Dosen Pengampu:
Imam Wahyudi, M.Pd
Disusun Oleh:
Tuti Hartati Lubis
NIM: 0101.21.0001
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan
SEKOLAH” dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sosioogi. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi, Dosen
Pengampu, Bapak Imam Wahyudi,M.Pd semoga , informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna. Demikian makalah ini dibuat,
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi,
mohon maaf.
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
Kesimpulan ...................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan meningkatkan kualitas peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik.
pendidik, guru harus mampu mentransfer nilai yang positif sesuai dengan
menjadi materi pokok PAI. Sebagai penasihat, guru harus bisa selalu
benar dan baik sesuai ajaran agama Islam, manusia yang berakhlakul
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
kewajibannya dengan baik dan benar. Hadari Nawawi menerangkan bahwa guru ialah
seseorang yang profesinya sebagai pengajar pada lembaga pendidikan tertentu untuk
membentuk kedewasaan dari setiap peserta didik. Guru ialah seseorang yang
Menurut teori Barat, guru dalam Pendidikan Islam merupakan seseorang yang
dimiliki oleh setiap peserta didik. Guru juga bisa disebut sebagai seseorang yang
1
Purwaningsih, R. F., & Muliyandari, A. (2021). Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Islam. : Jurnal
kedudukan Guru Dalam Perspektif Islam , hal. 31
3
Guru dalam perspektif pendidikan Islam biasa dikenal dengan sebutan
murabbi, mu'allim, mu'addib, muddaris, dan mursyid. Kelima istilah ini memiliki
a. Murabbi yaitu seseorang yang bertugas membimbing dan mengarahkan anak didik,
b. Mu'allim yaitu seseorang yang memiliki berbagai ilmu serta bisa mengajarkan dan
moral dan spiritual kepada peserta didik, supaya berperilaku baik dalam menjalankan
kehidupannya dalam rangka membangun peradaban yang lebih baik dimasa depan.
4
e. Mursyid yaitu seseorang yang memiliki sikap dan sopan santun secara baik.
sehingga bisa dijadikan sebagai contoh oleh orang lain dan peserta didiknya. 2
a. Allah SWT.
b. Nabi Muhammad
umatnya
c. Orang Tua
Faktanya, masih banyak orang tua yang belum bisa membimbing dan
orang tua yang belum bisa membimbing dan mendidik anaknya karena
2
Sulaiman. (2019). Hakikat Manusia Sebagai Pendidik Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.
Jurnal Pendidikan Islam, hal. 33
5
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya yaitu kurang mengetahui ilmu
d. Orang Lain
Syarat untuk menjadi seorang guru dalam perspektif Pendidikan Islam menurut Al
Ghazali yaitu:
a. Memiliki rasa kasih sayang. Rasa kasih saying harus dimiliki oleh
benar
peserta didik
3
Rahmadani. (2019). Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran: Jurnal Kedudukan Guru PAI dalam
Perspektif Islam, hal. 34.
6
e. Harus memiliki sopan santun dan mampu mencerminkan ilmu yang
7
Kedudukan seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam perspektif
Islam adalah sangat penting dan dihormati. Dalam Islam, guru PAI memiliki peran
yang mulia dalam menyampaikan ajaran agama kepada generasi muda dan
membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam. Berikut adalah beberapa
poin penting tentang kedudukan guru PAI dalam perspektif Islam:
1. Pemberi Ilmu dan Pendidikan Agama: Guru PAI adalah pemberi ilmu dan
pendidikan agama Islam kepada siswa. Mereka bertanggung jawab untuk
mengajarkan ajaran agama, tafsir Al-Quran, hadis, dan etika Islam.Contoh Teladan:
Guru PAI diharapkan menjadi contoh teladan dalam menjalani kehidupan beragama.
Mereka harus hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam dan mempraktikkan keyakinan
agama dengan konsistensi.
4. Pendukung Etika dan Moralitas: Guru PAI harus mempromosikan etika dan
moralitas dalam pendidikan. Mereka membantu siswa memahami perbedaan antara
yang baik dan yang buruk, serta mengajarkan mereka untuk menghindari perilaku
yang tidak etis.
8
2. Kode Etik Profesi Guru dalam Perspektif Islam
3). Seorang guru haruslah memahami, bahwa setiap peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda.
5). Seorang guru hendaknya pintar dalam mengatur kegiatan belajar mengajar
supaya kelas menjadi kondusif, tenang dan tidak membosankan.
6). Menerapkan sikap kasih sayang kepada anak didiknya agar memunculkan
sikap nyaman antara guru dan peserta didik.
7). Seorang guru harus bersikap siap siaga untuk segala kondisi yang
memungkinkan mengganggu aktifitas belajar mengajar, seperti hukum,
Kesehatan, kemanusiaan dll.
9
9). Guru dilarang menyalahgunakan sikap priofesionalitasnya kepada peserta
didik demi kepentingan pribadi ataupun kelompok. 4
Rasulullah sebagai teladan utama bagi umat muslim terlebih khusus bagi
seorang guru. Rasulullah saw adalah seorang guru professional yang sempurna bagi
peserta didiknya yang kala itu merupakan para sahabat dan umatnya. Beliau
merupakan guru yang berhasil menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang baik,
akhlak masyarakat pada kala itu. Keberhasilan Rasulullah saw tentunya dikarenakan
akhlak dan etika beliau dalam setiap penyampaian ilmunya yang sangat sempurna dan
patut untuk diaplikasikan kepada para pendidik masa kini. Dalam QS. Al-Ahzab:21,
4
Gade,S. Kode Etik Pendidik Menurut Ibn Jama’ah: dalam Jurnal Kode Etik Guru Menurut Perspektif
Islam.2015.hal 29.
10
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
Perilaku Rasulullah saw dalam mendidik begitu detail dan menjadi landasan
penting dalam penerapan kode etik guru. Terdapat hal-hal yang selaras dengan
perbuatan dan akhlakul karimah seorang guru sudah dicontohkan secara langsung
oleh beliau. Berikut ini kode etik menurut perspektif Rasulullah saw dan sesuai
memiliki sifat siddiq yang artinya benar. Sifat ini merupakan dasar bagi kode etik
seorang guru. Dalam riwayat Ibnu Mas’ud, terangkan bahwa Nabi Muhammad saw
kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan kepada surga”. Seorang guru diharuskan
kenyataan. Guru di sini harus berkata jujur, amanah, dan apa adanya. Berkata benar
perkatan merupakan hal penting yang harus dimilik seorang guru. Keberhasilan guru
dalam menyampaikan setiap ilmunya juga perlu didukung oleh perbuatan karena
sejatinya peserta didik akan lebih cepat menangkap apa yang mereka lihat kemudian
11
Kedua, adil. Etika dan akhlak yang perlu dimiliki oleh seorang guru adalah
berperilaku adil. Adil tidak berarti sama rata, namun adil artinya sesuai dengan
porsinya. Rasulullah saw menerapkan keadilan dan memberikan contoh kepada para
mimbar mutiara pada hari kiamat di hadapan Allah yang Maha Pengasih karena
Hadis di atas dapat dipahami bahwa perilaku adil perlu diterapkan oleh guru
dengan baik dan tepat. Keadilan akan mengantarkan kepada tercapainya tujuan
diperbuat oleh guru akan menumbuhkan sekat antara guru dengan peserta didik
Ketiga, berakhlak mulia. Rasulullah saw merupakan sosok yang paling mulia.
Sebagai manusia biasa, beliau memiliki akhlak mulia yang luar biasa. Akhlak mulia
dijadikan sebagai alat utama dalam dakwah dan pengajarannya. Ketika seorang guru
memiliki akhlak mulia, pembelajaran dan materi yang disampaikan ada di titik
sempurna untuk diterima dan diterapkan oleh peserta didiknya. Rasulullah memiliki
hati yang lembut, pemaaf, penyabar, murah senyum, dan penuh kasih sayang. Selain
itu, akhlak mulia yang sepatutnya dijadikan landasan kode etik seorang guru adalah
tawadhu.
12
Rasulullah selalu merendahkan hatinya, tidak pernah sombong, dan tetap
menerima masukan atau diskusi dari muridnya walaupun beliaulah yang berperan
sebagai pengantar ilmu. Karakter yang dimiliki Rasulullah saw tentunya harus
dimiliki oleh guru karena seorang peserta didik membutuhkan sosok yang layak dan
patuh untuk dicontoh. Dalam aplikasinya, kode etik ini dapat diterapkan oleh guru
dengan cara berkata baik, murah senyum, tidak memberikan jarak antara guru dengan
peserta didik, dan sabar atas karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. 5
3.Integrasi Iman, Islam, dan Ihsan sebagai manifestasi Kepribadian Utuh Guru
dan tindakan mereka. Guru PAI yang memiliki integralitas akan memiliki kesatuan
antara apa yang mereka ajarkan dan bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka
sehari-hari. Dalam konteks konsep iman, Islam, dan ihsan, integralitas berarti bahwa
seorang guru PAI tidak hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama Islam, tetapi juga
menerapkannya dalam kehidupan pribadi mereka. Mereka hidup sesuai dengan nilai-
nilai Islam, menunjukkan keyakinan yang kuat dalam prinsip-prinsip agama, dan
5
Pane Khairil, Fathinahaya Nailatsani, Kode Etik Guru Menurut Perspektif Islam,hlm.32-34
13
Integralitas ini penting karena itu menciptakan contoh yang kuat bagi siswa
dan membantu mereka memahami bahwa agama Islam tidak hanya teori, tetapi juga
praktik dalam kehidupan sehari-hari. Guru PAI yang hidup dengan integralitas akan
memotivasi siswa untuk mengikuti jejak mereka dalam menjalani kehidupan agama
yang benar dan moral. Mereka juga akan memiliki kepercayaan diri dalam
mengajarkan ajaran agama karena mereka hidup sesuai dengan nilai-nilai yang
seorang guru PAI dan menciptakan lingkungan pendidikan agama yang positif.
Integralitas konsep iman, Islam, dan ihsan adalah kunci dalam membentuk
kepribadian utuh seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini mencerminkan
pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama, praktik keagamaan, dan moralitas
dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah cara integralitas ini dapat menjadi
1. Iman (Keimanan): Seorang guru PAI harus memiliki iman yang kuat pada prinsip-
prinsip dasar agama Islam. Ini mencakup keyakinan seperti Tuhan, kitab suci,
malaikat, nabi-nabi, hari akhir, dan takdir Allah. Guru PAI yang memiliki integritas
iman akan mampu mentransmisikan keyakinan ini kepada siswa dan menginspirasi
14
2. Islam (Ketaatan dalam Islam): Ketaatan dalam Islam mencakup pelaksanaan
menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Guru PAI yang memiliki
integralitas Islam akan menjadi contoh yang baik dalam menjalankan kewajiban
3. Ihsan (Kepribadian Mulia): Ihsan adalah konsep tentang berusaha untuk mencapai
tingkat kebaikan tertinggi dalam perilaku dan sikap. Guru PAI yang memiliki
integralitas ihsan akan menunjukkan perilaku yang mulia, seperti kemurahan hati,
Integrasi konsep ini dalam kepribadian seorang guru PAI akan menciptakan
lingkungan yang mendukung pembentukan karakter yang baik pada siswa, serta
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Guru ialah seseorang yang
dan membimbing manusia. Guru dalam perspektif pendidikan Islam biasa dikenal
Dalam perspektif Islam, seorang guru PAI memiliki peran sentral dalam
memastikan bahwa pendidikan agama Islam diberikan dengan benar dan membantu
siswa dalam mengembangkan pemahaman dan praktik agama yang baik. Guru PAI
juga harus mencerminkan nilai-nilai Islam dalam perilaku mereka dan menjadi
utuh seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah kunci penting dalam
membentuk pedagogi dan kepribadian yang kokoh dalam konteks Islam. Guru PAI
yang memadukan iman yang kuat, ketaatan pada nilai-nilai Islam, dan perilaku mulia
contoh yang kuat bagi siswa, menciptakan lingkungan pendidikan yang positif, dan
membantu siswa memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan benar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Perspektif Islam
17