Disusun Oleh :
Nur Putri Ramadhani
0101.21.0024
Melda Yanti
0101.21.0041
Dosen Pengampu :
Tuti Syafrianti, M.Pd
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpah atas Nabi Muhammad SAW, yang atas kehadirannya telah membawakan
cahaya islam kepada kita semua.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Evaluasi dan Asessement Penidikan. Terima kasih saya ucapkan kepada
Ibu Tuti Syafrianti, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi dan
Asessement Pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja, agar
proses penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang
jelas. Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan
menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang
tidak akurat dan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Dalam
Ensiklopedia Pendidikan, Prof. Soegarda mengatakan bahwa evaluasi adalah :
perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam rangka situasi yang
khusus dan tujuan yang ingin dicapai. Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah
suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan. Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan
valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya cenderung asal-asalan adan tanpa
acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam penilain mutlak harus ada.
1
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas penulis merumuskan beberapa
permasalahan di antaranya :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Prinsip-prinsip dan Jenis-Jenis Penilaian Dalam Pembelajaran
4
kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Misalnya apabila
pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan
eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang di nilai.
Contoh : Dalam pelajaran PAI, guru menilai kompetensi mengaji
siswa, penilaian dianggap valid jika menggunakan test praktik langsung,
jika menggunakan tes tertulis maka tes tersebut tidak valid.
c. Adil
Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Peserta
didik berhak memperoleh nilai secara adil, penilaian hasil belajar tidak
menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial, ekonomi, fisik, dan gender.
Contoh : Guru PAI hendaknya tidak memandang siswa laki-laki
maupun siswa perempuan berbeda, kemudian memberi perlakuan khusus
diantara salah satunya, semua murid berhak diperlakukan sama saat
kegiatan belajar mengajar maupun dalam pemberian nilai. Nilai yang
diberikan sesuai dengan kenyataan hasil belajar siswa tersebut.
d. Obyektif
Penilaian yang bersifat objektif tidak memandang dan membeda-
bedakan latar belakang peserta didik, namun melihat kompetensi yang
dihasilkan oleh peserta didik tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya.
Penilaian harus dilaksanakan secara objektif dan tidak dipengaruhi oleh
subyektivitas penilai.
Contoh : Guru PAI memberi nilai 85 untuk materi hafalan pada si
A yang merupakan tetangga dari guru tersebut, namun si B, yang
kemampuannya lebih baik, mendapatkan nilai hanya 80. Ini adalah
penilaian yang bersifat subyektif dan tidak disarankan. Pemberian nilai
haruslah berdasarkan kemampuan siswa tersebut.
e. Berkesinambungan
5
Pelaksanaan penilaian hasil belajar dilakukan secara terencana,
bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajarpeserta didik.
Contoh : Guru PAI melakukan kegiatan belajar mengajar secara
terencana, guru menjelaskan materi tiap pertemuan, memberikan tugas,
mengadakan ulangan harian, ujian tengah semester, serta ujian akhir
semester, semua dilaksanakan secara terus menerus dan bertahap, dan dari
setiap tahap tersebut, guru mengumpulkan informasi yang akan diolah
untuk menghasilkan nilai. Berkesinambungan yaitu penilaian dilakukan
secaraa terencana, bertahap, terus menerus, untuk memperolah gambaran
pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
f. Menyeluruh.
Penilaian diambil dengan mencakup seluruh aspek kompetensi
peserta didik dan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
termasuk mengumpulkan berbagai bukti aktivitas belajar peserta didik.
Penilaian meliputi pengetahuan (cognitif), keterampilan (phsyco-motor),
dan sikap (affectif).
Contoh : Dalam penilaian hasil akhir belajar, guru PAI
mengumpulkan berbagai bukti aktivitas siswa dalam catatan sebelumnya,
penilaian yang dikumpulkan mulai dari pengetahuan mengenai Agama
Islam, hafalan surah, mengaji, kehadiran dalam kegiatan belajar mengajar,
dan penilaian sikap peserta didik, semua hal tersebut digabungkan menjadi
satu dan menghasilkan nilai. Menyeluruh yaitu mencakup seluruh domain
yang tertuang pada setiap kompetensi dasar.
g. Terbuka
Penilaian harus bersifat transparan dan pihak yang terkait harus tau
bagaimana pelaksanaan penilaian tersebut, dari aspek apa saja nilai
tersebut didapat, dasar pengambilan keputusan, dan bagaimana pengolahan
nilai tersebut sampai hasil akhirnya tertera, dan dapat diterima.
Contoh: pada tahun ajaran baru, guru PAI menerangkan tentang
kesepakatan pemberian nilai dengan bobot masing-masing aspek, misal,
6
Partisipasi kehadiran diberi bobot 20%, Tugas individu dan kelompok
20%, Ujian tengah semester 25%, ujian akhir semester 35%. Sehingga
disini terjadi keterbukaan penilaian antara murid dan guru.
h. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki arti, makna, dan
manfaat yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak lain, terutama pendidik,
peserta didik, orang tua, dan masyarakat.
Contoh : bagi guru, hasil penilaian dapat bermakna untuk melihat
seberapa besar keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan,
sebagai evaluasi untuk perbaikan kedepan, serta memberikan pengukuran
prestasi belajar kepada siswa.
Menurut Kbbi jenis memiliki arti yaitu “macam”. Pada dasarnya setiap
tingkah laku manusia selalu mengalami proses penilaian (assessment). Dalam
proses pembelajaran di sekolah juga melakukan proses evaluasi terhadap peserta
didik. Penilaian atau evaluasi sendiri merupakan kegiatan pengumpulan informasi
dengan berbagai cara memantau perkembangan dan kinerja peserta didik, maka
dari itu guru harus bisa memilih dengan jenis apakah yang digunakan untuk
menilai peserta didik nya.
7
b. Penilaian kinerja (performance assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian
yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan
peserta didik melalui tes penampilan atau demonstrasi atau praktik kerja
nyata. Misalnya; guru menyuruh siswa berpidato, melakukan eksperimen
di laboratorium, dan lain sebagainya.
c. Penilaian alternatif (alternative assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian
yang digunakan sebagai alternative disamping tekhnik penilaian yang lain.
Artinya penilaian tidak hanya bergantung pada satu bentuk saja (seperti tes
tertulis),tetapi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain, seperti
penilaian penampilan atau penilaian portofolio.
d. Penilaian autentik (authentic assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian
yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik berupa kemampuan nyata, seperti sesuatu yang dibuat-buat atau yang
hanya diperoleh di dalam kelas. Authentic assessment menjadi acuan
dalam stiap penilaian pembelajaran di kelas, artinya penilaian tentang
kemajuan belajar siswa diperoleh di sepanjang proses pembelajaran. Oleh
karena itu, penilaian tidak
hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara
terintegrasi dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai
dari proses bukan semata-mata hasil (Trianto, 2009 : 253).
e. Penilaian portofolio (portofolio assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian
yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dan
perkembangan peserta didik berdasarkan kumpulan hasil kerja dari waktu
ke waktu (Arifin, 2010 : 181).
Selain penilaian di atas, ada beberapa jenis penilaian antara lain:
1. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara
periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan
proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan,
dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
8
2. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
3. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester.
A. Tujuan Penilaian
1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai
seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan.
2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta
didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semester,
satu semester, satu tahun, dan masa studi satuan pendidikan.
3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan
tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi
sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan
pencapaian hasil belajar.
4. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester
berikutnya.
B. Fungsi Penilaian
1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu
peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan
9
tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik, sebagai alat diagnosis yang
membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti
remedial atau pengayaan dan sebagai kontrol bagi pendidik dan
satuan pendidikan tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa, penilaian (assessment)
yang dilakukan oleh guru adalah cara untuk mengambil keputusan terhadap
menilai sejauh mana perkembangan terhadap peserta didik, dari kompetensi,
perubahan tingkah laku, dan sejauh mana peserta didik memahami materi yang di
sampaikan oleh guru.
Agar tercapainya penilaian dalam pembelajaran PAI ini guru harus dapat
melaksanakan penilaian secara obyektif, adil dan valid. Selain itu, penilaian pada
pembelajaran PAI ini akan sesuai dengan apa yang diharapkan, apabila
dilaksanakan secara continue dan mempertimbangkan accountability.
3.2 Saran
Diharapkan agar semua guru mampu menerapkan prinsip-prinsip penilaian
dalam pembelajaran secara obyektif, adil, valid dsb. Tidak hanya mengetahui saja
melainkan diterapkan dengan semestinya agar tercapai suatu keadilan terhadap
berbagai pihak yang terkait. Diharapkan pula dengan adanya penialian ini menjadi
suatu evaluasi bagi guru untuk melihat sejauh mana perkembangan peserta
didiknya dan mampu untuk membantu peserta didik nya untuk terus menggali
potensi yang ada pada diri peserta didik agar tercapai nya suatu tujuan yang
diharapkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Indrastoeti, Jenny dan Siti Istiyati. 2017. Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran Di
Sekolah, Jawa Tengah: Uns Press.
Rahman A.A dan Cut Eva Nasryah. 2019. Evaluasi Pembelajaran, Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia.
Shofiyah, Noly dan Septi Budi Sartika. 2018. Asesmen Pembelajaran, Sidoarjo:
Umsida Pres.
Rahman A.A dan Cut Eva Nasryah. 2019. Evaluasi Pembelajaran, Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia.
12