Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Joko Triyono

NPM : C3218110064
PRODI :PVTMO REG 6A

1. Tujuan

1.1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )

Setelah melalui proses pembelajaran, peserta mampu melaksanakan pekerjaan pemeliharaan


sasis sepeda motor sesuai dengan SOP.

1.2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

Setelah dilakukan pembelajaran pemeliharaan sasis sepda motor selama 4 x 40 menit


siswa diharpkan mampu :

1. Melakukan Perawatan berkala peredam kejut (sistem peredam kejut) sepeda motor
2. Mengetahui Perawatan berkala roda sepeda motor
3. Mengetahui Perawatan berkala sistem rem sepeda motor
4. Memahami Perawatan berkala mekanisme peredam kejut (sistem peredam kejut) sepeda
motor
5. Mengetahui Perawatan berkala roda sepeda motor

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Materi :

a. sistem peredam kejut sepeda motor


b. Perawatan berkala roda sepeda motor
c. Sistem rem sepeda motor
d. Mekanisme peredam kejut (sistem peredam kejut) sepeda motor
e. Roda sepeda motor

4.Strategi Pelaksanaan
1.Metode : Ceramah, diskusi, dan praktik
2.Media : Proyektor, Lab bengkel

5. Evaluasi Proses

 Peserta
 Siswa mengikuti praktik sampai selesai
 Siswa antusias mengikuti kegiatan
 Suasana selama kegiatan pembelajaran kondusif.

Materi

 Sistem Peredam kejut Depan


Bagian Utama Cushion unit/shock absorber (peredam kejut) diletakkan antara ujung
belakang dari lengan dan rangka (frame).
Jenis Peredam kejut
Ada beberapa macam jenis shock absorber menurut gaya redam, kontruksi
dan media pengisi.
1. Gaya Redam Menurut gaya redam yang dihasilkan oleh shock absorber dibagi dalam
dua jenis yaitu single action dan double action.
2. Single ActionGaya redam yang dihasilkan oleh shock absorber hanya terjadi pada
langkah memanjang (ekspansion stroke) sedangkan pada langkah memendek
(compression stroke) tidak terjadi gaya redam.
3. Double Action Gaya redam yang dihasilkan oleh shock absorber terjadi pada langkah
memanjang (ekspansion stroke)dan langkah memendek (compression stroke).
4. Kontruksi Menurut kontruksinya shock absorber dibagi dalam dua jenis yaitu mono
tube dan twin tube

2. Klasifikasi Nyeri

1. Nyeri akut (< 6 bulan)


Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik.
Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan.

2. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik
merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6 bulan.

3.Tanda dan Gejala Nyeri

1. SUARA
a. menangis
b. merintih
c. menarik/ menghembuskan nafas
2. EKSPRESI WAJAH
a. meringis
b. menggigt lidah , mengatupkan gigi
c. tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. menggigit bibir
3. PERGERAKAN TUBUH
a. kegelisahan
b. mondar-mandir
c. gerakan menggosok atau berirama
d. bergerak melindungi tubuh
e. otot tegang
4. INTERAKSI SOSIAL
a. menghindari percakapan dan kontak sosial
b. berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. disorientasi waktu

4. Manajemen Nyeri Nonfarmakologi

 Distraksi

Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal – hal lain sehingga lupa
terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :

1. Membayangkan hal – hal yang menarik dan indah


2. Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
3. Menonton TV
4. Medengarkan musik, radio, dll
 Relaksasi

Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan untuk
mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam system saraf
otonom .

Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :

1. Ciptakan lingkungan yang tenang


2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas
dan bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

Anda mungkin juga menyukai