Oleh :
Fajar Husen
Maretra Anindya P.
Rombongan : II
Kelompok
Asisten
B1J013002
B1J013090
:1
: Latifah Ambarwati
2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padi termasuk famili Graminae, subfamili Oryzidae, dan genus
Oryza. Di dunia terdapat kurang lebih 22 jenis padi-padian (Oryza). Jenis
Oryza sativa dan Oryza glaberrima adalah jenis yang dibudidayakan,
sedangkan sisanya adalah jenis-jenis liar. Oryza sativa adalah jenis yang
paling tersebar ke seluruh dunia. Oryza sativa berbeda dengan Oryza
glaberrima karena spesies ini memiliki cabang-cabang sekunder pada
malai, ligula lebih panjang, gluma dan daunnya agak kasar serta dapat
tumbuh secara musiman (Manurung dan Ismunadji, 1988).
Buah padi merupakan bagian yang umum digunakan sebagai
bahan tanam (benih). Buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu
dengan lemma dan palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan
pembuahan yang terdiri dari embrio (lembaga), endosperm dan bekatul
(buah padi yang berwarna coklat (Ginting et al, 2008).
Tahapan
pertumbuhan
perkecambahan.
Proses
tanaman
padi
perkecambahan
benih
diawali
dengan
merupakan
suatu
benih
yang
terhenti
untuk
kemudian
membentuk
bibit.
yang
diawali
proses
metabolisme
benih
dan
aktivitas
II.
TINJAUAN PUSTAKA
pembelahan
sel.
Giberelin
juga
dapat
merangsang
tumbuhan,
besar
bunga
dan
buah.
Giberelin
juga
dapat
auksinnya
tinggi
karena
aktivitas
IAA
oksidasenya
rendah
ini
yang
tidak
menyebar
sehingga
tidak
mempengaruhi
dormansi,
begitu
juga
dengan
penambahan
GA
akan
konsentrasi
ZPT
juga
dapat
mempengaruhi
kecepatan
giberelin
dalam
proses
metabolisme
benih
adalah
A. Hasil
IV.1. Tabel Pengamatan Daya Perkecambahan Benih Padi
IV.2. Foto Pengamatan Daya Perkecambahan Benih Padi
B. Pembahasan
fisiologis
muda.
yang
menyebabkan
Tumbuhan
muda
ini
ia
berkembang
dikenal
sebagai
menjadi
kecambah
penting
dari
embrio
benih
dan
menunjukkan
media lainnya
yang
disebut
tahap
imbibisi.
Imbibisi
air
Penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari
protoplasma.
tumbuh
maksimum
(vigor)
dan
daya
kecambah
maksimum
Berat
benih
berpengaruh
terhadap
kecepatan
2)
3)
4)
yang
bertindak
sebagai
pengganti
apabila
suhu
rendah,
luar
utama
yang
mempengaruhi
perkecambahan
diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri
terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di
sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung
kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi
oleh suhu (Sutopo, 1984). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air
belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen dan
umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen. Benih
mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada
kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan
merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan
atau bakteri (Hakim et al., 2009).
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya
perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat
dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35C (Sutopo, 1984). Suhu
juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan
ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan
zat tumbuh giberelin.
c. Oksigen
Proses
respirasi
akan
meningkat
pada
saat
berlansungnya
golongan
dimana
cahaya
dapat
menghambat
4. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi
dikotil.
Umur simpan benih sangat dipengaruhi oleh sifat benih, kondisi
lingkungan, dan perlakuan manusia. Berapa lama benih dapat disimpan
sangat bergantung pada kondisi benih dan lingkungannya sendiri.
Beberapa tipe benih tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan dalam
jangka waktu yang lama atau sering disebut benih rekalsitran. Sebaliknya
benih ortodoks mempunyai daya simpan yang lama dan dalam kondisi
penyimpanan yang sesuai dapat membentuk cadangan benih yang besar
di tanah. Semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya akan semakin
menurun. Biji yang lama akan melakukan respirasi terus menerus
sehingga
kandungan
amilumnya
berkurang
dan
mengakibatkan
dormansi, sedangkan pada biji baru masih terdapat banyak enzim untuk
memecah
kandungan
amilum.
Masalah
yang
dihadapi
dalam
kemunduran
tergantung
dari
tingginya
faktor-faktor
tertentu.
memungkinkan
Kemampuan
tumbuhan
untuk
istirahat
bertahan
dengan
hidup
jalan
pada
ini
periode
(1989)
menyatakan
bahwa
penambahan
NAA
akan
pembelahan
sel.
Giberelin
juga
dapat
merangsang
tumbuhan,
besar
bunga
dan
buah.
Giberelin
juga
dapat
yang
akan
merubah
pati
menjadi
gula
sehingga
dapat
B. Saran
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Z. 1987. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa, Bandung.
Chiang G.C.K, Baruaa D, Kramera M.K, Amasinob R.M, and Donohuea K.
2009. Major flowering time gene, Flowering Locus C, regulates
seed germination in Arabidopsis thaliana. Department of
Organismic and Evolutionary Biology, Cambridge.
Ginting, Paham dan Syafrizal H,S. 2008. Analisis Data Penelitian. USU
Press, Medan.
Hakim M.A, Juraimi A.S, Begum M, Hanafi M.M, Ismail R, dan Selamat A.
2009. Effect of salt stress on germination and early seedling
growth of rice (Oryza sativa L.). University Putra Malaysia Selangor,
Malaysia.
Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan. CV Rajawali, Jakarta.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. PT Angkasa, Bandung.
Kozlowski. 1972. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya, Padang.
Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh. Yasaguna, Jakarta.
Lovelles, A. R. 1990. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah
Tropik. PT Gramedia, Jakarta.
Manurung, S.O. dan M. Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Mayer, B. S. And D. B. Anderson. 1975. Plant Physiology. D. Van Nostrand
Company, Inc., Princeton, New Jersey.
Prawiranata, W., Harram, S dan T. Tjodronegoro. 1989. Dasar Fisiologi
Tumbuhan II. IPB, Bogor.
Rismunandar. 1988. Hormon Tanaman dan Ternak. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1985. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB,
Bandung.
Suwarno, Faizal C., Maryati Sari, dan Raden E. R.M. 2014. Viabilitas Awal,
Daya Simpan, dan Invigorasi Benih Kemangi (Ocimum basilicum L.).
Jurnal Agronomi Indonesia, 42(1), pp. 39-43.
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Rajawali, Jakarta.
Villiers, T.A., 1972. Seed Dormancy. Academic Press, New York.