Anda di halaman 1dari 8

RESPIRASI PADA TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Fisiologi Tumbuhan
Yang Dibina Oleh Bapak Dr. Sarwono, M.Pd

Oleh:
Kelompok I /Offering C
1.
2.
3.
4.
5.

Christina Esserey
Karima Zakiyulfani
Lailil Hidayah
M. Mustofa Yusuf
Rizka Nurlaili

(130341614780)
(130341614843)
(130341614827)
(130341614800)
(130341614848)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
November 2014

Topik : respirasi pada tumbuhan


Tujuan :
Mahasiswa diharapkan terampil dalam membuktikan bahwa pada repirasi
dikeluarkan CO2 dengan indikator air kapur, bromtimol blue (BTB), dan
penophtalin (PP).
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 29 Oktober 2014

Hasil Pengamatan
LARUTAN

WARNA
AWAL

AKHIR

KECAMBAH

Air kapur

Jernih

Keruh

HYDRILLA

BB

Hijau Muda

Kuning

PP

Pink Tua

Pink Muda

Pembahasan
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan
sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan
cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak
akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang
berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1985)

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawasenyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada
hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2
sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan
dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang
secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.
Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk
dalam reaksi-reaksi respirasi (Simbolon, 1989).
Bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa (C6H12O6) maka persamaan
reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2

6 CO2 + 6H2O + Energi

Jumlah O2 dan CO2 yang dilepaskan tidak selalu sama. Perbedaan antara jumlah
CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang digunakan biasa dikenal dengan
Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini
tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempurna atau tidaknya
proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya (Simbolon, 1989).
Reaksi respirasi suatu karbohidrat berlangsung dalam 4 tahapan:
1)

Glikolisis

Kata glikolisis berarti menguraikan gula dan itulah yang tepatnya terjadi
selama jalur ini. Glukosa, gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula
berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya
disusun ulang untuk membuat dua molekul piruvat (Champbell, 2002)
2)

Dekarboksilasi oksidatif piruvat

Asam piruvat yang merupakan senyawa 3C diubah menjadi aseti-KoA (senyawa


2C) dengan melepaskan CO2
3)

Daur asam sitrat (daur Krebs)

Asetil-KoA diuraikan menjadi CO2. Daur ini disebut daur asam sitrat karena
senyawa C6 yang pertama terbentuk adalah asam sitrat.

4)

Transfer electron

Hydrogen (ion H+) yang dihasilkan dari tahap 1 sampai 3 berkombinasi dengan
oksigen membentuk air (H2O). energy yang dibebaskan oleh transport electron
digunakan untuk pembentukan ATP.
Untuk mengetahui peristiwa respirasi, diamati CO2 yang dihasilkan.
CO2 akan bereaksi dengan air kapur membentuk endapan dengan persamaan
Ca(OH)2 (aq) + 2CO2(g)

Ca(CO3)2 (s) + H2O(l)

Air kapur akan menjadi keruh bila bereaksi dengan CO2. CO2 dalam air
akan memberikan suasana asam. Bromtimol blue ialah suatu indikator yang
menunjukkan perubahan warna hijau atau kuning dalam lingkungan asam (Dahlia
dkk, 2001).

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa tabung reaksi yang berisi air kapur
dan kacambah kacang hijau yang tergantung di mulut tabung menjadi keruh
setelah dibiarkan selama beberapa menit. Hal ini menunjukkan bahwa kecambah
kacang hijau melakukan respirasi. Respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2)
dan air (H2O). Keberadaan CO2 ditunjukkan dengan adanya perubahan warna
(kekeruhan) air kapur dan terbentuknya endapan. CO2 bereaksi dengan air kapur
membentuk endapan garam Ca(CO3)2. Namun pada percobaan ini tidak
ditemukan adanya endapan yang terbentuk, dimungkinkan endapan yang
terbentuk terlalu sedikit sehingga tidak begitu terlihat.
Sedangkan pada tabung yang berisi aquades + 3-5 tetes indikator
bromtimol blue dan ujung tanaman Hydrilla tergantung di mulut tabung, berubah
warna dari hijau muda menjadi kuning. Kemudian pada tabung yang berisi
aquades + 3-5 tetes indikator PP dan ujung tanaman Hydrilla tergantung dimulut
tabung, berubah warna dari pink tua (merah muda pekat) menjadi pink muda
(warnanya semakin memudar). Hal ini juga menunjukkan bahwa tanaman
Hydrilla tersebut melakukan respirasi. Respirasi menghasilkan karbondioksida
(CO2) dan air (H2O). Keberadaan CO2 ditunjukkan dengan adanya perubahan
warna tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman Hydrilla dan kecambah

kacang hijau sama-sama melakukan aktuvitas respirasi karena keduanya sedang


dalam proses pertumbuhan.
Respirasi merupakan kebalikan dari peristiwa fotosintesis. Respirasi
merupakan proses pembongkaran energy yang tersimpan untuk dimanfaatkan
dalam proses kehidupannya. (Dahlia, 2000)
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik
menjadi senyawa anorganik (CO2). Bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa
(C6H12O6) maka persamaan reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6 CO2 + 6H2O + Energi
Reaksi respirasi suatu karbohidrat berlangsung dalam 4 tahapan, yaiti
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, daur Krebs dan transport electron. Pada
masing-masing tahapan dilepaskan CO2 dan ion hydrogen (H+). Pada tahap
transport electron ion ion hydrogen (H+) bergabung dengan Oksigen membentuk
H2O. Sehingga proses respirasi akan melepaskan CO2 dan air (H2O).
Pada praktikum kali ini digunakan air kapur (Ca(OH)2), Bromtimol blue,
dan fenoftalein (PP) sebagai indicator adanya molekul CO2 hasil respirasi. Setelah
masing-masing tabung yang berisi larutan indikator dan tanaman yang diuji
(kecambah kacang hijau dan Hydrilla) didiamkan beberapa menit maka terjadi
perubahan warna. Pada tabung berisi air kapur berubah menjadi keruh sedangkan
pada tabung berisi indikator bromtimol blue warna berubah dari hijau muda
menjadi kuning dan pada tabung yang berisi indikator PP warna berubah dai pink
pekat semakin memudar (bening). Hal ini menunjukkan bahwa kecambah kacang
hijau dan Hydrilla melakukan respirasi dengan mengahsilkan CO2 menciptakan
suasana asam. Sesuai dengan pendapat Dahlia dkk (2001) bahwa air kapur akan
menjadi keruh bila bereaksi dengan CO2. CO2 dalam air akan memberikan suasana
asam. Bromtimol blue ialah suatu indikator yang menunjukkan perubahan warna
hijau atau kuning dalam lingkungan asam. PP (fenoftalein) merupakan salah satu
indikator asam-basa, dimana ketika PP diteteskan pada suatu larutan asam maka
akan merubah warna larutan menjadi berwarna bening, sedangkan jika diteteskan
pada larutan basa akan merubah warna larutan menjadi merah muda (Yuliana,
2013).

Pada praktikum, digunakan ujung tanaman Hydrilla dan kecambah kacang


hijau karena bahan tersebut sedang dalam tahap pertumbuhan sehingga aktivitas
respirasi seluler sangat tinggi. Kecambah kacang hijau dibungkus kasa agar dapat
menutup mulut tabung reaksi dan tetap dapat memperoleh O2 dari lingkungan
melaui pori-pori kasa.
Menurut Lakitan (1993), secara umum terdapat korelasi antara laju
pertumbuhan dan laju respirasi. Hal ini karena dalam pertumbuhan akan
digunakan ATP, NADH, dan NADPH untuk sintesis protein bahkan menyusun
dinding sel, komponen membrane, organel-organel dan asam nukleat. Penggunaan
ATP, NADH dan NADPH meningkatan ketersediaan ADP, NAD+ dan
NADP+ untuk respirasi.
Menurut Hopkins (1999) respirasi sangat dipengaruhi oleh faktor umur
dan jenis tumbuhan. Masing-masing jenis tumbuhan mempunyai perbedaan
metabolisme sehingga kebutuhan respirasi berbeda pula. Tumbuhan yang lebih
muda menunjukkan respirasi yang lebih cepat daripada tumbuhan yang lebih tua.
Laju respirasi yang terjadi pada kecambah tinggi karena terjadi reaksi
katabolisme (pembongkaran) nutrisi dari kotiledon untuk tumbuh. Menurut
Sasmitadiharja (1990) laju respirasi meningkat cepat hingga mencapai puncak
selama perkecambahan, kemudian menurun setelah mencapai usia matang
(dewasa). Kecepatan laju respirasi selama tahun pertama pertumbuhan dapat
diduga berhubungan dengan kepentingan sintesis pembelahan dan perkembangan
sel dengan cepat. Umur tumbuhan yang mendekati dewasa (maturity) mengalami
penurunan pertumbuhan sehingga ativitas metabolisme menurun. (Hopkins,
1999).
Dari proses respirasi dihasilkan energy. Energy digunakan lebih banyak
pada jaringan yang masih muda seperti kuncup daun dan kuncup bunga untuk
memelihara aliran sitoplasma, peredaran zat makanan, pembelahan kromosom
dalam inti, pembelahan sel dan aktivitas metabolisme lainnya. Jaringan dewasa
tidak mengalami pembelahan sel sehingga energy akan hilang sebagai panas.
(Dwidjoseputro, 1985).
Pada ujung tanaman Hydrilla dan kecambah konsentrasi substrat pada
endosperm dan kotiledon sangat tinggi sehingga aktivitas respirasi juga tinggi.

Praktikum ujung tanaman Hydrilla dan kecambah kacang hijau dilakukan di


lingkungan yang sama. Sehingga ketersediaan oksigen di lingkungan juga sama
sehingga tidak terdapat perbedaan kecepatan respirasi pada kuncup bunga sepatu
sama dengan kecambah kacang hijau. Lingkungan pengamatan respirasi pada
ujung tanaman Hydrilla dan kecambah kacang hijau adalah sama, yaitu di dalam
ruangan. Pada lingkungan tersebut suhu udara relative tetap sehingga aktifitas
respirasi relative stabil.

KESIMPULAN
Proses respirasi pada tumbuhan menghasilkan CO2 yang ditandai pada idikator air
kapur berwarna keruh dan pada indikator bromtimol blue dan PP mengalami
perubahan warna yang menunjukkan keadaan asam dengan adanya CO2.

DAFTAR PUSTAKA
Dahlia, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang : UM Press
Dahlia., Lukianty, Betty., T. Kusumaputri, Leily. 2001. Petunjuk Praktikum
Fisiologi Tumbuhan. Malang : UM Press.
Dwidjoseputro. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia.
Hopkins, W.G. 1999. Introduction of Plant Physiology. Toronto: John Wiley and
Sons, Inc.
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sasmitahardja, D. 1990. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit
ITB Bandung.
Simbolon, Hubu, dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Yuliana. 2013. Reaksi Asam-Basa. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.

Anda mungkin juga menyukai