Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

JENIS ALAT EVALUASI YANG

DIGUNAKAN DALAM PROSES

PEMBELAJARAN BIOLOGI

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. RISNITA, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. YERI WENDARI (207210008)

2. FARDATUL UMAROH (207210030)


3. SHAFITRI (207210017)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI


2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Jenis Alat Evaluasi yang
Digunakan Dalam Proses Pembelajaran Biologi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Prof. Dr. Risnita, M. Pd. Pada
bidang studi Tadris Biologi, Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Risnita, M.Pd selaku dosen pemampu mata
kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempuraan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan menambah wawasan.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jambi, 17 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

2.1 Pengertian Alat Evauasi..................................................................................................3

2.2 Jenis Alat Evaluasi .........................................................................................................4

BAB III PENUTUP...................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah,
lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya. Usaha peningkatan pendidikan bisa
ditempuh dengan peningkata kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya
saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik,
selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar
yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik. Pengajaran dilaksanakan tidak
hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama.
Evaluasi belajar dan pembelajaran sangatlah penting utamanya didunia pendidikan. Hal ini
dikarenakan evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapain peserta didik
dalam menempuh mata pelajaran yang disajikan. Sehingga untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai, apakah aktivitas yang dilakukan telah
berhasil mencapai sasaran, apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat, apakah sumber
daya yang dimiliki sudah dimobilisasi secara optimal untuk mencapai tujuan, dan apakah elemen-
elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik, digunakan suatu evaluasi untuk semua
hal tersebut. Peran evaluasi merupakan hal yang sangat penting dan keberadaannya tidak dapat
digantikan. Dengan adanya evaluasi seorang pengajar akan mampu melihat perkembangan dan
setiap peserta didiknya dan dapat melakukan tindakan lebih lanjut manakal peserta didiknya
mengalami kemundurun dalam pencapaian hasil belajar atau peserta didik belum mampu
mencapai prestasi yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan alat evaluasi?

2. Apa saja jenis alat-alat evaluasi pembelajaran?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian alat evaluasi?
2. Menjelaskan jenis alat-alat evaluasi pembelajaran?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Evaluasi

Dalam proses pembelajaran seorang guru tidak hanya memberikan pelajaran saja dikelas,
akan tetapi guru juga harus mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran. Agar guru dapat
mengetahui apakah kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sudah berjalan dengan baik atau
tidak. Maka dari itu, didalam melakukan evaluasi dibutuhkan alat evaluasi.
Alat evaluasi terdiri dari dua kata yaitu, alat dan evaluasi. Alat merupakan benda yang
digunakan untuk mempermudah suatu pekerjaan atau untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Sedangka evaluasi merupakan penilaian terhadap suatu objek. Dapat diartikan bahwa alat evaluasi
merupakan sesuatu yang digunakan dalam melakukan proses penilaian.
Hal tersebt senada dengan pendapat Harikunto (2012:40) dalam Hidayati dan Hakim (2014)
yang menjelaskan bahwa alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
dalam melaksanakan tugas secara lebih efektif dan efisien. Artinya, alat merupakan sesuatu yang
dapat digunakan seseorang untuk mempermudah dalam melaksanakan tugasnya secara optimal
agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Arikunto (2012:40) dalam Hidayati
(2014) juga menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur
tujuan yang telah ditetapkan. Maksudnya, evaluasi merupakan suatu kegiatan yang digunakan
untuk mengukur apakah suatu program atau kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan hasil mencapai tujuan atau tidak. Dalam hal ini evaluasi dilakukan dengan
membandingkan hasil akhir dengan apa yang seharusnya dicapai. Jadi, pengertian alat evaluasi
menurut Hidayati (2014) adalah suatu alat yang digunakan guru untuk mengukur penguasaan siswa
terhadap materi yang telah diajarkan dengan menggunakan tes agar lebih efektif dan efisien. Dapat
dipahami bahwa alat evaluasi merupakan suatu alat yang digunakan guru dalam mengukur dan
mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan dengan
menggunakan tes agar evaluasi dapat berjalan dengan baik.
Menurut KBBI dalam Muslih (2017) alat adalah suatu benda yang dipakai untuk
mengerjakan sesuatu: perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Artinya, alat
digunakan untuk membantu seseorang dalam mengerjakan pekerjaan. Sedangkan evaluasi menurut
Astiti (2017) merupakan proses sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
3
menginterpretasikan informasi untuk menentukan tingkat penguasaan peserta terhadap tujuan
pembelajaran. Maksudnya, evaluasi adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasikan informasi secara teratur untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
menguasi pembelajaran yang telah disampaikan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa alat evaluasi
merupakan sesuatu yang digunakan untuk membantu proses evaluasi pembelajaran agar dapat

berjalan dengan baik.

2.2 Jenis-jenis Alat Evaluasi Pembelajaran


Secara keseluruhan teknik dan bentuk evaluasi pendidikan dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Teknik Non-Test
Non tes dapat digunakan untuk mengukur semua ranah yang dimiliki oleh masing-masing
individu yang tentunya berbeda. Teknik non test sangat penting dalam mengevaluasi siswa pada
ranah efektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik test yang lebih menekankan aspek kognitif.
Ada beberapa macam teknik non test, yaitu: pengamatan (observation), wawancara (interview),
kuisioner/angket (questionanaire), dan analisi dokumen yang bersifat unobtrusiv.
1) Pengamatan (Observation)
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan
tingkah lakunya. Secara umum observasi adalah cara menghimpung bahan bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap penomena-penomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi dapat dilakukan pada berbagai tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran,
dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olahraga, upacara dan
lain-lain.
a. Cara dan tujuan Observasi
Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
a) Observasi partisipatif dan non partisipatif
Observasasi partisipatif adalah observasi dimana orrang yang mengobservasi (observer)
ikut ambil bagian alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi
non partisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya.
Atau evaluator berada”diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi
partisipatif: Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi non partisipatif, guru hanya

4
sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.
b) Observasi Sistematis dan observasi non sistematis
Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observasi sudah
mengatur struktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati sedangkan
observasi non sistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat struktur kategori yang
akan diamati contoh observasi sistematis misalnya guru sedang mengamati anak-anak menanam
bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan
diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerja sama dan
kebersihan. Kemudian kategori-kategori itun dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam
menanam bunga. Kalau observasi non sistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori
diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.
c) Observasi eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara non partisipatif tetapi
sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari
situasi yang sengaja diadakan.
Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan untuk:
 Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
 Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
 Suatu tes esay atau onjektif tidak dapat menunjukkan seberapa kemampuan siswa
dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga
kemampuan siswa dalam mengumpulkan data.

b. Sifat Observasi
Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
 Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran.
 Direncanakan secara sistematis.
 Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
 Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.

2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog)

5
baik secara langsung (face to pace relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan
kepada orang lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan
wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
 Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini
hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancara.
 Keterampilan pewawancara
Keterampilan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan,
karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan
wawancara.
 Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru
sebelum guru melaksanakan wancara harus membuat pedoman-pedoman secara
terperinci tentang pertanyaan yang akan diajukan.
Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
a. Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara
berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis (Systematic Interview).
b. Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan istilah
wawancata sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis wawancara
bebas. (Non-Systematic Interview), atau wawancara tidak sistematis (Non-Systematis
Interview), atau wawancara bebas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:
 Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back ground tentang apa
yangakan ditanyakan
 Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut
 Harus menjaga hubungan yang baik
 Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya
 Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas
 Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara
 Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data
 Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama
 Guru harus mengobrol dalam wawancara

6
 Batasi waktu wawancara
 Hindari penonjolan aku dari guru
3. Angket (Questionave)
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses
pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik
sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Angket
sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak yang dinilai atau dimintai
keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila nagket itu diberikan kepada
orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan kepada
orangtuanya, atau diberikan kepada temannya
a. Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu:
 Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas, jelas, dengan model pertanyan
yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas dan terbatas pula.
 Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan jawaban uraian
panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak dituntut untuk memberi penjelasan-
penjelasan, alasan-alasan terbuka.
4. Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary Analisis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa
menguji (tehnik nontes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan
pemerikasaan terhadap dokumen- dokumen: misalnya dokumen yang memuat infomasi mengenai
riwayat hidup (auto biography).
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan atau sikap dari obyek yang dinilai. Berbagai informasi,
baik mengenai peserta didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat
tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil
belajar terhadap peserta didik.
5. Sosiometri
Sosiometri adalah suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan kedudukan seseorang
dalam suatu kelompok. Schnggga sosiometri merupakan alat yag tepat untuk menilai hubungan
7
sosial dan tingkah laku sosial dari murid-murid dalam suatu kelas, yang meliputi stuktur hubungan
individu, susunan antar individu dan arah ubungan sosial. Sehingga dengan demikian seorang guru
dapat mengetahui bagaimana keadaan hubungan social dari tiap-tiap anak dalam suatu kelompok
atau kelas
Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu :
 Langkah pemilihan teman
Disini guru menyuruh semua murid untuk memilih teman-temannya yang disenangi
secara berurutan sebanyak satu atau dua anak. Dalam memilih anak perlu disebutkan alasan
mengapa harus memilih teman itu.
 Langkah pertabelan
Guru membuat tabel dalam materi tes sosiomentri dari data yang telah diperoleh dalam
langkah pemilihan teman.
 Langkah Pembuatan Gambar (Sosiogram)
Dari data yang telah kita buat dalam metrik sosiometri, dapat pula kita buat sebuah peta
atau sosiogram. Dalam pembuatan sosiogram usahakan anak yang paling banyak dipilih
diletakan ditengah-tengah, agar dapat mudah diketahui siapa yang paling banyak dipilih.
Dengan melihat hasil sosiometri kita dapat mengetahui bagaimana kedudukan dan relasi
sosial dari masing- masing anak dalam kelompok. Sehingga hasil dari sosiogram ini dapat
dibuat pertimbangan untuk menilai sikap sosial anak dan kepribadiannya dalam kelompok.
Soslometri sebagai alat penilaian nontes sangat berguna bagi guru dalam beberapa
hal, antara lain:
 Untuk pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja (pembagian tugas)
 Untuk pengarahan dinamika kelompok Untuk memperbaiki hubungan individu dalam
kelompok dan memberi bimbingan kepada setiap anak

Dari uraian tersebut diatas dapatlah dipahami, bahwa dalam rangka hasil evaluasi hasil
belajar peserta didik, evaluasi tidak harus semata-mata dilakukan denan mengunakan alat berupa
tes-tes hasil belajar. Teknik-teknik nontes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka
evaluasi hasil belajar, lebih- lebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta
didik, seperti persepsinya terhadap guru, minatnya, bakatnya, tingkah laku atau sikapnya, dan
sebagainya, yang kesemuannya itu tidak mungkin dievaluasi dengan mengunakan tes sebagai alat
pengukurnya.
8
2. Teknik Test
Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan secara
meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Dapat
dipastikan akan mampu memberikan informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak
diukur baik berupa psikis maupun tingkah lakunya sekaligus dapat membandingkan antara
seseorang dengan orang lain.
Sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:
 Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian
terhadap seperangkat tujuan tertentu.
 Untuk memperoleh suatu data tidak perlu berhari-hari, bahkan cukup beberapa jam saja.Sedang
keterangan-keterangan apa yang diinginkan, ini bergantung pada keterangan tentang kecakapan
anak pada berhitung maka kita pergunakan tes berhitung bukan tes bahasa dan sebagainya.
Bentuk Tes Tulis :
a. Tes Subyektif
Tes subyektif ada dua jenis yaitu Tes uraian bentuk bebas atau terbuka dan Tes uraian bentuk
terbatas
b. Tes Obyektif
Tes obyektif ada Iima macam yaitu :
 Bentuk benar salah
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar
dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandaimasing-masing
pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya
dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.
 Bentuk menjodohkan
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan,
memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu
seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga
sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.
 Bentuk isian

9
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes
melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang
dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah
merupakan pengertian yang kita minta dari murid.
 Bentuk pilihan ganda
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau Multiple choice test terdiri
atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (option).
Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban benar yaitu kunci jawaban dan
beberapa pengecoh.

2) Lisan (oral test)


Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Thoha (2003:61) menjelaskan bahwa tes ini termasuk
kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Dari segi persiapan
dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni
a. Tes lisan bebas
Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman
yang dipersiapkan secara tertulis
b. Tes lisan berpedoman
Pendidikan menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang ditanyakan kepada peserta
Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta
didik.
3) Perbuatan (performance test)
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis
dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan
dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir
yang dicapainya.
Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang
bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga tutor dapat menuliskan angka-angka yang
diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut
10
keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format
pengamatan individual. Dalam pembelajaran matematika, tes perbuatan bisa berupa memperagakan
apakah suatu bangun datar merupakan jaring-jaring kubus atau bukan, menggambarkan suatu
bangun ruang dan menunjukkan semua bidang diagonal serta diagonal bidang, membuat lukisan
dengan menggunakan jangka, mistar, busur derajat, dan sebagainya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam
melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Dalam kegiatan evaluasi,
fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang di evaluasi.
Secara keseluruhan teknik dan bentuk evaluasi pendidikan dapat digambarkan sebagai Teknik Non-
tes dan Teknik Tes.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati , N. & Hakim, L. (2014). PENGEMBANGAN PERMAINAN KARTU UNO SEBAGAI


ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI POKOK BAHASAN HUTANG
JANGKA PANJANG. Jurnal Pendidikan Akuntansi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Kameliah Mushoney. (2014). Pengembangan Gambar Konsep Sebagai Alat Evaluasi Pada
Konsep Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia.
Lola Nurhidayaty. (2010). Alat Evaluasi.
Nuracni. (2012). Macam Macam Alat Evaluasi.
.

13

Anda mungkin juga menyukai