Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHA (SAP)

KONSEP ERGONOMIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Mata Kuliah Keperawatan Komunitas


Program Pofesi Ners

Disusun Oleh
Intan Madulara 220112200003 Puji Adi Kharisma 220112200026
Amalina Fildzah F. 220112200006 Atin Janatin 220112200027
Rahdatul Aisyiyah 220112200008 Deshita Rimadania 220112200035
Nuursalaamah A. S 220112200009 Wening Handayani 220112200036
Aldiano Alham 220112200019 Siti Mustakimah 220112200041
Burhan Nurdin 220112200020 Lisna Nurhayati 220112200043
Hamidah Nurhalimah 220112200024

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XL


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Topik : Konsep Ergonomis


Subtopik :
1. Konsep ergonomis saat bekerja
2. Penyebab tidak menggunakan konsep ergonomis
3. Dampak tidak melakukan konsep ergonomis pada saat bekerja
4. Cara menerapkan konsep ergonomis saat bekerja

Sasaran : Pemilik dan pekerja industri Rajut


Hari/Tanggal : Januari
Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Online
Narasumber : Mahasiswa PPN 40 Kelompok RW 09

1. Karakteristik Peserta Didik


Peserta dalam kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah pemilik dan
pekerja industri yang memiliki risiko cedera (low back pain)
2. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, pemilik
dan pekerja industri mengetahui konsep ergonomis, penyebab tidak
melakukan posisi ergonomis, dampak serta cara menerapkan posisi
ergonomis saat bekerja.
3. Capaian pembelajaran
- Peserta mampu mengetahui konsep ergonomis saat bekerja
- Peserta mampu mengetahui penyebab tidak melakukan posisi
ergonomis
- Peserta mampu mengetahui dampak tidak melakukan posisi
ergonomis
- Peserta mampu mengetahui cara menerapkan posisi ergonomis
4. Materi Pengajaran
- Konsep Ergonomis saat bekerja
- Penyebab tidak menggunakan konsep ergonomis
- Dampak tidak menggunakan konsep ergonomis saat bekerja
- Cara menerapkan konsep ergonomis saat bekerja
5. Media yang digunakan
- Poster
6. Strategi Pembelajaran
- Ceramah
- Tanya jawab
7. Kegiatan Belajar – Mengajar
Alokasi
Tahap Kegiatan pengajar Kegiatan peserta
waktu
Persiapan a. Persiapan narasumber - 5 menit
(pra b. Menyiapkan media
kegiatan)
Kegiatan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
pembuka b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topic penyuluhan c. Menyetujui
d. Menjelaskan tujuan kontrak waktu
e. Membuat kontrak waktu
Pelaksanaan a. Menjelaskan konsep ergonomis a. Menjelaskan apa 15 menit
b. Menjelaskan mengenai penyebab yang diketahuinya
tidak menggunakan konsep ergonomis b. Memperhatikan
saat bekerja c. Memperhatikan
c. Menjelaskan dampak tidak d. Memperhatikan
menggunakan konsep ergonomis pada e. Memperhatikan
saat bekerja f. memperhatikan
d. Menjelaskan tentang cara menerapkan g. Mengikuti peritah
konsep ergonomis saat bekerja pembicara
e. Memberi kesempatan pada peserta h. Menanyakan hal
untuk bertanya yang tidak
f. Menjawab pertanyaan peserta dimengerti
i. Memperhatikan
jawaban dari
narasumber
Kegiatan a. Mengevaluasi atau menanyakan a. Menjawab 5 menit
penutup kembali materi yang telah disampaikan pertanyaan
pada peserta dengan cara memberi b. Memperhatikan
pertanyaan mengenai materi yang telah c. Memperhatikan
disampaikan d. Menjawabsalam
b. Menyimpulkan kembali materi yang
telah disampaikan
c. Memberi salam penutup
Total 30 menit
DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin, A., Syafitri, N. M., Rahim, M. R., Thamrin, Y., Rachmat, M.,
Ansar, J., & Muhammad, L. (2020). HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN SIKAP
KERJA DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA RUMAH
JAHIT AKHWAT MAKASSAR. Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim, 2(1).
Moelyaningrum, A. D., & Wulandari, D. R. (2018). RISIKO ERGONOMI
DAN KELUHAN MUSKULOSKELETALDISORDERS PADA PEKERJA
JAHIT.
Purwati, P. (2012). Analisis Dan Perbaikan Bentuk Fisik Kursi Kerja
Operator Menjahit Dengan Memperhatikan Aspek Ergonomi (Studi Kasus Pada
Pd. Sonata Jaya). Skripsi Program Studi Teknik Industri.
Office Ergonomic: Think Detection, Thing Prevention, Think Activity,
Workers’ Compensation Board-Alberta, 2007
Andoyo. 2014. Sosialisai Terapi Senam Fisik Sebagai Solusi Praktis Untuk
Mendukung Penerapan Etika Kesehatan Masyarakat Bagi Pekerja Pengguna
Komputer di dalam Perusahaan di Indonesia. Semarang:Konferensi HIDESI
(Himpunan Dosen Etika seluruh Indonesia) ke:24 di UDINUS – Semarang,
tanggal 15/16 Agustus 2014
Lampiran
MATERI SAP

1. Konsep ergonomis saat bekerja


Bekerja secara terus menerus duduk terdapat sejumlah faktor
resiko yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem otot rangka karena
mengerjakan pekerjaan secara berulang-ulang (repetitif), postur tubuh
yang tidak normal, kurang istirahat. Gangguan ini diawali dengan gejala
pegal-pegal dan kemudian rasa nyeri ringan, setelah terakumulasi dalam
waktu yang lama rasa nyeri akan terasa dalam waktu yang lama. Untuk
menghindari gangguan-gangguan tersebut bekerja duduk terus menerus
harus menerapkan prinsip-prinsip ergonomi, dengan memperhatikan hal-
hal seperti kondisi lingkungan tempat kerja, penggunaan kursi dan
pemanfaatan waktu beristirahat sejenak

2. Penyebab tidak menggunakan konsep ergonomis


Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadi masalah akibat konsep
ergonomis yang tidak baik:
1. Peregangan otot yang berlebihan.
Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) biasanya dialami
pekerja yang mengalami aktifitas kerja yang menuntut tenaga yang
besar. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka akan mempertinggi
resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya
cidera otot skeletal.
2. Aktifitas berulang.
Aktifitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus
menerus. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat
beban kerja secara terus menerus, tanpa memperoleh kesempatan untuk
melakukan relaksasi.
3. Sikap kerja tidak alamiah.
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi-
posisi bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiahnya. Semakin jauh
posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi, semakin tinggi pula terjadi
keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya
karena karakteristik tuntutan kerja tidak sesuai dengan kemmpuan dan
keterbatasan pekerja.

 Faktor kombinasi
Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat
dengan tugas yang semakin berat oleh tubuh. Beberapa hal yang
mempengaruhi faktor kombinasi tersebut adalah:
a. Umur
Keluhan otot skeletal biasanya dialami orang pada usia kerja, yaitu 24-
65 tahun. Biasanya keluhan pertama dialami pada usia 35 tahun dan
tingkat keluhan akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
b. Jenis Kelamin
Kekuatan otot wanita hanya 60% dari kekuatan otot pria, keluhan otot
juga lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria. Namun pendapat
ini masih diperdebatkan oleh para ahli
c. Kebiasaan merokok
Sama halnya dengan jenis kelamin, kebiasaan merokok pun masih
dalam taraf perdebatan para ahli. Namun dari penelitian oleh para ahli
diperoleh bahwa meningkatnya frekuensi merokok akan meningkatkan
keluhan otot yang dirasakan.
d. Kesegaran jasmani
Pada umumnya keluhan otot jarang dialami oleh seseorang yang dalam
aktifitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
Sebaliknya, bagi yang dalam pekerjaan kesehariannya memerlukan
tenaga besar dan tidak cukup istirahat akan lebih sering mengalami
keluhan otot. Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi
resiko terjadinya keluhan otot. Keluhan otot akan meningkat sejalan
dengan bertambahnya aktivitas fisik.
e. Kekuatan Fisik
Keluhan punggung yang tajam pada para pekerja yang menuntut
pekerjaan otot diatas batas kekuatan otot maksimalnya. Dan pekerja
yang memiliki kekuatan otot rendah beresiko tiga kali lipat lebih besar
mengalami keluhan otot dibandingkan pekerja yang memiliki kekuatan
otot yang tinggi.
f. Ukuran Tubuh (Antropometri)
Walaupun pengaruhnya relatif kecil,ukuran tubuh juga menyebabkan
keluhan otot skeletal. Vessy et al (1990) menyatakan bahwa wanita
gemuk memiliki risiko 3 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita
kurus. Temuan lain menyatakan bahwa tubuh yang tinggi umumnya
sering mengalami keluhan sakit punggung, tetapi tubuh tinggi tak
mempunyai pengaruh terhadap keluhan pada leher, bahu, dan
pergelangan tangan

3. Akibat tidak menggunakan konsep ergonomis pada saat bekerja


Kursi yang tidak ergonomi, kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut:

a) Kedalaman landasan tempat duduk terlalu besar sehingga bagian depan


terlalu kedepan sehingga pekerja akan memajukan posisi duduknya dan
menyebabkan bagian punggung tidak dapat bersandar.
b) Kursi yang terlalu dan tidak dilengkapi dengan sandaran pinggang tidak
dapat dimanfaatkan oleh karena mereka harus duduk maju ke depan
agar dapat melakukan pekerjaannya. Ruang antara alas duduk dan tepi
bawah meja terlalu sempit sehingga menyebabkan paha pekerja
tertekan.
c) Sandaran pinggang yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gerakan
bahu dan tangan terbatas dan posisi kerja yang tidak nyaman.
Sikap kerja duduk dikursi dan menggunakan meja atau mesin
sebagai landasan kerja dengan ketinggian landasan yang tidak tepat dapat
mengakibatkan sikap paksa seperti: mengangkat bahu terlalu tinggi. Posisi
kerja duduk terus-menerus dalam waktu yang lama menyebabkan
keluhan berupa pegal-pegal dan nyeri di daerah leher, bahu, tulang
belakang, pantat dan perut.

Duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri,


karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki.
Namun sikap duduk yang keliru akan menyebabkan adanya masalah-
masalah punggung. Timbulnya keluhan-keluhan akibat posisi kerja
duduk yang tidak ergonomi dapat berpengaruh terhadap tingkat
kelelahan tenaga kerja.

Namun begitu, terdapat pula kerugian-kerugian sebagai akibat


bekerja sambil duduk, yaitu :

1) Melembeknya otot-otot perut.


2) Melengkungnya punggung.
3) Tidak baik bagi alat-alat dalam, khususnya peralatan pencernaan, jika
posisi dilakukan secara membungkuk kondisi tubuh menjadi kurang
optimal, tidak efesien, kualitas rendah, dan seseorang dapat
mengalami gangguan kesehatan seperti pusing (motion), nyeri
pinggang (low back pain), gangguan otot rangka (skeletal muscel),
dan penurunan daya dengar.

4. Cara menerapkan konsep ergonomis saat bekerja


Bekerja dengan posisi duduk terus-menerus harus menerapkan
prinsip-prinsip ergonomi, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Atur meja, sedemikian rupa sehingga sesuai dengan posisi tubuh kita
agar bekerja dengan nyaman, apabila meja terlalu pendek dapat di
tinggikan, dan apabila terlalu tinggi maka kursi yang harus dinaikkan
b. Kursi. Beberapa hal prinsip umum untuk kursi ergonomi adalah :
- 5-roda pada kaki, agar kursi stabil dan mudah digerakkan
- Posisi kursi (seat pan) dapat dinaikkan dan diturunkan
- Pelindung punggung, melindungi punggung bagian atas dan bawah,
yang dapat diatur posisinya.
- Pelindung lengan, yang dapat dinaikkan dan diturunkan
Agar terhindar dari gangguan otot, terutama punggung atas dan
bawah berikut adalah cara duduk yang benar :
- Atur penyangga punggung dengan sudut 100-110o, tambahkan
bantal dibawah sandaran punggung bila perlu
- Atur ketinggian kursi dengan posisi paha horisontal, sudut antara
paha dan kaki usahakan 900
- Apabila posisi kursi terlalu tinggi tambahkan footrest (penyangga
kaki)
- Atur ketinggian penyangga lengan (Armrest), senyaman mungkin
(sudut lengan + 900). Usahakan agar bahu tidak tertarik keatas.
- Selama bekerja posisi kaki lurus dibawah lantai agar aliran darah
mengalir lancer
- Ubahlah posisi duduk selama bekerja, duduk dengan posisi tetap
selama bekerja akan mempercepat terjadinya nyeri punggung / Low
Back Pain
c. Istirahat Sejenak (Break)
Bekerja duduk terus-menerus tidak banyak melibatkan gerakan
tubuh dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri otot, untuk
menghindarinya disarankan setelah 1 jam bekerja di depan komputer
istirahat sejenak 5 – 10 menit, dan melakukan peregangan otot, sebagai
berikut :
 Peregangan tangan / lengan bawah
- Turunkan lengan dan goyang-goyangkan.
- Duduk di kursi, siku di atas dan kedua telapak tangan bertemu,
naikkan kedua telapak tangan secara perlahan-lahan, ulangi sampai
merasa terjadi peregangan.
- Luruskan salah satu lengan dan tekuk, dengan menggunakan tangan
lainnya tekuk secara perlahan-lahan sampai terasa regang kemudian
buka telapak tangan dan dorong dengan tangan lainnya dengan
mengenggam. Lakukan secara bergantian.
 Peregangan Bahu / Lengan
- Tarik salah satu lengan ke dada ke arah bahu yang berlawanan.
Dengan tangan lainnya tarik perlahan-lahan menuju ke badan sampai
terasa peregangan. Tahan posisi ini selama 7-10 menit. Lakukan
secara bergantian dengan lengan lainnya.
- Kepala rileks menghadap kedepan, Tekan bahu perlahan-lahan dan
naikkan ke atas (ke arah telinga), tahan selama 1-2 detik (Posisi A).
Regangkan bahu dengan menurunkan lengan, posisi jari mengarah
kebawah. Ulangi dari posisi A ke posisi B
- Letakkan kedua tangan dibelakang kepala, regangkan ke belakang
perlahan-lahan,, sampai punngung sedikit melengkung. Tahan selama
6-10 detik, dan berhenti sejenak selama 5-10 detik dan ulangi.
 Peregangan Punggung Atas
- Rentangkan kedua tangan lurus di depan dada setinggi bahu, kunci
telapak tangan menghadap ke luar tubuh
- Jaga postur tubuh tegak menghadap ke depan sampai punggung dan
bahu atas merasa ada peregangan, tahan selama 5-10 detik.
- Angkat dan regangkan kedua lengan keatas, tetap pertahankan posisi
lengan lurus dan kedua tangan terkunci. Jaga perut ketat agar
punggung belakang tidak menekuk. Bernafas normal dan tahan
sampai 10 detik.
 Peregangan leher
- Duduk tegak dengan dagu lurus
- Perlahan lahan tekuk kepada kearah bahu sampai terasa peregangan
- Tahan selama 5 detik, ulangi dengan ke arah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai