Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen :
Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep., Sp.Kep.Kom

DISUSUN OLEH :
DEWI DIYAH ULFA 1610701005
MAWAR PUSPITA 1610701010
RIRI ERNOLITA 1610701011
ANGGITA DESTRI P 1610701020
KURNIAWATI 1610701022
DIAH FEBRIANI S 1610701024
SILFIANA NINGSIH 1 6107010035
ARUM WIDYASTUTI 1610701039

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

I. Latar Belakang
a. Karakteristik klien
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 9 juli 2016, klien mengatakan
tinggal di panti mulai 4 tahun yang lalu (2012). Pada tahun 2015 klien
sepulang jalan-jalan dari pasar berbelanja makanan, setibanya di panti klien
terpleset dan jatuh di gerbang panti, klien mengeluh pusing kepalanya dan
separo badan sebelah kanan klien tidak bisa digerakan. Setelah saat itu klien
dipindahkan di asrama 5 sampai sekarang, sebelumnya klien tinggal di asrama,
klien tidak memiliki keluhan seperti sekarang ini. Klien memiliki riwayat
hipertensi, saat pengkajian klien mengeluh sakit pada bahu tangan kanannya
serta kaku dan kaki kanannya tidak bisa digerakan.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik, klien bedresh di tempat tidur, klien
beraktivitas jika ada mahasiswa praktek, klien beraktivitas dengan bantuan
mahasiswa pada pagi hari sewaktu berjemur dengan menggunakan kursi roda
panti, tanda-tanda vital; tekanan darah: 120/60 mmHg; nadi: 80x/menit; suhu:
36C; respiratori rate (RR): 20x/menit, saat dilakukan pemeriksaan tonos otot
pada anggota ekstremitas sebelah kiri dengan nilai 5 yaitu kekuatan penuh
(tidak ada kelumpuhan/kekakuan), dan ekstremitas sebelah kanan dengan nilai
1 yaitu anggota ekstremitas sebelah kanan klien terdapat sedikit kontraksi otot
dan jika ditekan masih terasa. Pemeriksaan reflek menggunakan alat hammer;
bisep: terdapat respon pada kedua tangan, trisep: terdapat respon pada tangan
kiri, dan tidak ada respon pada tangan kanan, patella: terdapat respon pada
kedua patella, reflek babinski: ekstensi pada kaki kanan saat dilakukan
pemeriksaan dengan skala ADL nilai 55 yaitu ketergantungan penuh.
Menurut Mansjoer, Suprohaita, Wardhani, & Setiowulan (2007),
Tanda dangejala klien pasca stroke yaitu nyeri kepala, tiba-tiba mengalami
kelemahan atau kelumpuhan separo badan, tiba-tiba hilang rasa peka,
gangguan daya ingat, gangguan fungsi otak, bicara pelo, gangguan bicara dan
bahasa, gangguan penglihatan, mulut mencong atau tidak simetris ketika
menyeringai, vertigo, kesadaran menurun, proses kencing terganggu.
Berdasarkan tanda dan gejalaklien pasca stroke pada kedua partisipan sesuai
dengan teori, yaitu keduanya mengalami pusing dan kelumpuhan/kekakuan
separo badan saat kejadian.
Pada pertemuan ini perawat akan melakukan penyuluhan kesehatan
mengenai Latihan Range of Motion (ROM) kepada lansia. Sebelumnya
perawat telah melakukan penyuluhan kesehatan mengenai Personal Hygien
dengan hasil lasia mengatakan mengikuti saran perawat untuk aktif
membersihkan dirinya baik mandi maupun oral hygiennya dengan meminta
bantuan kepada perawat panti.
Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan
untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program
intervensi terapeutik.Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan
oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruang gerakannya melalui
persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada
persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul
sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf. Gerakan yang dapat dilakukan
sepenuhnya dinamakan range of motion (ROM). Untuk mempertahankan
ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya
secara periodik. Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-
penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau
pembedahan; inaktivitas atau imobilitas. Dari sudut terapi, aktivitas ROM
diberikan untuk mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan lunak
untuk meminimalkan kehilangan kelentukan jaringan dan pembentukan
kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan yang ditujukan untuk
memperluas ruang gerak sendi
Menurut penelitian yang dilakukan Nurus Safa'ah didapatkan
responden 13 (68,4%) dengan kekuatan ototnya tetap pada responden yang
tidak diberikan latihan ROM, sedangkan 11 (58%) responden yang mengalami
peningkatan kekuatan otot pada responden yang diberikan latihan ROM.
Berdasarkan uji Mann Whitney terdapat pengaruh latihan Range of Motion
terhadap peningkatan kekuatan otot lanjut usia. Dari uraian diatas dapat di
simpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan Range of Motion (ROM) terhadap
peningkatan kekuatan otot lansia.
Dalam penelitian “Pengeruh Latihan Range of Motion terhadap
Fleksibelitas Sendi Lutut pada Lansia di Panti Werdha Wening Wardoyo
Unggran” oleh Sarah U, dkk disimpulkan fleksibilitas sendi lutut kiri pada
lansia yang memiliki keterbatasan gerak meningkat setelah melakukan latihan
ROM selama 3 minggu sebesar 31,87º dan selama 6 minggu sebesar 35º.
Untuk meningkatkan fleksibilitas sendi lutut pada lansia yang memiliki
keterbatasan gerak, latihan ROM harus dilakukan 5 kali dalam seminggu
minimal selama 3 minggu secara berturut-turut, dengan pengulangan gerakan
sebanyak 7 kali untuk setiap gerakan. Untuk mengetahui dampak latihan
berbentuk ROM yang lebih komprehensif harus dilakukan latihan ROM pada
semua jenis gerakan pada setiap sendi dan dalam jumlah sampel yang besar.
II. Rencana Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan Gerontik
Hambatan mobilitas fisik
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x40 menit, lansia mengetahui
manfaat latihan gerak dan mampu melakukan latihan rentang gerak.

3. Tujuan Khusus
Setelah 1x40 menit kunjungan, lansia mampu :

1) Menjelaskan pengertain ROM


2) Menjelaskan tujuan ROM
3) Menyebutkan manfaat ROM
4) Mendemonstrasikan latihan ROM
III. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Penyuluhan Kesehatan Latihan ROM
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan redemonstrasi
3. Media : Poster, Leaflet
4. Waktu : Hari Rabu, 14 Maret 2018. Pukul 16.30 – 17.10 WIB
5. Tempat : Panti
6. Strategi Pelaksanaan:
No Kegiatan Waktu
1. Orientasi 5 menit
a. Mengucapkan salam
b. Memvalidasi keadaan keluarga
c. Mengingatkan kontrak
2. Kerja
a. Menjelaskan tentang pengertian latihan ROM
b. Menjelaskan tujuan latihan ROM
c. Menjelaskan manfaat latihan ROM
d. Menjelaskan cara melakukan latihan ROM
e. Menanyakan kembali materi yang telah
dijelaskan
30 menit
f. Memberikan kesempatan lansia untuk bertanya
g. Mendemonstrasikan latihan ROM
h. Memberi kesempatan lansia untuk
mendemonstrasikan langkah-langkah latihan
ROM
i. Beri reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
3. Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya 5 menit
b. Mengucapkan salam.

7. Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
1) LP disiapkan
2) Alat bantu/media disiapkan
3) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai dengan rencana
b. Proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
2) Anak aktif dalam kegiatan
c. Hasil
1) Lansia mampu menjelaskan pengertian latihan ROM
2) Lansia mampu menjelaskan tujuan latihan ROM
3) Lansia mampu menyebutkan 3 dari 5 manfaat latihan ROM
4) Lansia dapat mendemonstrasikan langkah-langkah latihan ROM

Anda mungkin juga menyukai