Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN


ANAK DI KELUARGA
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama dan Keluarga

Disusun Oleh :
Nur Putri Ramadhani
0101.21.0024

Dosen Pengampu :
Eka Sukmawati, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpah atas Nabi Muhammad SAW, yang atas kehadirannya telah membawakan
cahaya islam kepada kita semua.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama dan Keluarga dengan judul “Tanggung Jawab Orang
Tua dalam Pendidikan Anak di Keluarga“. Terima kasih saya ucapkan kepadaIbu
Eka Sukmawati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama
dan Keluarga.

Demikianlah tugas ini disusun, semoga bermanfaat khususnya bagi saya


selaku penyusun dan bagi kita semua. Saya menyadari, makalah yang saya tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar dapat lebih baik lagi kedepannya.

Dumai, 23 Oktober 2023

Nur Putri Ramadhani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Keluarga .................... 3

Tugas dan Tanggung Jawab Ayah dan Ibu di Keluarga ..................................... 5

BAB III.............................................................................................................. 12

PENUTUP ......................................................................................................... 12

KESIMPULAN .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.


Keluarga diharapkan senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik biologis
maupun psikologis bagi anak, serta merawat dan mendidiknya. Keluarga
diharapkan mampu menghasilkan anak-anak yang dapat tumbuh menjadi pribadi,
serta mampu hidup di tengah-tengah masyarakat. Sekaligus dapat menerima dan
mewarisi nilai-nilai kehidupan dan kebudayaan. Menurut Selo Soemarjan,
keluarga adalah sebagai kelompok inti, sebab keluarga adalah masyarakat
pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Dalam keluarga, anak dipersiapkan
untuk menjalani tingkatan-tingkatan perkembangannya sebagai bekal ketika
memasuki dunia orang dewasa, bahasa, adat istiadat dan seluruh isi kebudayaan,
seharusnya menjadi tugas yang dikerjakan keluarga dan masyarakat di dalam
mempertahankan kehidupan oleh keluarga. 1

Dalam wahana keluarga, orang tua terutama ayah sebagai kepala keluarga
dengan bantuan anggotanya harus mampu mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan sebuah keluarga. Seperti bimbingan, ajakan, pemberian contoh,
kadang sanksi yang khas dalam sebuah keluarga, baik dalam wujud pekerjaan
kerumahtanggaan, keagamaan maupun kemasyarakatan lainnya, yang dipikul atas
seluruh anggota keluarga, atau secara individual, termasuk interaksi dalam
pendidikan keluarga. Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah kumpulan
individu yang memiliki rasa pengabdian tanpa pamrih, demi kepentingan seluruh
individu yang bernaung di dalamnya. Begitu pentingnya keluarga dari kehidupan
manusia bagi individu maupun sekelompok orang. 2

Selain itu, keluarga menjadi tempat untuk mendidik anak agar pandai,
berpengalaman, berpengetahuan, dan berperilaku dengan baik. Kedua orang tua
1
Selo Soemarjan, Sosiologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 1962),
hlm. 127.
2
Ki Hajar Dewantara, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Taman Siswa, 1961), hlm. 250.

1
harus memahami dengan baik kewajiban dan tanggung jawab sebagai orang tua.
Orang tua (ayah dan ibu) tidak hanya sekedar membangun silaturahmi dan
melakukan berbagai tujuan berkeluarga, seperti reproduksi, meneruskan
keturunan, menjalin kasih sayang dan lain sebagainya. Tugas keluarga sangat
urgen, yakni menciptakan suasana dalam keluarga proses pendidikan yang
berkelanjutan (continues progress) guna melahirkan generasi penerus (keturunan)
yang cerdas dan berakhlak (berbudi pekerti yang baik). Baik di mata orang tua,
dan masyarakat.3

A. Rumusan Masalah
a. Apa itu Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Keluarga?
b. Apa saja Tugas dan Tanggung Jawab Ayah dan Ibu dalam Pendidikan
Anak di Keluarga?
C. Tujuan Penulisan
a. Agar mengetahui penjelasan mengenai Tanggung Jawab Orang Tua dalam
Pendidikan Anak di Keluarga.
b. Agar mengetahui Tugas dan Tanggung Jawab Ayah dan Ibu dalam
Pendidikan Anak di Keluarga.
D. Manfaat Penulisan
a. Memperluas ilmu pengetahuan terkait Tanggung Jawab Orang Tua dalam
Pendidikan Anak di Keluarga.

3
A. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahan Departemen Agama RI, (Jakarta: Teraju,
1989).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Keluarga

Dalam berbagai literatur, para ahli memberikan berbagai sudut pandang


tentang pengertian pendidikan keluarga. Misalnya Mansur, mendefinisikan
pendidikan keluarga adalah proses pemberian nilai-nilai positif bagi tumbuh
kembangnya anak sebagai fondasi pendidikan selanjutnya. 4 Selain itu, Abdullah
juga mendefinisikan pendidikan keluarga adalah segala usaha yang dilakukan oleh
orang tua berupa pembiasaan dan improvisasi untuk membantu perkembangan
pribadi anak. 5 Pendapat lain yang dikemukakan oleh anNahlawi, Hasan
Langgulung memberi batasan terhadap pengertian pendidikan keluarga sebagai
usaha yang dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai orang yang diberi tanggung
jawab untuk memberikan nilai-nilai, akhlak, keteladanan dan kefitrahan. 6

Ki Hajar Dewantara merupakan salah seorang tokoh pendidikan Indonesia,


juga menyatakan bahwa alam keluarga bagi setiap orang (anak) adalah alam
pendidikan permulaan. Untuk pertama kalinya, orang tua (ayah maupun ibu)
berkedudukan sebagai penuntun (guru), sebagai pengajar, sebagai pendidik,
pembimbing dan sebagai pendidik yang utama diperoleh anak. Maka tidak
berlebihan kiranya manakala merujuk pada pendapat para ahli di atas konsep
pendidikan keluarga. Tidak hanya sekedar tindakan (proses), tetapi ia hadir dalam
praktek dan implementasi, yang dilaksanakan orang tua (ayah-ibu) dengan nilai
pendidikan pada keluarga.7

Perlu diketahui, mayoritas orang tua belum mengetahui bagaimana konsep


pendidikan keluarga itu. Hal tersebut tanpa disadari para orang tua (ayah dan ibu)
dalam praktek kesehariannya. Mereka telah menjalankan fungsi keluarga dalam

4
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
hlm. 319.
5
Abdullah, Pendidikan Keluarga ..., hlm. 232
6
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka alHusna, 1986), hlm.
19.
7
Dewantara, Ilmu Pendidikan, ..., hlm. 255.

3
pendidikan anak-anak. Pada hakikatnya, fungsi keluarga adalah sebagai
pendidikan budi pekerti, sosial, kewarganegaraan, pembentukan kebiasaan dan
pendidikan intelektual anak. Mollehnhaur dalam Abdullah membagi tiga fungsi
keluarga dalam pendidikan anak, yaitu:

A. Fungsi kuantitatif, yaitu menyediakan bagi pembentukan perilaku dasar,


artinya keluarga tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar fisik anak, berupa
pakaian, makanan dan minuman, serta tempat tinggal yang layak. Akan tetapi,
keluarga dituntut untuk menyediakan dan memfasilitasi ketersediaan dasar-dasar
kebaikan, berupa perilaku, etika, sopan santun dan pembentukan karakter anak
yang santun dan berakhlak baik sebagai fitrah manusia yang hakiki.
B. Fungsi-fungsi selektif, yaitu menyaring pengalaman anak dan
ketidaksamaan posisi kemasyarakatan karena lingkungan belajar. Artinya
pendidikan keluarga berfungsi sekaligus memerankan diri sebagai fungsi kontrol
8
pengawasan terhadap diri anak akan berbagai informasi yang diterima anak.
Terutama anak usia 0 tahun hingga 5 tahun yang belum memiliki pengetahuan dan
pengalaman. Sehingga diharapkan mampu membedakan mana yang baik dan
buruk. Oleh sebab itu, keluarga (ayah dan ibu) berkewajiban memberikan
informasi dan pengalaman yang bermakna. Berupa pengalaman belajar secara
langsung maupun tidak langsung, diharapkan pengalaman tersebut mampu diserap
dan ditransformasi dalam diri anak.
C. Fungsi pedagogis, yaitu mewariskan nilai-nilai dan normanorma. Artinya
pendidikan keluarga berfungsi memberikan warisan nilai-nilai yang berkaitan
dengan aspek kepribadian anak. Tugas akhir pendidikan keluarga tercermin dari
sikap, perilaku dan kepribadian (personality) anak dalam kehidupan sehari-hari
yang ditampilkan. Sementara itu, ternyata fungsi keluarga bukan sebatas itu,
misalnya Berns9, ia mengemukakan fungsi keluarga, yaitu: (a) fungsi reproduksi,
(b) melaksanakan pendidikan dan sosialisasi di masyarakat, (c) membangun
aturan-aturan sosial, (d) melakukan tindakan ekonomi, dan (e) membangun dan
mendukung proses perkembangan emosi anak-anak.

8
Abdullah, Pendidikan Keluarga Bagi Anak, ..., hlm. 237.
9
Berns, Child, family ..., hlm. 89-90.

4
B. Tugas dan Tanggung Jawab Ayah dan Ibu di Keluarga

Orang tua bertanggungjawab penuh untuk melindungi, membesarkan dan


mendidik anak-anaknya, tidak hanya terbatas pada hal-hal yang sifatnya material,
melainkan pula hal-hal yang bersifat spiritual seperti halnya pendidikan dan
agama, untuk itu orang tua harus memberi teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Berikut beberapa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, sebagai berikut:
a. Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak
Di dalam keluargalah anak didik mulai mengenal hidupnya, hal ini harus
disadari dan dimengerti oleh setiap orang tua bahwa anak dilahirkan di
dalam lingkungan keluarga yang berkembang sampai anak melepaskan
diri dari ikatan keluarga, lembaga pendidikan keluarga memberikan
pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan
pribadi anak, suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan
sebab dari sinilah keseimbangan individu selanjutnya ditentukan.
b. Menjamin Kehidupan Emosial Anak
Suasana didalam keluarga harus dipenuhi dengan rasa dan simpati yang
sewajarnya, suasana yang aman dan tentram juga suasana saling percaya,
karena melalui keluarga kehidupan emosional atau kebutuhan kasih
sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini
dikarenakan ada hubungan darah antara orang tua dengan anak dan
hubungan tersebut didasarkan atas rasa cinta kasih sayang yang murni,
kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang terpenting didalam
membentuk pribadi seseorang.
c. Menanamkan Pendidikan Moral
Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral
bagi anak, yang biasanya tercermin di dalam sikap dan prilaku orng tua
sebagai teladan yang dapat dicontoh anak, memang biasanya tingkah laku
cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh anak, dengan teladan ini
melahirkan gejala identifikasi positif yakni penyamaan diri dengan orang
yang ditiru dan hal ini penting sekali dalam rangka pembentukan
kepribadian.

5
d. Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Keluarga merupakan basis yang sangat penting dalam peletakan dasar-
dasar pendidikan sosial anak, sebab pada dasarnya keluarga merupakan
lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak,
perkembangan banih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat
dipupuk sedini mungkin terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh
rasa tolong-menolong, gotong-royong secara kekeluargaan, menolong
saudara atau tetangga sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian,
kebersihan dan keserasian dalam menjaga hal.
e. Peletakan Dasar-Dasar Keagamaan
Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama, disamping
sangat menentukan dalam menanamkan dasar- dasar moral yang tidak
kalah pentingnya adalah berperan dasar dalam proses internalisasi dan
transformasi nilai-nilai keagamaan kedalam pribadi anak. Masa kanak-
kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup
yang beragama, dalam hal ini tentu saja terjadi dalam keluarga, misalnya
dengan mengajak anak ikut serta kemasjid untuk menjalankan ibadah,
mendengarkan khutbah atau ceramah keagamaan, kegiatan seperti ini
besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak, jadi kehidupan dalam
keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami
suasana hidup keagamaan. 10
Orang tua merupakan produsen dan konsumen sekaligus harus
mempersiapkan dan memberikan segala kebutuhan sehari-hari, seperti sandang
dan pangan, dengan fungsinya yang ganda orang tua mempunyai peranan yang
besar dalam mensejahterakan keluarga, oleh karena itu orang tua bertanggung
jawab atas keluarganya baik dalam bidang ekonomi maupun bidang pendidikan.
Adapun dalam bidang ekonomi yaitu semakin hari kebutuhan yang dibutuhkan
semakin bertambah dan seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka orangtua harus berusaha guna mencapai
kesejahteraan, karena kesejahteraan keluarga sangat dibutuhkan agar terbina suatu

10
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

6
keluarga yang bahagia, kesejahteraan keluarga tidak bisa tercapai apabila orang
tua tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya, dalam bidang ekonomi ialah
meliputi segala keperluan anak seperti sandang pangan, tempat tinggal yang baik
dan biaya pendidikan, dalam keluarga harus ada kesadaran dan kerja sama yang
baik antara ayah dan ibu, yaitu ayah selalu sadar akan kewajibannya untuk
mencari dan memberi nafkah kepada keluarganya, dan seorang ibu atau istri yang
selalu membantu suaminya, kesejahteraan ekonomi keluarga harus dijaga dengan
baik.
C. Tugas dan Tanggung Jawab Ayah di Keluarga
a. Kewajiban Ayah sebagai Kepala Keluarga
Dalam Islam dijelaskan bahwa salah satu kewajiban ayah adalah sebagai
kepala keluarga. Artinya, sebagai kepala keluarga, ayah bertanggung jawab dalam
membimbing, melindungi, dan menjaga kesejahteraan keluarganya. Sebagai
pemimpin keluarga, ayah diharapkan untuk memberikan arahan moral dan
spiritual kepada anggota keluarganya. Ini mencakup mengajarkan ajaran Islam,
nilai-nilai moral, etika, dan perilaku yang baik kepada anak-anak dan anggota
keluarga lainnya.
Ayah juga harus menjadi teladan dalam beribadah, menunjukkan
keteladanan dalam berperilaku, dan menjalankan ajaran Islam secara konsisten.
Kewajiban ayah sebagai pemimpin keluarga adalah berperan penting dalam
pengambilan keputusan dalam kehidupan keluarga. Namun, keputusan yang
diambil haruslah bijaksana dan mempertimbangkan pendapat anggota keluarga
lainnya. Selain itu, ayah diharapkan dapat melibatkan semua anggota keluarga
dalam proses pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil adalah
hasil musyawarah dan bisa menjadi solusi terbaik untuk keluarga. Kewajiban ayah
sebagai pemimpin keluarga ini djelaskan dalam dalam surat An-Nisa ayat 34:

ُ ٌ‫ص ِّلحٰ ت ُٰقنِّ ٰتتٌ ُحٰ ف ِّٰظت‬ ْ ‫ُو ِّب َمآُا َ ْنفَق ْو‬
‫اُمِّنُا َ ْم َوا ِّل ِّه ْمُُۗفَال ه‬ ٍ ‫ع ٰلىُبَ ْع‬
َّ ‫ض‬ َ ُ‫ضه ْم‬
َ ‫ُّٰللاُبَ ْع‬
‫ض َل ه‬َّ َ‫س ۤاءِّ ُ ِّب َماُف‬
َ ِّ‫علَىُالن‬
َ ُ َ‫ا َ ِّلر َجالُُقَ َّوام ْون‬
ُ‫ط ْعنَك ْمُفَ ََل‬ َ َ ‫ُواض ِّْرب ْوه َّنُُۚفَا ِّْنُا‬ َ ‫اج ِّع‬ ِّ ‫ض‬ ْ ‫ُوا ْهجر ْوه َّنُف‬
َ ‫ِّىُال َم‬ َ ‫ُّٰللاُ َۗوالهتِّ ْيُتَخَاف ْونَ ُنش ْوزَ ه َّنُفَعِّظ ْوه َّن‬
‫ظ ه‬ ِّ ‫ل ِّْلغَ ْي‬
َ ‫بُ ِّب َماُ َح ِّف‬
‫ع ِّليًّاُ َكبِّي اْرا‬ ‫سبِّي اَْلُۗا َِّّن ه‬
َ ُ َ‫ُّٰللاَُ َكان‬ َ ُ‫علَ ْي ِّه َّن‬َ ُ‫تَبْغ ْوا‬

7
Artinya: "Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab) atas para perempuan (istri)
karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah)
dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga
(mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz,) berilah
mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau
perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika
mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan
mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." 11

b. Kewajiban Ayah sebagai Pencari Nafkah

Kewajiban ayah sebagai pencari nafkah dalam Islam adalah tanggung


jawab penting yang harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, tanggung
jawab, dan kepedulian terhadap keluarga. Sebagai pencari nafkah, ayah
diwajibkan untuk memastikan bahwa seluruh rezeki yang diperolehnya adalah
halal. Ini berarti bahwa ia harus menjalankan pekerjaannya atau bisnisnya sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam, dan harus menghindari segala bentuk
pendapatan yang haram atau meragukan. Menjaga agar nafkah keluarga berasal
dari sumber yang halal adalah salah satu cara ayah berkontribusi pada keberkahan
dan kesucian keluarga. Ayah juga memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah
yang diperolehnya secara adil di antara anggota keluarga. Ini mencakup
memberikan nafkah yang cukup untuk kebutuhan dasar keluarga seperti makanan,
pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan perawatan kesehatan. Ayah juga harus
memastikan bahwa distribusi nafkah tersebut sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan finansialnya, sehingga tidak ada anggota keluarga yang terpinggirkan
atau kekurangan. Kewajiban ayah sebagai pencari nafkah ini dijelaskan dalam
surat Al Baqarah ayat 233:

11
Q.s. An-Nisa : 34

8
ُ‫نُ َو ِّكس َْوته َّن‬
َُّ ‫ُر ْزقه‬ ْ َ‫عل‬
ِّ ٗ‫ىُال َم ْول ُْودُِّلَه‬ َ َُ‫ضا َعة‬
َ ‫ُۗو‬ ِّ ‫َو ْال ٰو ِّل ٰدتُي ْر‬
َّ ‫ضعْنَ ُا َ ْو ََلدَه َّنُ َح ْولَي ِّْنُكَا ِّملَي ِّْنُ ِّل َم ْنُا َ َرادَُا َ ْنُيُّتِّ َّم‬
َ ‫ُالر‬
ٰ ‫ىُال َو ِّارثُِّمِّثْل‬
ُ‫ُذلِّكَ ُُۚفَا ِّْن‬ ْ َ‫عل‬ َ ‫ض ۤا َّرُ َوا ِّلدَةٌُۢبِّ َولَ ِّده‬
َ ‫َاُو ََلُ َم ْول ْود ٌُلَّهٗ ُبِّ َولَد ِّٖه‬
َ ‫ُو‬ ٌ ‫بِّ ْال َم ْعر ْو ۗفِّ ََُلُت َكلَّفُنَ ْف‬
َ ‫سُا ََِّّلُو ْسعَ َهاُ ََُۚلُت‬
ُ‫علَيْكُ ْم‬ ِّ ‫علَ ْي ِّه َماُ َۗوا ِّْنُا َ َردْت ُّ ْمُا َ ْنُُت َ ْست َْر‬
َ ُ‫ضع ْٓواُا َ ْو ََلدَك ْمُفَ ََلُجنَا َح‬ َ ‫ُم ْنه َم‬
َ ُ‫اُوتَشَاو ٍرُفَ ََلُجنَا َح‬ َ ُ‫ص ااَل‬
ٍ ‫ع ْنُت ََر‬
ِّ ‫اض‬ َ ‫ا َ َرادَاُ ِّف‬
َ ‫ُوا ْعلَم ْٓواُا َ َّن ه‬
ِّ َ‫ُّٰللاُبِّ َماُت َ ْع َمل ْونَ ُب‬
ُ‫صي ٌْر‬ َ ‫واُّٰللا‬ َ ِّ‫سلَّ ْمت ْمُ َّما ٓ ُٰاتَيْت ْمُبِّ ْال َم ْعر ْو ۗف‬
َ ‫ُواتَّق ه‬ َ ُ‫اِّذَا‬

Artinya: "Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,


bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung
makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani,
kecuali sesuai dengan kemampuannya. Janganlah seorang ibu dibuat menderita
karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat menderita karena anaknya. Ahli
waris pun seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
berdasarkan persetujuan dan musyawarah antara keduanya, tidak ada dosa atas
keduanya. Apabila kamu ingin menyusukan anakmu (kepada orang lain), tidak
ada dosa bagimu jika kamu memberikan pembayaran dengan cara yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. 12

c. Kewajiban Ayah untuk Menyelamatkan Keluarga dari Api Neraka

Menyelamatkan keluarga dari api neraka merupakan salah satu tanggung


jawab besar seorang ayah dalam Islam. Ayah memiliki peran penting dalam
membimbing keluarganya ke arah yang benar, menjauhkan mereka dari perbuatan
dosa, dan memastikan bahwa mereka mematuhi ajaran agama. Untuk
menyelamatkan keluarga dari api neraka, tanggung jawab ayah mencakup
memberikan pendidikan agama kepada anggota keluarganya. Ini melibatkan
pengajaran ajaran Islam, nilai-nilai moral, dan praktek ibadah yang benar. Ayah
harus mengajarkan anak-anaknya tentang keimanan, salat, puasa, zakat, dan haji,
serta nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Ayah harus menjadi
teladan dalam praktek agama sehari-hari. Tindakan-tindakan positif, seperti rajin
beribadah, berbuat baik kepada sesama, dan menjauhi perbuatan dosa, akan

12
Q.s Al-Baqarah : 233

9
memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Dengan melihat ayah sebagai
sosok yang taat beragama, anak-anak akan terinspirasi untuk mengikuti jejaknya.
Selain itu, kewajiban ayah juga meliputi peran aktif dalam mencegah anggota
keluarganya dari perbuatan dosa. Ini bisa melibatkan membimbing anak-anak
untuk menjauhi hal-hal yang dilarang dalam Islam, seperti alkohol, judi, dan
pergaulan bebas. Allah SWT berfirman:

ٓ
ُ‫علَ ْي َهاُ َم ٰلَئِّ َكةٌُغ ََِّلظٌُ ِّشدَاد ٌََُّل‬ َ ‫اُوقودهَاُٱلنَّاس ُ َو ْٱل ِّح َج‬
َ ُ‫ارة‬ ‫ُوأ َ ْهلِّيك ْم ُن ا‬
َ ‫َار‬ َ ‫وا ُق ٓو ۟ا ُأَنف‬
َ ‫سك ْم‬ ۟ ‫ََ ََٰٓ أَيُّ َهاُٱلَّذِّينَ ُ َءا َمن‬

َ ‫ُٱَّللُ َمآُأ َ َم َره ْم‬


َُ‫ُو َي ْف َعلونَ ُ َماُيؤْ َمرون‬ َ َّ َ‫َي ْعصون‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan." (QS At Tahrim ayat 6).13

d. Tugas dan Tanggung Jawab Ibu di Keluarga

1. Sebagai Madrasah Pertama Bagi Keturunanya

Dalam buku Tarbiyah Aulad dijelaskan sebagaimana pepatah Arab mengatakan:

‫األمُمدرسةُاألولىُإذاُأعددتهاُأعددتُشعباُطيبُاألعراق‬

Artinya: Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya jika engkau
persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang
baik pokok pangkalnya. Sejak anak dalam kandungan sikap ibu, amal perbuatan
ibu akan dapat mempengaruhi anak yang dikandungnya. Kemudian kewajiban ibu
setelah anak lahir adalah menyusui anaknya, dalam fase ini anak mulai meniru
perilaku ibunya Jadi, tarbiyah yang berlangsung pada fase ini bersifat spontanitas.

Seorang ibu juga mempunyai peranan yang penting, baik perannya bagi
suami maupun anaknya. Seorang ibu juga berkewajiban untuk melayani suami

13
Q.s At –Tahrim : 6

10
dan anaknya dalam semua aspek yang ada dalam keluarga. ibu mempunyai peran
yang lebih dominan dalam keluarga dibandingkan dengan peran ayah. Istri
sebagai ibu rumah tangga mempunyai kewajiban membantu suami dalam
mempertahankan rumah tangga, mengatur segala keperluan rumah tangga,
mengatur keuangan, serta yang terpenting memperhatikan pendidikan anaknya.
Untuk mendidik anak, ibu memegang peran yang sangat dominan dibandingkan
ayah. Ibu yang paling dekat dengan anak, sebab ibu yang telah mengandung
selama ±9 bulan, menyusui, mengasuh, serta membesarkan anak sehingga
mempunyai kedekatan intim dengan anaknya. Ibu juga mengetahui hampir semua
perkembangan perilaku, emosi, dan intelegensi mereka selama masa kanak-kanak

2. Menjaga Kesehatan Anggota Keluarga

Tanggung jawab menjadi seoranng ibu lainya, adalah bereperan sebagai


dokter. Dimana ia akan selalu menjaga kesehatan anggota keluarganya dengan
baik. Ketika suami, dan anak-anaknya ada yang sakit, ibu adalah penolong
pertama bagi keluarganya.Ia akan merawat, memasak makanan yang sehat serta
bergizi, mengobati dan memberi rasa nyaman ketika anak-anak serta suaminya
jatuh sakit.Seorang ibu juga sebaiknya harus tetap menjaga kesehatannya, sebab
tanggung jawab yang ia pikul tentunya membutuhkan fisik yang kuat.Ia akan
melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan tanpa meminta imbalan apapun.

3. Berkewajiban Menghormati Kepala Keluarga

Tanggung jawab menjadi ibu selanjutnya yaitu, seorang ibu haruslah


menghormati segala keputusan yang baik dari seorang suami. Karena ia
merupakan sosok kepala keluarga, sehingga sebagai seorang istri yang baik, harus
memperlakukan suaminya dengan baik dan penuh kasih sayang.

ُ ‫ّٰللا‬
ّٰ ‫ظ‬ ِ ‫صل ِٰحتُ ٰق ِن ٰتتٌ ٰحف ِٰظتٌ ِل ْلغَ ْي‬
َ ‫ب بِ َما َح ِف‬ ّٰ ‫فَال‬

11
Artinya: Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan
menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka).
(QS. An Nisa Ayat 34).14

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Keluarga adalah lembaga yang utama dan pertama bagi proses awal
pendidikan anak-anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seorang anak
ke arah pengembangan kepribadian diri yang positif dan baik. Orang tua (ayah
dan ibu) memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak dalam
keluarga. Fungsi-fungsi dan peran orang tua tidak hanya sekedar memenuhi
kebutuhan fisik anak berupa kebutuhan makan dan minum, pakaian, tempat
tinggal tapi juga tanggung jawab orang tua jauh lebih penting dari itu adalah
memberi perhatian, bimbingan, arahan, motivasi, dan pendidikan, serta
penanaman nilai.

14
QS. An Nisa : 34

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Imron, Pendidikan Keluarga Bagi Anak, (Cirebon: Lektur, 2003).


Soenarjo, A., al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Teraju, 1989).
Berns, Roberta M., Child, Family, School, Community Socialization and Support,
(United State: Thomson Corporation, 2007).
Hasan, Fathiyah Sulaiman, Alam Pikiran Al-Gazali Mengenai Pendidikan dan
Ilmu, (Bandung: Diponegoro, 1986).
Jalal, Fasli & Farid Anfasa Moeloek, Bahan Seminar ISN Kayu Tanam, (2006).
Dewantara, Ki Hajar, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Taman Siswa, 1961).
Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1986).
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005).
Patmonodewo, Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003).
Sadullah, Uyoh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007).
Soemarjan, Selo, Sosiologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Gajah Mada Press,
1962).

13

Anda mungkin juga menyukai