Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Guru atau pendidik yang baik adalah, mereka yang berhasil membawa
peserta didik mencapai tujuan dan hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam suatu pendidikan. Untuk mencapai efektifitas suatu pembelajaran,
tentunya dibutuhkan seorang guru profesional yang betul-betul memahami
tentang bagaimana melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta
memiliki ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan
tugas sebagai seorang pendidik atau guru .
Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh dari pelatihan serta
pengalaman belajar. Pelatihan dan pengalaman itu sendiri dapat diperoleh antara
lain dengan mengikuti pembelajaran micro (micro teaching). Pembelajaran
micro memiliki tujuan untuk membekali para calon pendidik (guru) agar
memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat mendalami
makna dan strategi yang akan digunakan pada suatu proses pembelajaran.
Tenaga pendidik (guru) tentunya harus terus berlatih keterampilan tersebut satu
demi satu.
Oleh karena itu, pembelajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon
tenaga pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan harapan agar para
calon pendidik sekalius dapat menjadi pengamat bagi teman sesama calon
pendidik, untuk saling memberikan koreksi dan masukan mengenai penguasaan
keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari konsep belajar
2. Apa pengertian dari micro teaching?
3. Apa tujuan dari Micro Teaching?
4. Apa-apa fungsi dari micro theacing?
5. Apa-apa saja Ketrampilan-Ketrampilan dalam Pengajaran Mikro?
6. Bagaimana sikap mengajarnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konsep belajar
2. Untuk mengetahui pengertian dari micro theacing
3. Untuk mengetahui tujuan dari micro theacing
4. Untuk mengetahui fungsi micro theacing
5. Untuk mengetahui apa-apa saja keterampilan-keterampilan dalam
pengajaran micro theacing

1
6. Untuk mengetahui sikapa mengajarnya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Belajar


konsep belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku didalam diri
manusia. Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (Ngalim Purwanto, 2007:
84), Konsep belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
sebagainya).

B. Pengertian micro theacing


Secara etimologis, micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti
kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti pembelajaran. Secara terminologis,
micro teaching adalah redaksi yang berbeda-beda namun mempunyai subtansi
makna yang sama. Berikut pengertian micro teaching menurut para ahli:

2
1. Menurut cooper and Allen(1971), pengajaran mikro (microteaching)
merupakan salah satu bentu kmodel praktek kependidikan atau pelatihan
mengajar.
2. Menurut Jensen (dalam Yatiman ,1999), pengajaran Micro
sebagai suatu sistem yang memungkinkan seorang calon guru
mengembangkan ketrampilannya dalam menerapkan teknik mengajar
tertentu.
3. A. Perlberg (1984) menjelaskan bahwa micro teaching is a laboratory
training procedure aimed at simplifyng the complexities of regular
teaching-learning processing (pembelajaran mikro pada dasarnya adalah
sebuah laboratorium untuk lebih menyederhanakan proses latihan
kegiatan belajar mengajar/pembelajaran).
4. Sugeng Paranto (1980) menjelaskan bahwa pembelajaran mikro
merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam
proses belajar mengajar yang di mikro kan untuk membentuk
mengembangkan keterampilan mengajar.
Dari beberapa uraian diatas dapat simpulkan bahwa, micro teaching adalah
suatu strategi yang telah dimodifikasi secara khusus untuk memberikan
pelatihan mengajar terhadap para calon pendidik (guru) dengan tujuan untuk
mengembangkan keterampilan dasar mengajar seorang calon pendidik, dalam
bentuk pengajaran mikro (skala kecil), dengan menyederhanakan atau
memperkecil aspek pembelajarannya seperti jumlah murid, waktu dan
materinya, sehingga para calon pendidik dapat memahami kelebihan dan
kelemahan yang dimilikinya, serta dapat memperbaiki kelemahan dan
mengembangkan kemampuan tersebut agar dapat menjadi seorang pendidik
(guru) yang professional.
Aspek-aspek pembelajaran yang dimaksud adalah dalam segi :
1) Jumlah murid
Jumlah murid pada suatu pembelajaran mikro tentu berbeda
dengan jumlah murid pada system pembelajaran makro. Dalam
pembelajaran mikro, jumlah murid disederhanakan atau diperkecil
menjadi 5-10 orang.
2) Alokasi waktu
Demikian juga dengan waktu mengajar. Dalam pembelajaran
makro (real teaching), waktu mengajar berkisar dari 45-90 menit, namun

3
pada pembelajaran mikro waktu mengajar disederhakan atau
diperpendek menjadi 5-10 menit.
3) Materi/bahan ajar
Materi atau bahan ajar dalam pembelajaran mikro hanya mencakup
1-2 aspek yang telah disederhanakan.

C. Tujuan micro teaching


Tujuan pengajaran micro teaching dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu,
tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum dari micro teaching adalah, mengembangkan atau
meningkatkan keterampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh seorang
calon pendidik (guru), sehingga mereka memiliki kesiapan diri untuk
mengajar disuatu lembaga pendidikan (sekolah), dan dalam konteks
mengajar yang sesungguhnya.
2. Tujuan khusus
Secara khusus, micro teaching memiliki tujuan yaitu:
Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran kawannya
dan dirinya sendiri.
Calon guru mampu melaksanakan berbagai jenis keterampilan dalam
proses pembelajaran.
Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif,
produktif, dan efisien.
Calon guru mampu bertindak profesional
D. Fungsi Micro Teaching
1. Fungsi Intruksional
Pada fungsi ini micro teaching sebagai penyedia fasilitas praktik/latihan
bagi calon guru/tenaga kependidikan untuk berlatih dan/atau memperbaiki
dan meningkatkan keterampilan pembelajaran, yang pada hakikatnya
merupakan latihan penerapan pengetahuan metode dan teknik mengajar
dan/atau ilmu keguruan yang telah dipelajari secara teoritik.
2. Fungsi Pembinaan
Fungsi selanjutnya yaitu sebagai tempat pembinaan dan pembekalan para
calon guru sebelum terjun ke lapangan (pengajaran sebenarnya). Sardiman
mengatakan bahwa micro teaching dijadikan tempat membekali calon guru
dengan memperbaiki komponen-komponen mengajar sebelum terjun ke real
class room teaching.

4
3. Fungsi Integralistik
Dalam dunia kependidikan, PPL (Program Pengalaman Lapangan)
menjadi hal utama untuk menguji kualitas. Bukan hanya di sistem
pendidikan keguruan saja yang melaksanakan ini bahkan disetiap lembaga
pendidikan tinggi juga menerapkannya, baik teknik, perbankan, apalagi
keguruan. Artinya, program micro teaching merupakan bagian integral
Program Pengalaman Lapangan (PPL) serta merupakan mata kuliah
prasyarat PPL dan berstatus sebagai mata kuliah wajib lulus.
4. Fungsi Eksperimen
Keberadaan micro teaching berfungsi sebagai bahan uji coba bagi calon
guru pakar di bidang pembelajaran. Umpamanya seorang guru atau seorang
ahli berdasarkan penelitiannya menemukan suatu model atau suatu metode
pembelajaran, maka sebelum penemuan itu dipraktekkan di lapangan, maka
terlebih dahulu diuji-cobakan di dalam micro teaching ini. Dengan demikian
hasilnya dapat dievaluasi di mana letak kelemahannya untuk segera
dilakukan perbaikan-perbaikan.
E. Ketrampilan-Ketrampilan dalam Pengajaran Mikro Theacing
1. Keterampilan membuka pelajaran.
a. Ada bahan apersepsi (Herbart Apersepsi: membangkitkan minat dan
perhatian)
b. Bahan apersepsi yang sesuai dengan bahan inti
c. Mendapat respon siswa
2. Penguasaan Bahan Pelajaran
a. Bahan yang disampaikan benar (tidak ada yang menyimpang)
b. Penyampaiannya lancar (tidak tersendat-sendat)
c. Sesuai dengan bahan inti
d. Penyampaiannya sistematis
e. Pembahasannya jelas
3. Penguasaan Metode
a. Menggunakan lebih dari tiga metode mengajar
b. Metode mengajar relevan dengan bahan/ materi pelajaran
c. Penggunaan metode secara sistematis
4. Ketrampilan Menjelaskan
a. Menyajikan informasi diorganisasi secara sistematis
b. Memberikan contoh yang lebih memperjelas tingkat pemahaman
siswa.
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
d. Adanya umpan balik.
5. Penguasaan Kelas

5
a. Menciptakan kondisi optimal terjadinya PBM
b. Memberikan kehangatan dan keantusiasan
c. Menyampaikan bahan yang menantang
6. Kemampuan Menggunakan Alat/Media
a. Menggunakan Alat/ media dengan tepat
b. Alat/ media yang digunakan dapat membantu pemahaman murid
c. Alat/ media sesuai dengan Indikataor hasil belajar yang telah
dirumuskan
d. Jenis alat/ media lebih dari satu (bervariasi).
7. Interaksi dalam Proses Belajar Mengajar yang Komunikatif
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif
b. Interaksi sesuai dengan indikator hasil belajar yang dirumuskan
c. Sebagian besar/ semua siswa terlibat dalam interaksi.
8. Ketrampilan Memberi Penguatan
a. Jenis penguatan bervariasi
b. Penguatan diberikan pada waktu yang tepat
c. Sebagian besar atau semua perbuatan baik diberi penguatan
d. Cara memberikannya wajar (tidak berlebihan).
9. Kemampuan Mengevaluasi
a. Jenis evaluasi sesuai dengan kegiatan belajar yang telah diberikan
b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
c. Sesuai dengan bahan pelajaran
d. Evaluasi yang diberikan tepat untuk menguji penguasaan siswa
terhadap topik yang telah dibahas
10. Kemampuan Menutup Pelajaran
a. Menyimpulkan
b. Kesimpulan mencakup seluruh pelajaran pada saat itu
c. Kesimpulan dibuat bersama-sama (guru dan siswa)
d. Memberikan Motivasi dan Nasehat-nasehat
e. Memberikan tugas

F. Sikap Mengajar
1. Tidak membelakangi siswa
2. Selalu menatap siswa (memperhatikan) secara menyeluruh
3. Disiplin kelas
4. Cara mengajukan pertanyaan kepada siswa
5. Cara menjawab pertanyaan siswa
6. Antusias dan percaya diri

6
BAB
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengandung unsur
teknologi, ilmu seni, dan pilihan nilai. Aktivitas mengajar memerlukan
kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi
guru secara utuh dan menyeluruh.
Guru memiliki peranan penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Berhasilnya suatu proses belajar sangat bergantung pada kompetensi-
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Oleh karena itu, untuk menjadi
seoarang guru yang profesional, para calon pendidik (guru) perlu berlatih terus
menerus, antara lain melalui Micro Teaching.
Melalui micro teaching, para calon pendidik (guru) dapat:
1. Mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum terjun kekelas yang
sebenarnya
2. Menguasai beberapa keterampilan dasar mengajar dan memahami kapan
dan bagaimana keterampilan itu diterapkan, sehingga calaon guru mampu
menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik
3. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
4. Memberikan pemahaman mengenai 4 kompetensi pendidik seta 10
kompetensi guru yang harus dimiliki oleh seorang calon pendidik.

7
B. SARAN
Dalam dunia pendidikan masih banyak pendidik atau guru-guru yang
belum memahami dan mengerti pentingnya kompetensi atau keterampilan
dalam mengajar. Mereka hanya berpikir bahwa mengajar adalah hal yang
biasa-biasa saja, hal ini membuat banyak para pendidik atau guru gagal dalam
menghasilkan output-output yang berkualitas.
Disamping itu juga, kurangnya keterampilan atau kompetensi yang
dimiliki oleh seorang guru, menjadi factor utama kegagalan mereka untuk
menjadi seorang guru yang profesional.
Oleh karena, saran penulis kepada calon pendidik ataupun yang sudah
menjadi guru serta kepada semua pembaca, agar senantiasa mau terus belajar
dan berlatih, sehingga dapat mengembangkan kemampuan atau keterampilan
dalam mengajar sehingga dapat menghasilkan generasi-generasi muda yang
berkualitas.
Ingatlah bahwa masa depan Bangsa ada ditangan generasi muda. Generasi
muda yang berkualitas, hanya bisa dibentuk dari seorang pendidik (guru) yang
berkualitas pula.

8
DAFTAR PUSTAKA

Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan Menjelaskan. Jakarta: Depdikbud.


Rohani, Ahmad. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rangka Cipta.
http://amindpoint.blogspot.com/2009/04/keterampilan-dasar-mengajar-10.html
http://ipankreview.wordpress.com/tag/keterampilan-mengajar/
Dadang Sukirman, Pembelajaran Micro Teaching, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012), hal. 21.

Anda mungkin juga menyukai