Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Guru PAI Dalam Perspektif Islam

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Materi PAI Sekolah

Dosen Pengampu:
Imam Wahyudi, M.Pd

Disusun Oleh:
Tuti Hartati Lubis
NIM: 0101.21.0001

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “MATERI PAI

SEKOLAH” dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk menambah

wawasan tentang sosioogi. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang

Allah SWT karuniai sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.

Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi, Dosen

Pengampu, Bapak Imam Wahyudi,M.Pd semoga , informasi dan materi yang terdapat

dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,

melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna. Demikian makalah ini dibuat,

apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi,

mohon maaf.

Dumai, 09 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

1.Kedudukan Guru PAI Dalam Perspektif Islam ................................................ 5

2.Kode Etik Profesi Guru Dalam Perspektif Islam ............................................. 9

3. Integralitas Konsep Iman, Islam, dan Ihsan sebagai Manifestasi

Kepribadian Utuh Guru PAI ........................................................................... 13

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

Kesimpulan ...................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru merupakan peranan yang paling utama dalam berlangsungnya

proses pembelajaran karena seorang guru akan mengubah tingkah laku

dan meningkatkan kualitas peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik.

Tugas seorang guru yaitu membimbing, mendidik, dan mengarahkan

peserta didik untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagai

pendidik, guru harus mampu mentransfer nilai yang positif sesuai dengan

ajaran agama Islam.

Guru harus mampu membentuk pribadi siswa dengan kepribadian

yang islami. Sebagai pengajar, guru harus mampu mentransfer

pengetahuan keagamaan dan keterampilan melakukan rukun Islam yang

menjadi materi pokok PAI. Sebagai penasihat, guru harus bisa selalu

mengawasi perilaku murid-muridnya dan membimbing mereka agar

menuruti nasihatnya. Sebagai teladan, guru mesti mampu memberi contoh

kepada murid-muridnya bagaimana seharusnya menjadi manusia yang

benar dan baik sesuai ajaran agama Islam, manusia yang berakhlakul

karimah, yang penuh kasih sayang, dan sebagainya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kedudukan Guru PAI Dalam Perspektif Islam?

2. Apa Saja Kode Etik P rofesi Guru Dalam Perspektif Islam?

3. Bagaimana Integralitas Konsep Iman, Islam, dan Ihsan Sebagai

Manifestasi Kepribadian Utuh Guru PAI?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Kedudukan Guru PAI Dalam Perspektif Islam

2. Untuk mengetahui Kode Etik Profesi Guru Dalam Perspektif Islam

3. Untuk mengetahui Integralitas Konsep Iman, Islam, dan Ihsan Sebagai

Manifestasi Kepribadian Utuh Guru PAI

2
BAB II
PEMBAHASAN

Guru Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Islam

Menurut perspektif pendidikan islam, guru adalah seseorang yang mampu

menjadi suri tauladan dengan menginternalisasikan ilmunya dalam menjalankan

kewajibannya dengan baik dan benar. Hadari Nawawi menerangkan bahwa guru ialah

seseorang yang profesinya sebagai pengajar pada lembaga pendidikan tertentu untuk

membentuk kedewasaan dari setiap peserta didik. Guru ialah seseorang yang

mengemban amanah sangat muliadari Allah SWT, untuk mengarahkan, mendidik,

dan membimbing manusia.

Menurut teori Barat, guru dalam Pendidikan Islam merupakan seseorang yang

berperan dalam mengembangkan serta mengoptimalkan seluruh kemampuan yang

dimiliki oleh setiap peserta didik. Guru juga bisa disebut sebagai seseorang yang

membimbing peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi jasmani serta

rohaninya, supaya terbentuk manusia yang memiliki kepribadian unggul dalam

menjalankan kehidupannya. Kepribadian unggul yang dimaksud yaitu peserta didik

bisa menjalankan kewajibannya dalam melaksanakan kehidupannya sehari- hari

sesuai dengan syariat islam untuk bekal kehidupan diakhirat kelak. 1

1
Purwaningsih, R. F., & Muliyandari, A. (2021). Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Islam. : Jurnal
kedudukan Guru Dalam Perspektif Islam , hal. 31

3
Guru dalam perspektif pendidikan Islam biasa dikenal dengan sebutan

murabbi, mu'allim, mu'addib, muddaris, dan mursyid. Kelima istilah ini memiliki

kedudukan serta perannya masing-masing, yaitu sebagai berikut:

a. Murabbi yaitu seseorang yang bertugas membimbing dan mengarahkan anak didik,

supaya memiliki keterampilan serta mampu mengatur hasilnya sehingga dapat

bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama.

b. Mu'allim yaitu seseorang yang memiliki berbagai ilmu serta bisa mengajarkan dan

dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu menyampaikan berbagai

ilmu kepada orang lain.

c. Mu'addib yaitu seseorang yang mentransfer ilmu serta mengimplementasikan nilai

moral dan spiritual kepada peserta didik, supaya berperilaku baik dalam menjalankan

kehidupannya dalam rangka membangun peradaban yang lebih baik dimasa depan.

d. Muddaris yaitu seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan secara komprehensif

yang digunakan untuk mengembangkan dan memperbaruhi pengetahuannya secara

berkelanjutan serta berusaha untuk mencerdaskan peserta didik dan melatih

kemampuan yang sesuai dengan bakatnya masing-masing.

4
e. Mursyid yaitu seseorang yang memiliki sikap dan sopan santun secara baik.

sehingga bisa dijadikan sebagai contoh oleh orang lain dan peserta didiknya. 2

1. Kedudukan Guru PAI Dalam Perspektif Islam

Guru dalam prespektif Al-Qur'an dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Allah SWT.

Allah SWT. merupakan guru utama yang menyampaikan wahyunya

kepada para nabi, kemudian para nabi menyebarkan kepada seluruh

umatnya sebagai petunjuk dalam menjalankan kehidupannya.

b. Nabi Muhammad

Allah SWT. langsung menunjuk Nabi Muhammad saw sebagai guru,

karena Nabi Muhammad saw diberitahu tentang semua nilai-nilai

kehidupan oleh Allah SWT., yang kemudian disebarkan kepada seluruh

umatnya

c. Orang Tua

Orang tua merupakan seorang guru pertama yang bertanggung jawab

untuk membimbing serta mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga.

Faktanya, masih banyak orang tua yang belum bisa membimbing dan

mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga. Faktanya, masih banyak

orang tua yang belum bisa membimbing dan mendidik anaknya karena

2
Sulaiman. (2019). Hakikat Manusia Sebagai Pendidik Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.
Jurnal Pendidikan Islam, hal. 33

5
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya yaitu kurang mengetahui ilmu

pengetahuan, kurang mengetahui ilmu teknologi yang sesuai dengan

perkembangan zaman, dan sibuk untuk mencari nafkah

d. Orang Lain

Orang lain merupakan seseorang yang mendukung, menolong dan

membimbing anak didik dengan menyeluruh. Orang lain biasa dikenal

dengan sebutan guru.3

Syarat untuk menjadi seorang guru dalam perspektif Pendidikan Islam menurut Al

Ghazali yaitu:

a. Memiliki rasa kasih sayang. Rasa kasih saying harus dimiliki oleh

setiap guru karena, sifat ini akan menumbuhkan perasaan nyaman

dihati setiap peserta didik.

b. Seoarang guru tidak boleh menuntut bayaran, karena dalam islam

seorang guru membimbing peserta didik diniatkan untuk mencari

ridho Allah SWT.

c. Mampu mengarahkan dan membimbing peserta didik secara baik dan

benar

d. Mampu mendidik dan membentuk akhlakul karimah pada setiap

peserta didik

3
Rahmadani. (2019). Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran: Jurnal Kedudukan Guru PAI dalam
Perspektif Islam, hal. 34.

6
e. Harus memiliki sopan santun dan mampu mencerminkan ilmu yang

dimiliki dalam melaksanakan proses pembelajaran maupun dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari

f. Mengetahui perkembangan dari setiap peserta didiknya

g. Selalu berpegang teguh dengan prinsip yang diucapkan

Guru dikatakan profesional apabila memiliki 4 kompetensi yaitu:

a. Kompetensi pedagogic yaitu keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh


seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajan

b. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan yang berakhlakul karimah, arif


dan berwibawa supaya dapat menjadikan teladan peserta didik

c. Kompetensi professional, merupakan keahlian yang dimiliki oleh seorang


guru dalam menyampaikan sebuah informasi atau materi pelajaran secara
menyeluruh

d. Kompetensi sosial, yaitu keahlian dalam bersosialisasi, berkomunikasi dan


berinteraksi secara baik dan benar dengan peserta didiknya, antar guru, wali
siswa, dan masyarakat yang ada di sekitar sekolah.

Kompetensi profesi seorang guru harus mencakup penguasaan terhadap


pembelajaran, pemahaman karakter terhadap setiap peserta didiknya, materi
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas. Kompetensi
guru ini terarah dalam kegiatan membimbing dan mendidik, supaya bisa terlihat
perubahan dari sikap dan perilaku belajar yang dilakukan oleh setiap peserta didik.
Maka dari itu, didalam jiwa seorang guru khususnya agama islam harus tertanam dan
terinternalisasikan keempat kompetensi tersebut.

7
Kedudukan seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam perspektif
Islam adalah sangat penting dan dihormati. Dalam Islam, guru PAI memiliki peran
yang mulia dalam menyampaikan ajaran agama kepada generasi muda dan
membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam. Berikut adalah beberapa
poin penting tentang kedudukan guru PAI dalam perspektif Islam:

1. Pemberi Ilmu dan Pendidikan Agama: Guru PAI adalah pemberi ilmu dan
pendidikan agama Islam kepada siswa. Mereka bertanggung jawab untuk
mengajarkan ajaran agama, tafsir Al-Quran, hadis, dan etika Islam.Contoh Teladan:
Guru PAI diharapkan menjadi contoh teladan dalam menjalani kehidupan beragama.
Mereka harus hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam dan mempraktikkan keyakinan
agama dengan konsistensi.

2. Pembentuk Karakter: Guru PAI memiliki peran penting dalam membentuk


karakter siswa. Mereka harus membantu siswa dalam mengembangkan sikap yang
baik, moralitas yang benar, dan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam.

3. Pengawal Keberagaman: Guru PAI juga berperan dalam menjaga


keberagaman siswa dan mendorong mereka untuk menjalani kehidupan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam. Mereka harus membimbing siswa dalam menjalani ibadah
dan menjaga identitas keislaman mereka.

4. Pendukung Etika dan Moralitas: Guru PAI harus mempromosikan etika dan
moralitas dalam pendidikan. Mereka membantu siswa memahami perbedaan antara
yang baik dan yang buruk, serta mengajarkan mereka untuk menghindari perilaku
yang tidak etis.

8
2. Kode Etik Profesi Guru dalam Perspektif Islam

Seorang guru diwajibkan untuk selalu menjaga perilakunya baik di


lingkungan pendidikan yaitu sekolah, maupun di lingkungan sehari-hari. Dengan kata
lain, guru harus menjalani kode etik terhadap peserta didik sesuai dengan yang
ditetapkan yaitu:

1). Seorang guru hendaknya bersikap profesional dalam melaksanakan


tugasnya sebagai guru, pembimbing serta memberikan evaluasi proses belajar
mengajar dan hasil perkembangan anak didiknya.

2). Seorang guru sepantasnya memberikan bimbingan kepada anak didiknya,


untuk memahami serta mengamalkan kewajibannya sebagai generasi penerus
bangsa.

3). Seorang guru haruslah memahami, bahwa setiap peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda.

4). Seorang guru hendaknya memiliki informasi mengenai peserta didik,


tujuannya untuk memperlancar proses belajar.

5). Seorang guru hendaknya pintar dalam mengatur kegiatan belajar mengajar
supaya kelas menjadi kondusif, tenang dan tidak membosankan.

6). Menerapkan sikap kasih sayang kepada anak didiknya agar memunculkan
sikap nyaman antara guru dan peserta didik.

7). Seorang guru harus bersikap siap siaga untuk segala kondisi yang
memungkinkan mengganggu aktifitas belajar mengajar, seperti hukum,
Kesehatan, kemanusiaan dll.

8). Guru dilarang menyalahgunakan sikap profesionalitasnya kepada peserta


didik dengan melanggar norma-norma agama, sosial, dan kebudayaan.

9
9). Guru dilarang menyalahgunakan sikap priofesionalitasnya kepada peserta
didik demi kepentingan pribadi ataupun kelompok. 4

Adapun etika guru dalam kegiatan belajar mengajar seperti:

1. Bersikap adil dan tidak melakukan diskriminasi karena perbedaan status


sosial.

2. Bertaqwa kepada Allah Swt dan mengajarkan kepada anak didiknya.

3. Menanamkan sikap ikhlas dan guru boleh mengambil haknya (upah).

4. Memberikan sanksi kepada anak didik yang bersalah.

5. Menjadi uswah hasanah dan perhatian kepada anak didiknya.

Kode Etik dalam Kepribadian Rasulullah SAW

Rasulullah sebagai teladan utama bagi umat muslim terlebih khusus bagi

seorang guru. Rasulullah saw adalah seorang guru professional yang sempurna bagi

peserta didiknya yang kala itu merupakan para sahabat dan umatnya. Beliau

merupakan guru yang berhasil menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang baik,

mampu memperbaiki tatanan kehidupan masyarakat, dan mampu memperbaiki

akhlak masyarakat pada kala itu. Keberhasilan Rasulullah saw tentunya dikarenakan

akhlak dan etika beliau dalam setiap penyampaian ilmunya yang sangat sempurna dan

patut untuk diaplikasikan kepada para pendidik masa kini. Dalam QS. Al-Ahzab:21,

Allah swt berfirman yang artinya:

4
Gade,S. Kode Etik Pendidik Menurut Ibn Jama’ah: dalam Jurnal Kode Etik Guru Menurut Perspektif
Islam.2015.hal 29.

10
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah”.

Perilaku Rasulullah saw dalam mendidik begitu detail dan menjadi landasan

penting dalam penerapan kode etik guru. Terdapat hal-hal yang selaras dengan

perbuatan dan akhlakul karimah seorang guru sudah dicontohkan secara langsung

oleh beliau. Berikut ini kode etik menurut perspektif Rasulullah saw dan sesuai

dengan kepribadian Rasulullah SAW antara lain:

Pertama, berkata benar dan sesuai. Sebagai seorang guru, Rasulullah

memiliki sifat siddiq yang artinya benar. Sifat ini merupakan dasar bagi kode etik

seorang guru. Dalam riwayat Ibnu Mas’ud, terangkan bahwa Nabi Muhammad saw

bersabda: “berlaku jujurlah kalian karena kejujuran akan mengantarkan kepada

kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan kepada surga”. Seorang guru diharuskan

mampu menyampaikan kebenaran kepada peserta didiknya dan sesuai dengan

kenyataan. Guru di sini harus berkata jujur, amanah, dan apa adanya. Berkata benar

juga diperlukan pembuktian melalui perbuatan. Keserasian antara perbuatan dan

perkatan merupakan hal penting yang harus dimilik seorang guru. Keberhasilan guru

dalam menyampaikan setiap ilmunya juga perlu didukung oleh perbuatan karena

sejatinya peserta didik akan lebih cepat menangkap apa yang mereka lihat kemudian

mereka tiru daripada apa yang mereka dengar.

11
Kedua, adil. Etika dan akhlak yang perlu dimiliki oleh seorang guru adalah

berperilaku adil. Adil tidak berarti sama rata, namun adil artinya sesuai dengan

porsinya. Rasulullah saw menerapkan keadilan dan memberikan contoh kepada para

umatnya. Dalam hadis Muslim No. 1872, Rasululah saw bersabda:

“sesungguhnya orang yang berlaku adil di dunia berada di atas mimbar-

mimbar mutiara pada hari kiamat di hadapan Allah yang Maha Pengasih karena

keadilan yang mereka lakukan di dunia”.

Hadis di atas dapat dipahami bahwa perilaku adil perlu diterapkan oleh guru

dengan baik dan tepat. Keadilan akan mengantarkan kepada tercapainya tujuan

pendidikan dan pembelajaran yang akan dicapai. Sebaliknya, ketidakadilan yang

diperbuat oleh guru akan menumbuhkan sekat antara guru dengan peserta didik

sehingga memunculkan banyak masalah baru dan menghambat proses pembelajaran.

Ketiga, berakhlak mulia. Rasulullah saw merupakan sosok yang paling mulia.

Sebagai manusia biasa, beliau memiliki akhlak mulia yang luar biasa. Akhlak mulia

dijadikan sebagai alat utama dalam dakwah dan pengajarannya. Ketika seorang guru

memiliki akhlak mulia, pembelajaran dan materi yang disampaikan ada di titik

sempurna untuk diterima dan diterapkan oleh peserta didiknya. Rasulullah memiliki

hati yang lembut, pemaaf, penyabar, murah senyum, dan penuh kasih sayang. Selain

itu, akhlak mulia yang sepatutnya dijadikan landasan kode etik seorang guru adalah

tawadhu.

12
Rasulullah selalu merendahkan hatinya, tidak pernah sombong, dan tetap

menerima masukan atau diskusi dari muridnya walaupun beliaulah yang berperan

sebagai pengantar ilmu. Karakter yang dimiliki Rasulullah saw tentunya harus

dimiliki oleh guru karena seorang peserta didik membutuhkan sosok yang layak dan

patuh untuk dicontoh. Dalam aplikasinya, kode etik ini dapat diterapkan oleh guru

dengan cara berkata baik, murah senyum, tidak memberikan jarak antara guru dengan

peserta didik, dan sabar atas karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. 5

3.Integrasi Iman, Islam, dan Ihsan sebagai manifestasi Kepribadian Utuh Guru

Pendidikan Agama Islam

Integralitas adalah konsep yang merujuk pada kesatuan, keseluruhan, atau

konsistensi dalam berpikir, berbicara, dan bertindak. Dalam konteks kepribadian

seorang guru PAI, integralitas mencakup keselarasan antara keyakinan, nilai-nilai,

dan tindakan mereka. Guru PAI yang memiliki integralitas akan memiliki kesatuan

antara apa yang mereka ajarkan dan bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka

sehari-hari. Dalam konteks konsep iman, Islam, dan ihsan, integralitas berarti bahwa

seorang guru PAI tidak hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama Islam, tetapi juga

menerapkannya dalam kehidupan pribadi mereka. Mereka hidup sesuai dengan nilai-

nilai Islam, menunjukkan keyakinan yang kuat dalam prinsip-prinsip agama, dan

mempraktikkan ihsan dalam perilaku mereka.

5
Pane Khairil, Fathinahaya Nailatsani, Kode Etik Guru Menurut Perspektif Islam,hlm.32-34

13
Integralitas ini penting karena itu menciptakan contoh yang kuat bagi siswa

dan membantu mereka memahami bahwa agama Islam tidak hanya teori, tetapi juga

praktik dalam kehidupan sehari-hari. Guru PAI yang hidup dengan integralitas akan

memotivasi siswa untuk mengikuti jejak mereka dalam menjalani kehidupan agama

yang benar dan moral. Mereka juga akan memiliki kepercayaan diri dalam

mengajarkan ajaran agama karena mereka hidup sesuai dengan nilai-nilai yang

mereka ajarkan. Integralitas adalah kunci dalam membentuk kepribadian utuh

seorang guru PAI dan menciptakan lingkungan pendidikan agama yang positif.

Integralitas konsep iman, Islam, dan ihsan adalah kunci dalam membentuk

kepribadian utuh seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini mencerminkan

pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama, praktik keagamaan, dan moralitas

dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah cara integralitas ini dapat menjadi

manifestasi dalam kepribadian seorang guru PAI:

1. Iman (Keimanan): Seorang guru PAI harus memiliki iman yang kuat pada prinsip-

prinsip dasar agama Islam. Ini mencakup keyakinan seperti Tuhan, kitab suci,

malaikat, nabi-nabi, hari akhir, dan takdir Allah. Guru PAI yang memiliki integritas

iman akan mampu mentransmisikan keyakinan ini kepada siswa dan menginspirasi

mereka untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama.

14
2. Islam (Ketaatan dalam Islam): Ketaatan dalam Islam mencakup pelaksanaan

ibadah harian, pemahaman tentang hukum-hukum syariah, serta komitmen untuk

menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Guru PAI yang memiliki

integralitas Islam akan menjadi contoh yang baik dalam menjalankan kewajiban

agamanya dan memotivasi siswa untuk mengikuti jejaknya.

3. Ihsan (Kepribadian Mulia): Ihsan adalah konsep tentang berusaha untuk mencapai

tingkat kebaikan tertinggi dalam perilaku dan sikap. Guru PAI yang memiliki

integralitas ihsan akan menunjukkan perilaku yang mulia, seperti kemurahan hati,

kejujuran, dan kesabaran. Mereka akan memanifestasikan ihsan dalam interaksi

mereka dengan siswa, sesama guru, dan masyarakat sekitar.

Integrasi konsep ini dalam kepribadian seorang guru PAI akan menciptakan

lingkungan yang mendukung pembentukan karakter yang baik pada siswa, serta

membantu mereka memahami dan mengamalkan agama Islam dengan benar.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Guru ialah seseorang yang

mengemban amanah sangat muliadari Allah SWT, untuk mengarahkan, mendidik,

dan membimbing manusia. Guru dalam perspektif pendidikan Islam biasa dikenal

dengan sebutan murabbi, mu'allim, mu'addib, muddaris, dan mursyid.

Dalam perspektif Islam, seorang guru PAI memiliki peran sentral dalam

memastikan bahwa pendidikan agama Islam diberikan dengan benar dan membantu

siswa dalam mengembangkan pemahaman dan praktik agama yang baik. Guru PAI

juga harus mencerminkan nilai-nilai Islam dalam perilaku mereka dan menjadi

contoh yang baik bagi siswa.

Integralitas konsep iman, Islam, dan ihsan sebagai manifestasi kepribadian

utuh seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah kunci penting dalam

membentuk pedagogi dan kepribadian yang kokoh dalam konteks Islam. Guru PAI

yang memadukan iman yang kuat, ketaatan pada nilai-nilai Islam, dan perilaku mulia

(ihsan) dalam kehidupan sehari-hari mereka, menciptakan dampak positif dalam

pendidikan agama dan pembentukan karakter siswa. Integralitas ini memberikan

contoh yang kuat bagi siswa, menciptakan lingkungan pendidikan yang positif, dan

membantu siswa memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan benar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, R. F., & Muliyandari, A. (2021). Profesionalisme Guru

Dalam Perspektif Islam. : Jurnal kedudukan Guru Dalam Perspektif Islam.

Sulaiman. (2019). Hakikat Manusia Sebagai Pendidik Dalam

Perspektif Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam

Pane Khairil, Fathinahaya Nailatsani, Kode Etik Guru Menurut

Perspektif Islam

Rahmadani. (2019). Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran: Jurnal

Kedudukan Guru PAI dalam Perspektif Islam.

Gade,S. Kode Etik Pendidik Menurut Ibn Jama’ah: dalam Jurnal

Kode Etik Guru Menurut Perspektif Islam.

17

Anda mungkin juga menyukai