Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP DAN JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Makalah Ini Di Buat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Dan
Asessement Pendidikan

Disusun Oleh :
Nur Putri Ramadhani
0101.21.0024
Melda Yanti
0101.21.0041

Dosen Pengampu :
Tuti Syafrianti, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpah atas Nabi Muhammad SAW, yang atas kehadirannya telah membawakan
cahaya islam kepada kita semua.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Evaluasi dan Asessement Penidikan. Terima kasih saya ucapkan kepada
Ibu Tuti Syafrianti, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi dan
Asessement Pendidikan.

Demikianlah tugas ini disusun, semoga bermanfaat khususnya bagi kami


selaku penyusun dan bagi kita semua. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar dapat lebih baik lagi kedepannya.

Dumai, 10 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1. Pengertian Penilaian ........................................................................................ 3
2.2 Prinsip-prinsip dan Jenis-Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran ......................... 4
2.3. Tujuan dan Fungsi Prinsip-Prinsip dan Jenis-Jenis Penilaian dalam
Pembelajaran............................................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi.


Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk
memanatau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai
dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru agar dapat
menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran.

Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja, agar
proses penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang
jelas. Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan
menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang
tidak akurat dan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Dalam
Ensiklopedia Pendidikan, Prof. Soegarda mengatakan bahwa evaluasi adalah :
perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam rangka situasi yang
khusus dan tujuan yang ingin dicapai. Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah
suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan. Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan
valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya cenderung asal-asalan adan tanpa
acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam penilain mutlak harus ada.

Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam


makalah ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih
banyak penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas
formalitas dalam melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.

1
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas penulis merumuskan beberapa
permasalahan di antaranya :

1.2.1. Apa Itu Penilaian Dalam Pembelajaran?


1.2.2. Apa Saja Prinsip-Prinsip dan Jenis-Jenis Penilaian Dalam
Pembelajaran?
1.2.3. Apa Saja Tujuan dan Fungsi Prinsip-Prinsip dan Jenis-Jenis
Penilaian Dalam Pembelajaran?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1.3.1. Untuk Mengetahui Apa Itu Penilaian Dalam Pembelajaran


1.3.2. Untuk Mengetahui Apa Saja Prinsip-Prinsip dan Jenis-Jenis
Penilaian Dalam Pembelajaran
1.3.3. Untuk Mengetahui Apa Saja Tujuan dan Fungsi Prinsip-Prinsip dan
Jenis-Jenis Penialian Dalam Pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penilaian


Penilaian dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang
berarti menilai. Menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan mengacu pada ukuran tertentu seperti menilai baik atau buruk, sehat atau
sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya. (Djaali; Muljono,
2007)

Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai


penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu
asesmen diartikan oleh Kumano (2001) sebagai “The process of Collecting data
which shows the development of learning”.

Penilaian (assessment) adalah cara untuk memperoleh informasi tentang


sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana
pendidik (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Pendidik harus mengetahui sejauh mana peserta didik (learner) telah mengerti
bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan atau kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat
dinyatakan dengan nilai. (Rahman, 2019)

3
2.2 Prinsip-prinsip dan Jenis-Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran

Dalam konteks hasil belajar, Depdiknas (2003 : 7) mengemukakan prinsip-


prinsip umum penilaian adalah mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan
dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran; mengukur
sampel tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang
tercakup dalam pengajaran, mencakup jenis-jenis instrumen penilaian yang
paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan, direncanakan
sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang digunakan secara khusus;
dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara
hati-hati, dan dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar.

Berikut prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran:

a. Berorientasi kepada pencapaian kompetensi


Penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik yang sesuai untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan
pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
Contoh : Guru PAI dapat menjelaskan secara benar kepada pihak
terkait, tentang proses penilaian, teknik penilaian, prosedur, dan hasil yang
sesuai dengan kenyataan kemampuan hasil belajar peserta didiknya.
b. Valid
Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi, sehingga
penilaian tersebut menghasilkan informasi yang akurat tentang aktivitas
belajar. Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian
kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan

4
kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Misalnya apabila
pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan
eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang di nilai.
Contoh : Dalam pelajaran PAI, guru menilai kompetensi mengaji
siswa, penilaian dianggap valid jika menggunakan test praktik langsung,
jika menggunakan tes tertulis maka tes tersebut tidak valid.
c. Adil
Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Peserta
didik berhak memperoleh nilai secara adil, penilaian hasil belajar tidak
menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial, ekonomi, fisik, dan gender.
Contoh : Guru PAI hendaknya tidak memandang siswa laki-laki
maupun siswa perempuan berbeda, kemudian memberi perlakuan khusus
diantara salah satunya, semua murid berhak diperlakukan sama saat
kegiatan belajar mengajar maupun dalam pemberian nilai. Nilai yang
diberikan sesuai dengan kenyataan hasil belajar siswa tersebut.
d. Obyektif
Penilaian yang bersifat objektif tidak memandang dan membeda-
bedakan latar belakang peserta didik, namun melihat kompetensi yang
dihasilkan oleh peserta didik tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya.
Penilaian harus dilaksanakan secara objektif dan tidak dipengaruhi oleh
subyektivitas penilai.
Contoh : Guru PAI memberi nilai 85 untuk materi hafalan pada si
A yang merupakan tetangga dari guru tersebut, namun si B, yang
kemampuannya lebih baik, mendapatkan nilai hanya 80. Ini adalah
penilaian yang bersifat subyektif dan tidak disarankan. Pemberian nilai
haruslah berdasarkan kemampuan siswa tersebut.
e. Berkesinambungan

5
Pelaksanaan penilaian hasil belajar dilakukan secara terencana,
bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajarpeserta didik.
Contoh : Guru PAI melakukan kegiatan belajar mengajar secara
terencana, guru menjelaskan materi tiap pertemuan, memberikan tugas,
mengadakan ulangan harian, ujian tengah semester, serta ujian akhir
semester, semua dilaksanakan secara terus menerus dan bertahap, dan dari
setiap tahap tersebut, guru mengumpulkan informasi yang akan diolah
untuk menghasilkan nilai. Berkesinambungan yaitu penilaian dilakukan
secaraa terencana, bertahap, terus menerus, untuk memperolah gambaran
pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
f. Menyeluruh.
Penilaian diambil dengan mencakup seluruh aspek kompetensi
peserta didik dan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
termasuk mengumpulkan berbagai bukti aktivitas belajar peserta didik.
Penilaian meliputi pengetahuan (cognitif), keterampilan (phsyco-motor),
dan sikap (affectif).
Contoh : Dalam penilaian hasil akhir belajar, guru PAI
mengumpulkan berbagai bukti aktivitas siswa dalam catatan sebelumnya,
penilaian yang dikumpulkan mulai dari pengetahuan mengenai Agama
Islam, hafalan surah, mengaji, kehadiran dalam kegiatan belajar mengajar,
dan penilaian sikap peserta didik, semua hal tersebut digabungkan menjadi
satu dan menghasilkan nilai. Menyeluruh yaitu mencakup seluruh domain
yang tertuang pada setiap kompetensi dasar.
g. Terbuka
Penilaian harus bersifat transparan dan pihak yang terkait harus tau
bagaimana pelaksanaan penilaian tersebut, dari aspek apa saja nilai
tersebut didapat, dasar pengambilan keputusan, dan bagaimana pengolahan
nilai tersebut sampai hasil akhirnya tertera, dan dapat diterima.
Contoh: pada tahun ajaran baru, guru PAI menerangkan tentang
kesepakatan pemberian nilai dengan bobot masing-masing aspek, misal,

6
Partisipasi kehadiran diberi bobot 20%, Tugas individu dan kelompok
20%, Ujian tengah semester 25%, ujian akhir semester 35%. Sehingga
disini terjadi keterbukaan penilaian antara murid dan guru.
h. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki arti, makna, dan
manfaat yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak lain, terutama pendidik,
peserta didik, orang tua, dan masyarakat.
Contoh : bagi guru, hasil penilaian dapat bermakna untuk melihat
seberapa besar keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan,
sebagai evaluasi untuk perbaikan kedepan, serta memberikan pengukuran
prestasi belajar kepada siswa.

2.3. Jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran

Menurut Kbbi jenis memiliki arti yaitu “macam”. Pada dasarnya setiap
tingkah laku manusia selalu mengalami proses penilaian (assessment). Dalam
proses pembelajaran di sekolah juga melakukan proses evaluasi terhadap peserta
didik. Penilaian atau evaluasi sendiri merupakan kegiatan pengumpulan informasi
dengan berbagai cara memantau perkembangan dan kinerja peserta didik, maka
dari itu guru harus bisa memilih dengan jenis apakah yang digunakan untuk
menilai peserta didik nya.

Berikut jenis-jenis dalam penilaian dalam pembelajaran yaitu:

a. Penilaian prestasi belajar (achievement assessment), yaitu suatu tekhnik


penilaianyang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian prestasi
belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sesuai dengan
komptensi kurikulum yang telah ditetapkan. Penilaian prestasi belajar
banyak digunakan guru di sekolah dalamupaya mengumpulkan dan
mendiskripsikan prestasi belajar peserta didik,baik melalui tes maupun
non tes. Misalnya, tes prestasi belajar bidang studi PAI.

7
b. Penilaian kinerja (performance assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian
yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan
peserta didik melalui tes penampilan atau demonstrasi atau praktik kerja
nyata. Misalnya; guru menyuruh siswa berpidato, melakukan eksperimen
di laboratorium, dan lain sebagainya.
c. Penilaian alternatif (alternative assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian
yang digunakan sebagai alternative disamping tekhnik penilaian yang lain.
Artinya penilaian tidak hanya bergantung pada satu bentuk saja (seperti tes
tertulis),tetapi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain, seperti
penilaian penampilan atau penilaian portofolio.
d. Penilaian autentik (authentic assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian
yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik berupa kemampuan nyata, seperti sesuatu yang dibuat-buat atau yang
hanya diperoleh di dalam kelas. Authentic assessment menjadi acuan
dalam stiap penilaian pembelajaran di kelas, artinya penilaian tentang
kemajuan belajar siswa diperoleh di sepanjang proses pembelajaran. Oleh
karena itu, penilaian tidak
hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara
terintegrasi dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai
dari proses bukan semata-mata hasil (Trianto, 2009 : 253).
e. Penilaian portofolio (portofolio assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian
yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dan
perkembangan peserta didik berdasarkan kumpulan hasil kerja dari waktu
ke waktu (Arifin, 2010 : 181).
Selain penilaian di atas, ada beberapa jenis penilaian antara lain:
1. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara
periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan
proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan,
dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

8
2. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
3. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester.

2.3. Tujuan dan Fungsi Prinsip-Prinsip dan Jenis-Jenis Penilaian dalam


Pembelajaran

A. Tujuan Penilaian
1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai
seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan.
2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta
didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semester,
satu semester, satu tahun, dan masa studi satuan pendidikan.
3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan
tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi
sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan
pencapaian hasil belajar.
4. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester
berikutnya.

B. Fungsi Penilaian
1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu
peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan

9
tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik, sebagai alat diagnosis yang
membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti
remedial atau pengayaan dan sebagai kontrol bagi pendidik dan
satuan pendidikan tentang kemajuan perkembangan peserta didik.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa, penilaian (assessment)
yang dilakukan oleh guru adalah cara untuk mengambil keputusan terhadap
menilai sejauh mana perkembangan terhadap peserta didik, dari kompetensi,
perubahan tingkah laku, dan sejauh mana peserta didik memahami materi yang di
sampaikan oleh guru.

Penilaian menjadi suatu keputusan guru untuk mempertimbangkan sesuatu


yang tadi nya tidak sesuai dengan harapan guru, agar guru mencari cara untuk
mengevaluasi perkembangan kedepannya terhadap peserta didik.

Agar tercapainya penilaian dalam pembelajaran PAI ini guru harus dapat
melaksanakan penilaian secara obyektif, adil dan valid. Selain itu, penilaian pada
pembelajaran PAI ini akan sesuai dengan apa yang diharapkan, apabila
dilaksanakan secara continue dan mempertimbangkan accountability.

3.2 Saran
Diharapkan agar semua guru mampu menerapkan prinsip-prinsip penilaian
dalam pembelajaran secara obyektif, adil, valid dsb. Tidak hanya mengetahui saja
melainkan diterapkan dengan semestinya agar tercapai suatu keadilan terhadap
berbagai pihak yang terkait. Diharapkan pula dengan adanya penialian ini menjadi
suatu evaluasi bagi guru untuk melihat sejauh mana perkembangan peserta
didiknya dan mampu untuk membantu peserta didik nya untuk terus menggali
potensi yang ada pada diri peserta didik agar tercapai nya suatu tujuan yang
diharapkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Tekhnik, Prosedur, Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharismi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi


Aksara, cet. X.

Indrastoeti, Jenny dan Siti Istiyati. 2017. Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran Di
Sekolah, Jawa Tengah: Uns Press.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah, Yogyakarta:


Kanisius.

Nasoetion, N dan Suryanto, A. 1999. Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Universitas


Terbuka.

Rahman A.A dan Cut Eva Nasryah. 2019. Evaluasi Pembelajaran, Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia.

Shofiyah, Noly dan Septi Budi Sartika. 2018. Asesmen Pembelajaran, Sidoarjo:
Umsida Pres.

Subali,bambang. 2012. Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta:


Uny Press.

Rahman A.A dan Cut Eva Nasryah. 2019. Evaluasi Pembelajaran, Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia.

Zuhri, Indonesia. 2017. Tujuan, Fungsi Dan Prinsip Penilaian.


https://zuhriindonesia.blogspot.com, diakses pada 8 Maret 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai