Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah jalur pendidikan formal

Pengajaran merupakan suatu proses sistematik yang meliputi banyak komponen.


Salah satu dari komponen sistem pengajaran adalah sumber belajar. Dalam pengertian yang
sederhana (hingga dewasa ini dunia pengajaran praktis masih berpandangan) sumber belajar
(learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pelajaran/bahan pengajaran baik buku-
buku bacaan atau semacamnya. Dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat
salah satu komponen pengajaran yang dirancang berupa sumber belajar/pengajaran yang
umumnya diisi dengan buku-buku rujukan (buku bacaan wajib/anjuran). Dalam arti luas
menurut Arif S. Sadiman berpendapat bahwa, segala macam sumber yang ada diluar diri
seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan/memudahkan terjadinya proses belajar
(seperti guru/dosen, buku, film, majalah, laboratorium, micro teaching dan sebagainya)
memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti jadi
mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil dan seterusnya. Sebab segala apa yang bisa
mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah kearah yang
positif dapat disebut sumber belajar.

Pengajaran mikro (micro Teacing) mulai dikembagkan di Universitas Stanford pada


tahun 1963, dalam rangka menemukan metode latihan bagi para calon guru yang lebih
efektif. Pengajaran micro sebagai suatu teknik latihan guru berdasarkan rasional, yang terdiri
atas: pengajaran yang nyata, konsentrasi pada keterampilan mengajar, mengunakan informasi
dan pengetahuan tentang tingkah laku belajar sebagai umpan balik, berdasarkan kemampuan
calon dan pengaturan distribusi latihan keterampilan dalam periode tertentu. Mengajar
merupakan pekerjaan professional yang memerlukan keahlian khusus yang ditempuh melalui
pendidikan dan pengalaman.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara professional,


guru/pendidik/pengajar/dosen harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengajar.
Dan pembelajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon tenaga pendidik (guru) dalam
bentuk peer teaching dengan harapan agar para calon pendidik sekaligus dapat menjadi
pengamat bagi teman sesame calon pendidik, untuk saling memberikan koreksi dan masukan
mengenai penguasaan keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari micro teaching ?
2. Apa tujuan micro teaching ?
3. Apa saja Karakteristik micro teaching ?
4. Apa asas dan prinsip micro teaching ?
5. Apa fungsi micro teaching ?
6. Apa manfaat microteaching sebagai sumber belajar ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari micro teaching
2. Untuk mengetahui tujuan micro teaching
3. Untuk mengetahui Karakteristik micro teaching
4. Untuk mengetahui asas dan prinsip micro teaching
5. Untuk mengetahui fungsi micro teaching
6. Untuk mengetahui manfaat microteaching sebagai sumber belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Microteaching
Pengajaran Mikro (micro-teacing) merupakan salah satu bentuk model praktek
kependidikan atau pelatihan mengajar. Dalam konteks yang sebenarnya,, mengajar
mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknis penyampaian materi, penguatan
metode, penggunaan media, bimbingan belajar, memberi motifasi, mengelola kelas,
meberikaan ppenilaian. Dengan kiat lain bahwa pembuatan mengajar itu sangat kompleks.
Oleh karena itu, dalam rangka penguasaan keteramplan mengajar, calon Guru/Dosen perlu
berlatih secara parsial, artinya tiap-tiap komponen keretampilan dasar mengajar itu perlu
dikuasai secara terpisah-pisah. Berlatih untuk menguasai Keterampilan Dasar Mengajar
seperti itulah yang dinamakan Micro-teacing.

Menurut Waskito mendefinisikan “Micro Teacing” adalah suatu metode belajar


megajar atas dasar performance yang tekninknya dengan cara mengisolasikan komponen-
komponen proses belajar mengajar sehingga calon guru dapat menguasai setiap komponen
satu per satu dalam situasi yang disederhanakan atau dikecilkan.

Microteacing secara umum adalah prosedur yang sistematis dalam pelatihan guru
melalui pengalaman laboratoris yang bersifat tercontrol tentang berbagai keterampilan dasar
mengajar.

Dari pengertian diatas, ada beberapa hal yang harus kita


pahami. Pertama, microteacing merupakan prosedur yang sistematis, artinya pelatih guru
melalui microteacing dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu yang sudah ada di
buku. Kedua, microteacing dilakukan dalam situasi laboratoris, artinya pengalaman melalui
microteacing diarahkan dalam latihan secara spesifik, sehingga pengalaman yang diperoleh
benar-benar terkontol pada keterampilan tertentu yang hendak dilatihkan. Dalam situasi
laboratoris, microteacing dapat memberikan data yang lengkap mengenai penampilan calon
guru didalam kelas, sehingga memungkinkan adanya feedback bagi calon guru yang sedang
berlatih.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa microteachng adalah pelatihan keterampilan


mengajar terbatas dalam suasana proses pembelajaran yang sebenarnya. Dalam membuat
persiapan mengajar dan melaksanakan proses belajar mengajar dan melaksanakkan proses
pembelajaran dihadapan siswa sesuai perencanaan yang dirancang.
B. Tujuan Microteaching

Tujuan pengajaran micro teaching dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu, tujuan umum
dan tujuan khusus, yaitu :

1. Tujuan Umum

Tujuan micro teaching menurut beberapa ahli sebagai berikut :

a. Menurut Rostiyah

Tujuan micro teaching adalah untuk mempersiapkan calon guru untuk


menghadapi pekerjaan sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap sebagai seorang guru profesional.

b. Dwight Allen

Mengemukakan, bahwa tujuan pembelajaran mikro yaitu sebagai berikut :

 Bagi Mahasiswa calon guru


1. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
2. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum
mereka terjun kekelas yang sebenarnya.
3. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk menguasai beberapa
keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana
keterampilan itu diterapkan, sehingga calon guru mammpu menciptakan
proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.

 Bagi Dosen
1. Memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
2. Guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang bersifat individual
demi perkembangan
3. Mengembangkan sikap terbuka bagi guru pembaharuan yang berlangsung
di pranata pendidikan.

Adapun tujuan umum dari micro teaching adalah, mengembangkan atau


meningkatkan keterampilan dasar mengajar yang dimiliki seorang calon pendidik (guru),
sehingga mereka memiliki kesiapan diri untuk mengajar di suatu lembaga pendidikan
(sekolah), dan dalam konteks mengajar yang sesungguhnya.

2. Tujuan Khusus
a. Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran kawannya dan
dirinya sendiri.
b. Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif
dan efisien.
c. Calon guru mampu bertindak professional

C. Karakteristik Microteaching

Microteching merupakan pembelajaran dalam skala kecil. Karateristik yang khas


dalam microteahing adalah komponen-komponen dalam yang di mikrokan atau di
sederhanakan. Dalam pengajaran sesungguhnya (real Teaching) lingkup pembelajaran bisa
tidak dibatasi, tetapi dalam microteaching terbatas pada satu materi pokok bahasan tertentu.
Demikian pula alokasi waktunya terbatas antara 10-15 menit, dengan jumlah siswa juga
dikecilkan hingga berkisar 7-10 siswa, serta keterampilan dasar yang dilatihkan juga terbatas
(terisolasi). Dengan demikian, ciri khas microteaching adalah pengajaran yang
disederhanakan dalam hal : jumlah siswa, alokasi waktu, keterampilan, kompetensi dasar, dan
materi pembelajaran.

Setiap calon guru membuat persiapan mengajar yang kemudian dilaksanakan dalam
proses pembelajaran bersama siswa dengan seting kondisi dan konteks kegiatan belajar
mengajar yang sesungguhnya.

Penyederhanaan komponen pengajaran sebagai karateristik microteaching didasarkan


pada asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Seluruh komponen keterampilan dasar mengajar akan dapat dikuasai secara


mudah apabila terlebih dahulu menguasai komponen keterampilan dasar mengajar
tersebut secara terpisah (terisolasi) satu demi satu.
2. Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan, memungkinkan perhatian praktikan
terarah pada keterampilan yang dilatihkan.
3. Penyederhanaan situasi dan kondisi dengan bantuan kamera memudahkan
melakukan observasi dan bermanfaat untuk umpan balik (Freed Back).
Pembelajaran mikro pada intinya adalah penyederhanaan pembelajaran. Karena
penyederhanaan maka tentu tidak semua keterampilan mengajar dipraktikan dalam satu
waktu, akan tetapi keterampilan mengajar dipraktikkan sendiri-sendiri.

Seperti keterampilan membuka pelajaran berdiri sendiri, demikian juga pada latihan
berikutnya difokuskan pada keterampilan menjelaskan dan sebaginya. Berikut beberapa
karateristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Microteaching Is A Real Teaching


Pembelajaran mikro adalah kegiatan mengajar yang sebenarnya (real
teaching), akan tetapi dilaksakan bukan pada kelas yang sebenarnya, melainkan dalam
suatu kelas, laboratorium atau tempat khusus yang dirancang untuk pembelajaran
mikro.

2. Micro Teaching Lessons The Complexities Of Normal Classroom Teching


Sesuai dengan namanya micro, latihan mengajar dilakukan secara mikro atau
disederhanakan. Penyederhanaan ini dilakukan dalam setiap unsur atau komponen
pembelajaran.

3. Microteaching Focuses On Training For The Accomlishment Of Specific Tasks

Latihan yang dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran mikro hanya


difokuskan pada jenis-jenis keterampilan tertentu secara spesifik, sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh setiap yang berlatih atau atas dasar saran yang diberikan oleh
pihak supervisor. Fokus keterampilan tersebut bisa berupa keterampilan membuka
pelajaran saja, maka keterampilan lainnya tidak menjadi fokus latihan, dan
sebagainya.

4. Micro Teaching Allows For The Increased Control Of Practive


Pembelajaran micro diarahkan untuk meningkatkan kontrol pada setiap jenis
keterampilan yang dilatihkan. Kontrol yang ketat, cermat dan kompehensif relatif
lebih mudah dilakukan dalam pembelajaran micro, karena setiap peserta yang berlatih
hanya memfokuskan diri pada keterampilan tertentu saja.

5. Micro Teaching Greatly Expands The Normal Knowledge Of Results Of


Feedback Dimension In Teaching
Pembelajaran mikro diharapkan dapat memperluas wawasan dan pemahaman
yang terkait dengan pembelajaran , karena pihak-pihak yang berkepentingan dan juga
terlibat didalamnya mendapatkan masukan dari pihak lainnya.

Jadi, dapat disimpulkan dari penjelesan tentang karateristik micro teaching yaitu suatu
situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah tertentu, yaitu selama lima
atau sampai lima belas menit dengan jumlah siswa sebanyak lima atau sepuluh orang, bentuk
pengajaran ini disederhanakan dan pengajaran berlangsung dalam bentuk sesungguhnya.

D. Asas dan Prinsip Microteaching

Asas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah, dasar. Jadi dasar dari
pengajaran micro dapat disimpulkan bahwa untuk menyederhanakan pendidikan.

Prinsip yang digunakan dalam evaluasi kegiatan micro teaching didasarkan atas
prinsip pengajaran yang berorientasi pada tujuan atau hasil, dimana penilaian didasarkan atas
hasil yang dapat dicapai oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatan micro teaching. Dalam
kegiatan ini yang di nilai adalah dosen pembimbing atau supervisor, guru pamong dan calon
guru.

Kemampuan menampilkan keterampilan mengajar merupakan penilaian dalam


kegiatan Micro Teaching. Misalnya, menilai penampilan keterampilan dalam mengantarkan
pengajaran. Keterampilan yang dimaksudkan adalah :

1. Keterampilan menciptakan suasana belajar yaitu menciptakan suasana tenang,


aman, dan menunjukkan perhatian kepada guru.
2. Keterampilan menimbulkan perhatian terhadap bahan pembelajaran yang
disajikan. Dimana mengajak pendengar untuk mendengarkan dan memahami
pembelajaran yang disajikan.
3. Keterampilan menimbulkan bahan apersepsi yaitu mengulang kembali bahan yang
diperluhkan sebagai bantu loncatan terhadap bahan pembelajaran yang baru.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa asas dan prinsip-prinsip microteaching adalah
suatu aturan yang berlaku bagi seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan
demikian prinsip-prinsip tersebut harus diketahui dan dipahami serta dapat diterapkan oleh
guru atau calon guru agar dapat mengajar dengan baik dan berhasil sesuai dengan tujuannya.

E. Fungsi Microteaching
1. Memberikan pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumllah keterampilan
dasar mengajar.
2. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka
terjun ke lapangan.
3. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam
keterampilan dasar mengajar.

F. Manfaat Microteaching sebagai Sumber Belajar

Pengajaran mikro bertujuan membekali tanaga pendidik beberapa keterampilaan dasar


mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik metode ini akan memberi
pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara
terpisah. Sedangkan bagi calon tenaga pendidik dapat mengembangkan keterampilan dasar
mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik. Memberikan
kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan bermacam keterampilan dasar
mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran

Sementara itu manfaat dari micro teaching adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar.


2. Keterampilan mengajar terkontrol dan terlatih.
3. Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati
4. Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
5. Saat latihan berlangsung, calon guru dapat memusatkan perhatian secara objektif.
6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam praktek mengajar yang relatif
singkat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Microteacing merupakan prosedur yang sistematis, artinya pelatihan guru melalui
microteacing dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu yang sudah ada di buku.
Tujuan micro teaching, tujuan umum dan tujuan khusus. Karakteristik micro teaching,
Seluruh komponen keterampilan dasar mengajar, Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan,
Penyederhanaan situasi dan kondisi. Asas dan prinsip micro teaching Asas menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah, dasar. Jadi dasar dari pengajaran micro dapat
disimpulkan bahwa untuk menyederhanakan pendidikan.
Fungsi micro teaching, Memberikan pengalaman mengajar dalam keterampilan dasar
mengaja, Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam
keterampilan dasar mengajar. Dan Adapun manfaat microteaching sebagai sumber belajar,
Keterampilan mengajar, Perbaikan atau penyempurnan, Latihan penguasaan keterapilan
mengajar, Saat latihan berlangsung, Meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
DAFTAR PUSTAKA

FIP-Upi, T. P. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. tk, 156.


Helmiati. (2003). Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar . Yogjakarta:
Aswaja Presido.
Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai