Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PELAKSANAAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


LATIHAN RENTANG GERAK (ROM)

Disusun oleh:
MONIKA
M. RASYID
NOFY TRI LESTARI
SRI MAULIDA
WENNY GHOLIF TIMOR B.

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH PROVINSI


KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


“ SOSIALISASI PADA LANSIA : RANGE OF MOTION (ROM)
EXERCISE “
A. TOPIK : Latihan Rentang Gerak Aktif - Pasif (ROM Exercise)
B. LATAR BELAKANG
Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range
of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot
(Potter & Perry, 2005).
Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar,
pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau
pasien dengan paralisis ekstermitas total.
Selain berfungsi sebagai pertahanan atau dapat memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal, lengkap,
dan untuk meningkatkan massa otot serta tonus otot, ROM juga memiliki
klasifikasi ROM, jenis ROM, indikasi serta kontraindikasi dilaksanakan ROM
dan juga prinsip dasar dilakukan ROM. Untuk dapat mengetahui hal tersebut
lebih lanjut maka dapat meninjau pembahasan pada makalah ini
C. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti TAK, klien dapat meningkatkan kemampuan dalam
melatih rentang gerak dan melaksanakan secara rutin latihan yang sudah
diberikan.
2. Tujuan Khusus :
a. Klien mampu mengikuti latihan rentang gerak yang diberikan terapis
b. Klien mampu memberikan umpan balik yang positif
c. Klien mampu mengidentifikasi manfaat kegiatan yang dilakukan

C. METODE :
Metode yang digunakan dalam TAK ini adalah sosial therapeutic model
interpersonal yang didasari pada kognitif, afektif dan psikomotor.
D. MEDIA :
Tape Recorder
E. SASARAN :
Klien di Panti Tresna Wreda Nirwana Puri :
1. Wisma Teratai
Nama Klien :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
F. KRITERIA EVALUASI :
100 % peserta dapat hadir mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan.
G. WAKTU DAN TEMPAT :
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Januari 2018
Waktu : ± 30 Menit, (Pukul 09.30 – 10.00 WIB)
Tempat : Wisma Teratai UPTD Panti Sosial Tresna Werda
H. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
Pengorganisasian dan uraian tugas therapis :
1. Leader (Sri Maulida)
Tugas :
a. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK.
b. Membuka acara
c. Memimpin jalannya TAK
d. Menjelaskan tujuan TAK
e. Memperkenalkan anggota TAK
f. Mengatur jalannya TAK
g. Menetapkan jalannya tata tertib
h. Dapat mengambil keputusan dengan tepat dan dapat menyimpulkan
hasil TAK pada kelompok terapi tersebut
i. Menutup jalannya TAK
2. Co Leader (Nofy Tri Lestari)
Tugas :
a. Membantu tugas leader.
b. Mengambil alih posisi leader jika terjadi bloking.
c. Menjadi motivator.
d. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
e. Mengingatkan leader bila diskusi menyimpang
f. Mengingatkan lamanya waktu pelaksanan
g. Bersama leader memberi contoh kerja sama yang baik
3. Fasilitator (Wenny Gholif T.B, M. Rasyid)
Tugas :
a. Membantu meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
klien sebagai peserta TAK.
b. Mendampingi peserta diskusi
c. Memotivasi peserta biar aktif dalam TAK
d. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
4. Observer (Monika)
Tugas :
a. Mengamati dan mencatat respon klien selama kegiatan.
b. Mengidentifikasi motivasi strategi untuk kelompok berikutnya
c. Mencatat hasil dari diskusi
d. Memberikan tanggapan terhadap jalannya kegiatan.
I. TATA TERTIB
1. Peserta bersedia mengikuti TAK
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum TAK dimulai
3. Anggota wajib memberi tahu leader jika tidak hadir
4. Peserta berpakaian rapi dan sudah mandi
5. Jika ada klien yang ada meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada therapis
6. Lama kegiatan 30 menit
7. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
8. Klien tidak boleh makan dan minum selama kegiatan
9. Jika ada klien yang mengacaukan jalannya TAK maka tersebut
dikeluarkan dari TAK
J. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase perkenalan 4 menit
a. Therapis mempersiapkan lingkungan dan selanjutnya mengatur posisi
b. Mengucapkan salam
c. Memperkenalkan anggota yang hadir
d. Therapis menjelaskan tujuan TAK
e. Menjelaskan topik yang akan dibahas
f. Membuat kontrak waktu
g. Membacakan tata tertib
2. Fase kerja 25 menit
Season 1:
(Menjelaskan materi tentang Latihan Rentang Gerak (Pengertian, Tujuan
dan Manfaat)
Season 2:
a. Hidupkan tape recorder (music)
b. Memberikan contoh gerakan – gerakan latihan rentang gerak aktif –
pasif, sebagai berikut :
1) Abduksi : gerakan menjauhi garis tubuh
2) Aduksi : gerakan mendekati garis tubuh
3) Fleksi : membengkokkan sendi sehingga sudut dari sendi tidak ada
lagi
4) Ekstensi : gerakan kembali dari posisi fleksi
5) Rotasi : gerakan membalik atau menggerakkan suatu bagian tubuh
pada porosnya
6) Dorsofleksi : gerakan yang memfleksikan/ membengkokkan
lengan kearah belakang kearah tubuh/ kaki ke arah tungkai.
7) Fleksi palmar : gerakan yang memfleksikan/ membengkokkan
lengan dalam kearah telapak tangan
8) Fleksi plantar : gerakan yang memfleksikan/ membengkokkan
kaki dalam kea rah telapak kaki
9) Pronasi : rotasi lengan atas sehingga telapak tangan kebawah
10) Supinasi : rotasi lengan atas sehingga telapak tangan keatas
11) Oposisi : mempertemukan ujung jari pada lengan yang sama
12) Inverse : gerakan memutar telapak kaki kearah dalam
13) Eversi : gerakan memutar telapak kaki kearah luar
c. Bersama – sama melakukan gerakan latihan rentang gerak aktif – pasif
d. Klien melakukan latihan rentang gerak aktif – pasif tanpa diberikan
contoh
e. Berikan reward berupa tepukan tangan kepada semua peserta
3. Fase terminasi 6 menit
a. Leader memberikan kesempatan kepada klien untuk beristirahat
sejenak
b. Leader meminta tanggapan dari klien terhadap kegiatan yang telah
dilakukan.
c. Therapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAK
tersebut.
d. Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan dan memotivasi
anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan lainnya yang positif
e. Obsever memberikan tanggapan terhadap jalannya TAK
f. Menutup acara.

4. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Klien mampu mengikuti kegiatan TAK ROM secara komprehensif.
b. Evalusi Hasil
Kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK ROM.

K. SETTING TEMPAT
1. Klien dan therapis duduk bersama membentuk setengan lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

CL
L

K K
1 7
F1
K
K
6
3 K F2
4

OB

Keterangan :
L : Leader
CL : Co Leader
F1 – F2 : Fasilitator
K1 – K5 : Klien
OB : Observer
L. LANDASAN TEORI
1. Konsep dasar lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.
13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
2008).
Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia
(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
2. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Akibat Proses Penuaan
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-
perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus
menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang
berhasil maka timbulnya berbagai masalah. Hurclock (1979) seperti
dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto (1994) menyebutkan masalah-
masalah yang menyertai lansia yaitu :
a. Ketidak berdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada
orang lain.
b. Ketidak pastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam
pola hidupnya.
c. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
meninggal atau pindah.
d. Mengembangan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang
bertambah banyak.
e. Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa.
3. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia lainnya pada sistem
tubuh.
a. Sistem Kardivaskuler
Terjadi penurunan curah jantung,penurunan kemampuan merespon
stress,frekuensi jantung dan volume tidak meningkat dengan
kebutuhan maksimal,kecepatan pemulihan jantung lebih
lambat,peningkatan tekanan darah.
b. Sistem Pernafasan
Terjadi peningkatan volume residual paru,penurunan kapasitas
vital,penurunan pertukaran gas dan kapasitas difusi,penurunan
efisiensi batuk.
c. Sistem Integumen
Penurunan perlindungan terhadap trauma dan pajanan matahari,
penurunan perlindungan terhadap suhu yang ekstrim,berkurangnya
sekresi minyak alami dan keringat.
d. Sistem Reproduksi
Wanita : penyempitan dan penurunan elastisitas vagina, penurunan
sekresi vagina, Pria : penurunan ukuran penis dan testis. Pria dan
wanita : respon seksual yang melambat.
e. Sistem Muskuloskeletal
Kehilangan kepadatan tulang, kehilangan ukuran dan kekuatan
otot,degenerasi tulang rawan sendi.
f. Sistem Gastrointestinal
Penurunan salivasi, kesulitan menelan makanan, perlambatan
pengosongan esopagus dan lambung, penurunan motilitas
gastrointestinal.
g. Sistem Syaraf
Penurunan kecepatan konduksi syaraf, cepat bingung saat sakit
fisik dan kehilangan orientasi lingkungan, penurunan sirkulasi serebral
(pingsan, kehilangan keseinbangan).
h. Sistem Indra Khusus
1) Penglihatan : berkurangnya kemampuan memusatkan pada benda
dekat,ketidak mampuan menerima cahaya yang
menyebabkan,kesulitan menyesuaikan terhadap perubahan
intensitas cahaya,penurunan kemampuan membedakan warna.
2) Pendengaran : penurunan kemampuan untuk mendengarkan suara
dengan frekuensi tinggi. Kecap dan penghidu : penurunan
kemampuan terhadap pengecapan dan penciuman.
i. Perubahan Kondisi Mental
Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan mental ini erat kaitannnya dengan perubahan
fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan, serta situasi lingkungan.
Adapun faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah:
1) Pertama- tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan
6) Gangguan saraf panca indra
j. Perubahan Psiko sosial
Masalah- masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan
sangat beragam, tergantung pada kepribadian individu yang
bersangkutan. Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya
dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya
dengan masa pensiun. Perubahan mendadak dalam kehidupan rutin
barang tentu membuat mereka merasa kurang melaukukan kegiatan
yang berguna antara lain:
1) Minat
2) Isolasi dan kesepian
3) Iman
k. Perubahan Kognitif
Perubahan fungsi kognitif diantaranya :
1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas- tugas yang
membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori
jangka pendek.
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosa kata) akan
menetap bila tidak ada penyakit.
l. Perubahan Spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (
Maslow, 1970 )
2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaan
3) Perkembangan spiritual dapat dicapai pada tingkat ini adalah
berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara
mencintai dan keadilan
M. Konsep R.O.M
1. Pengertian
Range of Motion (ROM) adalah gerakan yang dalam keadaan
normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. (Suratun,
2008). Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan
pasien dengan bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan
fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua
latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau
pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang
gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Latihan
ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai
dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan
dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya
secara aktif.
Latihan rentang gerak dapat aktif (klien menggerakan semua
sendinya dengan rentang gerak tanpa bantuan), aktif (klien tidak dapat
menggerakan setiap sendi dengan rentang gerak), atau berada di
antaranya. Rencana keperawatan harus meliputi menggerakan
ekstremitas klien dengan rentang gerak penuh. Latihan rentang gerak
pasif harus dimulai segera pada kemampuan klien menggerakan
ekstremitas atau sendi menghilang. Pergerakan dilakukan dengan
perlahan dan lembut dan tidak menyebabkan nyeri. Perawat jangan
memaksakan sendi melebihi kemampuannya. Setiap gerakan harus
diulang 5 kali setiap bagian. (Perry & Potter, 2005).

2. Tujuan ROM
a. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Merangsang sirkulasi darah
d. Mencegah kelainan bentuk
e. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
f. Manfaat latihan gerak aktif – pasif
3. Prinsip Dasar Latihan ROM
a. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali
sehari.
b. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan
pasien
c. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur
pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
d. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah
leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
e. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada
bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
f. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi
atau perawatan rutin telah di lakukan.
4. Manfaat ROM
a. Memperbaiki tonus otot
b. Meningkatkan mobilisasi sendi
c. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
d. Meningkatkan massa otot
N. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun atas perhatian dan dukungannya kami
ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan proposal ini bermanfaat bagi yang
membacanya. Amin ......

Anda mungkin juga menyukai