Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN.pdf, dilihat 5 september 2021, http://repository.unair.ac.id

Rinaldi Adrian, dkk. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA


KELUARGA DENGAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK AKIBAT GOUT ARTHRITIS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNA BARAT /Jurnal Ilmiah Sesebuana 2021 ”
http://.e-journal.polnustar.ac.id/jis/article/view/354

Elisa Termas, 2021,. “ Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gout Arhtritis Di Rt 15/ Rw
08. Dusun Iv, Desa Oelomin, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang. Diploma Thesis,
Kemenkes Kupang. http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/3231

ABDIMAS Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang, Volume 7, No 1,


Februari 2022:131-138. http://jurnal.unmer.ac.id

Fitriana, Rahmatul. (2015). Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika

Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta:
Buletin Jendela.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.


http://depkes.go.id/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.

BAB II TINJAUAN TEORI.pdf, diakses 21 november 2021, http://eprints.umpo.ac.id

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

( INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, maka saya
(*bersedia/*tidak bersedia) berpartisipasi dan menjadi responden dalam penelitian yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA GOUT ARTHRITIS DENGAN
GANGGUAN MOBILITAS FISIK DIRUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA
ASIH LAWANG”. Demikian persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Malang, 2022

Responden

(……………………………)

*Coret yang tidak perlu


Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ROM

Judul                         :    ROM
Hari/tanggal              :    
Tempat               :       
Lama                         :    30 menit
Penyaji                      :    Mahasiswa STIKES KENDEDES MALANG
Audiens                     :    
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhanselama 30 menit klien/keluarga diharapkan
dapat mengerti tentang ROM.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Menjelaskan tentang ROM
2. Menjelaskan tentang jenis ROM
3. Menjelaskan tentang tujuan ROM
4. Menjelaskan tentang manfaat ROM
5. Menjelaskan tentang prosedur tindakan ROM
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien
di .
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian ROM
2. Jenis ROM
3. Tujuan ROM
4. Manfaat ROM
5. Prosedur tindakan ROM
E. Alat Bantu :
Menggunakan alat bantu Laptop, Leaflet.
F. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
G. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1.     Mengucapkan salam. ·   Menjawab salam
2.     Menjelaskan nama dan akademi ·   Mendengarkan
4.     Menyebutkan materi yang diberikan. ·   Mendengarkan
5.     Menanyakan kesiapan peserta
2. 10 menit Pelaksanaan :
1.     Penyampaian materi ·   Mendengarkan
a.  Menjelaskan tentang pengertian ROM
b.  Menjelaskan tentang jenis ROM
c.  Menjelaskan tentang tujuan ROM
d.  Menjelaskan tentang manfaat ROM
e.  Menjelaskan tentang prosedur tindakan
ROM
2.     Tanya jawab ·
a.  Memberikan kesempatan kepada Bertanya
peserta untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi : Menjelaskan
1.Menanyakan kembali hal-hal yang sudah
dijelaskan mengenai ROM.
4. 5 menit Penutup : Mendengarkan
1.Menutup pertemuan dengan
menyimpulkan materi yang sudah
dibahas.
2.memberikan salam penutup. Menjawab salam
H. Evaluasi :
1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
3. Penilaian
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian.
Range of Motion (ROM) merupakan prosedur dan usaha untuk memenuhi kebutuhan
fisik terutama aktivitas gerak (mobilisasi) untuk pasien dengan keterbatasan gerak.
2. Jenis ROM
ROM itu ada dua jenis, yaitu :
a. ROM Aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi
normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan
otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .
b. ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat)
atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang
gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien
semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah
baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang
gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien.
3. Manfaat ROM
Manfaat dilakukannya range of motion adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas.
Aktivitas pada anggota gerak akan memperlancar sirkulasi dan perfusi jaringan. Selain itu,
koordinasi persyarafan akan menjadi lebih optimal. Sedangkan, manfaat dilakukannya range
of motion pada pasien dengan gangguan mobilisasi adalah untuk mencegah disuse atrofi
syndrome pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem syaraf,
meningkatkan perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi sistem muskulo skeletal yang
mengalami gangguan.
4. Tujuan ROM
a. Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Menstimuulasi persendian
d. Mencegah kontraktur sendi
5. Patofisiologi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada
tiga hal yang yang dapat menyebabkan gangguan tersebut. Diantaranya adalah:
a. Kerusakan otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot
berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan
pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh
beberapa hal seperti trauma langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot.
Kerusakan tendon atau ligaman, radang dan lainnya.

b. Gangguan pada skelet


Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada
kondisi tertentu hingga menggangu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit dapat
mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka. Diantaranya adalah,
farktur, radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
c. Gangguan pada sistem persyarafan.
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak. Impuls
tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika
syaraf tergganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari dan ke organ
target. Dengan tidak sampainya impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
Kerusakan dapat terjadi pada susunan syaraf pusat (upper motor neuron/ UMN) atau pada
susunan Syaraf tepi (lower motor neuron/LMN). Yang termasuk UMN adalah otak.
Contoh penyakit yang mengganggu otak adalah stroke dan dapat menyebabkan gangguan
mobilisasi. Sedangkan untuk LMN adalah Guillaine-bare syndrome dan gangguan sistem
syaraf lainnya seperti trauma tulang belakang.
6. Indikasi dilakukan ROM :
a. Pasien tirah baring lama
b. Pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran
c. Pasien dengan kasus fraktur
d. Pasien post operasi yang kesedarannya belum pulih

7. Prosedur
A.Gerakan Bahu

Mulai masing-masing gerakan dari lengan di sisi klien. Pegang lengan dibawah siku
dengan tangan kiri perawat dan pegang pergelangan tangan klien dengan tangan kanan perawat

a. Fleksi dan ekstensikan bahu.


Gerakkan lengan keatas menuju kepala tempat tidur. Kembalikan keposisi semula
b. Abduksikan bahu.
Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien sampai tangan diatas kepala.
c. Adduksikan bahu
Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya sampai tangan yang bersangkutan menyentuh
tangan pada sisi di sebelahnya
d. Rotasikan bahu internal dan eksternal.
1) Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengan bahu.
2) Siku membentuk sudut 90° dengan kasur.
3) Gerakkan lengan kebawah hingga telapak tangan menyentuh kasur, kemudian
gerakkan keatas hingga punggung tangan menyentuh tempat tidur.
B.Gerakan siku
a. Fleksikan dan ekstensikan siku.
1) Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan menyentuh dagu.
2) Luruskan kembali ke tempat semula.
b. Pronasi dan supinasikan siku.
1) Genggam tangan klien seperti orang yang sedang berjabat tangan.
2) Putar telapak tangan klien ke bawah dan ke atas, pastikan hanya terjadi pergerakan
siku, bukan bahu.
C.Gerakan pergelangan tangan
a. .Fleksikan pergelangan tangan.
1) Genggam telapak dengan satu tangan, tangan yang lainnya menyangga lengan
bawah.
2) Bengkokkan pergelangan tangan ke depan.
b. Ekstensikan pergelangan tangan.
Dari posisi fleksi, tegakkan kembali pergelangan tangan ke posisi semula.
c. Fleksi radial/radial deviation (abduksi).
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari
d. Fleksi ulnar /ulnar deviation (adduksi)
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral ke arah jari kelima
D.Gerakan jari-jari tangan
a. Fleksi
Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari kearah telapak tangan (tangan menggenggam).
b. Ekstensi
Dari posisi fleksi, kemalikan ke posisi semula (buka genggaman tangan).
c. Hiperekstensia
Bengkokkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin.
d. Abduksi
Buka dan pisahkan jari-jari tangan.
e. Adduksi
Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula.
f. Oposisi
Sentuhkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari.
F.Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki.
a. Dorsofleksi telapak kaki
 Letakkan satu tangan di bawah tumit.
 Tekan kaki klien, dengan lengan anda untuk menggerakkannya kearah kaki.
b. Fleksi plantar telapak kaki.
 Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya berada pada tumit.
 Dorong telapak kaki menjauh dari kaki.
c. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki.
 Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien, letakkan tangan yang lainnya pada
pergelangan kaki
 Bengkokkan jari-jari kaki kebawah.
 Kembalikan lagi pada posisi semula.
d. Inversi dan eversi telapak kaki.
 Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya diatas punggung kaki.
 Putar telapak kaki ke dalam dan kemudian ke luar

G. Gerakan leher
Ambil bantal dibawah kepala klien.
a. Fleksi dan ekstensikan leher.
 Letakkan satu tangan dibawah kepala klien, dan tangan yang lainya diatas dagu klien.
 Gerakkan kepala kedepan sampai menyentuh dada, kemudian kembalikan ke posisi
semula tanpa disangga oleh bantal.
b. Fleksi lateral leher
 Letakkan kedua tangan pada pipi klien.
 Gerakkan kepala klien ke arah kiri dan kanan klien.
c. Gerakan hiperekstensi
 Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur dekat dengan
perawat.
d. Hiperekstensi leher
 Letakkan satu tangan di atas dahi tangan yang lainya pada kepala bagian belakang.
 Gerakkan kepala kebawah
e. Hiperekstensi bahu
 Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan yang lainnya di atas siku klien.
 Tarik lengan atas ke atas dan ke belakang.
f. Hiperekstensi pinggul
 Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya menyangga kaki bagian
bawah.
 Gerakkan kaki ke belakang dari persendian pinggul.
Lampiran 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


RANGE OF MATION (ROM)

LATIHAN AKTIF ROM


A. Pengertian :
Merupakan latihan gerak isotonik (terjadi kontraksi dan pergerakan otot) yang
dilakukan oleh klien dengan menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai dengan
rentang geraknya yang normal.
B. Tujuan :
 Mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot.
 Mempertahankan fungsi kardiorespiratori.
 Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian.
 Mempertahankan mobilitas/ fleksibililtas sendi
 Menstimulasi sirkulasi
C. Prosedur pelaksanaan
Perawat memberikan bimbingan dan instruksi atau motivasi kepada klien untuk
menggerakkan persendian tubuh sesuai dengan rentang geraknya masing-masing.
LATIHAN PASIF ROM
A. Pengertian :
Latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang menggerakkan persendian
klien sesuai dengan rentang geraknya.
B. Tujuan :
 Mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot.
 Mempertahankan fungsi kardiorespiratori.
 Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian.
 Mempertahankan mobilitas/ fleksibililtas sendi
 Menstimulasi sirkulasi
C. Langkah Pelaksanaan
N NILAI KET.
LANGKAH KEGIATAN
O. 4 3 2 1
I Prosedur pelaksanaan

1. Prosedur umum

2. Cuci tangan untuk mencegah transfer mikroorganisme

3. Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang


sketsel.

4. Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar


memudahkan perawat dalam bekerja, terhindar dari
masalah pada penjajaran tubuh dan pergunakan selalu
prinsip-prinsip mekanik tubuh

5. Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan


perawat dan buka bagian tubuh yang akan digerakkan.

6. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada


masing-masing sisi tubuh.

7. Kembalikan pada posisi awal setelah masing-masing


gerakkan. Ulangi masing-masing gerakkan 3kali.

8. Selama latihan pergerakan, kaji

 Kemampuan untuk menoleransi gerakan


 Rentang gerak (ROM) dari masing-masing
persendian yang bersangkutan
9. Setelah latihan pregerakan kaji denyut nadi dan
ketahanan tubuh terhadap latihan.

10. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak


diharapkan atau perubahan pada pergerakan klien,
misalnya adanya kekakuan dan kontraktur.

Prosedur khusus : Gerakan Bahu


1. Mulai masing-masing gerakan dari lengan disisi klien.
Pegang lengan dibawah siku dengan tangan kiri perawat
dan pegang pergelangan tangan klien dengan tangan
kanan perawat

2. Fleksi dan ekstensikan bahu.

Gerakkan lengan keatas menuju kepala tempat tidur.


Kembalikan keposisi semula.

3. Abduksikan bahu.

Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala


klien sampai tangan diatas kepala.

4. Adduksikan bahu

Gerakkan lengan klien keatas tubuhnya sampai tangan


yang bersangkutan menyentuh tangan pada sisi di
sebelahnya

5. Rotasikan bahu internal dan eksternal.

 Letakkan lengan disamping tubuh klien sejajar


dengan bahu.
 Siku membentuk sudut 90° dengan kasur.
 Gerakkan lengan kebawah hingga telapak tangan
menyentuh kasur, kemudian gerakkan keatas
hingga punggung tangan menyentuh tempat
tidur.
Gerakan siku

1. Fleksikan dan ekstensikan siku.

 Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan


menyentuh dagu.
 Luruskan kembali ketempat semula.
2. Pronasi dan supinasikan siku.

 Genggam tangan klien seperti orang yang


sedang berjabat tangan.
 Putar telapak tangan klien ke bawah dan ke atas,
pastikan hanya terjadi pergerakan siku, bukan
bahu.
Gerakan pergelangan tangan

1. Fleksikan pergelangan tangan.

 Genggam telapak dengan satu tangan, tangan


yang lainnya menyangga lengan bawah.
 Bengkokkan pergelangan tangan ke depan.
2. Ekstensikan pergelangan tangan.

Dari posisi fleksi, tegakkan kembali pergelangan tangan


ke posisi semula.

3. Fleksi radial/radial deviation (abduksi).

Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju


ibu jari

4. Fleksi ulnar /ulnar deviation (adduksi)

Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral ke arah


jari kelima

Gerakan jari-jari tangan

1. Fleksi

Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari kearah telapak


tangan (tangan menggenggam).
2. Ekstensi

Dari posisi fleksi, kemalikan ke posisi semula (buka


genggaman tangan).

3. Hiperekstensia

Bengkokkan jari-jari tangan ke belakang sejauh


mungkin.

4. Abduksi

Buka dan pisahkan jari-jari tangan.

5. Adduksi

Dari posisi abduksi, kembalikan keposisi semula.

6. Oposisi

Sentuhkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari.

Gerakkan pinggul dan lutut

Untuk melakukan gerakan ini, letakkan satu tangan


dibawah lutut klien dan tangan yang lainnya dibawah
mata kaki klien.

1. Fleksi dan ekstensi lutut dan pinggul.

 Angkat kaki dan bengkokkan lutut.


 Gerakan lutut keatas menuju dada sejauh mungkin.
 Kembalikan lutut kebawah, tegakkan lutut,
rendahkan kaki sampai pada kasur.
2. Abduksi dan adduksi kaki

 Gerakkan kaki kesamping menjauhi klien.


 Kembalikan melintas diatas kaki yang lainnya.
3. Rotasikan pinggul internal dan eksternal. Kedua tangan
perawat di atas kaki klien. Putar kaki kedalam,
kemudian keluar.

Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki.

1. Dorsofleksi telapak kaki

 Letakkan satu tangan dibawah tumit.


 Tekan kaki klien, dengan lengan anda untuk
menggerakkannya kearah kaki.
2. Fleksi plantar telapak kaki.

 Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan


yang lainnya berada pada tumit.
 Dorong telapak kaki menjauh dari kaki.
3. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki.

 Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien,


letakkan tangan yang lainnya pada pergelangan kaki.
 Bengkokkan jari-jari kaki kebawah.
 Kembalikan lagi pada posisi semula.
4. Inversi dan eversi telapak kaki.

 Letakkan satu tangan dibawah tumit, dan tangan


yang lainnya diatas punggung kaki.
 Putar telapak kaki kedalam dan kemudian keluar
Gerakan leher

Ambil bantal dibawah kepala klien.

1. Fleksi dan ekstensikan leher.

 Letakkan satu tangan dibawah kepala klien, dan


tangan yang lainya diatas dagu klien.
 Gerakkan kepala kedepan sampai menyentuh dada,
kemudian kembalikan ke posisi semula tanpa
disangga oleh bantal.
2. Fleksi lateral leher

 Letakkan kedua tangan pada pipi klien.


 Gerakkan kepala klien kearah kiri dan kanan klien.
3. Gerakan hiperekstensi

Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi disisi


tempat tidur dekat dengan perawat.

4. Hiperekstensi leher

 Letakkan satu tangan diatas dahi tangan yang lainya


pada kepala bagian belakang.
 Gerakkan kepala kebawah
5. Hiperekstensi bahu

 Letakkan satu tangan diatas bahu klien dan tangan


yang lainnya diatas siku klien.
 Tarik lengan atas keatas dan kebelakang.
6. Hiperekstensi pinggul

 Letakkan satu tangan diatas pinggul. Tangan yang


lainnya menyangga kaki bagian bawah.
 Gerakkan kaki kebelakang dari persendian pinggul.

Anda mungkin juga menyukai