Oleh
Kelompok 4:
A. Rumaidi : 170102010516
Elma Kamalia : 170102010388
M. Abi Saleh : 170102010614
Raudatul Jannah : 170102011199
Sainur Hadi : 170102011102
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
i
Daftar Isi......................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
........................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................
1
C. Maksud dan Tujuan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Down Syndrome.......................................................................2
B. Penanganan Down Syndrome melalui Pendidikan.......................................4
C. Karakteristik Tunagrahita.............................................................................7
D. Penanganan Tunagrahita melalui Pendidikan...........................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik Anak Down Syndrome?
2. Bagaimanakah Penanganan Down Syndrome melalui Pendidikan?
3. Bagaimana Karakteristik Anak Tunagrahita?
4. Bagaimana Penanganan Tunagrahita melalui Pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1Dewi Pandji, Sudahkan Kita Ramah Anak Sepecial Needs,( Jakatra: PT Elex Media
Komputindo, 2013), hal.10
2
kelainan genetik dari orang tua yang terbawa pada anak. Salah satu karakter
dan ciri anak down syndrome yang paling dapat terlihat adalah bentuk fisiknya
3
4
yang khas. Anak down syndrome memiliki ukuran kepala yang lebih besar,
kepala bagian belakangnya terlihat tidak berkontur atau datar, memiliki ukuran
telinga yang lebih kecil dan tidak normal, serta sudut kepala bagian luar naik
ke atas atau yang sering dikenal dengan mata berbentuk kacang almond.
Dengan ciri-ciri tersebut, seseorang dapat dikatakan menderita down
syndrome.
2. Aktivitas yang khas
Selain bentuk fisik yang khas, karakteristik anak down syndrome lainnya
adalah sering melakukan aktivitas yang khas seperti menjulur julurkan
lidahnya. Kebiasaan menjulurkan lidah pada anak down syndrome tersebut
disebabkan oleh karena ukuran lidah yang lebar dan tebal namun memiliki
mulut yang kecil sehingga lidah tidak dapat ditampung sepenuhnya oleh
mulut. Down syndrome yang tidak tertangani dengan baik termasuk dalam
macam-macam gangguan jiwa.
3. Memiliki kecacatan intelektual
Seperti yang sudah dijelaskan dalam uraian diatas, penderita down
syndrome tidak hanya memiliki fisik yang khas namun juga mengalami
kondisi kecacatan intelektual yang berbeda tingkat keparahannya pada
masing-masing individu. Perkembangan kognitif dan intelektual pada anak
down syndrome secara utuh memang terhambat dan bermasalah. Karena
tingkatan yang berbeda tersebut menjadikan anak down syndrome ada yang
bisa bersekolah secara reguler tanpa harus bersekolah di sekolah khusus anak
dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus.
4. Mudah menderita penyakit
Karakteristik anak down syndrome lainnya yang juga cukup khas adalah
mudah menderita penyakit. Tubuh anak penderita down syndrome memang
lebih rentan untuk permasalahan medis tertentu seperti cacat jantung bawaan,
masalah pada bagian pernafasan dan pendengaran, penyakit alzheimer atau
penyakit degeneratif pada otak, leukimia yang terjadi pada anak-anak,
epilepsi, dan peluang terjadinya masalah pada tiroid. Dengan karakteristik
yang mudah sakit tersebut maka peran orang tua sangat besar untuk dapat
5
3. Pendidikan Nonformal
Andaikan orang tua tidak mau menyekolahkan anaknya di SLB, Si anak
masih bisa bersekolah di lembaga nonformal. Misalnya, di salah satu
pendidikan nonformal di daerah Jakarta. Di sini anak-anak dengan down
sindrom, akan dibekali dengan keterampilan khusus agar mereka bisa
berprestasi layaknya anak-anak lain. Beberapa pihak lembaga pendidikan
nonformal juga ada yang mengajukan materi pendidikan nonformal yang
dikreasikannya ke Kemendiknas, hingga materi tersebut disahkan. Alhasil,
kegiatan belajar-mengajar di sana diberi izin untuk diteruskan. Hal yang perlu
diingat, pilihan menyekolahkan Si anak dengan sindrom down ini, perlu
dikembalikan lagi pada kebutuhannya. Misalnya, bila anak mengalami
gangguan mental berat, sebaiknya pilihlah SLB, karena tenaga pengajar,
sarana, dan prasarananya lebih siap. Namun, bila kondisinya memungkinkan,
Si anak juga bisa dimasukan ke sekolah inklusi. 3 Berikut ini adalah beberapa
cara menangani anak dengan sindrom down yang perlu diketahui orangtua.
1. Terapi Fisik
3https://www.halodoc.com/memilih-pendidikan-yang-tepat-bagi-anak-sindrom-down
7
lebih efektif. Si anak akan sering belajar berbicara lebih lambat dari pada
teman sebayanya. Terapi bahasa bicara dapat membantu anak sindrom down
mengembangkan keterampilan awal yang diperlukan untuk berkomunikasi,
seperti meniru suara.
3. Terapi Kerja
Ternyata, anak dengan gejala sindrom down juga memiliki keterampilan
dan bisa mandiri. Nah, terapi kerja ini akan membantunya menemukan cara
untuk menyesuaikan tugas dan kondisi sehari-hari, sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya. Jenis terapi ini mengajarkan keterampilan perawatan diri,
seperti makan, berpakaian, menulis, dan menggunakan komputer.
4. Terapi Okupasi
5 Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (PT Refika Aditama: Bandung, 2007),
hal 103
6Herri Zen Pieter, Dasar-Dasar Komunikasi Bagi Perawat, (Jakarta: Kencana, 2017),
hal.256
9
karena itu agak sukar membedakan secara fisik antara anak tungarhita ringan
dengan anak normal.9
b. Tunagrahita Sedang
Simpulan
Down syndrome diidentifikasikan sebagai kelainan genetik yang
menjadikan penderitanya memiliki kecerdasan rendah dan bentuk kelainan
fisik yang khas. Adapun penanganan anak down syndrome bisa dilakukan
pada sekolah inklusi, SLB ataupun sekolah nonformal. Penanganan
tersebut bisa melalui terapi fisik, terapi bicara, terapi kerja, terapi okupasi,
pemberian obat dan suplemen serta perangkat bantu.
Anak tunagrahita adalah anak yang memilki kecerdasan intelektual
(IQ) secara signifikan berada di bawah rata-rata (Normal) yang disertai
dengan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
semua ini berlangsung pada masa perkembangan. Seseorang dikatakan
tunagrahita apabila kecerdasannya dibawah rata-rata. Terhambat dalam
belajar dan penyesuaian sosialnya, serta memerlukan pendidikan yang
khusus. Penanganan anak tunagrahita dalam pendidikan harus
menyesuaikan kebutuhan yang diperlukan anak tunagrahita. Oleh karena
itu diperlukan asesmen terhadap anak tunagrahita sebelum memberikan
pendidikan kepadanya. Sehingga hal itu bisa bermanfaat dan berguna bagi
anak itu sendiri.
17
DAFTAR PUSTAKA
Pandji, Dewi, Sudahkan Kita Ramah Anak Sepecial Needs, Jakatra: PT Elex
Media Komputindo, 2013.
https://www.halodoc.com/cara-penanganan-anak-yang-memiliki-gejala-sindrom-
down
https://www.halodoc.com/memilih-pendidikan-yang-tepat-bagi-anak-sindrom-
down
18