Anda di halaman 1dari 9

Laporan

PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN LATIHAN III


“METODE JALUR ( TRANSECT )”

OLEH :

KELOMPOK V

ERSA RAMADANI A221 19 019

USWATUN HASANAH A221 19 052

REZA MUTIARA MUNGGARAN A221 19 058

NURUL LITA RAHMADANI A221 19 104

MUSLIHAT A221 19 126

RAMLAH A221 19 128

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. Samsurizal M. Sulaeman, M.Si

Aan Febriawan, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
I. Rumusan dan Tujuan

A. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini yaitu :

1. Bagaimana struktur dan komposisi jenis tumbuhan pada suatu komunitas ?


2. Bagaimana penyebaran suatu jenis tumbuhan dalam suatu komunitas ?
3. Bagaimana perubahan vegetasi gradual pada suatu komunitas ?

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu :

1. Menentukan struktur dan komposisi jenis pada suatu komunitas.


2. Mengamati penyebaran suatu jenis dalam suatu komunitas.
3. Mengamati perubahan vegetasi secara gradual pada suatu komunitas.
II. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

A. Alat

1. Tali rafiah dan meteran


2. Meteran
3. Patok kayu
4. Alat tulis dan label gantung
5. Hp

B. Bahan

1. komunitas tumbuhan perdu dan semak


III. Prosedur praktikum
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu
sebagai berikut :
1. Membuat jalur sepanjang 10 meter dengan lebar 1 meter (10 x 100 meter
untuk vegetasi tanaman)
2. Membagi jalur tersebut menjadi 10 segmen (petak contoh) dengan ukuran
setiap segmen 1 x 1 meter dengan kedudukan segmen berkesinambungan
dalam jalur (10 x 10 meter untuk vegetasi pohon).
3. Jumlah jalur yang digunakan disesuaikan dengan intensitas 10-20 % dari
luas kawasan yang akan diamati.
4. Mengumpulkan data kehadiran setiap jenis dalam setiap segmen
berdasarkan parameter kerapatan, frekuensi, dan dominansi.
5. Melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis tumbuhan yang belum
diketahui nama ilmiahnya.
6. Melakukan analisa terhadap data setiap parameter yang diperoleh (data
kelas)
IV. Hasil dan Pembahasan

A. Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan kepadatan, dominansi, dan frekuensi vegetasi


lapisan perdu/semak

No Jenis Petak Contoh KM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Plinia cauliflora (Mart.) 5 4 3 0 0 0 3 3 0 3 21

2 Hyphaene coriacea Gaertn 2 3 2 0 0 0 2 2 0 0 11

3 Euonymus alatus (Thunb.) 1 0 2 0 0 0 3 0 0 3 9

4 Hevea brasiliensis (Wild. Ex 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 4


A.Juss)
5 Acacia dealbata Link 0 0 0 2 2 0 0 0 2 1 7

6 Planchonella rufocostata 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 6

Jumlah

No Jenis Petak Contoh KM DM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Plinia cauliflora (Mart.) 5 4 3 0 0 0 3 3 0 3 0.2 0,3

2 Hyphaene coriacea Gaertn 2 3 2 0 0 0 2 2 0 0 0.3 0,8

3 Euonymus alatus (Thunb.) 1 0 2 0 0 0 3 0 0 3 0.3 1,1

4 Hevea brasiliensis (Wild. Ex 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0.2 1,6


A.Juss)

5 Acacia dealbata Link 0 0 0 2 2 0 0 0 2 1 0.2 1,4

6 Planchonella rufocostata 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 0.1 0,3

Jumlah

Tabel 2. Hasil analisis vegetasi di kawasan Kawatuna, Desa Kawatuna


,Kecamatan Mantikulore, Kota Palu

No Jenis KM KR DM DR FM FR NP

1 Plinia cauliflora (Mart.) 21 22 0,3 5 0.2 5 32

2 Hyphaene coriacea Gaertn 11 11 0,8 9 0.3 7 27

3 Euonymus alatus (Thunb.) 9 9 1,1 13 0.3 7 29

4 Hevea brasiliensis (Wild. Ex A.Juss) 4 4 1,6 19 0.2 5 28

5 Acacia dealbata Link 7 7 1,4 16 0.2 5 28


6 Planchonella rufocostata 6 6 0,3 5 0.1 2 13

Keterangan :

KM = Kerapatan Mutlak KR = Kerapatan Relatif

DM = Dominansi Mutlak DR = Dominansi Relatif

FM = Frekuensi Mutlak FR = Frekuensi Relatif

B. Pembahasan

Tabel satu menunjukkan hasil pengamatan kepadatan, dominansi, dan


frekuensi vegetasi lapisan perdu/semak yang banyak didominasi oleh tanaman
minjangan. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan melalui metode jalur
dengan panjang plot sepanjang 10 meter dan lebar plot 1 meter yang terbagi
menjadi 10 bagian dengan ukuran 1x1 meter untuk tiap bagiannya ditemukan 6
jenis tanaman perdu. Untuk tanaman Plinia cauliflora (Mart.) memiliki tingkat
kepadatan 21 dengan nilai frekuensi 0,2 serta tingkat dominansi 0,3 terhadap
lingkungannya. Sedangkan pada tanaman Hyphaene coriacea Gaertn memiliki
tingkat kepadatan 11 dengan nilai frekuensi 0,3 serta tingkat dominansi 0,8
terhadap lingkungannya. Sedangkan pada tanaman Euonymus alatus (Thunb.)
memiliki tingkat kepadatan 9 dengan nilai frekuensi 0,3 serta tingkat dominansi
1,1 terhadap lingkungannya. Sedangkan pada tanaman Hevea brasiliensis (Wild.
Ex A.Juss) memiliki tingkat kepadatan 4 dengan nilai frekuensi 0,2 serta tingkat
dominansi 1,6 terhadap lingkungannya. Sedangkan pada tanaman Acacia dealbata
Link memiliki tingkat kepadatan 7 dengan nilai frekuensi 0,2 serta tingkat
dominansi 1,4 terhadap lingkungannya. Sedangkan pada tanaman Planchonella
rufocostata memiliki tingkat kepadatan 6 dengan nilai frekuensi 0,1 serta tingkat
dominansi 0,3 terhadap lingkungannya.

Sementara pada table 2 itu menunjukkan hasil analisis vegetasi di kawasan


Kawatuna, Desa Kawatuna ,Kecamatan Mantikulore, Kota Palu dengan dilihat
dari nilai penting ( NP ) dari setiap individu tanaman, yaitu pada tanaman Plinia
cauliflora (Mart.) didapatkan nilai pentingnya adalah 32, sedangkan pada
tanaman Hyphaene coriacea Gaertn didapatkan nilai pentingnya adalah 27,
sedangkan pada tanaman Euonymus alatus (Thunb.) didapatkan nilai pentingnya
adalah 29, sedangkan pada tanaman Hevea brasiliensis (Wild. Ex
A.Juss)didapatkan nilai pentingnya adalah 28, sedangkan pada Tanaman Acacia
dealbata Link didapatkan nilai pentingnya adalah 28, sedangkan pada tanaman
Planchonella rufocostata didapatkan nilai pentingnya adalah 13.

Berdasarkan literatur yang saya dapatkan dikatakan bahwa nilai penting


merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relative dari
sejumlah variable yang telah diukur ( kerapatan relative, kerimbunan relative dan
frekuensi relative). Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antara
harga suatu fariabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam
table. Jenis – jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari
yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga
nilai penting terbesar dapa digunakan untuk menentukan penemaan untuk vegetasi
tersebut( Syafei, 1990 dalam Fitri Mulyana, 2014).

Hal ini sesuai dengan pengamatan yang kami lakukan dimana dua nilai
tertinggi dari nilai penting vegetasi tanaman itu dimiliki oleh tanaman Plinia
cauliflora (Mart.) dan tanaman Euonymus alatus (Thunb.) sesuai dengan keadaan
yang kami dapatkan dimana kedua jenis tumbuhan inilah yang lebih banyak
mendominasi vegetasi tersebut.

V. Kesimpulan

Pada hasil pengamatan yang dilakukan untuk struktur dan komposisi jenis
pada suatu komunitas ini terdiri dari populasi dari berbagai spesies yang
menempati daerah tersebut, yaitu ada 6 spesies.

Pada penyebaran suatu jenis tanaman dalam suatu komunitas dapat


ditentukan oleh kepadatan, frekuensi dan dominansi terhadap vegetasi suatu
komunitas.
Pada perubahan vegetasi secara gradual pada suatu komunitas dapat
ditentukan oleh nilai penting ( NP ) pada suatu jenis tanaman yang ada dalam
komunitas tersebut. Dari pengamatan ini vegetasi tanaman secara sedikit demi
sedikit didominansi oleh dua tanaman yaitu Plinia cauliflora (Mart.) dan tanaman
Euonymus alatus (Thunb.) sesuai dengan keadaan yang kami dapatkan dimana
kedua jenis tumbuhan inilah yang lebih banyak mendominasi vegetasi tersebut.

VI. Daftar Pustaka

Mulyana, F. (2014). “ Analisis Vegetasi “. Laporan Praktikum Ekologi.


Samsurizal. (2020). “Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan “. Palu : Universitas
Tadulako.
Sundra, I, K. (2014). “ Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan “. Bali :
Universitas Denpasar.
VII. Lampiran.

Plinia cauliflora (Mart.) Hyphaene coriacea Gaertn.

Euonymus alatus (Thunb.) Hevea brasiliensis (Willd. ex A.Juss.)


Acacia dealbata Link Planchonella rufocostata

Anda mungkin juga menyukai