Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Dosen Pembimbing : Safarudin S.Pd

Disusun oleh :

Kurnia Saktianny

Jl. Tubagus Hasan, Cimesir Rangkasbitung, Rangkasbitung Tim, Lebak Banten


KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
Hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi
tugas mata kuliah pengantar pendidikan ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan.

Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai peran dan lembaga pendidikan dan adapun metode
yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan
sumber informasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kebaikan kami untuk kedepannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

18 Mei 2023

Penulis

Kurnia Saktianny
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………………................i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….....ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………................……..iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..................1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………………........1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………......2

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………….....2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan dan Lembaga Pendidikan …………………...................3

2.2 Bentuk-bentuk Lingkungan Pendidikan ………………………………..................3

2.3 Bentuk-bentuk Lembaga Pendidikan ……………………………………..............5

2.4 Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan

2.2.1 Lembaga Pendidikan Keluarga …………………………………………….........6

2.2.2 Lembaga Pendidikan Sekolah …………………………………………….........10

2.2.3 Lembaga Pendidikan Masyarakat ………………………………………...........14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………..15

3.2 Saran …………………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………17
 
 
 

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah


Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks
pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar
diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang,
keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di
dalamnya adalah pendidikan.

Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan


masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan
menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila
dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang,
ia membutuhkan pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat
berkembang secara bebas, tetapi terarah. Karenanya pendidikan harus dapat
memberikan  motivasi dalam mengaktifkan anak.

Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh


terhadap praktek pendidikan baik positif ataupun negatif. Lingkungan pendidikan
sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, merupakan bagian dari
lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses
pendidikan sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses
belajar mengajar secara nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana seperti
itu, maka proses pendidikan dapat dilaksanakan.

Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan


menyelengglarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian
keterampilan dan keahlian.  yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta
keahlian/ keterampilan. Sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
pendidikan.

1.2  Rumusan Masalah
1. Apakah  pengertian dari lingkungan dan lembaga pendidikan?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari lingkungan pendidikan?
3. Apa saja bentuk-bentuk lembaga pendidikan?
4. Apa saja fungsi dan peran lembaga pendidikan?
1.3  Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan dan lembaga pendidikan.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lingkungan pendidikan.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lembaga pendidikan.
4. Untuk mengetahui fungsi dan peran lembaga pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN


Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap praktek pendidikan baik positif ataupun negatif. Lingkungan pendidikan
sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, merupakan bagian dari
lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses
pendidikan sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses
belajar mengajar secara nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana seperti
itu, maka proses pendidikan dapat dilaksanakan.

Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan


menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian
keterampilan dan keahlian.  yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta
keahlian/ keterampilan. Sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
pendidikan.

2.2  BENTUK-BENTUK LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Pada dasarnya lingkungan pendidikan mencakup

1. Tempat (Lingkungan Fisik). Contohnya: keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan


alam.
2. Kebudayaan (Lingkungan Budaya). Contohnya: dengan warisan budaya tertentu
bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
3. Kelompok hidup bersama (Lingkungan sosial atau masyarakat). Contohnya:
keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.
Adapun definisi lain dari bentuk-bentuk lingkungan pendidikan yaitu ada lingkungan
pendidikan formal dan ada lingkungan pendidikan non formal. Contohnya sebagai
mana berikut ini :

1. Lingkungan Keluarga
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS disebutkan bahwa keluarga
merupakan bagian dari lingkungan pendidikan informal/non formal. Selain itu
keluarga juga disebut sebagai satuan pendidikan diluar sekolah. Oleh karena itu,
keluarga mesti menciptakan suasana yang edukatif sehingga anak didiknya tumbuh
dan berkembang menjadi manusia sebagaimana tujuan dalam pendidikan.

2. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, sekaligus membentuk
kepribadian anak didik yang tujuannya untuk mencapai 3 faktor yaitu aspek kognitif,
afektif, psikomotorik.

3. Lingkungan Masyarakat
Pendidikan di lingkungan masyarakat adalah pendidikan nonformal yang dibedakan
dari pendidikan di keluarga dan di sekolah. Bertujuan sebagai penambah atau
pelengkap pendidikan formal dan informal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Masyarakat memiliki peran yang besar dalam pelaksanaan
pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang
dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelengglarakan
pendidikan non pemerintah (swasta) dan yang lainnya.

Tripusat  pendidikan (Keluarga, Sekolah, Masyarakat) saling berhubungan dan


berpengaruh. Keterkaitan ketiga pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat masing-masing memiliki fingsi tersendiri dengan satu tujuan yaitu
menolong pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal, untul
mencapai tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia yang seutuhnya, berjatidiri,
memiliki integritas, dan martabat.

Agar fungsi pendidikan dapat tercapai dengan baik, harus terjadi kerjasama yang
harmonis antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sejalan dengan UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menggariskan peran serta
masyarakat dalam pendidikan.

2.3  BENTUK-BENTUK LEMBAGA PENDIDIKAN


1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama, karena
dalam keluarga inilah anak-anak mendapatkan bimbingan dan paling banyak
memperoleh pendidikan

2. Lembaga Pendidikan Sekolah


Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh
secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syaraf yang jelas.

3. Lembaga Pendidikan di Masyarakat


Masyarakat diartikan sebagai suatu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai
dan tata budaya sendiri.

2.4  FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN


Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya.

2.2.1      Lembaga Pendidikan Keluarga


Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas
utama dalam peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak
pertama kali mendapat pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena hampir
semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu,
keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati.
Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak
berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.
Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah menurut agama,
adat atau pemerintah dengan proses yang diawali dengan adanya interaksi antara
pria dan wanita, interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan sosial
yang lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan. Setelah terjadi perkawinan,
terbentuklah keturunan , kemudian terbentuklah keluarga inti untuk mendapatkan
keturunan dan untuk meningkat derajat dan status sosial baik pria maupun wanita,
serta mendekatkan kembali hubungan kerabat yang sudah renggang.

1. Fungsi dan Peran Pendidikan Keluarga


2. Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan
faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Sebagaimana telah dijelaskan
bahwa pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama, berarti
bahwa kehadiran anak di dunia disebabkan hubungan kedua orang tuanya. Orang
tua adalah orang dewasa, maka merekalah yang harus bertanggung jawab terhadap
anak. Kewajiban orang tua tidak hanya sekedar memelihara eksistensi anak untuk
menjadikannya seorang pribadi, namun juga memberi pendidikan anak sebagai
individu yang tumbuh dan  berkembang.

Sedangkan utama, berarti bahwa orang tua bertanggung jawab pada pendidikan
anak. Hal itu memberikan pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan
tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak
mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir
dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih (a sheet of white paper avoid
of all characters) atau dikenal dengan istilah Tabularasa (John Lock dalam
Hasbullah : 1999). Oleh karena itu, orang tua berkewajiban memberikan pendidikan
pada anaknya dan yang palig utama di mana hubungan orang tua dengan anaknya
bersifat alami dan kodrati.
2. Menjamin Kehidupan Emosional Anak
3 hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah:

1. Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti


kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang
lebih.
2. Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut,
berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan
pada semua tingkah laku kita.
iii.   Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang
diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari.

3. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral


Seperti kata pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu
berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua
harus mampu menjadi teladan yang baik misalnya dengan mengajarkan tutur kata
dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya. Segala nilai yang dikenal anak akan
melekat pada orang-orang yang disenangi dan dikaguminya, dan dengan melalui
inilah salah satu proses yang ditempuh anak dalam mengenal nilai.
4. Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Keluarga merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial.
Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak, misalnya
memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan
keindahan dalam lingkungan sekitar.

5. Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan


Keluarga juga berperan penting dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-
nilai keagamaan ke dalam pribadi anak. Masa anak-anak adalah masa yang paling
baik untuk meresapkan dasar-dasar agama, dalam hal ini tentu saja terjadi dalam
keluarga. Kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak
untuk mengalami suasana hidup keagamaan.

1. Tanggung Jawab Keluarga


Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi hal-
hal :

1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua
dan anak.
2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua
terhadap keturunannya yang meliputi nilai agama atau nilai spiritual.
3. Tanggung jawab sosial, merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab
kekeluargaan yang dibina oleh darah, keturunan dan kesatuan keyakinan.
4. Memelihara dan membesarkan anaknya. Juga bertanggung jawab dalam hal
melindungi dan menjamin kesehatan anaknya, baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan diri anak tersebut.
5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupan anak.
2.2.2      Lembaga Pendidikan Sekolah
Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka
dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam
lembaga pendidikan formal. Sekolah menjadi produsen penghasil individu yang
berkemampuan secara intelektual dan skill.

1. Fungsi dan Peran Sekolah


Terbentuknya sekolah tentu memiliki fungsi dan peran dalam keberadaannya.
Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Lembaga Sekolah


2. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
3. Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
iii.    Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis,
juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi
pendidikan anak dan juga bagi orang tua.

1. Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang


mampu beradaptasi dengan masyarakat.
2. Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat
dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku
generasi muda.
3. Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih
berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke
masyarakat.
2. Peran Lembaga Sekolah
3. Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan
karyawan.
4. Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
1. Tanggung Jawab Sekolah
2. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan
yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku, dalam hal ini undang-undang
pendidikan; UUSPN Nomor 20 Tahun 2003.
3. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat
pendidikan.
4. Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan
pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan
jabatannya.
1. Sifat-sifat Lembaga Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, bersifat formal
namun tidak kodrati. Meskipun demikian, banyak orang tua (dengan berbagai
alasan) menyerahkan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada sekolah.

Dari kenyataan-kenyataan tersebut, sifat-sifat pendidikan sekolah tersebut adalah


sebagai berikut :

1. Tumbuh sesudah keluarga.


Dalam sebuah keluarga tidak selamanya tersedia kesempatan dan kesanggupan
memberikan pendidikan kepada anaknya, sehingga keluarga menyerahkan
tanggung jawabnya kepada sekolah.

2. Lembaga Pendidikan Formal.


Dinamakan lembaga pendidikan formal karena sekolah memiliki bentuk yang jelas,
yaitu memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan
dengan resmi.

3. Lembaga Pendidikan yang tidak bersifat kodrati


Lembaga pendidikan didirikan tidak atas dasar hubungan darah antara guru dan
murid seperti halnya di keluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat
kedinasan.

1. Macam-macam Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya mempunyai banyak ragam, dan
hal ini tergantung dari segi mana melihatnya.
1. Ditinjau dari Segi yang Mengusahakan
2. Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik dari segi
pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.
3. Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakn oleh selain pemerintah, yaitu
badan-badan swasta.
4. Ditinjau dari Sudut Tingkatan
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004, jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

1.     Pendidikan Dasar, terdiri dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan


SMP/MTs.
2. Pendidikan Menengah, terdiri dari SMA/MA dan SMK/MAK.
iii.   Pendidikan Tinggi, terdiri dari Akademi, Institut, Sekolah Tinggi dan Universitas.

3. Ditinjau dari Sifatnya


4. Sekolah Umum
5. Sekolah Kejuruan

 
2.2.3      Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan
pribadi seseorang. Masyarakat mempunyai peran penting dalam upaya ikut serta
menyelenggarakan pendidikan, karena membantu pengadaan sarana dan prasarana
dan menyediakan lapangan kerja. Partisipasi masyarakat membantu pemerintah
dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dalam masyarakat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah


2. Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
3. Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek
4. Peserta tidak perlu homogen
5. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis
6. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
7. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan

 
BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Dalam sistem pendidikan nasional pendidikan seumur hidup dikelola atas tanggunga
jawab keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana masing-masing mempunyai
tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan nasional.

Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertnaggung jawab untuk memberikan dasar


dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhuk individu, sosial, susila dan
religius.

Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang


dimiliki masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental.

Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran,


keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perekembangan diri
setiap individu.

3.2  SARAN
Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan beberapa
saran sebagai berikut :

Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua tingkatan
lembaga pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang optimal.
Hendaknya masing-masing lembaga pendidikan menyadari akan tugas dan
tanggung jawabnya dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku-pelaku
pendidikan untuk menggunakan kemampuan diri dalam menjalani pendidikan
seumur hidup.

Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah
diharapkan.

 
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah.1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : RajaGrafindo


Persada.

Anda mungkin juga menyukai