Anda di halaman 1dari 13

A.

Pendahuluan
Adapun ditinjau dari fungsi evaluasi, maka evaluasi kurikulum dapat
Selama ini model kurikulum yang berlaku adalah model berfungsi untuk:
kurikulum yang bersifat akademik. Kurikulum yang demikian
cenderung terlalu berorientasi pada isi atau bahan pelajaran. 1. Perbaikan, dimana evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk
Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata model memperbaiki isi program, pelaksanaan, dan evaluasi itu
kurikulum yang demikian kurang mampu meningkatkan sendiri, sera upaya kearah inovasi kurikulum msa yang akan
kemampuan anak didik secara optimal. Hal ini terbukti dari datang.
rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan dengan 2. Penempatan, dalam arti evaluasi kurikulum ditujukan untuk
negara lain. Sebagai contoh bahwa di beberapa negara Asean melihat hasil pembelajaran , dimana peserta didik yang
menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV mengikuti program kurikulum dalam bentuk pembelajaran
SD berada pada tingkat terendah, untuk mata pelajaran akan dipetakan dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah.
matematika berada pada urutan ke 32 pada tingkat SLTP. Hal ini sangat penting guna menilai dan mengembangkan
Bukti ini hanya sebagian kecil saja dari keterpurukan output kualitas dan kesesuaian kurikulum dengan klebutuhan
pembelajaran yang selama ini dikembangkan berdasarkan peserta didik.
kurikulum akademik yang berlaku. 3. Penyebaran, evaluasi kurikulum dilaksanakan dalam rangka
memberikan perlakukan secara merata pada setiap satuan
Dampak lain dari implementasi kurikulum akademik pendidikan dna jenjang pendidikan untuk semua daerah baik
ini ternyata tidak mampu memberikan nilai etika, moral, dan perkotaan, pedesaan bahkan daerah terpencil sekalipun.
nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan siswa dimanapun ia Tujuannya agar kurikulum yang baru seperti KBK betul-betul
berada. Maka jika dievaluasi kira-kira mata pelajaran apa teruji oleh semua kondisi dan karakteristik sistem
yang lemah dalam aspek kurikulumnya, maka diantaranya pembelajaran sebagai wujud implementasinya di lapangan.
adalah pelajaran PPKn dan Agama. 4. Penelitian dan Pengembangan, evaluasi kurikulum
dilaksanakan guna melihat dampak atau perubahan-
Berdasarkan fenomena tersebut, maka inovasi kurikulum perubahan yang terjadi dimasyarakat, apakah kurikulum
melalui KBK sudah mulai dilakukan untuk menghindari tersebut dapat diterima atau masih perlu direvisi bahkan
keterpurukan lebih jauh. KBK setidaknya membekali dikembangkan. Hal ini sangat penting guna mengontrol
kompetensi paling dasar atau paling tidak memberikan esensi implementasi KBK diseluruh tanah air.
pokok dari setiap mata pelajaran, dengan demikian
diharapkan mampu memberikan pengalaman nyata bagi
kehidupan anak secara nyata dan langsung dirasakan sehari-
hari. Pada bahasan selanjutnya penulis ingin mengembangkan Dari keempat fungsi evaluasi kurikulum ini, maka dapat terlihat
tulisan mengenai evaluasi kurikulum KBK. jika salah satunya dilaksanakan, maka akan menuntut langkah
atau fungsi yang lainnya untuk dilakukan juga. Hal
B. Konsep Evaluasi Kurikulum ini memungkinkan terjadi karena jika dikembalikan pda
pemhaaman kurikulum sebagai suatu sistem, dengan demikian
Dalam memahami pelaksanaan evaluasi kurikulum, maka pelaksanaan evaluasi kurikulum juga harus berbasis sistemik.
sebelumnya penulis ingin mengetengahkan konsep dari
evaluasi itu sendiri. Menurut Guba dan Lincoln bahwa Secara lebih khusus bentuk pelaksanaan evaluasi kurikulum
Evaluasi dinyatakan sebagai suatu proses memberikan dapat dilakukan pada kategori sebagai berikut :
pertimbangan mengenai nilai- dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa 1. Evaluasi terhadap konsep kurikulum, evaluasi dilakukan
berupa orang, benda, kegiatan, keadaaan atau sesuatu dengan tujuan mengkur sejauhmana pemahaman
kesatuan tertentu. Evaluasi kurikulum adalah proses masyarakat belajar terhadap konsep kurikulum yang akan
penerapan prosedur ilmiah untuk menentukan nilai atau dioimplementasikan di sekolah-sekolah. Evaluasi ini bisa
efektivitas suatu kegiatan dalam membuat keputusan tentang dilakukan dengan teruju pda aspek yang dievaluasi mencakup
program kurikulum. Evaluasi sistem kurikulum berkaitan teori, pemahaman dasar, latar belakang, keterbacaan konsep
dengan manajemen kurikulum yang dimulai dari tahap input kurikulum itu sendiri.
evaluation, process evaluation, output 2. Evaluasi terhadap komponen kurikulum, evaluasi ini
evaluation dan outcomes evaluation. Bertujuan untuk dilaksanakan tehradap komponen tujuan, komponen materi
mengukur tercapainya tujuan dan mengetahui hambatan- atau isi, komponen metode, dan komponen evaluasi itu
hambatan dalam pencapaian tujuan kurikulum, mengukur dan sendirei. Di mana pelaksananaannya dapat dilakukan pada
membandingkan keberhasilan kurikulum serta mengetahui setiap pembelajaran berlangsung. Karena melalui
potensi keberhasilannya, memonitor dan mengawasi pembeljaaranlah semua komponen kurikulum dalam arti
pelaksanaan program, mengidentifikasi masalah yang timbul, kurikulum aktual dapat terlihat dengan jelas dan dirasakan
oleh peserta didik.
menentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, dan
3. Evaluasi terhadap isi program kurikulum, evaluasi
kemungkinan pengembangan lebih lanjut, mengukur dampak
dilaksanakan terhadap semua isi propgram, baik menyangkut
kurikulum bagi kinerja TKPD (Bushnell dalam Harris dan
keluasan dan kedalaman isi Scope dan Sequence. Hal ini
Desimone: 1994). Evaluasi merupakan kebutuhan dan
sangat penting guna memetakkan program yang proporsional
mutlak diperlukan dalam suatu sistem kurikulum, karena
antara jenjang pendidikan dasar, menengah, lanjutan dan
berkaitan langsung dengan setiap komponen dalam sistem mungkin pendidikan tinggi. Isi program dikaitkan dengan
instruksional, dalam seluruh tahapan disain, dan filsafat kurikulum yang dewasa ini menggunakan konsep life
pengembangan kurikulum. Asumsi dasar yang digunakan skill sebagai tujuan yang harus betul-betul memberikan
dalam evaluasi kurikulum dapat berupa spesifik yang perubahan perilaku pada kehidupan peserta didik.
ditujukan kepada pengukuran potensi dan kinerja manusia 4. Evaluasi terhadap prinsip-prinsip kurikulum, evaluasi ini
dalam hal ini tenaga kependidikan. dilakukan terhadap prinsip-prinsip yang selama ini menjladi
landasan pengembangan kurikulum baik secara makro
Dari pendapat di atas, maka da dua pokok yang menjadi maupun mikro. Evaluasi terhadap prinsip ini sangta penting
karakteristik evaluasi, yaitu: guna memberikan dan melihta tingkat keefektifn dari
kontribusi kurikulum yang baru bagi masyarakat.
1. evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan. Tindakan 5. Evaluasi terhadap landasan pengembangan kurikulum,
tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai evaluasi ini dilakukan tehradap landasan-landasan
sesuatu. Dengan demikian evaluasi bukanlah hasil atau pengembangan kurikulum. Evaluasi mulai dilakukan terhadap
produk; landasan filosofis, hal ini penting karena masalah filposofis
2. evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. akan menjadi dasar bagi pengembangan dan
Artinya berdasarkan hasil pertimbangan evbaluasi apakah keberlangsungan diterima tidaknya implementasi suatu
sesuatu itu mempunyai niai atau tidak. Dengan kata lain kurikulum dalam suatu negara. Evaluasi terhadap landasan
evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai. sosiologis, perlu dilakukan karena isi kurikulum harus
mewadahi perkembangan dan kemajuan serta tuntutan dari
Konsep nilai dan arti dalam suatu evaluasi kurikulum masyarakat. Evaluasi terhadap landasan psikologis, harus
memiliki makna yang berbeda. Pertimbangan nilai adalah dilakukan karena kurikulum disusun untuk memenuhi segala
pertimbangan yang ada dalam kurikulum itu sendiri. Dalam kebutuhan manusia secara individu, sosial, dan sistem.
Evaluasi terhadap landasan IPTEK, sangat penting dilakukan
arti apakah program dalam kurikulum itu dapat dimengerti
karena kurikulum harus relevan dan sesauai serta
oleh guru atau tidak. Sedangkan konsep Arti berhubungan
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dengan kebermaknaan suatu kurkulum. Misalnya apakah
disamping juga membekali masyarakat dengan IPTEK
kurikulum yang dinilai memberikan arti untuk meningkatkan
tersebut untuk mampu melakukan inovasi kurikulum yang
kemampuan berpikir siswa, apakah kurikulum itu dapat
akan datang.
merubah cara belajar siswa kepada yang lebih baik.
6. Evaluasi terhadap evaluasi kurikulum itu sendiri evaluas ini
dilakukan sebagai kontrol terhadap pelaksanaan evaluasi
Dari hasil evaluasi kurikulum dan hubungannya dengan kurikulum dalma konteks sebelumnya. Karena tidak menutup
konsepnilai dan arti ini bisa terjadi evaluator menyimpulkan kemungkinan evluasi dilaksanakan tidak sesuai dengan
bahwa kurikulum yang dievaluasi itu cukup sederhana dan prosedur, jenis, fungsi, entuk dan alat yang semestinya
dimengerti guru akan tetapi tidak memiliki arti untuk dipakai dalam evaluasi. Dari sudut hakikat evaluasi juga
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Sebaliknya, kemungkinan evaluasi kurikulum tidak dilaksanakan tepat
kurikulum yang dievaluasi itu memang seikit rumit untuk pada saaran, atau eval;uasi hanya dilaksanakan pada daerah-
dioterpkan oleh guru akan tetapi memiliki nilai yang berarti daerah tertentu tidk menyeluruh sehingga hasilnya dapat
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut ahli membingungkan dalam upaya inovasi dan pengembangan
kurikulum diantaranya Oliva (1988), menjelaskan bahwa kurikulum lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut, maka
pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak evaluasi terhadap kegiatan evaluasi kurikulum itu sendiri
pernah berakhir, meliputi perencanaan, implementasi dan harus dilaksanakan.
evaluasi. Maka evaluasi itu sendiri merupakan bagian yang
terintegrasi dalam suatu proses pengembangan kurikulum.
Rumusan tentang tujuan evaluasi dikemukakan oleh
Purwanto an Atwi (1999: 75) yaitu: (1) mengukur F. Indikator Keberhasilan suatu Pelaksanaan Kurikulum melalui
tercapainya tujuan dan mengetahuai hambatan-hambatan Evaluasi Kurikulum.
dalam pencapaian tujuan kurikulum, (2) mengukur dan
membandingkan keberhasilan kurikulum serta mengetahui Maksudnya bahwa setiap evaluasi kurikulum pasti akan
potensi keberhasilannya, (3) memonitor dan mengawasi menanyakan bagaimana hasil yang dicapai oleh kurikulum yang
pelaksanaan program, mengidentifikasi permasalahan yang bersangkutan. Untuk menetapkan kriteria berhasil tidaknya
timbul, (4) menentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, suatu kurikulum dilaksanakan, maka pengolahan hasil evaluasi
dan kemungkinan pengembangannya lebih lanjut, (5) kurikulum harus mengacu kepada, indikator sebagai berikut :
mengukur dampak kurikulum bagi peningkatan kinerja SDM.
1. Efektivitas Proses Pembelajaran.
Kurikulum dapat dipandang dari dua sisi, pertama, kurikulum
sebagai suatu program pendidikan atau kurikulum sebagai Dalam arti proses pembelajaran akan lebih efektif an efesien.
suatu dokumen; kedua, kurikulum sebagai suatu proses atau Di mana efektif dan efesien ini diperoleh dan terwujud dari
kegiatan. Dalam proses pendidikan kedua sisi ini sama
hasil masukan evaluasi kurikulum pada tingkat mikro.
pentingnya, seperti dua sisi dari satu mata uang
logam. Evaluasi kurikulum haruslah mencakup kedua sisi
tersebut, baik evaluasi terhadap kurikulum yang ditempatkan 2. Kepemimpinan Sekolah Yang Kuat.
sebagai suatu dokumen yang dijadikan pedoman juga
kurikulum sebagai suatu proses, yakni implementasi Dari hasil evaluais kurikulum maka secara tidka langsung
dokumen secara sistematis. akan berdampak pada kekuatan kepemimpinan sekolah itu
sendiri. Karena masalah evaluasi akan berhubungan dengan
Jika melihat KBK, maka sudah memiliki beberapa komponen masalah manajemen evluasi. Di mana kepemimpinan sekolah
pokok yaitu kompetensi, pengalaman, strategi pembelajaran yang kuat akan mampu menjamin pelaksanaan evaluasi
dan media, rencana evaluasi keberhasilan. Berikut adalah kurikulum yang objektif.
keatan evaluasi terhadap kurikulum:
3. Pengelolaan Tenaga Kependidikan Yang Efektif.
1) Evaluasi tujuan dan kompetensi yang diharapkan
dicapai oleh setiap anak yang sesuai dengan visi dan misi Pelaksanaan evaluasi kurikulum akna berjalan lancar dan
lembaga. objektif jika didukung oleh tenaga kependidikan yang efektif
dalam arti memiliki pemikiran yang berkualitas sehingga
Dalam evaluasi kurikulum seperti ini maka pokok yang akan
dinilai adalah aspek tujuan atau kompetensi yang diharapkan pelaksanaan evaluasi tepat sasaran, yaitu menilai apa yang
dalam dokumen kurikulum, yaitu mencakup : seharusnya dinilai.

1. Apakah kompetensi yang harus dicapai oleh setiap anak 4. Sekolah Memiliki Budaya Mutu.
didik sesuai dengan misi dan visi sekolah.
2. Apakah tujuan dan kompetensi itu mudah dipahami oleh Jika sekolah sudah memiliki budaya mutu yang tinggi, maka
setiap guru. Sebagai suatu dokumen, kuriulum tidak akan evaluasi kurikulum pasti gencar dan harus dilaksanakan
memiliki makna apa-apa tanpa diimplementasikan oleh sesuai dengan ketentuan dan sistem yang dimiliki oleh
guru. Maka guru perlu memahami mengenai kompetensi sekolah tersebut. Tujuannya bahwa hasil evaluasi secara
yang diharapkan oleh lembaga pendidikan.
tidak langsung akan menjadi landasan peningkatan mutu
3. Apakah tujuan dan kompetensi dirumuskan dalam
kurikulum sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. sekolah itu sendiri.

2) Evaluasi terhadap pengalaman belajar yang 5. Sekolah Memiliki “Teamwork” Yang Kompak, Cerdas, dan
direncanakan. Dinamis.

Kriteria yang dijadikan patokan dalam tahap ini yaitu Memang dalam pelaksanaan evaluasi sangat diperlukan
menguji pengalaman belajar diantaranya : suatu sistem dalam bentuk jaringan SDM –nya maupun
perangkat keran dan lunak yang mampu mendukung
1. Apakah pengalaman belajar yang ada dalam kurikulum terhadap keefektifan pelaksanaan evaluasi. Jika tim
sesuai atau dapat mendukung pencapaian visi dan misi pelaksana evaluasi berkualitas, kompak serta cerdas dan
lembaga pendidikan? dinamis, maka kesulitan apapun yang dihadapi akan dapat
2. Apakah pengalaman belajar yang direncanakan itu sesuai diatasi, demikian juga jika harus dituntut memunculkan
dengan minat siswa. inovasi atau strategi pelaksanaan evaluasi kurikulum yang
3. Apakah pengalaman belajar yang direncanakan sesuai
modern juga akan segera terwujud.
dengan karakteristik lingkungan di mana anak tinggal.
4. Apakah pengalaman belajar yang ditetapkan dalam
kurikulum sesuai dengan jumlah waktu yang tersedia. 6. Sekolah Memiliki Kemandirian.

3) Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar. Evaluasi hendaknya dilaksanakan atas kemampuan dan
kemauan sekolah sendiri, hal ini karena evaluasi dilaksanakan
Sebagai suatu pedoman bagi guru, kurikulum juga sesuai dengan analisis kebutuhan sebelumnya.
seharusnya memuat petunjuk sehingga bagamana cara
pelaksanaan atau cara mengimplementasikan kurikulum di 7. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat.
dalam kelas. Sejumlah kriteria yang dapat diajukan untuk
menilai pedoman strategi belajar mengajar, diantaranya: Kelancaran evaluasi kurikulum akan dituntut dari kontribusi
tenaga, pikiran dan kerjasama yang baik antara pihak-pihak
1. apakah strategi pembelajaran dirumuskan sesuai dan yang berkepentingan terhadap implementasi kurikulum.
dapat ,mendukung untuk keberhasilan pencapaian
kompetensi pendidikan. 8. Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi).
2. Apakah strategi pembelajaran yang diusulkan dapat
mendorong aktivitas dan minat siswa untuk belajar? Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan dan
3. Bagaimanakah keterbacaan guru terhadap pedoman
penilaian hasil evaluasi kurikulum hendaknya disampaikan
pelaksanaan strategi pembelajaran yang disusulkan?
4. Apakah strategi pembeljaran sesuai dengan tingkat secara terbuka kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
perkembangan siswa? guna menjaga tingkat objektivtas evaluasi itu sendiri.
5. Apakah strategi pembelajaran yang dirumuskan sesuai
dengan alokasi waktu. 9. Sekolah Memiliki Kemauan Untuk Berubah (Psikologis dan
Fisik).
4) Evaluasi terhadap program penilaian
Memang evaluasi sangat dituntut jika sekolah mau
Kompoenen berikutnya adalah komponen yang harus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Hail evaluasi
dijadikan sasaran penilai terhadap kurikulum sebagai suatu harus dijadikan landasan dalma melakukan pengembangan.
program adalah evaluasi terhadap program penilaian.
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan yaitu : 10. Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara
Berkelanjutan.
1. Apakah program evaluasi relevan dengan tujuan atau
kompetensi yang ingin dicapai; Pelaksanaan evaluasi tidak hanya untuk sekali saja. Seperti
2. Apakah evaluasi diprogramkan untuk mencapai fungsi hanya untuk menilai KBK saja, akan tetapi mesti dilakukan
evaluasi baik sebagai formatif maupun sumatif;
melalui prosedur yang sistematis dan berkelanjutan.
3. Apakah program evaluasi kurikulum yang direncanakan
dapat mudah dibaca dan dipahami oleh guru;
4. Apakah program evaluasi bersifat realistios, dalam arti 11. Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan.
mungkin dapat dilaksanakan oleh guru.
Responsitivitas suatu sekolah akan muncul tak kala evaluasi
5) Evaluasi terhadap implementasi kurikulum kurikulum terus dilaksanakan, serta hasilnya betul- betul
dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan, terutama
Sisi kedua dari kurikulum adalah pelaksanaan atau ditujukan untuk memenuhi tuntutan masyarakat.
implementasi kurikulum sebagai program. Beberapa kriteria
yang dapat dijadikan pedoman sebagai berikut : 12. Sekolah Memiliki Akuntabilitas (Bentuk
Pertanggungjawaban).
1. Apakah implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh
guru sesuai dengan program yang direncanakan? Masalah kulaitas atau mutu hasil dan pelaksanaan evaluasi
2. Apakah setiap program yang direncanakan dapat kurilum memang harus dijaga baik secara mandiri maupun
dilaksanakan oleh guru? kolektif. Dalam arti sekolah diharuskan memiliki standar
3. Sejauhmana siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mutu minimal berdasarkan tuntutan dan kebutuhan
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai?
4. Apakah secara keseluruhan implementasi kurikulum masyarakat, dengan demikian kualitas yang dihasilakan dari
dianggap efektif dan efesien? evaluasi ini bisa dipertanggungjawabkan.

13. Sekolah Memiliki Sustainabilitas (Berkelanjutan).


C. Pendekatan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi harus dilaksanakan sesuai dengan kultur na
rumahtangga manajemen sekolah secara terus menerus dan
Ada beberapa pendekatan Evaluasi Kurikulum, ada empat seimbang. Hal ini dilaksanakan karena evaluasi yang
pendekatan yaitu pre-ordinate; pendekatan dilaksanakan pada tahun pertama mungkin akan tidak cocok
fidelity, pendekatan gabungan dan pendekatan proses. jika dilaksanakan pada tahun berikutnya.

1. Pendekatan pre-ordinate.
14. Output Adalah Prestasi Sekolah.
Pendekatan ini adalah pendekatan evaluasi kurikulum
Hasil evaluasi dengan gambaran yang bagaimanapun akan
yang mengggunakan kriteria ternetntu. Ada dua
menjadi suatu input bagi sekolah dalam menunjang prestasi
karakteritsik penekanan ini yaitu pendekatan yang
yang sebelumnya sudah dimiliki sekolah yang bersangkutan.
dilakukan pada waktu kegiatan evaluasi kurikulum beleum
Dengan demikian evaluasi secara intern juga ditujukan
dilaksanakan, dan kedua kriteria tersebut tidak
mengukur kualitas sekolah itu sendiri.
dikembangkan dari karakteristik kurikulum yang dievauasi
melainkan dari buku tertentu atau dari alat evaluasi yang 15. Penekanan Angka Drop Out.
memiliki standar tertentu.
Evaluasi kurikulum dilakukan salah satunya guna melayani
2. Pendekatan Fidelity semua peserta didik, sehingga betul-betul tertampung dan
tidka menjdaikan mereka putus sekolah. Penyesuaian bentuk
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya bahwa
dan jenis program bahkan mungkin tingkat kesulitan dari
pendekatan fidelity berasal dari kurikulum yang
program kurikulum selama ini bisa disesuaikan dengan
dievaluasi. Oleh sebab itu sebelum evaluator
kondisi peserta didik.
melaksanakan evaluasi, maka ia perlu mempelajari secara
mendalam tentang karakteristik kurikulum yang akan 16. Kepuasan Staf.
dievaluasi. Selanjutnya dari hasil studi itu dikembangkan
kriteria evaluasi. Keberhasilan kegiatan evaluasi dengan hasil yang baik maka
akan memberikan stimulus bagi peningkatan kinerja para staf
3. Pendekatan kriteria gabungan pelaksanana. Seidaknya hasil evaluasi dapat memberikan
motivasi untuk lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas
Evaluasi dengan pendeatan pengembangan kriteria
masing-masing, agar hasilnya tidak menghasilkan raport
gabungan mempergunakan berbagai sumber kriteria merah terus.
untuk mengukur berbagai dimensi kurikulum, baik
kurikulum sebagai suatu gagasan, sebagai rancangan Selain dengan meilihat indikator keberhsian dalam pelaksanaaan
program maupun kurikulum sebagai suatu proses kegiatan suatu evaluasi kurikulum, maka juga harus diperhatikan
dan kurikulum sebagai suatu hasil. Sesuai dengan mengenai kriteria-kriteria keberhasilannya. Menurut Kirkpatrick
namanya pendekatan ini menggabungkan antara kriteria
Model (Harris dan Desimone, 1994: 171), dalam mengevaluasi
program kurikulum ada empat kategori untuk mengukur
yang diambil dari konsep atau standar tertentu di luar
perubahan yang terjadi yaitu: (1) reaksi (reaction), bagaimana
kurikulum yang relevan (pre-ordinate) dengan kriteria perasaan peserta terhadap program kurikulum, (2) belajar
yang diambil dari kurikulum yang dievaluasi (fidelity) (learning), sampai pada tingkat apa peserta belajar dari apa yang
diajarkan, (3) perilaku (job behavior), perubahan perilaku apa,
4. Pendekatan proses dalam konteks pembelajaran yang terjadi sebagai hasil dari
keikut sertaan dalam program kurikulum, (4) hasil (result),
Pendekatan ini bersumber dari pendekatan naturalistic sejauhmana diperoleh perubahan perilaku yang terkait dengan
inquiry atau sering juga disebut pendekatan biaya, peningkatan kualitas sebagai hasil program kurikulum.
feneomenelogi. Evaluasi kurikulum denagan pendekatan Karena ukuran-ukuran reaksi (reaction) dan belajar (learning)
ini berasal dari rasa ketidak puasan terhadap hasil evaluasi berkaitan langsung dengan hasil dari program kurikulum, kedua
yang dirasakan kurang membantu para pelaksana kategori ini disebut kriteria internal. Ukuran perilaku (behavior)
dan hasil (results) menunjukkan dampak pembelajaran terhadap
terutama para guru. Pemakaian pendekatan kualitatif
kehdupan siswa sehari-hari; keduanya disebut sebagai kriteria
yang terkenal dengan statistik menyebabkan para guru eksternal.
banyak yang tidak memahaminya sehingga hasil evaluasi
yang menetapkan kriteria secara sepihak dari evaluator G. Faktor Pendukung Keberhasilan Evaluasi
dianggap memiliki kelemahan, oleh karena guru sebgai
pelaksana kurikulum seakan-akan akan hanya Implementasi kurikulum akan sangat dipengaruhi oleh beberapa
ditempatkan sebagai objek evaluasi, mereka tidak faktor yang sifatnya internal di lingkungan sekolah, ataupun
diotempatkan pada posisi yang sebenarnya. Oleh karena faktor eksternal di luar sekolah. Secara umum beberapa faktor
itulah dalam pendekatan proses, guru terlibat dalam
pendukung evaluasi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut :
proses evaluasi; evaluator memperhatikan perasaan dan
1. Kepemimpinan dan Manajemen sekolah yang baik.
pandangan mereka tentang kurikulum yang sedang
dievaluasi. Evalusi kurikulum akan berhasil jika ditopang oleh
kemampuan profesional Kepala Sekolah dalam memimpin
D. Model Evaluasi Kurikulum dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien, serta
mampu menciptakan iklim organisasi di sekolah yang
Ada sejumlah model evaluasi kurikulum diantaranya model kondusif untuk proses belajar mengajar.
Tyler, model CIPP, model Stake, berikut ini akan penulsi
sajian dua pendekatan saja, yaitu : 2. Kondisi sosial, ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap
pendidikan.
1. Pendekatan Tyler.
DFaktor eksternal yang akan turut menentukan keberhasilan
Pendekatan model Tyler menakankan bahwa evaluasi evaluasi kurikulum adalah kondisi tingkat pendidikan orang
kurikulum diarahkan kepada usaha untuk mengetahui tua siswa dan masyarakat. Kemampuan dalam membiayai
sejauhmana tujuan pendidikan yang berupa tingkah laku pendidikan, serta tingkat apresiasi dalam mendorong anak
yang diharapkan telah dicapai oleh siswa dalam bentuk untuk terus belajar.
hasil belajar yang merka tampilkan pada akhir kegiatan
pembelajaran. Dengan kata lain, evaluasi dilaksanakan 3. Dukungan Pemerintah.
telah untuk melihat apakah perilaku yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicapai oleh Faktor ini sangat menentukan efektivitas suatu evaluasi
siswa atau belum. Selanjutnya, sehubungan dengan kurikulum dilaksanakan terutama bagi sekolah yang
informasi hasil evaluasi ini, maka keputusan-keputusan kemampuan orang tua/masyarakatnya relatif belum siap
apa yang harus diambil baik terhadap kurikulum yang memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan
berlaku maupun terhadap siswa sebagai subjek belajar. pendidikan. Alokasi dana pemerintah (APBN, APBD) dan
Oleh karena evaluasi model Tyler diarahkan untuk melihat pemberian kewenangan dalam pengelolaan sekolah menjadi
kesesuaian antara tujuan yang diharap[kan dengan hasil penentu keberhasilan.
yang diperoleh siswa, maka model ini juga dinamakan
evaluasi model congruence (persuation). Evaluasi 4. Profesionalisme.
kurikulum seperti ini adalah EBTANAS merupakan contoh
kongkrit dari pelaksanaan evaluasi kurikulum. Faktor ini sangat strategis dalam upaya menentukan mutu
dan kinerja sekolah. Tanpa profesionalisme Kepala Sekolah,
Guru, dan Pengawas akan sulit dicapai PBM yang bermutu
2. Pendekatan CIPP tinggi serta prestasi siswa.
Dari ketiga faktor pendukung tersebut, maka dapat terlihat
Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam. CIPP singkatan bahwa keberhasilan suatu evaluasi kurikulum akan
dari Context, Input, Process dan Product. Menurut model berdampak pada aspek ketiga faktor tersebut dalam
ini, proses pengembangan kurikulum tidak akan terlepas kerangka dua sudut pandnag yaitu masalah sumber daya
dari empat dimensi tersebut. Maka keempat komponen manusia dan masalah sistem. Masalah sistem, hasil evaluasi
itu CIPP harus dijadikan pokok dalam evaluasi kurikulum. yang didukung oleh faktor-faktor tersebut memungkinkan
Isi adalah situasi atau latar belakang yang mempengaruhi munculnya sistem yang demokratis dna teruka. Sedangkan
perumusan tujuan yang hendak dicapai, misalkan dari sudut SDM hasil dari evaluasi kurikulum memungkinkan
padangan hidup atau sistem nilai masyarakat, ekadaan dihasilkannya kualitas dan sebaran informasi dari para ahli
ekonomi, kondisi geografis, motivasi beajar dan pengembangan kurikulum secara merata dan seimbang.
sebagainya. Input adalah sarana prasarana, modal, bahan
serta rencana strategi yang matang untuk mencapai H. Kesimpulan
tujuan. Proses adalah pelaksanaan strategi serta
pemanfaatan berbagai sarana,modal; dan fasilitas seperti Pada dasarnya proses evaluasi kurikulum ditunjukan untuk
yang ditetapkan dalam komponen input. Produk adalah mengevaluasi sejauhmana program-program pembelajaran yang
hasil yang dicapai baik selama maupun akhir mencakup intrakurikuler, ekstrakurikuler dan ko-kurikuler telah
pengembangan kurikulum yang berlaku. terealisasikan dalam pembelajaran yang dikembangkan guru
Empat hal ini bisa dianggap sebagai tipe atau fase dalam
atau belum. Lebih jauh bahwa output yang dihasilkan dari
realisasi program kurikulum dalam bentuk pembelajaran
evaluasi. Evaluasi konteks berfokus pada pendekatan
tersebut harus menggambarkan tujuan-tujuan semula yang
sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan dirumuskan dalam kurikulum.
peluang. Evaluasi input berfokus pada kemampuan
sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi desain Evaluasi kurikulum dalam konteks KBK, pada dasarnya masih
dan cost benefit dari rancangan. Evaluasi proses memiliki belum sempurna terbukti dari penemuan dan inovasi model dan
focus lain yaitu menyediakan informasi untuk pembuatan pendekatan evaluasi yang masih perlu dikembangkan lagi, yaitu
keputusan day to day decision making untuk sistem evaluasi yang betul-betul menempatkan semua pihak
melaksanakan program, membuat catatan atau “record”, secara demokratis baik apda tahap perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi itu sendiri serta penempatan dan pengambilan
atau merekam pelaksanaan program. Evaluasi produk kebijakan dari hasil suatu kegiatan evaluasi kurikulum.
berfokus pada mengukur pencapaian tujuan selama
proses dan pada akhir program. I. DAFTAR PUSTAKA
E. Bentuk Kegiatan Evaluasi Kurikulum di Lapangan.
 Atmadilaga, D., Firdaus A.F. (1994). Membuat dan
Mengevaluasi Skripsi, Tesis dan Disertasi Berdasarkan Filsafat
Pelaksanaan penilaian kurikulum dapat dilihat juga pada
Ilmu. Bandung: SIP Press.
konteks mikro yaitu tingkat pembelajaran, di mana seorang  Frances and Roland Bee. (1999). Training Needs Analysis and
guru terutama dalam implementasi KBK akan menilai Evaluation. London: Institute of Personel and Development,
kurikulum apda spek tujuan yang aktual dalam bentuk TPU Short Run Press, Exeter.
dan TPK , organisasi materi dan cara penyampaian materi,  Jack, J. P. (1991). Handbook of Training Evaluation and
metode yang dikembangkan serta media yang dipakai dalam Measurement Methods. Huoston-Texas: Gulf Publishing
membantu kelancaran belajar siswa, sistem penilaian Company.
pembelajaran itu sendiri. Maka pada konteks ini betul-betul  Jack,Fitz-enz. (1995). How To Measure Human Resources
bahwa evaluasi kurikulum memang harus dilaksanakan. Di Management. California: McGraw-Hill, Inc.
mana ujung akhir dapat dijadikan bahan atau masukan dalam  Kadarsah, S. dan Ramdhani.(1998). Sistem Pendukung
nenentukan kenaikan kelas pada siswa. Keputusan. Bandung. Remaja Rosda karya.
 Marquardt,M.J. (1997). Building The Learning Organization:A
Pada dasarnya evaluasi kurikulum dapat dipandang dari System Approach to Quantum Improvement And Global
konteks mikro dn makro serta fungsinya. Dari sudut pandang Success. New York: McGraw-Hill.
makro berarti evaluasi kurikulum ditujukan pada program  Oemar Hamlik, (1998), Evaluasi Kurikulum, Bandung : Mandar
kurikulum secara keseluruhan dalam suatu institusi atau Madju.
kelembagaan. Di mana prosesnya akan terukur dari setiap  Peter H.R. Howard E.F. Evaluation A Systematic
penyuelenggaraaan program kurikulum untuk setiap mata Approach(1986). California: Sage Publication, Inc.
pelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran.  Purwanto dan Atwi (1999). Evaluasi Program Diklat. Jakarta:
Sedangkan dalam konteks mikro berarti evaluasi kurikulum Lembaga administrasi Negara.
ditujukan pada upaya perbaikan pembelajaran pada tingkat  Rossi,P.H. and Freeman,H.E.(1985). Evaluation: A Systematic
elas, di mana hasilnya dapat berupa kualitas pembelajaran Approach. New Delhi: Sage Publication.
dan kualitas output atau keluaran hasil pembelajaran berupa  Stufflebeam., Daniel,L., and Shinkfield, Anthony, J.
keterampilan dan kecapakan siswa. (1985). Systematic Evaluation. Boston: Kluwer-Nijhoff
Publishing.
 Suparman, A. dan Purwanto. (1999). Evaluasi Program Diklat.
Jakarta: STIA –LAN Press.

https://sites.google.com/site/tirtayasa/kawasan-teknologi-pembelajaran/evaluasi-kurikulum-berbasis-kompetensi-dalam-kaitannya-
dengan-peningkatan-mutu-lulusan-pendidikan
EVALUASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DALAM KAITANNYA DENGAN
PENINGKATAN MUTU LULUSAN PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai