Anda di halaman 1dari 28

ALAT EVALUASI

Tugas Makalah
Disusun sebagai Syarat Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pengembangan Program Pengajaran Biologi di Program Studi

Pendidikan Biologi

Oleh :

Kelompok 10

Faradila (A22119074)
Nurul Fadiah (A22119137)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, solawat serta salam semoga dilimpah curahkan kepada Nabi Muhamad
SAW, Rasululloh terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh
rahmat dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Berkat karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini


untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah “Pengembangan
Program Pengajaran Biologi” yang berjudul “Alat Evaluasi” didalamnya membahas
mengenai Pengertian, Jenis, Fungsi, tujuan evaluasi dan langah langkah Rancangan
Evaluasi. Kami berusaha semaksimal mungkin berkarya dengan harapan makalah ini
dapat membantu pencapaian kompetensi mahasiswa dalam rangka mengingkatkam
kualitas bangsa Indonesia.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia. Kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki makalah ini
yang jauh dari kesempurnaan.

Palu, 11 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Alat Evaluasi ..................................................................................... 3
2.2 Jenis Alat Alat Evaluasi....................................................................................... 4
1. Teknik Non-tes................................................................................................... 4
2. Teknik Tes........................................................................................................ 11
2.3 Fungsi dan Tujuan Evaluasi .............................................................................. 15
1.Tujuan Evaluasi................................................................................................. 15
2. Fungsi Evaluasi ................................................................................................ 16
2.4 Langkah Langkah Evaluasi Pembelajaran......................................................... 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 24
3.2 Saran .................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa,


pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya.
Usaha peningkatan pendidikan biasa ditempuh dengan peningkatan kualitas
pembelajaran dan system evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan system
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik,
selanjutnya system penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan
strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik.
Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja
tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama.
Evaluasi belajar dan pembelajaran sangatlah penting utamanya di dunia
pendidikan. Hal ini dikarenakan evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pencapaian peserta didik dalam menempuh mata pelajaran yang
telah disajikan. Sehingga untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan dapat tercapai, apakah aktivitas yang dilakukan telah berhasil
mencapai sasaran, apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat, apakah
sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk
mencapai tujuan, dan apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi
dengan baik, digunakan suatu evaluasi untuk semua hal tersebut. Peran evaluasi
merupakan hal yang sangat penting dan keberadaannya tidak dapat tergantikan.
Dengan adanya evaluasi seorang pengajar akan mampu melihat perkembangan
dari setiap peserta didiknya dan dapat melakukan tindakan lebih lanjut manakala
peserta didiknya mengalami kemunduran dalam pencapaian hasil belajar atau
peserta didik belum mampu mencapai prestasi yang optimal.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan alat evaluasi ?


2.Apa saja jenis alat alat evaluasi pembelajaran?
3.Bagaimana fungsi dan tujuan evaluasi?
4. Bagaimana langkah langkah rancangan evaluasi pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1.Menjelaskan pengertian alat evaluasi


2.Menjelaskan jenis alat alat evaluasi pembelajaran
3.Menjelaskan fungsi dan tujuan evaluasi
4.Menjelaskan langkah langkah rancangan evaluasi pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Evaluasi

Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka


mencapai suatu tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), alat
adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Dalam hal evaluasi, alat
sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu penilaian, baik dalam penilaian
secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Dari pengertian umum, alat adalah
sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam
melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata
“alat” biasa disebut juga dengan istilah “instrumen”. Dengan demikian, alat
evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi
alat adalah untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik sesuai de ngan
kenyataan yang dievaluasi.

Pemahaman tentang instrumen ini menjadi penting karena dalam praktik


evaluasi dan penilaian, pada umumnya guru selalu mendasarkan pada proses
pengukuran. Dalam pengukuran tentu harus ada alat ukur (instrumen). Banyak
alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi hasil
pembelajaran, salah satunya adalah tes. Dalam menggunakan alat tersebut
evaluator menggunakan cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi.
Seperti disebutkan di atas, ada dua teknik evaluasi yaitu teknik tes dan non-tes.

Evaluasi adalah suatu tindakan maupun proses melakukan penilaian


terhadap data untuk menetukan sejauh mana tujuan pendidikan sudah tercapai
yang bisadigunakan pula dalam membuat keputusan. Dengan sistem evaluasi
yang baik maka akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar
yang baik sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik

3
dengan tujuan akhir meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia pada
umumnya, seperti yang diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea
keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan tujuan
pendidikan nasional.

Adapun pengertian Evaluasi Pendidikan dan pengajaran adalah proses


kegiatan untuk mendapatkaninformasi data mengenai hasil belajar mengajar yang
dialami siswa dan mengolah ataumenafsirkannya menjadi nilai berupa data
kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan
untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikandan pengajaran.

Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah


seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif
dan efisien. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil
yang lebih baiik sesuai dengan kenyataan yang di evaluasi.

2.2 Jenis Alat Alat Evaluasi

Secara keseluruhan teknik dan bentuk evaluasi pendidikan dapat


digambarkan sebagai berikut :

1. Teknik Non-tes

Nontes dapat digunakan untuk mengukur semua ranah yang dimiliki


oleh masing- masing individu yang tentunya berbeda. Teknik nontes sangat
penting dalam mengevaluasi siswa pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda
dengan teknik tes yang lebih menekankan asfek kognitif. Ada beberapa macam
teknik nontes, yaitu: pengamatan (observation), wawancara (interview),
kuisioner/angket (questionanaire), dan analisis dokumen yang bersifat
unobtrusiv.

1) Pengamatan (Observation)

4
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa
denganmemperhatikan tingkah lakuya. Secara umum observasi adalah cara
menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena- fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada


waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada
waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain.

a. Cara dan Tujuan Observasi

Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:

a) Observasi partisipatif dan nonpartisipatif

Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang


mengobservasi (observer) ikut ambil bagian alam kegiatan yang
dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi
nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang
dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-
olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya
guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru
hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.

b) Observasi sistematis dan observasi nonsitematis

Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan,


observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria,
masalah yang akan diamati Sedangkan observasi nonsistematis yaitu
apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan
diamati. Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang

5
mngamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru
melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan
diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan,
ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu
dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga. Kalau
observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori
diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.

c) Observasi Eksperimental

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara


nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau
melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja
diadakan.

Sebagai alat evaluasi , observasi digunakan untuk :

 Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
 Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
 Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa
kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam
bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan
data

b. Sifat Observasi

Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:

 Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran


 Direncanakan secara sistematis
 Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
 Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.

6
2) Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan


jalan percakapan (dialog) baik secara langsung (face to pace relition) secara
langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya
kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara
sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :

 Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam


hal ini hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang
yang diwawancarai
 Keterampilan pewawancara

Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap


hasil wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar
meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.

 Pedoman wawancara

Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh


pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru melaksanakan
wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci,
tentang pertanyaan yang akan diajukan.

Ada dua je nis wawancara yang dapat pe rgunakan sebagai alat


evaluasi, yaitu:

a.Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal


dengan istilah wawancara berstruktur (Structured Interview) atau
wawancara sistematis (Systematic Interview).

b.Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal


dengan istilah wawancata sederhana (Simple Interview) atau

7
wawancara tidak sistematis (Non-Systematic Interview), atau
wawancara bebas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pe wawancara


yaitu :

 Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back


ground tentang apa yang akan ditanyakan
 Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud
wawancara tersebut
 Harus menjaga hubungan yang baik
 Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya
 Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati- hati, teliti dan
kalimatnya jelas
 Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara
 Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang
menjadi sumber data
 Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama
 Guru harus mengobrol dalam wawancara
 Batasi waktu wawancara
 Hindari penonjolan aku dari guru

3) Angket (Questionave)

Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus


diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan
penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama
adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik
sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar
mereka. Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara
langsung maupun secara tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung

8
apabila angket itu diberikan kepada anak yang dinilai atau dimintai
keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila nagket itu
diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang
lain. Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau diberikan kepada
temannya.

a. Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam,


yaitu

 Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas, jelas, dengan model
pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas dan
terbatas pula.
 Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan
jawaban uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak
dituntut untuk memberi penjelasan-penjelasan, alasan-alasan terbuka.

4) Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary Analisis)

Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan


belajar peserta didik tanpa menguji (tehnik nontes) juga dapat dilengkapi
atau diperkaya dengan cara melakukan pemerikasaan terhadap dokumen-
dokumen; misalnya dokumen yang memuat infomasi mengenai riwayat
hidup (auto biography).

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama


dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka
subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian
kebiasaan atau sikap dari obyek yang dinilai. Berbagai informasi, baik
mengenai peserta didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan tidak
mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap
bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.

9
5) Sosiometri

Sosiometri adalah suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian


dan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Sehnggga sosiometri
merupakan alat yag tepat untuk menilai hubungan sosial dan tingkah laku
sosial dari murid- murid dalam suatu kelas, yang meliputi stuktur hubungan
individu, susunan antar individu dan arah ubungan sosial. Sehingga dengan
demikian seorang guru dapat mengetahui bagaimana keadaan hubungan
social dari tiap-tiap anak dalam suatu kelompok atau kelas.

Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu :

 Langkah pemilihan teman

Disini guru menyuruh semua murid untuk memilih teman-temannya


yang disenangi secara berurutan sebanyak satu atau dua anak. Dalam memilih
anak perlu disebutkan alasan mengapa harus memilih teman itu.

 Langkah pertabelan

Guru membuat tabel dalam materi tes sosiomentri dari data yang telah
diperoleh dalam langkah pemilihan teman.

 Langkah Pembuatan Gambar (Sosiogram)

Dari data yang telah kita buat dalam metrik sosiometri, dapat pula kita
buat sebuah peta atau sosiogram. Dalam pembuatan sosiogram usahakan anak
yang paling banyak dipilih diletakan ditengah-tengah, agar dapat mudah
diketahui siapa yang paling banyak dipilih. Dengan melihat hasil sosiometri
kita dapat mengetahui bagaimana kedudukan dan relasi sosial dari masing-
masing anak dalam kelompok. Sehingga hasil dari sosiogram ini dapat dibuat
pertimbangan untuk menilai sikap sosial anak dan kepribadiannya dalam
kelompok.

10
Sosiometri sebagai alat penilaian nontes sangat berguna bagi guru
dalam beberapa hal, antara lain:

 Untuk pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja


(pembagian tugas)
 Untuk pengarahan dinamika kelompok
 Untuk memperbaiki hubungan individu dalam kelompok dan memberi
bimbingan kepada setiap anak.

Dari uraian tersebut diatas dapatlah dipahami, bahwa dalam rangka hasil
evaluasi hasil belajar peserta didik, evaluasi tidak harus semata- mata dilakukan
denan mengunakan alat berupa tes-tes hasil belajar. Teknik-teknik nontes juga
menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-
lebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti
persepsinya terhadap guru, minatnya, bakatnya, tingkah laku atau sikapnya, dan
sebagainya, yang kesemuannya itu tidak mungkin dievaluasi dengan mengunakan
tes sebagai alat pengukurnya.

2. Teknik Tes

Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat
digunakan secara meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis
atau tingkah laku individu. Dapat dipastikan akan mampu memberikan
informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik
berupa psikis maupun tingkah lakunya , sekaligus dapat membandingkan
antara seseorang dengan orang lain.

Sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes minimal me mpunyai dua fungsi,
yaitu:

 Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau


tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.

11
 Untuk menentukan kedudukan atau seperangkat siswa dalam kelompok,
tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran.

Dengan me mpertimbangkan kriteria- kriteria dapat dihasilkan alat tes


(soal-soal) yang berkualitas memenuhi syarat- syarat diantaranya:

 Shahih ( valid) yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan.
 Relevan yaitu diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
 Spesifik, soal hanya dapat dijawab oleh peserta didik.
 Representif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan.

1) Tertulis (written test)

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang
seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Indrakusuma,
1993:21). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, didalamnya
terdapat pengertian-pengertian:

 Tes itu adalah hanya merupakan alat dan bukan merupakan tujuan.
Sedangkan tujuannya adalah terletak pada apakah maksud kita
memberikan tes itu.
 Alat itu telah disusun secara sistematis dan objektif, menurut syarat-
syarat tertentu. Meskipun dalam kenyataannya tidak ada tes yang seratus
persen sistematis dan objektif. Sebab tes itu juga buatan manusia.
 Dengan adanya tes yang telah disusun secara sistematis dan objektif itu,
maka hasil yang diperoleh dari tes atau alat itu boleh dikatakan akan tepat.
Artinya benar-benar akan memberikan gambaran yang sesuai dengan
keadaannya.
 Bahwa dengan dipergunakannya tes sebagai alat untuk memperoleh data-
data itu, dapat dilaksanakan secara tepat tidak memakan waktu yang lama.

12
Untuk memperoleh suatu data tidak perlu berhari- hari, bahkan cukup
beberapa jam saja.
 Sedang keterangan-keterangan apa yang diinginkan, ini bergantung pada
maksud serta alat yang kita berikan. Misalnya, jika kita menginginkan
keterangan tentang kecakapan anak dalam hal berhiting maka kita
pergunakan tes berhitung, bukan tes bahasa, dan sebagainya.

Bentuk Tes Tulis :

a. Tes Subyektif

Tes subyektif ada dua jenis yaitu Tes uraian bentuk bebas atau
terbuka dan Tes uraian bentuk terbatas

b. Tes Obyektif

Tes obyektif ada lima macam yaitu :

 Bentuk benar salah

Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement


tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas
untuk menandaimasing- masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B
jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S
jika pernyataannya salah.

 Bentuk menjodohkan

Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan,


mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri
atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas murid ialah
mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok
dengan pertanyaannya.

13
 Bentuk isian

Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes
menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas
kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian
yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan
pengertian yang kita minta dari murid.

 Bentuk pilihan ganda

Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau


pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk
melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban
yang telah disediakan. Atau Multiple choice test terdiri atas bagian
keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif
(option). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban benar
yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh.

2) Lisan (oral test)

Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan


mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Thoha (2003:61) menjelaskan bahwa tes ini termasuk kelompok tes verbal,
yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Dari segi
persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni:

a. Tes lisan bebas

Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa


menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis

b. Tes lisan berpedoman

14
Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan
ditanyakan kepada peserta didik.

3) Perbuatan (performance test)

Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam


bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan
perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta
didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir
yang dicapainya.

Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah


format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga tutor
dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah
disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk
tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format
pengamatan individual. Dalam pembelajaran matematika, tes perbuatan bisa
berupa memperagakan apakah suatu bangun datar merupakan jaring-jaring
kubus atau bukan, menggambarkan suatu bangun ruang dan menunjukkan
semua bidang diagonal serta diagonal bidang, membuat lukisan dengan
menggunakan jangka, mistar, dan busur derajat, dsb.

2.3 Fungsi dan Tujuan Evaluasi

1.Tujuan Evaluasi

Secara umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu


program atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Secara spesifik evaluasi memiliki banyak tujuan dan manfaat.
Karena itu menurut (Reece dan Walker, 1997:420) terdapat beberapa alasan
mengapa evaluasi harus dilakukan yaitu:

15
 Memperkuat kegiatan belajar
 Menguji pemahaman dan kemampuan siswa
 Memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai
 Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran
 Memotivasi siswa
 Memberi umpan balik bagi siswa
 Memberi umpan balik bagi guru
 Memelihara standar mutu
 Mencapai kemajuan proses dan hasil belajar
 Memprediksi kinerja pembelajaran selanjutnya
 Menilai kualitas belajar (Komsiyah, 2012: 111)

2. Fungsi Evaluasi

Adapun fungsi evaluasi Pendidikan, Menurut Anas Sudijono secara


umum sebagai suatu tindakan atau proses evaluasi pendidikan memiliki tiga
fungsi pokok, antara lain:

a. Mengukur kemajuan program pendidikan

b. Menunjang penyusunan rencana program pendidikan

c. Memperbaiki atau menyempurnakan kembali program pendidikan.

Dan secara khusus fungsi evaluasi pendidikan, meliputi:

a) Secara psikologis, bagi peserta didik dapat mengenal kapasitas dan status
dirinya dan bagi pendidik mengetahui kapasitas tetang hasil usahanya

b) Secara didaktik, bagi peserta didik dorongan perbaikan dan peningkatan


prestasi dan bagi pendidik, fungsi diagnostik, fungsi penempatan, fungsi
selektif dan fungsi bimbingan serta fungsi instruksional.

16
c) Secara admnistratif, memberikan laporan, memberikan data, dan
memberikan gambaran

d) Namun, dilihat dari kepentingannya fungsi evaluasi pendidikan, antara lain:

 Bagi pendidik/guru, untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik,


kelemahan dalam cara mengajar di PBM, memperbaiki proses belajar
mengajar dan menentukan kelulusan peserta didik.
 Bagi peserta didik, mengetahu kemampuan dan hasil belajar,
memperbaiki cara belajar dan menumbuhkan motivasi dalam belajar.
 Bagi sekolah, mengukur mutu hasil pendidikan, mengetahui kemajuan
dan kemunduran sekolah, membuat keputusan kepada peserta didik dan
mengadakan perbaikan kurikulum.
 Bagi orang tua, mengetahui hasil belajar anaknya, meningkatkan
pengawasan, bimbingan dan bantuan kepada anaknya dalam usaha
belajar.
 Bagi masyarakat, mengetahui kemajuan sekolah, memberikan kritik dan
saran bagi kurikulum pendidikan di sekolah dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan.

Maka berdasarkan klasifikasi fungsi evaluasi pendidikan yang beragam,


Ngalim Purwanto merinci fungsi evaluasi pendidikan ke dalam empat
kelompok, yaitu:

 Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa


setelah melaksanakan kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu.
 Untuk mengetahui keberhasilan program pengajaran, yang meliputi
tujuan, materi, metode, kegiatan belajar – mengajar, alat dan sumber
belajar serta prosedur dan alat evaluasi pembelajaran.

17
 Untuk keperluan bimbingan konseling, sebagai informasi atau data dalam
pelaksanaan bimbingan konseling.
 Untuk perbaikan dan pengembangan kurikulum sekolah.

2.4 Langkah Langkah Evaluasi Pembelajaran

Langkah penyusunan alat atau penulisan Evaluasi Hasil Belajar adalah:

1.Tentukan TIU dan TIK

TIU merupakan pernyataan yang barang kali masih memberikan


kemungkinan dengan interprestasi terutama tentang prestasi macam apa
diharapkan dari sasaran belajar melalui proses belajar tertentu. TIK dapat
dikatakan operasional atau spesifik, maka TIK lebih memperlihatkan
perumusan bahan perilaku sasaran didik secara terperinci yang meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam program pengajaran TIU dan TIK
yang menjadi sasaran dari hasil belajar. Maka langkah- langkah menyusun soal
adalah:

a)Soal disesuaikan TIU dan TIK yang telah ditentukan.

b)Memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

c)Menentukan ability yang diukur atau soal mampu mengungkap kemampuan


dalam ability tersebut.

d)Menentukan materi yang akan ditanyakan dan dituangkan dalam bentuk


kisi-kisi soal.

Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah perencanaan evaluasi:

1. Menentukan Tujuan Evaluasi

18
Memahami tujuan evaluasi adalah salah satu wawasan paling penting
yang harus dimiliki seorang evaluator. Apapun bentuk dan pendekatan
evaluasi, penentuan tujuan evaluasi akan selalu berkenaan dengan apa yang
diharapkan dari pelaksanaan suatu evaluasi, yaitu output (misalnya; produk
pembelajaran, dokumentasi siswa/guru, dsb.) dan outcome (misalnya;
efektivitas/efisiensi pembelajaran siswa, perubahan sikap siswa, perubahan
kinerja dan sikap guru, perubahan kelembagaan, posisi di dunia pendidikan
dan dunia kerja, dsb.). Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh dari
penentuan tujuan evaluasi yang berkaitan dengan kurikulum.

2. Merumuskan Masalah Evaluasi

Masalah evaluasi bisa dilihat dari fenomena yang terjadi. Dengan


mengacu pada contoh sebelumnya, yaitu masalah kurikulum, dapat dilihat
bahwa masalah yang terjadi adalah rendahnya mutu pembelajaran siswa atau
bahwa hasil pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Dengan demikian, di sini diperlukan suatu upaya untuk
meningkatkan mutu pembelajaran siswa dalam kaitannya dengan
menganalisis kelemahan atau kekurangan dari kurikulum yang sekarang
digunakan. Dalam hal ini, evaluator bisa merumuskan masalah tersebut
dengan melakukan analisis diri, analisis dari rekan sejawat, dari para ahli,
atau dari tinjauan literatur pendidikan, dengan fokus pada muatan kurikulum,
aktivitas pengajaran/pembelajaran, dan penilaian. Setelah merumuskan
masalah, evaluator bisa melanjutkan dengan menentukan jenis data yang
akan dikumpulkan untuk kepentingan evaluasi tersebut.

3. Menentukan Jenis Data yang Akan Dikumpulkan

Pada tahap ini evaluator mengidentifikasi data/informasi sesuai


dengan kebutuhan dan variabel yang akan dievaluasi. Jenis data secara umum
adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Di sini evaluator memilih dan/atau

19
mengembangkan metode pengumpulan data (instrumen), mengidentifikasi
sumber-sumber informasi yang tepat (dari siapa, oleh siapa) dan cara
mengumpulkannya, organisasi hasil informasi evaluasi, serta analisis dan
interpretasi hasil informasi evaluasi.

4. Menentukan Sampel

Sampel digunakan bila kita akan mengevaluasi sebagian dari populasi


yang menjadi subjek atau objek evaluasi, dengan memperhatikan sifatnya
yang homogenitas dan heterogenitas. Evaluator juga mene ntukan teknik
pengambilan sampel (sampling) yang cocok diambil. Sebagai contoh, Anda
bisa menentukan desain sampling yang akan diambil dari sejumlah populasi
dengan menggunakan teknik-teknik seperti random sampling, stratified
sampling, proportional sampling, dengan memperhatikan pendekatan seperti
judgment sampling (ditarik berdasarkan pertimbangan para ahli) dan
probability sampling (ditarik berdasarkan probabilitas) serta haphazard
sampling (berdasarkan aksesibilitas sampel yang dapat diambil).

5. Menentukan Model Evaluasi

Penentuan modal evaluasi sangat berkaitan dengan berbagai


pendekatan evaluasi. Evaluator hendaknya memahami berbagai pendekatan
dalam evaluasi, kekuatan dan kelemahan setiap pendekatan. Berikut ini
adalah pendekatan pendekatan utama dalam evaluasi:

1) Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, yang fokusnya adalah


menentukan tujuan dan sasaran dan pencapainnya.

2) Pendekatan yang berorientasi pada manajemen, yang fokus utamanya


adalah pada identifikasi dan pemenuhan kebutuhan informasi bagi para
pembuat keputusan manajerial.

20
3) Pendekatan yang berorientasi pada klien, yaitu yang masalah utamanya
adalah mengembangkan informasi evaluasi dalam ―produk-produk‖
pendidikan, untuk digunakan oleh pengguna pendidikan dalam
memilih kurikulum (misalnya kurikulum berbasis kompetensi), produk-
produk pembelajaran, dan sebagainya.

4) Pendekatan yang berorientasi pada para ahli, yang sangat bergantung


pada penerapan langsung dari para profesional dalam menilai kualitas
pendidikan.

5) Pendekatan yang berorientasi pada lawan atau pesaing, yaitu sebagai


kontra atau penyeimbang dari pendekatan yang berorientasi pada para
ahli pada umumnya (pro dan kontra).

6) Pendekatan naturalistik yang berorientasi pada partisipan, yaitu bahwa


keterlibatan partisipan merupakan penentu utama dalam nilai- nilai,
kriteria, kebutuhan, dan sifat data untuk evaluasi.

6. Menentukan Alat Evaluasi

Alat evaluasi yang umumnya dipakai oleh evaluator antara lain adalah
tes, pengukuran sikap, survey dan kuesioner survey, wawancara, pengamatan,
on-site evaluation, teknik Delphi, analisis kebutuhan, analisis konten,
sampling, eksperimental, quasi-experimental, dan sebagainya. Penentuan alat
evaluasi hendaknya sesuai dengan tujuan dan pertanyaan evaluasi yang
dikemukakan sebelumnya. Sebagai contoh, jika Anda akan mengevaluasi
kemajuan prestasi siswa dalam beberapa matapelajaran, hendaknya Anda
menggunakan tes tertulis sebagai alat evaluasi. Contoh lain jika Anda akan
mengevaluasi minat dan bakat siswa, Anda bisa menggunakan tes lisan,
wawancara, atau pengukuran sikap.

21
7. Merencanakan Personal Evaluasi

Yang dimaksud personal evaluasi di sini adalah seluruh sumberdaya


manusia yang tersedia dan terlibat untuk pelaksanaan evaluasi. Termasuk di
sini antara lain adalah (1) evaluator atau team evaluator, (2) klien yang
meminta evaluasi, dan (3) evaluand (objek evaluasi). Dalam posisi kita
sebagai evaluator, kita bisa meminta bantuan dari evaluator eksternal yang
memiliki keahlian tertentu dalam bidangnya. Keuntungan menggunakan
evaluator eksternal antara lain adalah hasil evaluasi akan lebih objektif karena
mereka jarang memiliki kepentingan tertentu (vested interest) dalam
keberhasilan atau kegagalan suatu program. Keuntungan lainnya adalah
bahwa evaluator eksternal bisa memperkaya perspektif lain ketimbang
evaluator internal.

8. Merencanakan Anggaran

Anggaran dan pembiayaan kadang bisa menjadi kendala untuk


keberhasilan pelaksanaan evaluasi. Dana yang tidak sesuai dengan
perencanaan anggaran bisa menghambat jalannya program. Di lain pihak,
perencanaan anggaran yang tidak realistis juga akan berdampak buruk dalam
pelaksanaan evaluasi. Sebagai contoh, dalam hal ini kita harus b isa
menyesuaikan perencanaan anggaran dengan dana yang tersedia, misalnya
dana yang disediakan oleh sponsor atau dana yang tersedia dalam anggaran
rutin. Dengan kata lain, agar rencana sesuai dengan realisasi, perencanaan
anggaran dan biaya yang kita buat harus realistis dan tetap berpatokkan pada
konsep efisiensi. Bila Anda merasa anggaran Anda kurang sempurna, Anda
bisa meminta bantuan orang-orang perencanaan anggaran, konsultan
keuangan dan/atau akuntan.

22
9. Merencanakan Jadwal Kegiatan

Suatu perencanaan akan lebih mudah dipahami dan lebih mudah


dilaksanakan bila kita memiliki suatu jadwal kegiatan, yang terdiri dari jenis-
jenis kegiatan yang akan dilakukan dan waktu yang tersedia. Dengan jadwal,
kita dapat menentukan apa yang harus kita lakukan hari ini, misalnya. Kita
harus tetap menjaga agar aktivitas dan waktu kita tidak keluar dari jadwal
yang telah ditetapkan, sebab jika hal tersebut terjadi, maka kegiatan lainnya
akan terpengaruh juga. Namun demikian, kita tidak boleh melepaskan diri
dari fleksibilitas jadwal, artinya suatu kegiatan dalam suatu rangkaian
kegiatan hendaknya dibuat fleksibel agar jika terjadi hal- hal yang diluar
dugaan, hal tersebut bisa diantisipasi sesegera mungkin. Perencanaan jadwal
kegiatan dapat didasarkan pada permintaan klien, kebutuhan program atau
berpatokan pada kriteria dan peraturan tertentu.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah


seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif
dan efisien. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil
yang lebih baiik sesuai dengan kenyataan yang di evaluasi.

Secara keseluruhan teknik dan bentuk evaluasi pendidikan dapa t


digambarkan sebagai Teknik Non-tes dan Teknik Tes

Secara umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu


program atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Secara spesifik evaluasi memiliki banyak tujuan dan manfaat. Sedangkan fungsi
evaluasi Pendidikan, Menurut Anas Sudijono secara umum sebagai suatu
tindakan atau proses evaluasi pendidikan.

Langkah- langkah perencanaan evaluasi yang pertama Menentukan Tujuan


Evaluasi, kemudian Merumuskan Masalah Evaluasi, Lalu Menentukan Jenis Data
yang Akan Dikumpulkan, Setelah itu Menentukan Sampel, Lalu Menentukan
Model Evaluasi, kemudian Menentukan Alat Evaluasi, setelah itu Merencanakan
Personal Evaluasi, lalu Merencanakan Anggaran dan Merencanakan Jadwal
Kegiatan.

3.2 Saran

Untuk menentukan keberhasilan dari suatu kegiatan pembelajaran dibutuhkan


evaluasi pembelajaran dalam pembelajaran evaluasi memiliki peran penting
sehingga seorang guru harus bisa merancang alat evaluasi yang bisa kita terapkan
dalam mengukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang di lakukan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Asma Halwiah Hasan. (2012). Makalah Alat Alat Evaluasi Pendidikan. [Tersedia:
https://www.academia.edu] [11 September 2021]

Kameliah Mushonev. (2014). Pengembangan Gambar Konsep Sebagai Alat Evaluasi


Pada Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia. [Tersedia:
repository.upi.edu] [11 September 2021]

Lola Nurhidayaty. (2010). Alat Evaluasi. [Tersedia: https://www.academia.edu] [11


September 2021]

Nuraeni. (2012). Macam Macam Alat Evaluasi. [Tersedia: http:// nuraeni68. blogspot.
com] [11 September 2021]

R. Ibrahim, dan Nana Syaodih S. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT


Rineka Cipta, hlm 95-98

Veronica Olson. (2016). Makalah Evaluasi Pendidikan. [Tersedia: https:// chiwank


raja. Blogspot .com] [11 September 2021]

Wahyuniunhi. (2014). Makalah Evaluasi. [Tersedia: https://www.google.com/amp/s/


unhyewahyuni31.wordpress.com] [11 September 2021]

25

Anda mungkin juga menyukai