Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya manusia
diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang dimilikinya harus
digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk
memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada
sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus
dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dilain pihak manusia juga memiliki
kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain. Sedangkan
pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan
potensi dan kemampuan manusia agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya.
Secara sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi, agar
kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial budaya
merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir
setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan
dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya
masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala
desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya
dirasakan oleh dunia pendidikan. Tak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar
dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup,
berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu
pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut
secara baik dan bijak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi?
2. Apa yang dimaksud dengan budaya?
3. Apa yang dimaksud dengan sosial budaya?
4. Bagaimana perubahan sosial budaya masyarakat?
5. Bagaimana landasan sosial budaya dalam pendidikan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu sosiologi
2. Untuk mengetahui apa itu budaya
3. Untuk mengetahui apa itu sosial budaya
4. Untuk mengetahui bagaimana perubahan sosial budaya masyarakat
5. Untuk mengetahui bagaimana landasan sosial budaya dalam masyarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SOSIOLOGI
Menurut etimologi sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu kata socious yang berarti
teman, dan logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian tersebut
diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat.
Definisi sosiologi menurut para ahli :
1.    Menurut Roucek dan Warren sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia
dalam kelompok.
2. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah
keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok
sosial, dan lapisan-lapisan sosial.

2
3. August Comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu terutama mempelajari manusia sebagai
makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
4. Menurut Abu Ahmadi Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok.
Sudut pandangnya ialah memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara
ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-
prinsip menganai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi.
Sosiologi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sosiologi umum yang menyelidiki gejala
sosio-kultural secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum yang
menyelidiki aspek kkehidupan sosio-kultural secara mendalam, salah satunya adalah sosiologi
pendidikan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu, karena bersumber dan diciptakan dari
kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Teoretis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang
bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan pada generasi muda.
3. Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya
perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori
yang lebih baik.
4. Nonetis, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu-individu
di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.

B. PENGERTIAN BUDAYA
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi
atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang
cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal
yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir,
perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Menurut Taylor kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan serta

3
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat. Imran Hasan
mengemukakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat berisi
aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan
kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat sitiadat dan nilai-nilai kepandaian.
Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh
anggota-anggota masyarakat.
Kebudayaan yaitu “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”
(Koentjaraningrat, 1985). Terdapat tiga jenis wujud dari kebudayaan, ketiga wujud kebudayaan
tersebut adalah:
1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan-peraturan, dsb.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

C. PENGERTIAN SOSIAL BUDAYA


Sosial budaya adalah struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Landasan
sosial budaya, mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu secara
alami, artinya aspek yang telah ada sejak manusia dilahirkan. Landasan sosial budaya pada
pendidikan adalah
peranan aspek sosial budaya pada pendidikan.
Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara
berkelompok membentuk budaya. Karena aspek sosial telah melekat pada diri individu, maka
perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang. Di samping
tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam
membantu anak dalam mengembangkan dirinya. Maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam
proses pendidikan.

D. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

4
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa
kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor
internal, antara lain: komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; perubahan jumlah penduduk;
penemuan baru; terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan
perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya
hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat
masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat
dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi
kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau
kebiasaan.

E. LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN


Aspek sosial dalam pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek
budaya dalam pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki
unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah
budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya.
Berikut akan dibahas mengenai sosial dan budaya pada pendidikan, sebagai berikut :
1.    Sosiologi dan Pendidikan

a. Definisi sosiologi pendidikan

Beberapa defenisi sosiologi pendidikan menurut beberapa ahli:


1. Menurut F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki
struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat
pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengan tata
sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan
kepribadian, dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.

5
2. Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi
pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.
3. Menurut Prof. DR S. Nasution,M.A., Sosiologi Pendidikan dalah ilmu yang berusaha untuk
mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
individu agar lebih baik.
4. Menurut F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan
menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta
mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-
prinsip untuk mengontrolnya.
5. Menurut E.G Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala aspek
pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.
6. Menurut Drs. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu
yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah
pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan
sosiologis.
b. Tujuan Sosiologi pendidikan
1. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga,
sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatiakan pengaruh lingkungan dan
kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak yang terdidik
dengan baik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa/tua akan cendrung menjadi manusia
yang religius pula. Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual akan cendrung
memilih/mengutamakan jalur intlektual pula, dan sebagainya.
2. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak
orang/pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi
kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu
menduduki jabatan yang lebih tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna
menambah kesejahteraan sosial). Disamping itu dengan pengetahuan dan keterampilan yang
banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas sosial.

6
3. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya
suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah di
mana lembaga pendidikan itu berada. Misalnya, perguruan tinggi bisa didirikan di tingkat
propinsi atau minimal kabupaten yang cukup animo mahasiswanya serta tersedianya dosen yang
bonafid.
4. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan
dalam kegiatan sosial. Peranan/aktivitas warga yang berpendidikan / intelektual sering menjadi
ukuan tentang maju dan berkembang kehidupan masyarakat. Sebaiknya warga yang
berpendidikan tidak segan- segan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, terutama dalam
memajukan kepentingan / kebutuhan masyarakat. Ia harus menjadi motor penggerak dari
peningkatan taraf hidup sosial.
5. Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakar
berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada
filsafat hidup bangsa tersebut. Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidup dan
kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan
Nasional serta tujuan pendidikan lainnya. Dinamika tujuan pendidikan nasional terletak pada
keterkaitanya dengan GBHN, yang tiap 5 (lima) tahun sekali ditetapkan dalam Sidang Umum
MPR, dan disesuaikan dengan era pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan
kebutuhan manusia.
6. Menurut E. G Payne, sosiologi pendidikan bertujuan utama memberi kepada guru- guru
(termasuk para peneliti dan siapa pun yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan – latihan
yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan
tepat kepada masalah pendidikan. Menurut pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya
berkenaan dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga
segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang
digunakan untuk meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role
playing) dan sebagainya.dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para
pendidik, selain berharga untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami
hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat. Sosiologi pendidikan tidak hanya
mempelajari masalah – masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga hal – hal pokok
lain, seperti tujuan pendidikan, bahan kurikulum, strategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya.

7
Sosiologi pendidikan ialah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola- pola sosial yang terdapat
dalam sistem pendidikan.
Tujuan sosiologi pendidikan pada dasarnya untuk mempercepat dan meningkatkan
pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, sosiologi pendidikan tidak akan
keluar dari upaya-upaya agar pencapaian tujuan dan fungsi pendidikan tercapai menurut
pendidikan itu sendiri. Secara universal tujuan dan fungsi pendidikan itu adalah memanusiakan
manusia oleh manusia yang telah memanusia. Itulah sebabnya sistem pendidikan nasional
menurut UUSPN No. 2 Tahun 1989 pasal 3 adalah “ untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya
mewujudkan tujaun nasional”. Menurut fungsi tersebut jelas sekali bahwa pendidikan
diselenggarakan adalan:
1. untuk mengembangkan kemampuan manusia Indonesia,
2. meningkatkan mutu kehidupan manusia Indonesiam
3. meningkatkan martabat manusia Indonesia,
4. mewujudkan tujuan nasional melalui manusia-manusia Indonesia. Oleh karena itu pendidikan
diselenggarakan untuk manusia Indonesia sehingga manusia Indonesia tersebut memiliki
kemampuan mengembangkan diri, meningkatkan mutu kehidupan, meninggikan martabat dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
c. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. Hubungan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lain di dalam komunitasnya.
d. Sosiologi pendidikan meliputi
1) interaksi guru-siswa
2) dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah
3) struktur dan fungsi sistem pendidikan dan
4) sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan. Wujud dari sosiologi pendidikan
adalah tentang konsep proses sosial.
e. Proses sosial dimulai dari interaksi sosial yang didasari oleh faktor-faktor berikut :

8
1. Imitasi atau peniruan
2. Sugesti, yang akan terjadi apabila jika seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau
sikap orang lain yang berwibawa atau berwenang atau mayoritas.
3. Identifikasi, yang berusaha menyamakan dirinya denga orang lain secara sadar ataupun di bawah
sadar.
4. Simpati, yang akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
2. Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989)
Hassan (1983) misalnya mengatakan kebudayaan berisikan : (1) norma-norma, (2)
folkways yang mencakup kebiasaan, adat, dan tradisi, dan (3) mores. Sementara itu Imran
Manan (1989) menunjukkan lima komponen kebudayaan sebagai berikut :
(1) Gagasan
(2) Ideologi
(3) Norma
(4) Teknologi
(5) Benda
Agar menjadi lengkap, perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu :
(1) Kesenian
(2) Ilmu dan
(3) Kepandaian.
Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : (1) Kebudayaan umum,
misalnya kebudayaan Indonesia, (2) Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali,
Sunda, Nusa Tenggara Timur dan sebagainya dan (3) Kebudayaan popular, yaitu suatu
kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek daripada kedua macam kebudayaan
terdahulu.
Fungsi kebudayaan dalam kehidupan manusia adalah :
(a) Penerus keturunan dan pengasuh anak
(b) Pengembangan kehidupan berekonomi
(c) Transmisi budaya

9
(d) Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha esa
(e) Pengendalian social
(f) Rekreasi.
Perubahan kebudayaan disebabkan oleh :
(a) Originasi atau penemua-penemua baru
(b) Difusi atau percampuran budaya baru dengan budaya lama
(c) Reinterpretasi atau modifikasi kebudayaan agar sesuai dengan keadaan zaman.

F. MASYARAKAT INDONESIA DAN PENDIDIKAN


1. Masyarakat dan Sekolah
Sekolah tidak dapat dipisahkan dari masyarakat, hal ini jelas karena :
        Sekolah milik masyarakat
        Sekolah sebagai mercu penerang dan pusat kebudayaan
        Sekolah bermanfaat bagi kemajuan budaya masyarakat, khususnya pendidikan anak-anak
        Masyarakat memberi dukungan kepada sejumlah sekolah
        Perlu ada badan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dalam menyukseskan
pendidikan.

2. Masyarakat Indonesia dan Pendidikan

Sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan
untuk meningkatkan hidup dan kehidupan, asumsi mereka adalah makin tinggi ijazah yang dapat
diraih makin cepat dapat pekerjaan serta makin besar gaji yang diterima.
Tidak banyak yang menyadari (bahkan oleh pendidik sekalipun) bahwa kebudayaan
termasuk pendidikan di masyarakat, adalah sarana/wadah yang penting dalam proses
pembelajaran untuk mengembangkan anak secara wajar , akibatnya perlu dilakukannya sejumlah
pembenahan, antara lain :
a. Kerjasama orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam memperbaiki pendidikan perlu
ditingkatkan.
b. Pendidikan nonformal dan pendidikan informal, harus ditangani secara serius, paling sedikit
sama intensitasnya dengan penanganan pendidikan jalur formal.

10
c. Kebudayaan, terutama tayangan televisi, yang paling banyak pengaruhnya terhadap
perkembangan anak dan remaja, perlu ditangani dengan baik agar tidak berdampak negatif.
d. Kebudayaan-kebudayaan negatif yang lain perlu dihilangkan dengan berbagai cara.
Selanjutnya untuk membuat anak menjadi mandiri dan berkompetensi, yang sebetulnya juga
merupakan cita-cita pendidikan yang telah digariskan, merupakan persoalan metodologi belajar
dan mengajar. Bila dalam belajar mereka sering atau selalu dihadapkan pada masalah yang nyata
terjadi di masyarakat dan diberi kesempatan untuk memecahkannya, tentu tujuan itu lama-lama
akan tercapai. Untuk itu, dalam masa transisi ini kalau pendidikan akan direorganisasi, perlu :
a. Memasukkan materi pelajaran yang diambil dari keadaan nyata di masyarakat atau keluarga.
b. Metode belajar yang mengaktifkan siswa baik individual maupun kelompok.
c. Beberapa kali mengadakan survei di masyarakat tentang berbagai kebudayaan.
d. Ikut memecahkan masalah masyarakat dan keluarga.
e. Memberi kesempatan berinovasi atau kreatif menciptakan sesuatu yang

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA
http://ambriomimpiku.blogspot.com/2011/12/landasan-sosial-budaya-terhadap.html
http://ochinokurosaki.blogspot.com/2011/10/makalah-landasan-sosial-budaya.html
http://landasan kependidikan dan prob/landasan social budaya pend/Makalah Landasan Sosial
Budaya Pendidikan_Defauzan’s Blog.htm
http://landasan kependidikan dan prob/landasan social budaya pend/LANDASAN SOSIAL
BUDAYA PENDIDIKAN_RahMaWaTi iNDaH LesTaRi.htm
http://landasan kependidikan dan prob/landasan social budaya pend/LANDASAN SOSIAL
BUDAYA PENDIDIKAN_Dina Octaria.htm
http://nyimasindakusumawati.blogspot.com
http://oktoferiana.blogspot.com/2013/10/landasan-sosial-budaya-pendidikan.html

13

Anda mungkin juga menyukai