Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS PEKERJA KONVEKSI


DI RT 07 RW 04 DESA BUGANGAN KEC. KEDUNGWUNI
KABUPATEN PEKALONGAN

Dosen Pembimbing : Wiwiek Natalya, SKM.,M.kep.,Sp.Kom.

Disusun Oleh:
1.

Nurul Febrian Bintari Putri

202102040032

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2022

A. Latar Belakang/ Data Fokus


Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada anggota kelompok pekerja
konveksi didapatkan data : Anggota kelompok mengatakan sering mengalami
pegal-pegal pada pinggang, panas pada punggung. Anggota kelompok
mengatakan tidak mengetahui efek samping jangka panjang ketika duduk
terlalu lama. Anggota kelompok periksa kesehatan ketika kondisinya sudah
parah dan kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan, anggota kelompok
belum bisa melakukan manajemen diri untuk mengatasi keluhan saat bekerja.
Anggota kelompok mengatakan tidak pernah memakai masker ketika
bekerja, dan tidak mengetahui akibat menghirup debu kain di tempat kerja,
anggota kelompok mengatakan jarang untuk melakukan olahraga, anggota
kelompok mengatakan jika merasakan pegal hanya melakukan peregangan
tubuh seperti berbaring dilantai. Anggota kelompok tidak memanfaatkan
teknologi untuk mencari informasi kesehatan.

B. Diagnosa Keperawatan dan Tujuan


1. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Kesehatan Komunitas
b. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervensi keperawatan anggota kelompok pekerja
konveksi dapat mengetahui cara mengatasi keluhan saat bekerja, dan
mengetahui cara mengurangi efek samping atau tanda bahaya saat
bekerja.
3. Tujuan Khusus
a. Upaya primer : Status kesehatan komunitas
1) Anggota kelompok memahami mengenai tanda bahaya di area
kerja.
2) Anggota kelompok dapat mempertahankan perawatan secara
konsisten
b. Upaya sekunder : Pemeliharaan perilaku kesehatan
1) Anggota kelompok dapat menerapkan latihan fisik yang
diajarkan (Senam ergonomik)
c. Upaya tersier : Manajemen kesehatan keluarga
1) Keluarga dapat mendukung masing-masing dari anggota
kelompok pekerja dalam proses perawatan di area kerja
2) Anggota kelompok dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada

C. Strategi Intervensi
1. Promosi kesehatan : Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda,
bahaya di area kerja dan demonstrasi senam ergonomic
2. Pemberdayaan masyarakat : Memberdayakan anggota kelompok agar tetap
melakukan senam ergonomic untuk mengatasi keluhan dan melakukan cek
kesehatan secara rutin setaip bulannya
3. Kemitraan : Kolaborasi dengan fasilitas kesehatan terdekat untuk
memberikan pengobatan yang tepat.
4. Pengelolaan kelompok : Memantau perkembangan kondisi kesehatan
(tanda-tanda vital) anggota kelompok
5. Implementasi
1. Tindakan : Senam Ergonomik
2. Metode : Demonstrasi
3. Media/alat : Leaflet dan lembar balik
4. Tempat : Tempat kerja konveksi jeans Tn. A
5. Waktu : Pukul 14.00 WIB
6. Sasaran : Karyawan konveksi jeans Tn. A
7. Pelaksana : Nurul Febrian Bintari Putri
8. Ringkasan Kegiatan

No Waktu Kegiatan Respon Peserta


1 Pembukaan 3 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan
d. Kontrak waktu d. Mendengarkan
2 Pelaksanaan Menjelaskan tentang:
kegiatan 15 menit a. Pengertian senam a. Mendengarkan
ergonomik
b. Tujuan senam ergonomik b. Mendengarkan
c. Memperagakan senam
ergonomic c. Memperagakan
3 Evaluasi 3 menit Memberi kesempatan Mengajukan pertanyaan
bertanya
4 Penutup 2 menit Mengucapkan terima kasih Mendengar dan
menjawab salam
6. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Sebelum melaksanakan senam ergonomik dikonsulkan kepada
pembimbing.
b. Sebelum melaksanakan senam ergonomik kontrak terlebih dahulu
dengan para peserta yaitu anggota kelompok pekerja konveksi
jeans Tn. A desa Bugangan RT 07/RW 04 Kec. Kedungwuni
c. Sebelum melaksanakan senam ergonomik mengingatkan kembali
kontrak, persiapan para peserta penyuluhan yaitu anggota
kelompok pekerja konveksi jeans Tn. A desa Bugangan RT
07/RW 04 Kec. Kedungwuni
2. Evaluasi Proses
a. Peserta dapat bekerjasama
b. Peserta berperan aktif dalam diskusi
c. Peserta dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai
d. Media : lembar balik dan leaflet
3. Evaluasi Hasil
a.  Peserta diharapkan mengerti materi yang telah diberikan
b. Peserta mampu memahami dan mempraktekan teknik senam
ergonomik
Lampiran
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Senam Ergonomik


Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur serta terancam
yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Senam ergonomik adalah tehnik senam untuk mengembalikan atau
membetulkan sistem syaraf dan aliran darah, memaksimalkan supply
oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sitem keringat, sitem
pemanasan tubuh, system pembakaran asam urat, kolestrol, gula darah,
asam laktat, sistem pembuatan elektrolit atau ozon dalam tubuh. Aktifitas
olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena
melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan
membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

B. Tujuan
1. Meningkatkan kesegaran jasmani secara baik terdiri dari unsur kekuatan
otot, kelentukan persendian, kelincahan, gerak, keluwesan,
cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
2. Memperlancar peredaran darah dan meningkatkan jumlah volume
darah.
3. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, dan spasme otot.
4. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

C. Indikasi Senam Ergonomik


1. Klien yang mengalami gangguan tidur (insomnia).

D. Prosedur Senam Ergonomik


1. Teknik
a. Pemanasan (warmingup)
Gerakan umum (yang dilibatkan sebanyak-banyaknya otot dan
sendi) dilakukan secara lambat dan hati-hati. Dilakukan bersama
dengan peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit. Pada
5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan
dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh
agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat.
b. Latihan Inti
Tergantung pada komponen/ faktor yang dilatih maka bentuk
latihan tergantung pada faktor fisik yang paling buruk.Gerakansenam
dilakukan berurutan dan dapat diiringi dengan musik yang disesuaika
dengan gerakan.
c. Pendinginan (coolingdown)
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan inti perlu dilakukan
gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang
ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat.
Pendinginan dilakukan seperti pemanasan yaitu selama 8-10 menit.
2. Cara Senam
a. Gerakan Pembuka, Berdiri Sempurna
Cara : berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tubuh rileks, tangan di
depan dada, telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri
menempel di dada, dengan jair- jari sedikit meregang. Posisi kaki
meregang sehingga mengangkang kira-kira selebar bahu, telapak dan
jari-jari kaki mengarah lurus kedepan.
b. Gerakan Lapang Dada
Cara: dari posisi berdiri sempurna, kedua tangan menjuntai ke bawah,
kemudian dimulai dengan gerakan memutar lengan.Tangan diangkat
lurus kedepan, lalu keatas, terus ke belakang, dan kembali menjuntai
kebawah. Satu putaran, disambung dengan putaran berikutnya
sehingga seperti baling-baling. Posisi kaki dijinjitkan- diturunkan,
mengikuti irama gerakan tangan.
Gambar 2.1 Lapang Dada

c. Gerakan Tunduk Syukur


Cara: dimulai dengan mengangkat tangan lurus ke atas, kemudian tangan
membungkuk, tangan kemudian meraih mata kaki,dipegang kuat, tarik,
cengkeram seakan-akan mau mengangkat tubuh. Posisi kaki tetap seperti
semula.
Gambar 2.2 Tunduk Syukur

d. Duduk Perkasa
Cara: dari posisi sebelumnya, jatuhkan kedua lutut ke lantai, posisi
kedua telapak kaki tegak berdiri, jari-jari kaki tertekuk mengarah ke
depan. Tangan mencengkeram pergelangan kaki. Mulai gerakan seperti
mau sujud tetapi kepala mendongak, pandangan kedepan, jadi dagu
hampir menyentuh lantai. Setelah beberapa saat (satu tahanan nafas)
kemudian kembali ke posisi duduk perkasa.
Gambar 2.3 Duduk Perkas
e. Gerakan Duduk Membakar

Cara: dari posisi sebelumnya, kedua telapak kaki dihamparkan ke


belakang, sehingga kita duduk beralaskan telapak kaki (bersimpuh;
duduk sinden).Tangan berada dipinggang. Mulai gerakan seperti akan
sujud tetapi kepala mendongak, pandangan ke depan, dan dagu hampir
menyentuh lantai.
Gambar 2.4 Duduk Membakar
f. Gerakan Berbaring Pasrah
Cara: dari posisi duduk pembakaran, rebahkan tubuh kebelakang. Ini
gerakan paling berat meskipun terlihat sepele. Berbaring pada tungkai
pada posisi menekuk di lutut. Ini harus hati-hati, mungkin harus dengan
cara bertahap. Jika sudah rebah, tangan diluruskan ke atas kepala, ke
samping kanan-kiri maupun ke bawah menempel badan. Pada saat itu
tangan memegang betis, tarik seperti mau bangun, dengan rileks, kepala
bisa didongakkan dan digerak- gerakkan kekanan- kiri. Posisi dan
gerakan ini dilakukan berulang- ulang sampai mau bangun. Gerakan ini
cukup satu kali tetapi dipertahankan selama beberapa menit sekuatnya.
Gambar 2.5 Berbaring Pasrah
DAFTAR PUSTAKA

Ramdani, H. 2012. Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang. Malang

Anda mungkin juga menyukai