Oleh :
(A221 19 120)
2021
A. Pengertian DNA dan RNA
1. Pengertian DNA
Susunan kimia DNA adalah polimer berupa rantai panjang dari nukleotida. Perlu
Kamu ingat bahwa satu nukleotida terdiri dari satu gugus fosfat, satu komponen gula pentosa
(5-karbon), dan satu basa nitrogen. Satu-satunya pembeda tiap nukleotida ialah basa nitrogen.
Hanya ada 4 kemungkinan basa yang terdapat pada tiap satu nukloetida DNA,
yaituadenine (A), guanine (G), thymine (T), atau cytosine (C). Variasi urutan dari keempat
basa-basa tersebut membentuk suatu kode genetik pada sel. Mungkin hal ini dirasa aneh,
hanya dengan 4 huruf yang terdapat pada DNA, suatu informasi genetik yang berbeda-beda
dapat diwariskan pada keturunan makhluk hidup. Itu sebenarnya wajar saja, karena pada
kromosom terdapat berjuta-juta nukleotida, maka sangat banyak kombinasi yang berbeda
meskipun hanya berasal dari 4 huruf tersebut.
2. Pengertian RNA
RNA adalah asam nukleat lain selain DNA. Ada sebagian virus yang mempunyai
RNA sebagai bahan dasar genomnya, sedangkan makhluk yang lain termasuk bakeri dan
eukariot menggunakan DNA sebagai genomnya. Dilihat dari segi evolusi diduga bahwa gen
makhluk hidup pertama adalah RNA, jadi virus RNA merupakan pionir makhluk hidup. Di
luar bahan genom, masih terdapat RNA lain seperti mRNA, tRNA, dan rRNA yang
mempunyai semua organisme seluler dan berperan dalam proses ekspresi gen.
Pada umumnya molekul RNA merupakan rantai berutas tunggal, kecuali RNA
genom beberapa virus berutas ganda. RNA sebagaimana DNA disusun oleh nukleotida-
nukleotida satu dengan yang lain dihubungkan dengan ikatan 5-3 fosfodiester. Fosfat yang
terdapat pada C ke 5 pada satu ribonukleotida dihubungkan dengan C ke 3 pada nukleotida
yang lain. Sehingga akan terbentuk satu rantai nukleotida sebagaimana DNA, dengan kedua
ujungnya terdiri dari ujung 5’p dan ujung 3‘ OH.
B. Struktur DNA dan RNA
1. Struktur DNA
DNA terdiri atas dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk heliks
ganda (double helix). Model struktur DNA itu pertama kali dikemukakan oleh James Watson
dan Francis Crick pada tahun 1953 di Inggris. Struktur tersebut mereka buat berdasarkan hasil
analisis foto difraksi sinar X pada DNA yang dibuat oleh Rosalind Franklin. Karena yang difoto
itu tingkat molekul, maka yang tampak hanyalah bayangan gelap dan terang saja. Bayangan
foto itu dianalisis sehingga mereka berkesimpulan bahwa molekul DNA merupakan dua
benang polinukleotida yang berpilin.
Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap
nukleotida tersusun atas :
1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk “tulang punggung” yang sangat
panjang bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai tangga, dimana ibu tangganya
adalah gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen. Sedangkan fosfat
menghubungkan gula pada satu nukleotida ke gula pada nukleotida berikutnya untuk
membentuk polinukleotida.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta
basa pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T).Ikatan antara gula pentosa dan basa
nitrogen disebut nukleosida. Ada 4 macam basa nukleosida yaitu :
1. Ikatan A-gula disebut adenosin deoksiribonukleosida (deoksiadenosin)
2. Ikatan G-gula disebut guanosin deoksiribonukleosida (deoksiguanosin)
3. Ikatan C-gula disebut sitidin deoksiribonukleosida (deoksisitidin)
4. Ikatan T-gula disebut timidin deoksiribonukleosida (deoksiribotimidin)
5. Ikatan asam-gula-fosfat disebut sebagai deoksiribonukleotida atau sering disebut
nukleotida. Ada 4 macam deoksiribonukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida,
timidin deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, timidin deoksiribonukleotida.
Nukleotida-nukleotida itu membentuk rangkaian yang disebut polinukleotida. DNA
terbentuk dari dua utas poinukleotida yang saling berpilin.
Basa-basa nitrogen pada utas yang satu memiliki pasangan yang tetap dengan basa-basa
nitrogen pada utas yang lain. Adenin berpasangan dengan timin dan guanin berpasangan
dengan sitosin. Pasangan basa nitrogen A dan T dihubungkan oleh dua atom hidrogen (A=T).
Adapun pasangan basa nitrogen C dan G dihubungkan oleh tiga atom hidrogen (C≡G). Dengan
demikian, kedua polinukleotida pada satu DNA saling komplemen.
2. Struktur RNA
Di samping DNA kebanyakan sel-sel beinti tidak sejati (prokaryotic) maupun yang
berinti (eukaryotic) memiliki asam nukleat lain yang sangat penting pula yang di namakan
asam ribonukleat (ARN). Virus (seperti virus mozaik tembakau dan virus influenza) tidak
memiliki DNA melainkan hanya RNA saja. Pada makhluk-makhluk ini RNA-lah merupakan
molekul genetic keseluruhannya dan membawa segala pertanggungan jawab seperti yang
dimiliki DNA. Karena itu RNA demikian itu sering disebut juga RNA genetic, sedangkan RNA
dalam sel disebut RNA non-genetik.(Suryo,Genetika Manusia).
RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida.Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus
molekul, yaitu :
1. 5 karbon
2. basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan
pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
3. gugus fosfat
Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul yang
dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar untuk sintesis
DNA.Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk suatu nukleotida atau
ribonukleotida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA
merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan DNA.
DNA pada umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung dari macamnya
yaitu:
1. RNAduta (RNAd), nama asingnya messengger RNA (mRNA), terdapat dalam nukleus.
RNAd dicetak oleh satu pita DNA yang berlangsung didalam nukleus.
2. RNApemindah (RNAp) nama asingnya transfer RNA (tRNA), terdapat dalam sitoplasma.
3. RNAribosom (RNAr) nama asaingnya ribosome RNA (rRNA), terdapat terutama
didalam ribosom molekulnya berupa pita tunggal yang tidak bercabang dan mempunyai
bagian-bagiannya.
Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA berbentuk
double helix, sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. Meskipun demikian pada
beberapa virus tanaman, RNA merupakan pita double namun tidak terpilih sebagai
spiral.
E. Replikasi DNA
Replikasi merupakan proses pelipat gandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan
ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus
disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang
sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua
rantai dan rantai yang satu merupakan “konjugat” dari rantai pasangannya. Dengan kata
lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan
mudah dibentuk.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini
terjadi. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing
DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan
rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan
rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut
bertindak sebagai “cetakan” untuk membuat rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang terpenting
dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu pembentukan
rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi diawali dengan
pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang rantai DNA. Proses
pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh enzim helikase yang dapat mengenali titik-titik
tersebut, dan enzim girase yang mampu membuka pilinan rantai DNA.
Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase
masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal
tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran
DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA
ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser.
Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis
rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan
pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan
terjadinya kesalahan sintesis amatlah kecil.
F. Jenis-jenis RNA
Bentuk penuh DNA adalah asam deoksiribonukleat, dan dianggap sebagai blok
bangunan dari segala bentuk kehidupan. Semua organisme hidup memiliki DNA dan
RNA. DNA dan RNA yang berbeda satu sama lain dalam ukuran, bentuk, struktur, fungsi
dan lokasi. DNA dan RNA bersama-sama membentuk struktur spiral ganda.DNA
memiliki struktur heliks ganda, yang panjang dan berisi rantai panjang nukleotida.DNA
ketika mengulurkan bisa sepanjang enam meter.Padahal, RNA merupakan rantai
nukleotida lebih pendek dan juga merupakan struktur heliks.Nukleotida yang menyusun
DNA Adenin, Guanin, Timin, dan Sitosina.Mereka diwakili dengan huruf seperti A, G,
T dan C yang merupakan huruf pertama dari nama-nama nucleobases.Sekuens DNA
tipikal digambarkan dalam bentuk ATTGCTGAAGGTGCGG.
DNA diukur berdasarkan jumlah pasangan basa itu. Dalam satu tubuh manusia, jika
struktur DNA semua ditulis dengan menggunakan huruf-huruf dalam format tersebut,
maka akan mengisi 4 ribu buku, masing-masing 500 halaman. Hal ini karena struktur
DNA dari masing-masing begitu lama.
DNA RNA
Bagian pentosa DNA adalah Bagian pentosa RNA adalah ribosa
dioksiribosa
Bentuk molekul DNA adalah heliks Bentuk molekul RNA berupa rantai tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai
ganda ganda.
DNA mengandung basa adenin RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak
guanin, sitosin dan timin mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil
DNA terletak di dalam nukleus, RNA terletak di dalam nukleus, sitoplasma, kloroplas, mitokondria
kloroplas, mitokondria
DNA memiliki kadar tetap RNA memiliki kadar tidak tetap