Anda di halaman 1dari 14

Asisten : Jumawita, S.

Si

Praktikum V

Morfologi Mikroorganisme

Disusun Oleh:

Nama : Gina Fitria Ningrum

Nim : 2084205026

Kelompok : 1 (Satu)

Anggota : Dea Xcy Aqualita 2084205003

Kurnia Sadyanti 2084205025

Ramadhan Wirandi 2084205026

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering
disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada
berbagai bidang ilmu pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup,
bidang pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009).

Menurut bentuk dan struktur sel makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk
hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat terlihat dengan
mata kita, karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang
sangat terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan
diamati dan pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salah satu
alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang
tidak bisa dilihat dengan mata, terutama dalam bidang kedokteran dan biologi adalah
mikroskop dalam (bahasa latin mikro diartikan kecil sedangkan scopium bemrti penglilitan)
Mikroskop sering digunakan untuk, meningkat kemampuan daya pisah atau lihat seseorang
sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek yang sangat halus dan tidak dapat terlihat
oleh mata terbuka (Dwidjoseputio, 1994).

Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati.
Pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal nama bakteri, pengenalan sifat
fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama spesies.
Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu memberi warna dimana warna bisa
bersifat asam, netral, maupun basa.

Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif
didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada umumnya bakteri gram negatif lebih
tahan terhadap aktivitas antimikroba dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan
daya tahan ini disebabkan karena perbedaan komponen penyusun dinding sel . Bakteri Gram
positif memiliki dinding sel yang terdiri dari 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 %
berat kering dinding sel bakteri. Murein adalah senyawa yang tersusun dari N-asetil
glukosamin dan N-asetil asam muramat yang terikat oleh ikatan 1,4-β-glikosida. Senyawa lain
penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen, dan asam
teikoat yang sangat spesifik. Sementara bakteri Gram negatif memiliki 1 lapis rangka dasar
murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat kering dinding sel. Murein hanya mengandung
diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Di luar rangka murein tersebut terdapat
sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida, dan lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini
merupakan 80 % penyusun dinding sel. Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding sel ini.

Identifikasi bakteri dapat berupa melihat morfologi koloni dan uji biokimia bakteri.
Morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, warna koloni,dll. Oleh karena itu,
dilakukan praktikum ini untuk mengetahui teknik pewarnaan bakteri, morfologi koloni
sehingga dapat mempernudah untuk identifikasi bakteri.

I.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat mengenali bentuk, morfologi sel dan koloni mikroorganisme
2. Mahasiswa memahami dan mengerti teknik pewarnaan gram

I.3 Manfaat Praktikum

Manfaat pembuatan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat mengenali bentuk,
morfologi sel, dan koloni mikroorganisme serta mengerti teknik pewarnaan gram.
II. LANDASAN TEORI

Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara aseksual
dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik.
Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen pada manusia, hewan dan
tumbuhan. Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang (Volk dan
wheeler, 1993).

Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral. Bakteri dapat
hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri
memiliki habitat yang bervariasi, dari air, tanah, udara, hingga dalam tubuh hewan, misalnya
dalam usus manusia. Bakteri ada yang dapat hidup secara anaerob murni dan akan mati
dengan adanya oksigen, ada yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk
metabolismenya, dan ada yang bersifar aerob fakultatif yaitu dapat hidup pada kondisi
anaerob, tapi bila ada oksigen, metabolismenya bersifat aerob (Betsy, 2005).

Bentuk dan ukuran bakteri dapat diamati dengan cara yaitu mengamati sel-sel dengan
pewarnaan. Menurut Sutedjo (1991), tujuan dari pewarnaan yaitu :

1. Untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop.


2. Memperjelas ukuran dan bentuk sel.
3. Melihat struktur luar dan dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola.
4. Menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna.
Ada berbagai macam jenis pengecatan/pewarnaanan yaitu pengecatan sederhana yang
hanya menggunakan 1 cat saja, dan pengecatan bertingkat yaitu pengecatan dengan
lebih dari satu jenis cat. Pengecatan bertingkat misalnya pengecatan gram, dan
pengecatan bakteri tahan asam atau Ziehl Nellsen. Pengecatan gram terdiri dari 4
tahap, yaitu:
 Tahap pertama adalah pengecatan dengan cat utama yaitu Kristal violet
 Tahap kedua cat diintensifkan menggunakan larutan iod
 Tahap ketiga menggunkan alkohol untuk melunturkan cat pertama
 Tahap yang terakhir adalah pengecatan dengan cat penutup yaitu safranin

Gram positif menunjukan warna ungu, gram negatif menunjukan warna merah dari safranin.
Untuk pengecatan Ziehl Nellsen cat pertama menggunakan carbolfuchsin, lalu dilunturkan
dengan alkohol asam, setelah itu ditutup dengan cat penutup methylen blue. Untuk yang tahan
asam warnanya biru. Dengan pengecatan gram kita bisa menentukan sifat bakteri apakah
parasit atau tidak. Sedangkan dengan cat ZN kita dapat tahu sifat bakteri apakah tahan asam
atau tidak (Salle, 1961).

Pengamatan morfologi koloni dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan


medium agar padat miring yang berisi media mikroorganisme dalam suatu wadah yang
diletakan secara miring. Dengan cara menginokulasikan bakteri dengan jarum ose ke medium
dan dibiarkan hingga 24 jam maka pertumbuhan bakteri akan terjadi dan membentuk koloni,
dimana koloni setiap bakteri memiliki karakteristik tertentu yang menjadi ciri khas bagi
mereka. Karakteristik tersebut adalah ukuran koloni, pigmentasi, karakteristik optik, bentuk,
elevasi, permukaan, dan margin. Pengamatan morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran,
tekstur, dan wama koloni. Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus,
spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam.
Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan
pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada
spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Hadioetomo, 1993).

Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam
identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan atau pun sel
bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai
mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan.
Karakteristik dan klasifikasi sebagian mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi
enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi
tipe metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana
menghasilkan perubahan warna reagen.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1Waktu Dan Tempat
a. Waktu
Senin, Tanggal 13 Desember 2021 Pukul 10.00 WIB
b. Tempat
Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruaan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lancang Kuning

III.2Alat Dan Bahan


a. Alat:

 Beaker glass  Pembakar bunses


 Aluminium Foil  Labu Erlenmeyer
 Erlenmeyer  Hot plate stirrer atau kompor gas
 Tabung reaksi  Autoklaf
 Batang pengaduk  Mikroskop
 Cawan petri  Alkohol
 pH indicator  Inkubator suhu 37°C
 Neraca  Kawat inokulasi
 Kapas

b. Bahan:
 Media Na Cawan
 Media NA miring
 Media NA tegak
 Media NB
 Aquades
 Kristal violet
 Ethanol 96% atau Aseton
 Safranin
 Larutan Iodium
 Kristal violet

III.3Cara kerja
1. Sebelum melakukan pekerjaan, semprot meja dan tangan dengan menggunakan alcohol
(70%).
2. Meletakkan dan menyalakan pembakar Bunsen, selama praktikum berlangsung
usahakan berada didekat pembakar Bunsen.
3. Media NA yang sudah dipanaskan di hot plate stirrer dituangkan sebanyak 5 ml ke
dalam 2 tabung reaksi ( secara miring dan secara lurus ). Dan juga tuang media NA ke
dalam cawan petri lalu tunggu sampai media padat.
4. Sambil menunggu media NA nya padat, kita amati terlebih dahulu morfologi dengan
mikroskop.
5. Pijarkan jarum OSE sampai merah dan dinginkan. Lalu ambil bakteri dari media agar
yang disediakan dan letakkan bakterinya keatas preparat. Setelah itu teteskan Kristal
violet dan tunggu sampai 1 menit.
6. Setelah 1 menit, teteskan Iod 5% ke preparat yang ada bakteri tadi dan tunggu 45 detik.
Setelah 45 detik, bersihkan preparat dengan aquades kemudian disemprot dengan
alcohol dan bersihkan dengan tissue ( jangan sampai bakterinya hilang ).
7. Setelah itu teteskan dengan safranin dan tunggu lagi 45 detik, dan setelah 45 detik,
bersihkan lagi preparat dengan aquades dan dilap dengan tissue dan ingat jangan
sampai bakteri di preparatnya hilang.
8. Setelah dibersihkan tutup preparat dengan kaca objek dan lalu amati di bawah
mikroskop.
9. Dan jika media NA yang pertama tadi sudah padat, masukkan bakteri yang sudah
disediakan kedalam tabung reaksi yang secara miring dan secara lurus dengan zig zag
dan jangan lupa masukkan bakteri juga kedalam cawan petri juga dengan cara zig zag.
10. Cawan petri tadi ditutup dengan kertas dan kemudian bersama dengan 2 tabung reaksi
tadi dimasukkan ke dalam incubator. Inkubasi selama 2x24 jam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil

Hasil Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri:

1 Agar Cawan Ukurannya besar ( Large),


.
dan bentuknya berombak.

2 Agar Miring Ukurannya kecil, dan


.
bentuknya spreading

3 Agar Tegak Ukuranya kecil, dan


.
bentuknya Echinulate
Hasil Pewarnaan Gram:

1. Gram Positif Pada kedua gambar di


samping hasil dari pewarnaan
gram yang kami dapatkan
yaitu jenis bakteri gram
positif berwarna ungu dan
bakteri gram negatif
berwarna merah

2. Gram Negatif

IV.2 Pembahasan
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang dapat bersifat pathogen dan non
pathogen bagi manusia yang berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.

Pada praktikum pengamatan morfologi koloni bakteri, hasil yang didapatkan yaitu bakteri
agar cawan berukuran besar dan bentuknya berombak dan untuk agar miring dan agar tegak
ukurannya kecil dan bentuknya ada yang spreading dan echimulate.

Hasil bakteri yang kami dapatkan dari pewarnaan gram yang dapat terlihat jelas
menggunakan mikroskop, dengan perbesaran 10x10 pada hari Senin, Tanggal 13 Desember
2021 yaitu kami mendapatkan bakteri positif dan bakteri negatif dengan mewarnai bakteri
dengan cat warna utama basa, yaitu larutan cat kristal violet, diikuti dengan mordant yaitu
larutan lugol’s iodine, untuk mengintensifkan cat utama. Kemudian mencuci sel dengan
larutan peluntur alkohol untuk menghilangkan violet kristal, selanjutnya diwarnai dengan cat
penutup safranin. Sel-sel yang tidak dapat melepaskan cat utama pada saat pelunturan akan
tetap berwarna ungu yang disebut bakteri Gram positif, sedangkan sel-sel yang melepaskan cat
utama dan mengikat safranin sehingga berwarna merah muda disebut bakteri Gram negatif.

Perbedaan dasar antara bakteri Gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding
selnya. Bakteri Gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidoglikan yang
tebal, sedangkan bakteri Gram negatif lapisan peptidoglikan tipis. Pada saat pemberian larutan
cat kristal violet, bakteri Gram positif dan negatif sama-sama berwarna ungu. Saat ditetesi
iodin, pada Gram positif dan negatif terbentuk kompleks iodin kristal violet sehingga sel
berwarna biru. Namun setelah pencucian dengan larutan peluntur, warna ungu yang diikat oleh
bakteri Gram negatif luntur, sedangkan pada bakteri Gram positif tidak. Hal itu karena pada
bakteri Gram negatif lemak terekstrasi dari dinding sel sehingga pori membesar dan kompleks
violet kristal-iodin keluar sel, sedangkan pada Gram positif dinding sel mengalami dehidrasi,
pori berkerut, dan permeabilitas rendah, sehingga kompleks violet kristal-iodin terperangkap
antara dinding sel dan membran sitoplasma sehingga sel tetap berwarna biru atau ungu yang
disebut dengan bakteri Gram positif. Saat penambahan safranin, bakteri Gram positif
melewatkannya, sedangkan bakteri Gram negatif mengikatnya sehingga berwarna merah
muda.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan praktikum mengenai morfologi mikroorganisme dapat


disimpulkan bahwa:

1. Dalam mempelajari suatu jenis bakteri dengan mengamati morfologi koloni bakteri
merupakan sebuah tindakan yang pertama kali dilakukan untuk mengetahui jenis
bakteri lebih lanjut khususnya untuk tujuan identifikasi.
2. Sel bakteri dapat terlihat dengan jelas jika menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 10x10
3. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna
ke permukaan sel bakteri.
4. Zat warna dapat mengabsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras sel bakteri
dengan sekelilingnya ditingkatkan.
5. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. pada zat warna basa bagian yang
berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif
sedangkan pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna
memiliki muatan negatif.
6. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan
pada permukaan sel.

V.2 Saran

Untuk praktikum ini disarankan kepada praktikkan agar dapat fokus dan lebih berhati-hati
dalam bekerja agar media yang telah dibuat tidak rusak dan tergores.
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo. 2009. BAB I Mikrobiologi http://eprints.ums.ac.id/38852/2/BAB%20I.pdf

Diakses pada tanggal 18 Desember 2021

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan.

Jakarta. https://www.slideshare.net/mivt/laporan-mikrobiologi-morfologi-mikroba

Diakses pada tanggal 18 Desember 2021

Volk, A.W dan Wheeler, M.F.MikrobiologiDasarjilid1.Jakarta: Erlangga, 1993.

Betsy, Tom. Microbiology Demystifed. USA: McGraw-Hill Publisher, 2005.

Sutedjo, M.M., Kartajapoetra, S.A. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:

Penerbit Rieka Cip ta, 1991.

Salle, A. J. Fundamental Principles of Bacteriology 5th. New York:

McGraw-HillBo ok, 1961.

Junaidi, W. 2010. Makalah Tentang Pewarnaan Gram atau Pengecatan Bakteri –

Makalah Biologi. Junaidi Blog. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/02/ma kalah

tentang-pewarnaan-gram-atau.html Diakses pada tanggal 18 Desember 2021

Hadioetomo, R. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.

Hadioetomo & Ratna, S. 2005. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek:

Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai