Anda di halaman 1dari 14

Learned Family Sebagai Basis Keluarga

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Pendidikan Keluarga Dan Masyarakat

Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Masyithah, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Fatimah : 170102010434
Muhammad Arif : 170102010493
Rezky Amelia : 170102010358

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ANTASARI BANJARMASIN
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................... i


BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Pengertian, Konsef Dan Fungsi Keluarga ..................................... 3
B. Proses Pendidikan Dalam Keluarga............................................... 6
C. Learned Family Sebagai Basis Keluarga ...................................... 8
BAB III (PENUTUP)
A. Simpulan ........................................................................................ 11
B. Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 12

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan masa depan dan aset yang sangat berharga. Para
orangtua wajib membekali diri dengan berbagai macam ilmu untuk mendidik
sang buah hati. Ingatlah, masa depan mereka ada di pundak para orangtua.
Berlelah-lelah terlebih dahulu dalam mendidik dan mengarahkan mereka adalah
hal yag wajar. Banyak sekali orangtua yang terkesan cuek dengan masa depan
anak-anaknya. Hingga pada akhirnya, pada masa tua nanti, orangtua merasakan
penyesalannya karena anak memiliki masa depan yang suram dan sama sekali
tidak sesuai dengan keinginan orangtua. Semua itu bukanlah kesalahan anak,
melainkan tanggung jawab orangtua yang memegang peranan penting dalam
menciptakan masa depan yang cerah bagi anak.
Keluarga adalah salah satu pusat pendidikan, kelembagaan tempat
berlangsungnya pendidikan. Malahan keluarga sebagai pusat pendidikan yang
alamiah dibandingkan dengan pusat pendidikan lainnya dan diperkirakan
pendidikan di keluarga berlangsung dengan penuh kewajaran.
Dalam kenyataannya, keluarga muslim tidak jarang yang gagal dalam
membina keluarga sesuai dengan yang dikehendaki oleh ajaran Islam. Kegagalan
demikian akan berpengaruh pula terhadap fungsi keluarga sebagai pusat
pendidikan atau dalam pengertian lain gagal mewujudkan learned families.
Untuk mengatasi hal demikian dibutuhkan pengertian dan kesadaran akan tujuan
keluarga, kesadaran bahwa keluarga muslim berperan sebagai pusat pendidikan
anak-anak.
Salah satu tujuan dari keluarga ialah melanjutkan generasi muslim
melalui kelahiran anak keturunan suami isteri. Dalam rangka pembinaan generasi
inilah keluarga harus terkondisi sebagai keluarga terdidik (learnedfamily).

1
2

Situasi keluarga terdidik itulah yang secara langsung menciptakan proses


pendidikan anak-anak dan sekaligus sebagai proses ke arah kemajuan anggota
keluarga secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, konsep, dan fungsi keluarga?
2. Bagaimana proses pendidikan dalam keluarga?
3. Bagaimana learned family sebagai basis keluarga?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian, konsep dan fungsi keluarga
2. Mengetahui proses pendidikan dalam keluarga
3. Mengetahui learned family sebagai basis keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Konsep dan Fungsi Keluarga


Keluarga menurut Am Rose bisa diartikan sebagai sebuah kelompok
untuk dua orang atau lebih yang bertempat tinggal bersama di mana terjadi
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Menurut ST.Vembriarto Keluarga
sebagai kelompok yang dijadikan interaksi orang-orang yang saling menerima
satu dengan yang lain berdasarkan asal-usul perkawinan dan adopsi. Dari dua
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok sosial
yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan,
atau adopsi1.
Konsep keluarga ideal tentu diawali dari sebuah pernikahan atau
perkawinan yang sah dan diakui. Dalam membentuk sebuah keluarga yang diikat
dalam perkawinan yang sah dan diakui hendaknya sesuai dengan syarat-syarat
yang berlaku, baik syarat yang berlaku dalam agama maupun dalam hukum
negara. Keluarga yang keberadaannya diterima baik oleh Allah maupun oleh
negara dan masyarakatnya tentu akan merasan tentram. Jika setiap anggotanya
memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing, akan terwujudlah keluarga
yang ideal.
Keluarga adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan anggota,
mempunyai pembagian pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban
masing-masing anggotanya. Keluarga adalah tempat pertama anak-anak belajar.
Dari keluarga mereka mempelajari sifat keyakinan, sifat-sifat mulia, komikasi
dan interaksi sosial, serta keterampilan hidup.

1
Moh.Padil dan Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, (Malang: UIN Maliki Press, Juli
2010), h.116.

3
4

Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat


berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak. anak pertama kali
berkenalan dengan nilai dan norma, keterampilan dasar, agama,kepercayaan dan
juga pandangan hidup yang diperlukan anak. Firman Allah dalam QS. At Tahrim
(66) 6:

....‫ين اآمنُوا قُوا أانْ ُف اس ُك ْم اوأ ْاهلِي ُك ْم اَن ًرا‬ ِ َّ


‫اَي أايُّ اها الذ ا‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka...”
Keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal
multifungsional, yang memiliki fungsi pengawasan, sosial, pendidikan,
keagamaan, perlindungan dan rekreasi. Fungsi-fungsi keluarga ini membuat
interaksi antar anggota keluarga eksis sepanjang waktu. Waktu terus berjalan
dengan membawa konsekuensi perkembangan dan kemajuan. Keluarga dan
masyarakat tidak lepas dari pengaruh pengaruh tersebut, sehingga perubahan apa
yang terjadi di masyarakat berpengaruh pula di keluarga. Proses industrialisasi,
urbanisasi, dan sekularisasi telah merubah sebagian dari fungsi fungsi keluarga.
Samsul Nazar (2002) menyaatakan bahwa dalam memberdayakan
pendidikan pendidikan keluarga sangan relevan untuk dibahas beberapa fungsi
keluarga. Kemudian ia membagi fungsi keluarga menjadi delapan fungsi yaitu:
1. Fungsi Agama
Fungsi agama dilaksanakan melalui penanaman nilai-nilai keyakinan berupa
iman dan taqwa. penanaman keimanan dan taqwa mengajarkan kepada anggota
keluarga untuk selalu menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi
larangan-Nya. Pembelajaran dapat dilaksanakan dengan metode pembiasaan dan
peneladanan.
5

2. Fungsi biologis
Fungsi biologis adalah fungsi pemenuhan kebutuhan agar keberlangsungan
hidupnya tetap terjaga termasuk secara fisik. maksudnya pemenuhan kebutuhan
yang berhubungan dengan jasmani manusia.
3. Fungsi ekonomi
Fungsi ini berhubungan dengan bagaimana pengaturan penghasilan yang
diperoleh untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. Seorang Istri harus
mampu mengelola keuangan yang diserahkan suaminya dengan baik
mengutamakan pemenuhan kebutuhan yang bersifat prioritas dalam keluarga
sehingga penghasilan yang diperoleh oleh suami akan dapat mencukupi
kebutuhan hidup keluarga. dan seorang suami hendaknya mempunyai
penghasilan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan utama dalam
keluarganya serta mampu mengawasi penggunaannya dengan baik.
4. Fungsi kasih sayang
Fungsi ini menyatakan bagaimana setiap anggota keluarga harus
menyayangi satu sama lain. suami hendaknya mencurahkan kasih sayang kepada
istrinya Begitupun sebaliknya dan jika telah memiliki anak maka orang tua
hendaknya menunjukkan dan mencurahkan kasih sayang kepada anaknya secara
tepat, bukan hanya berupa materi yang diberikan tetapi juga perhatian saling
memotivasi dan mendukung untuk kebaikan bersama.
5. Fungsi perlindungan
Setiap anggota keluarga berhak mendapat perlindungan dari anggota lainnya
dalam memberikan perlindungan, seorang pemimpin harus memberikan
keamanan dan kenyamanan dalam keluarga sehingga tidak sepantasnya seorang
ayah menyakiti anggota keluarganya baik secara fisik maupun psikis. seorang
pemimpin juga hendaknya mampu melindungi keluarganya dari ancaman yang
datang dari luar karena bagaimanapun keluarga sudah menjadi tanggungannya
baik dunia maupun akhirat.
6

6. Fungsi pendidikan
Fungsi ini merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
meningkatkan martabat dan peradaban manusia sebagai seorang pemimpin
dalam keluarga seorang kepala keluarga hendaknya memberikan bimbingan dan
pendidikan bagi setiap anggota keluarganya baik itu istri maupun anak-anaknya.
bagi seorang istri, pendidikan sangat penting. dengan bertambahnya pengetahuan
dan wawasan maka akan memudahkan perannya sebagai pengelola dalam rumah
tangga dan pendidik utama bagi anak-anaknya. karena bagi anak keluarga
merupakan tempat pertama dan utama dalam pendidikan.
7. Fungsi sosialisasi anak
Selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya.
dalam keluarga anak pertama kali hidup bersosialisasi anak mulai belajar
berkomunikasi dengan orang tuanya melalui pandangan dan gerakan atau isyarat
sehingga mampu berbicara.
8. Fungsi rekreasi
Manusia tidak hanya perlu memenuhi kebutuhan biologisnya atau fisiknya
saja. tetapi juga perlu memenuhi kebutuhan jiwa atau rohaninya. rekreasi
merupakan salah satu hiburan yang baik bagi jiwa dan pikiran rekreasi dapat
menyegarkan pikiran menenangkan jiwa dan lebih mengakrabkan tali
kekeluargaan2.

B. Proses Pendidikan Dalam Keluarga


Agar proses pendidikan dalam keluarga berhasil dengan baik, maka
orang tua harus mengetahui prinsip-prinsip dalam mendidik anak. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut.

2
Helmawati, Pendidikan Keluarga, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Agustus 2016), h.44-48.
7

1. Prinsip menyeluruh
Pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh baik terhadap unsur
jasmani, rohani maupun akalnya.
2. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan
Prinsip ini bermakna menciptakan keseimbangan pada pemenuhan
berbagai Kebutuhan individu dan sosial nya, serta antara tuntutan aspek
kebutuhan dan kemaslahatannya
3. Prinsip kejelasan
Pendidikan dalam prosesnya harus jelas dalam prinsip-prinsipnya, ajaran-
ajaran dan hukum-hukumnya. Jelas dalam arti mudah dipahami dan tidak
multitafsir.
4. Prinsip tak ada pertentangan
Tidak ada pertentangan dalam pendidikan yang didasarkan pada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Ilmu satu dengan yang lain saling mengukuhkan dan
melengkapi. Selama konsep pendidikan dirancang dan dilaksanakan dengan
baik sesuai ideologi yang diyakini, tidak akan ada pertentangan dalam
pencapaian tujuan pendidikannya.
5. Prinsip realistis dan dapat dilaksanakan
Mendidik adalah membantu mengembangkan potensi yang dimiliki anak,
ini berarti pendidikan yang diberikan hendaknya masuk akal dan dapat
dilaksanakan oleh si anak itu sendiri. Maka pendidikan yang baik adalah yang
sesuai dengan usia, tahap kematangan jasmani, akal, bakat, minat,
emosi, spiritual, juga sosialnya.
6. Prinsip perubahan yang diinginkan
Esensi pendidikan dalam hal ini adalah membantu anak agar berubah,
berkembang potensinya secara optimal dan membuang potensi buruk pada diri
anak agar terbentuk menjadi pribadi yang lebih baik.
8

7. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan perseorangan


Dalam prinsip ini orang tua hendaknya tidak boleh menyamakan atau
membendung bandingkan kemampuan antara anak yang satu dengan anak yang
lainnya karena setiap anak memiliki keunggulan dan kelemahan yang juga
berbeda.
8. Prinsip dinamis
Manusia akan tumbuh berkembang dan akan berubah sesuai dengan
tuntutannya, begitu pula dengan pendidikan. Pendidikan yang baik adalah yang
merespon terhadap kebutuhan perubahan manusia itu sendiri dan perubahan
zaman3.

C. Learned Family Sebagai Basis Keluarga


Salah satu tujuan dari keluarga ialah melanjutkan generasi muslim
melahirkan anak keturunan suami istri. Dalam rangka pembinaan generasi inilah
keluarga harus terkondisi sebagai keluarga terdidik (learned family). Situasi
keluarga terdidik itulah yang secara langsung menciptakan proses pendidikan
anak-anak dan sekaligus proses kearah kemajuan anggota keluarga secara
keseluruhan.
Islam suatu agama yang mengajak manusia dari yang munkar kearah yang
ma’ruf, dari kebodohan kepada kemajuan. Seorang yang telah mengaku muslim
bukan secara otomatis menjadi manusia yang baik, tetapi harus melalui proses
Islamisasi sepanjang hidupnya. Hakikat seorang muslim adalah proses menjadi
terus menerus kearah yang positif sehingga di akhir hayatnya menjadi manusia
yang husnul khatimah.
Didalam keluarga muslim, proses Islamisasi itu sebetulnya langsung
semenjak si anak lahir dari keluarga muslim, otomatis diakui sebagai muslim dan

3
Helmawati, Pendidikan Keluarga, h.57-59.
9

proses itu sangat dipengaruhi oleh situasi keluarga yang melingkungi pada awal
kelahirannya dan yang paling awal dikenal anak.
Keluarga sebagai lingkungan awal anak disadari atau tidak akan langsung
berpengaruh terhadap anak. oleh sebab itu situasi yang baik harus diciptakan
yakni situasi terdidik. untuk menciptakan situasi terdidik, terpelajar, dituntut
kesadaran dan usaha dari kedua orang tua, terutama ibu sebagai penanggung
jawab rumah tangga.
Aliah Senliefer menekankan fungsi dari seorang ibu yang bertanggung
jawab terhadap rumah tangga dalam kurun modern ini dalam pendidikan anak
menyangkut tiga hal, yaitu :
1. Ibu harus mengetahui maksud dan tujuan pendidikan
2. Apa yang harus diperankan ibu secara penuh sebagai pendidik
3. Memperhatikan bagaimana pengaruh kehidupan modern serta tanggung
jawabnya terhadap anak
Didalam rumah tangga muslim harus tergambar situasi cinta terhadap
nilai-nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan, dalam mana setiap anggota
keluarga yaitu ayah, ibu dan anak-anak terdorong untuk selalu menambah
pengalaman, ilmu pengetahuan dan menambah informasi yang akan mendukung
kehidupan keluarga.
Islam mewajibkan kepada suami untuk mendidik isterinya kearah yang
baik adalah bagian dari usaha menghidupkan suasana terdidik didalam keluarga,
sebab mau tidak mau suami tentunya harus lebih dahulu berusaha meningkatkan
kemampuannya. Hal ini seharusnya selalu berlangsung sepanjang kehidupan
rumah tangga. Demikian itulah sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan
prinsip belajar seumur hidup.
Istri biasanya tergantung kepada pembawaan suami. Jika suaminya
berada dijalan yang lurus dan benar, maka isteripun akan demikian, beitu pula
anak-anaknya.
10

Ibu adalah sekolah. Sebagai sekolah atau madrasah, ibu tentu saja menjadi
sumber pembentukan pribadi anak, sumber pengetahuan serta sumber motivasi
agar anak lebih maju dalam menggali ilmu pengetahuan diluar yang dimiliki ibu,
karena ibu sebagai sumber dirasa kurang memadai.
Posisi kedua orang tua sangat dituntut untuk menciptakan suasana
terdidik, sebab begitu besar pengaruhnya bagi anak, bahkan kedua orang tua
sangat besar pengaruhnya terhadap agama anak. Nabi bersabda :

‫صارانِِه أ ْاو ُُيا ِِّج اسانِِه‬ِ ِِ ِ ِ ٍ


‫ اح ََّّت يُ ْع ِر ا‬،ِ‫ُك ُّل ام ْولُْود يُ ْولا ُد اعلاى الْفطْارة‬
ِّ ‫ فاأابا اواهُ يُ اه ِِّوادانه أ ْاو يُنا‬،ُ‫ب اعْنهُ ل اسانُه‬
Artinya : “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih
(berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani,
atau Majusi.” (HR. al-Baihaqi dan ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir)
Situasi terdidik dalam keluarga muslim menjadi keharusan untuk
diciptakan agar rumah tangga terus dinamis, dapat menyesuaikan dengan
perkembangan kemajuan yang terus berkembang dan lebih penting lagi agar
dapat menjadi lingkungan yang positif bagi anak.4

4
Kamrani Buseri, Pendidikan Keluarga Dalam Islam, (Yogyakarta: Bina Usaha, 1990), h. 20-
22.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang mempunyai ikatan darah, perkawinan, atau adopsi. Fungsi keluarga
menurut Samsul Nazar dibagi menjadi delapan fungsi, dan prinsip-prinsip dalam
mendidik anak juga terbagi menjadi delapan prinsip seperti yang dijelaskan
diatas. orang tua harus memperhatikan hal tersebut agar proses pendidikan dalam
keluarga dapat berhasil dengan baik.
Posisi kedua orang tua sangat dituntut untuk menciptakan suasana
terdidik dalam keluarga, bahkan sangat besar pengaruhnya terhadap agama anak,
maka dari itu dituntut kesadaran dan usaha dari kedua orang tua agar
terbentuknya kondisii keluarga terdidik (learned family).

B. Saran
Hendaknya dengan berbagai kesibukan yang ada, jangan sampai kita
melupakan keluarga, apalagi sampai lupa dengan sang buah hati nanti. Perhatikan
pendidikan anak, jangan sampai kita kaum perempuan hanya menyandang status
ibu karena melahirkannya saja, dan laki-laki menjadi seorang ayah yang hanya
berkerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tapi lepas tangan dalam
pendidikan anak mereka.
Maka dengan adanya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua agar mampu membangun rumah tangga yang ideal sesuai dengan yang
berlaku dalam agama maupun negara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Helmawati, Pendidikan Keluarga, Bandung, Remaja Rosdakarya, Agustus 2016


Kamrani Buseri, Pendidikan Keluarga Dalam Islam, Yogyakarta, Bina Usaha, 1990
Padil, Moh., dan Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, Malang, UIN Maliki Press,
Juli 2010

12

Anda mungkin juga menyukai