Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ROM

Judul : ROM
Hari/tanggal : 17 Juli 2023
Tempat : RSUD DOKTER SLAMET

: 30 menit
Penyaji : Universitas Bhakti Kencana

A. Tujuan InstruksionalUmum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien / keluarga diharapkan dapat
mengerti tentang ROM pasien maupulang.

B. Tujuan InstruksionalKhusus
1. Menjelaskan tentangROM
2. Menjelaskan tentang jenisROM
3. Menjelaskan tentang tujuanROM
4. Menjelaskan tentang manfaatROM
5. Menjelaskan tentang prosedur tindakanROM

C. Sasaran

Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien
di Ruang Perawatan Lontara 3 RS. Wahidin Sudirohusodo.

D. Materi(terlampir)
1. PengertianROM
2. JenisROM
3. Tujuan ROM
4. ManfaatROM
5. Prosedur tindakanROM

E. Alat Bantu:

Menggunakan alat bantu Laptop, Leaflet.

F. Metode

Ceramah dan tanya jawab.

G. KegiatanPenyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan :
Mengucapkan salam. Menjawab salam
Menjelaskan nama dan akademi Mendengarkan
Menjelaskan tujuan pendidikan Mendengarkan
kesehatan
Menyebutkan materi yang diberikan.
Menanyakan kesiapan peserta

2. 10 menit Pelaksanaan :
Penyampaian materi Mendengarkan
. Menjelaskan tentang pengertian ROM
. Menjelaskan tentang jenis ROM
. Menjelaskan tentang tujuan ROM
. Menjelaskan tentang manfaat ROM
. Menjelaskan tentang prosedur tindakan
ROM
Tanya jawab
. Memberikan kesempatan kepada peserta Bertanya
untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
Menanyakan kembali hal-hal yang Menjelaskan
sudah dijelaskan mengenai ROM

4. 5 menit Penutup :
Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah dibahas
Memberikan salam penutup Menjawab salam

H. Evaluasi :
1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan olehperawat
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukanperawat
3. Penilaian
Lampiran
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian.
Range of Motion (ROM) merupakan prosedur dan usaha untuk memenuhi kebutuhan fisik
terutama aktivitas gerak (mobilisasi) untuk pasien dengan keterbatasan gerak.
2. Jenis ROM
ROM terdiri dari fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi lengan bawah, fleksi bahu,
abduksi dan adduksi bahu.rotasi bahu, ekstensi jari-jari tangan, inversi dan eversi jari kaki,
fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal paha, abduksi
dan adduksi pangkal paha.
3. ManfaatROM
Manfaat dilakukannya range of motion adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas.
Aktivitas pada anggota gerak akan memperlancar sirkulasi dan perfusi jaringan. Selain itu,
koordinasi persyarafan akan menjadi lebih optimal. Sedangkan, manfaat dilakukannya range
of motion pada pasien dengan gangguan mobilisasi adalah untuk mencegah disuse atrofi
syndrome pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem syaraf,
meningkatkan perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi sistem muskulo skeletal yang
mengalami gangguan.
4. Tujuan ROM
a. Memelihara dan mempertahankan kekuatanotot
b. Memelihara mobilitaspersendian
c. Menstimuulasipersendian
d. Mencegah kontraktursendi
5. Patofisiologi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada
tiga hal yang yang dapat menyebabkan gangguan tersebut. Diantaranya adalah:
a. Kerusakanotot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot berperan
sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot,
maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal
seperti trauma langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon
atau ligaman, radang dan lainnya.
b. Gangguan padaskelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada kondisi
tertentu hingga menggangu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit dapat
mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka. Diantaranya adalah, farktur,
radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.

c. Gangguan pada sistempersyarafan.


Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak. Impuls tersebut
merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf
tergganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari dan ke organ target.
Dengan tidak sampainya impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
Kerusakan dapat terjadi pada susunan syaraf pusat (upper motor neuron/UMN) atau pada
susunan Syaraf tepi (lower motor neuron/LMN). Yang termasuk UMN adalah otak. Contoh
penyakit yang mengganggu otak adalah stroke dan dapat menyebabkan gangguan
mobilisasi. Sedangkan untuk LMN adalah Guillaine-bare syndrome dan gangguan sistem
syaraf lainnya seperti trauma tulangbelakang.
6. Indikasi dilakukan ROM:
a. Pasien tirah baringlama
b. Pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran
c. Pasien dengan kasusfraktur
d. Pasien post operasi yang kesedarannya belumpulih
7. DiagnosaKeperawatan
a. Kerusakan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi/kontraktur
b. Intoleransi aktivitas b. d kelemahan secaraumum
8. Prosedur
a. Cara fleksi dan ekstensi pergelangantangan
ProsedurKerja:
1). Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan
2). Pegang tangan klien dengan satu tangan dan tangan lain memegang pergelangan tangan
klien
3). Tekuk tangan klien ke depan sejauh mungkin
4). Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi
b. Cara fleksi dan ekstensi siku
ProsedurKerja:
1). Atur posisi lengan klien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuh
klien
2). Letakkan tangan di atas siku dan pegang tangan klien dengan tangan yang lainnya
3). Tekuk siku klien sehingga tangan klien mendekatibahu
4). Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya
5). Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi
c. Cara pronasi dan supin
ProsedurKerja:
1). Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh dengan sikumenekuk
2). Letakkan satu tangan pada pergelangan dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya
3).Putar lengan bawah psien sehingga telapak tanga pasien menjauhi pasien
4). Kembalikan ke posisiawal
5). Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan menghadap ke arah pasien
6). Kembalikan ke posisi semula
7). Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi
d. Cara fleksi bahu
ProsedurKerja:
1). Atur posisi tangan pada pasien di sisitubuhnya
2). Letakkan satu tangan di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tanganlainnya
3). Angkat lengan klien pada posisiawal
4). Lakukan observasi perubahan yang terjadi
e. Cara abduksi dan adduksi bahu
1). Atur posisi lengan klien disampingbadannya
2). Letakkan satu tangan di atas siku klien dan pegang tangan klien dengan tanganlainnya
3). Gerakkan lengan klien menjauh dari tubuhnya ke arahperawat
4). Kembalikan ke posisi semula
5). Catat perubahan yangterjadi
f. Cara rotasi bahu
ProsedurKerja:
1). Atur posisi lenganmenjauhi dari tubuh degan sikumenekuk
2). Letakan satu tangan di lengan atas klien dengan siku dan pegang tangan klien dengan
tangan yang lain
3). Gerakkan lengan ke bawahsampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan mengahadap
kebawah
4). Kembalikan ke posisisemula
5). Gerakkan lengan ke bawahsampai menyentuh tempat tidur, telapak tanganmengahadap
keatas
6). Kembalikan ke posisi semula
7). Obsevasi perubahan yangterjadi
g. Cara fleksi dan ekstensi jari-jari
ProsedurKerja:
1). Pegang jari-jari pasien dengan satu tangan sementara tangan lainnya memegang kaki
2). Bengkokan jari-jari kaki ke bawah
3). Luruskan jari-jari kemudian dorongan ke belakang
4). Kembalikan ke posisi semula
5). Observasi perubahan yang terjadi
h. Cara infersi dan efersi kaki
ProsedurKerja:
1). Pegang separuh bagian atas dengan satu tangan dan pegang pergelangan kakidengan
tanganlain
2). Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kakilainnya
3). Kembalikan ke posisisemula
4). Putar kaki keluar sehingga telapak kaki menjauhi kaki lainnya
5). Kembalikan ke posisisemula
6). Observasi perubahan yang terjadi
i. Cara fleksi dan extensi pergelangan kaki
ProsedurKerja:
1). Letakkan satu tangan pada telapak kaki klien dan satu tangan yang lain diatas
pergelangan kaki, jaga kaki lurus danreleks
2). Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari ke arah dadaklien
3). Kembalikan ke posisisemula
4). Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien
5). Observasi perubahan yang terjadi
j. Cara fleksi dan extensi lutut
ProsedurKerja
1). Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan pegang tumit klien dengan tangan yang
lain
2). Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkalpaha
3). Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauhmungkin
4). Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas
5). Kembalikan ke posisisemula
6). Obsevasi perubahan yang terjadi
k. Cara rotasi pangkal paha
ProsedurKerja:
1). Letakkan satu tangan pada pergelangan kaki dan satu tangan lainnya di atas lutut
2). Putar kaki menjauhi perawat
3). Putar kaki mengarah perawat
4). Kembalikan ke posisi semula
5). Observasi perubahan yang terjadi
l. Cara abduksi dan adduksi pangkal paha
ProsedurKerja:
1). Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan satu tangan padatumit
2). Jaga posisi klien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur. Gerakkankaki
menjauhi badanperawat
3). Kembalikan ke posisi semula
4). Obsevasi perubahan yangterjadi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit. EGC
Jakarta.
Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai