NPM : C3218110042
KELAS : PVTM 6B
MIKRO TEACHING
A. Pengertian Microteaching
Micro teaching atau pembelajaran mikro adalah sebuah model atau metode
pelatihan penampilan dasar mengajar guru yang dilakukan secara mikro atau
disederhanakan, yaitu waktu, materi dan jumlah siswa. Micro teaching biasanya
dilakukan oleh calon guru yang saling bertukar peran dalam berlatih untuk menguasai
keterampilan dasar mengajar, praktek kegiatan belajar dan berdiskusi mengenai masalah-
masalah yang ditemukan.
Berikut definisi dan pengertian micro teaching dari beberapa sumber buku:
1. Menurut Sukirman (2012), micro teaching adalah sebuah pembelajaran dengan salah
satu pendekatan atau cara untuk melatih penampilan mengajar yang dilakukan secara
micro atau disederhanakan. Penyederhanaan disini terkait dengan setiap komponen
pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan
dasar mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan
unsur-unsur pembelajaran lainnya.
2. Menurut Barnawi dan Arifin (2016), micro teaching adalah metode yang digunakan
di lingkungan pendidikan guru dan lingkungan belajar mengajar lainnya. Dalam
micro teaching sekelompok calon guru berlatih untuk menguasai keterampilan-
keterampilan dasar mengajar, mempraktikan kegiatan mengajar, dan berdiskusi
untuk membahas tentang masalah-masalah yang ditemukan. Proses belajar mengajar
direkam dalam sebuah video dengan pantauan dosen pembimbing. Calon guru saling
bertukar peran, ada suatu saat menjadi guru dan ada pula yang suatu saat menjadi
siswa. Cara seperti ini telah digunakan di banyak lembaga pendidikan guru.
3. Menurut Asril (2011), micro teaching adalah sebuah model pengajaran yang
dikecilkan atau disebut juga dengan real teaching. Jumlah pesertanya berkisar antara
5 - 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaannya berkisar antara 10 dan
15 menit, terfokus kepada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok bahasannya
disederhanakan.
4. Menurut Helmiati (2013), micro teaching adalah penguasaan ketrampilan dasar
mengajar, guru perlu berlatih secara parsial artinya tiap-tiap komponen keterampilan
dasar mengajar perlu dikuasai secara terpisah-pisah. Adapun yang dikecilkan dan
disederhanakan adalah jumlah siswa 5 - 10 orang, waktu mengajar 5 - 10 menit,
bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua hal yang sederhana dan ketrampilan
mengajar difokuskan beberapa ketrampilan khusus saja.
5. Menurut Hasibuan, Ibrahim dan Toemial (2014), micro teaching adalah metode
latihan penampilan dasar mengajar yang dirancang secara jelas mengisolasi bagian-
bagian komponen dan proses mengajar sehingga guru atau calon guru dapat
menguasai satu persatu ketrampilan dasar mengajar dalam situasi yang
disederhanakan.
Menurut Barnawi dan Arifin (2016), tujuan micro teaching adalah untuk
membekali dan/atau meningkatkan performance calon guru atau guru dalam mengadakan
kegiatan belajar mengajar melalui pelatihan keterampilan mengajar. Micro teaching
digunakan untuk mempertemukan antara teori dan praktik pengajaran pada mahasiswa
calon guru. Selain itu, micro teaching digunakan untuk menyiapkan calon guru sebelum
praktik mengajar di sekolah.
2. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar
yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,
sehingga mudah dipahami para peserta didik. Kegiatan menjelaskan memiliki tiga
komponen, yaitu penyampaian pesan (sender), pihak yang dituju (receiver), dan
pesan (message). Tujuan menjelaskan tidak untuk membuat siswa hafal, tetapi
membuat siswa menjadi memahami apa yang sedang dipelajari. Penjelasan itu
harus berkesan dan bermakna bagi siswa. Sebelumnya perlu dilakukan
perencanaan dengan baik dan memerhatikan isi materi serta kondisi siswa,
kemudian isi materi perlu disajikan dengan teknik yang tepat agar mudah
dipahami. Bisa dengan pengarahan, bahasa yang sederhana, ataupun ilustrasi.
5. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban atau balikan dari orang lain. Setiap pengajaran, evaluasi,
pengukuran, dan penilaian dilakukan dengan pertanyaan. Pertanyaan yang baik
akan menuntun jawaban yang sesungguhnya dan pertanyaan yang buruk akan
menjauhkan kita dari jawaban yang memuaskan. Tujuan keterampilan bertanya
agar peserta didik bisa termotivasi untuk terlibat dalam interaksi belajar, berani
mengutarakan pendapat, dan mampu meningkatkan pola berfikir peserta didik.
1. Tahap I (kognitif)
Tahap pertama, mahasiswa calon guru atau praktekkan dibimbing untuk
memahami dan mendalami serta memiliki gambaran secara umum konsep dan
makna keterampilan dasar mengajar dalam proses belajar mengajar,
menggunakan secara tepat, menyinergikan keterampilan satu dan lainnya serta
ketepatan kapan dan dalam kondisi yang bagaimana keterampilan satu dan
lainnya digunakan pada tahap ini idealnya para calon guru selain diperkenalkan
pada konsep-konsep secara teoritis juga harus melihat contoh-contoh penerapan
teori tersebut secara praktis melalui tayangan video aplikasi teori tersebut.
Dengan demikian, para mahasiswa calon guru atau praktekkan dapat
menyinergikan pengetahuan mereka untuk digunakan pada realita pengajaran
yang dipadukan dengan keterampilan dasar mengajar.
2. Tahap II (pelaksanaan)
Tahap kedua ini, para mahasiswa calon guru atau praktekkan secara nyata
mempraktekkan keterampilan dasar mengajar secara berulang, dengan harapan
jika praktekkan sudah berulang kali melakukan praktik akan mengetahui
kekurangannya pada keterampilan yang mereka pelajari untuk dikuasai dan
terampil untuk menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Pada tahapan ini
praktekkan sudah dapat mempersiapkan perangkat pembelajaran mulai dari RPP,
media yang akan digunakan dan segala sesuatu yang dipersyaratkan bagi guru
yang profesional dimasa mendatang.
KESIMPULAN :
Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara dalam melatih keterampilan
keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil atau terbatas. Jumlah
pesertanya sekitar 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu
pelaksanaanya berkisar antara 10 dan 15 menit, terfokus kepada keterampilan
mengajar tertentu, dan pokok pembahasannya disederhanakan.
Fungsi micro teaching ialah untuk memperkuat program Pengalaman
Lapangan. Berlatih micro teaching menyebabkan merasa lebih terampil serta
yakin dalam melaksanakan PPL.
Pengajaran mikro bertujuan membekali tenaga pendidik beberapa
keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran serta memahami kapan dan
bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran.
Mikroteaching merupakan salah satu program dan sarana penguatan mental
serta pemantapan kemapuan seorang guru dalam mengajar, dalam
mikroteaching ini kita bisa mendiskusikan tentang metode pembelajaran,
sarana sarana pembelajarn, adminsitrasi dn kiat-kiat pembelajaran yang tepat
diterapkan dewasa ini.
Sebagai salah satu penyegaran terhadap pola pengajaran seorang guru,
sehingga didapat kan sebuah metode pemelajaran yang mampu menciptakan
suasana kondusif , menyenangkan, penyampaian materi dapat maksimal dan
tentunya tujuan pembelajaran dapat tercapai.