB
4. Malachitee gren
5. Reagen pewarnaan
b) Bahan
1. Jarum inokulum
2. Kaca preparat
3. Mikroskop
4. Pipet tetes
B. Prosedur Kerja
1. Pengamatan morofologi koloni bakteri
a. Dibawalah dua cawan petri berisi medium lempeng ke
tempat yang banyak dilalui orang, lalu bukalah tutup cawan
petri itu selama 10 -15 menit. Kemudian tutup kembali.
b. Mengingkubasi kedua biakan pada medium lempeng
tersebut pada suhu 370C.
c. Menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh dan
memilih dua macam koloni bakteri yang tumbuh.
2. Mengamati morfologi sel bakteri
a. Pewarnaan Sederhana (pewarnaan positif)
1. Bersihkan objek glass dengan kapas.
2. Bisa menggunakan biakan cair maka pindahkan setetes
biakan dengan pipet tetes atau dapat juga dipindahkan
dengan jarum inokulum. Jika digunakan biakan padat,
maka biakan dipindahkan dengan jarum inokulum,
kemudian diberikan aquades dan disebarkan supaya sel
merata.
3. Keringkan alasan tersebut sambil memfiksasinya
dengan bunsen (lewatkan dengan api 2-3 kali).
4. Jika sudah kering, ditetesi dengan pewarna (dapat
digunakan methylen blue, safranin, vrystalviolet, dan
tunggu kurang lebih 30 detik.
5. Cuci dengan aquadest kemudian keringkan dengan
tissue. Periksa dengan mikroskop (pembesaran 100 x
10).
b. Pewarnaan gram
1. Buat preparat ulas (smear) yang telah di fiksari dari
bakteri gram positif misal baccilius subtilis dan gram
negatif misal escherichia cosi.
2. Teteskan kristal violet sebagai pewarna utama pada
kedua preparat, usahakan semua ulasan berwarna i dan
tunggu kurang lebih satu menit.
3. Cuci dengan aquadest
4. Teteskan lugol dan siodin lalu tunggu kurang lebih 1
menit
5. Cuci dengan aquadest
6. Beri larutan etanol 96% setetes demi setetes sehingga
etanol yang jatuh berwarna jernih.
7. Cuci dengan aquadest
8. Teteskan counterstain (safranin) dan tunggu kurabg
lebih 45 menit
9. Cuci dengan aquadest
10. Keringkan preparat dengan tisu yang ditempelkan di
sisi ulasan lalu biarkan mengering di udara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

1. sampel bakteri yang terpilih

2. Alat dan Bahan yang digunakan


3. proses memasukkan medium Na pada tabung reaksi yaitu medium tegak dan
medium miring dan dilakukan proses pemadatan

4. proses pengambilan bakteri escheri chiacoli pada lof dengan menggunakan


jarum ose bulat yang sedang di sterilkan dimasukkan pada media padat dan cair

5. proses penanaman bakteri dengan goresan T


6. inkubasi selama 1x24 jam

7. media miring yang telah di inkubasi

8. media tegak yang telah di inkubasi


9. media cair yang telah di inkubasi.

10. proses menuangkan larutan mehylen blue dan lugol dengan aquadest lalu
dikeringkan menggunakan tissue
11. proses menuangkan crystal violet dan sotranin pada sampel bakteri
escherichacoli (pewarnaan gram)

12. bakteri e- coli yang tampak dari mikroskop

13. bakteri sampel yang tampak dari mikroskop


B. Pembahasan
Morfologi merupakan tindakan pertama kali jika ingin mengetahui
suatu jenis bakteri lebih lanjut, khususnya untuk tujuan identifikasi
mikroorganisme tersebut melalui ciri-ciri fisik yang diambil dari tiap-tiap
individu mikroorganisme tersebut. Pada percobaan ini menggunakan
bakteri escherichia coli dan bakteri yang diambil dari sampel percobaan
sebelumnya yaitu media NA udara. pembiakan bakteri E-coli dan sampel
dilakukan dengan tiga metode, yaitu pertumbuhan pada media cair yang
menggunakan lactosa Broth, lactosa Broth adalah medium yang berbentuk
cair dengan bahan dasar ekstrak beef dan pepton serta memiliki kegunaan
sebagai medium untuk menambahkan bakteri. proses pertama dalam
biakan media cair yaitu memasukkan media ke dalam 2 tabung reaksi yang
telah disterilkan menggunakan spoit sebanyak 9 ml. Proses memasukkan
media ke dalam tabung reaksi dilakukan di LAF agar terbebas dari debu,
kotoran, spora, dan partikel lainnya yang tidak diharapkan setelah itu,
bakteri ecoli dan sampel dimasukkan ke masing-masing tabung reaksi
menggunakan bulat yang telah dipijarkan. kedua yaitu pertumbuhan pada
media tegak yaitu masukkan media NA terlebih dahulu ke dalam tabung
reaksi tunggu sampai media memadat setelah padat masukkan bakteri E-
coli dan sampel menggunakan ose lurus dengan cara ditusuk. Ketiga yaitu
pertumbuhan pada media miring dilakukan dengan memasukkan NA ke
dalam tabung reaksi lalu dimiringkan dan tunggu hingga padat, setelah
padat memasukkan bakteri E-coli dan sampel menggunakan ose bulat
dengan cara menggores pada permukaan media. Selanjutnya
mengingkubasi selama 1 x 24 jam dan hasil yang didapatkan dalam tiga
metode yang dilakukan yaitu pada media cair bentuk pellicleacrob, media
tegak berbentuk aerob, sedangkan media miring berbentuk speading.
Percobaan kedua yang dilakukan yaitu pearnaan bakteri, tujuannya
yaitu menampilkan hidup uniseluler, yang bersifat patogen dan patogen
bagi manusia dan pada umumnya hidup secara berkoloni. Sel bakteri dapat
tercermati dengan jelas jika menggunakan bantuan mikroskrop dengan
pembesaran 100x10. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan sel bakteri
sulit terlihat. Zat warna dengan mengaborsi dan membiaskan cahaya,
sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan. Dalam
percobaan ini melakukan pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram.
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas, objeck glass
yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang
terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh
kesulitan saat mencari bakteridengan mikroskop. Fiksasi beryjuan untuk
mematikan bakteri dan melekatkan sel sel bakteri pada objeck glass tanpa
merusak struktur sellnya. Hal pertama yang dilakukan ialah pewarnaan
sederhana, pewarnaan sederhana hanya menggunakan pewarna tunggal
atau satu jenis warna untuk mewarnai dinding sel bakteri. Tujuan dari
melakukan pewarnaan sederhana adalah untuk menggambarkan secara
morfologi sel bakteri, meliputi bentuk, ukuran dan susuna sel pada
pewarnaan sederhana menggunakan objeck glass, bakteri e-coli dan
sampel pada percobaan sebelumnya diambil menggunakan ose bulat yang
telah dipijarkan kemudian disebarkan diatas object glass dan difraksi
diatas bunsen. Kemudian ditetesi pewarna methyle Blie, yang berfungsi
untuk mewarnai sel sel bawang merah yang diamati melalui mikroskop,
Kemudian bilas dengan aquades yang berfungsi untuk merapatkan kembali
lapisan yang terbuka, selanjutnya di amati di bawah mikroskop dan
didapatkan hasil berbentuk baccili. Pewarnaan yang kedua ialah
pewarnaan gram, salah satu teknis yang penting dan paling luas digunakan
untuk bakteri. dalam proses ini bakteri atau sampel yang terfiksasi ditetesi
larutan crystal violet, alkohol sebagai bahan pembuat cat dan safranin.
Hasil pewarnaan bakteri dengan metode gram ini menghasilkan dua
kelompok bakteri yaitu bakteri gram positif yang mempertahankan zat
pewarna kristal violet dan karenanya tampak ungu tua. Kelompok yang
adalah bakteri negatif yang akan kehilangan kristal violet ketika dicuci
dengan alkohol dan sewaktu diberi pewarna merah safranin tampak
berwarna merah. perbedaan warna bakteri menjadi ungu dan merah
disebabkan oleh perbedaan struktur kimiawi tersebut. Dalam pewarnaan
gram dilakukan dengan cara mengambil sampel dan bakteri E-coli
menggunakan jarum ose bulat yang dilakukan dengan cara setelah
dipijarkan lalu disebarkan di atas objek gelas dan difiksasi kemudian
menembuskan kristal violet dibilas dengan aquades. Setelah itu ditetesi
menggunakan lugol dan bilas dengan aquades, lalu dibilas lagi dengan
alkohol sebagai bahan pemucat dan langkah terakhir yaitu meneteskan
safranin secukupnya bilas dengan aquades lalu keringkan menggunakan
tisu. Selanjutnya diamati dibawah mikroskop dan didapatkan hasil terlihat
pada gambar warna merah yang menandakan bahwa bakteri E-coli
termasuk kedalam golongan bakteri gram negatif dengan morfologi bakteri
berbentuk bassili.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi, pewarnaan gram dan
pewarnaan sederhana serta uji aktivitas biokimia yang telah dilakukan
terhadap terhadap kedua isolat, yaitu isolat LK 1 dan LK 2, terdapat
karakteristik koloni yang berbentuk bundar dengan terpisah licin, pigmen
warna yang dihasilkan dari kedua isolat berwarna ungu.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatur maka perlu adanya
saran dan perbaikan dampak tentang identifikasi bakteri. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang kemampuan kedua isolat, dilakukan dengan
analisis secara molekular terhadap kedua isolat dan penelitian sejenis lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Aditria, lasinrang. 2014. Morfologi miikroorganisme. Universitas Islam


Negeri Alauddin, Makassar

Agustiningsih, Yunita N. 2016. Morofologi koloni bakteri. Universitas


Negeri Malang, Malang

Akbar, Berry. 2010 . morfologi Mikroba. Universitas padjajaran, Jawa


Barat

Karumawati, Evi 2016 morfologi koloni dan pengukuran bakteri.


Universitas Negeri Malang, Malang

Norisha, Dara. 2018 morfologi koloni miikroorganisme. Universitas


Brawijaya Malang

Anda mungkin juga menyukai