Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN Range Of Motion ROM KELUARGA DAN

PASIEN DI RUANGAN INTERNE WANITA WING A


DI RSUP DR. M.DJAMIL PADANG

KELOMPOK 1 :
1. Dea Melva Sari 2204008
2. Ela Anjelina 2204011
3. Fani Okta Fitri 2204013
4. Fattihatir Rahmi 2204014
5. Nabila Febriani Anantri 2204024
6. Novianti Safitri 2204027
7. Priska Yulanda 2204034
8. Putri Marlen Yasir 2204035
9. Rini Andriani 2204038
10. Sindy Febri Maladia 2204043
11. Siti Nur Haslinda 2204044
12. Yollanda Trimelta 2204050

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Dr. Putri Dafriani, M.Sc) ( Ns. Eva Yohanna S.Kep )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Range of Motion ( ROM)

Judul : Range of Motion (ROM)


Hari/tanggal : Senin, 06 Februari 2023
Tempat : Ruang Interne Wanita RSUP. Dr. M Djamil Padang
Lama : 30 menit
Penyaji : Mahasiswa STIKes Syedza Saintika Padang
Audiens : Keluarga klien dengan Pasien Tirah Baring di Ruang Interne
Wanita Wung A RSUP. Dr. M. Djamil Padang sebanyak 10
orang.

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien / keluarga diharapkan dapat
mengerti tentang ROM pasien mau pulang.

B. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang ROM
2. Menjelaskan tentang jenis ROM
3. Menjelaskan tentang tujuan ROM
4. Menjelaskan tentang manfaat ROM
5. Menjelaskan tentang prosedur tindakan ROM

C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien
di Ruang Interne Wanita RSUP. Dr. M Djamil Padang sebanyak 10 orang.

D. Materi (terlampir)
1. Pengertian ROM
2. Jenis ROM
3. Tujuan ROM
4. Manfaat ROM
5. Prosedur tindakan ROM
E. Alat Bantu :
Menggunakan alat bantu Laptop, Leaflet dan Vidio ROM.

F. Metode
Ceramah dan tanya jawab.

G. Pengorganisasian
a) Moderator : Sindi Febri Maladia

b) Fasilitator :

 Rini Andriani
 Fattihatir Rahmi
 Yollanda Trimelta
 Fani Okta Fitri
 Priska Yulanda,
 Nabila Febriani Anantri
 Siti Nur Haslinda
 Ela Anjelina
 Dea Melva Sari
c) Observer : Novianti Safitri
d) Penyaji : Putri Marlen Yasir
H. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji

: Moderator

: Fasilitator

: Observer

: Peserta Penyuluhan
I. Kegiatan Penyuluhan
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit 1. Pembukaan :
Mengucapkan Menjawab salam
salam. Mendengarkan
2. Menjelaskan nama dan Mendengarkan
akademi .Menjelaskan
tujuan pendidikan
3. kesehatan.
4. Menyebutkan materi yang
diberikan. Menanyakan
kesiapan peserta.
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi
2. Menjelaskan tentang pengertian
ROM Mendengarkan
3. Menjelaskan tentang jenis ROM
4. Menjelaskan tentang tujuan ROM
5. Menjelaskan tentang manfaat ROM
6. Menjelaskan tentang prosedur
tindakan ROM
Tanya jawab :
1. Memberikan kesempatan kepada Bertanya
peserta untuk bertanya.
2.
3. 10 menit Evaluasi:
3. Menanyakan kembali hal-hal Menjelaskan
yang sudah dijelaskan
mengenai ROM
4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah
dibahas
2. Memberikan salam penutup Menjawab salam

J. Evaluasi
1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat.
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat.
3. Penilaian.
Lampiran
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian.
Range of Motion (ROM) merupakan prosedur dan usaha untuk memenuhi kebutuhan fisik
terutama aktivitas gerak (mobilisasi) untuk pasien dengan keterbatasan gerak.
Latihan Rang of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
persendian atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. (Potter&Perry,
2005)

2. Jenis ROM
ROM terdiri dari fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi lengan bawah, fleksi bahu,
abduksi dan adduksi bahu.rotasi bahu, ekstensi jari-jari tangan, inversi dan eversi jari kaki,
fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal paha, abduksi
dan adduksi pangkal paha.

3. Manfaat ROM
Manfaat dilakukannya Range Of Motion adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas.
Aktivitas pada anggota gerak akan memperlancar sirkulasi dan perfusi jaringan. Selain itu,
koordinasi persyarafan akan menjadi lebih optimal. Sedangkan, manfaat dilakukannya range
of motion pada pasien dengan gangguan mobilisasi adalah untuk mencegah disuse atrofi
syndrome pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem syaraf,
meningkatkan perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi sistem muskulo skeletal yang
mengalami gangguan.

4. Tujuan ROM
a. Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Menstimuulasi persendian
d. Mencegah kontraktur sendi
5. Patofisiologi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada
tiga hal yang yang dapat menyebabkan gangguan tersebut. Diantaranya adalah:
a. Kerusakan otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot berperan
sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot,
maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal
seperti trauma langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon
atau ligaman, radang dan lainnya.
b. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada kondisi
tertentu hingga menggangu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit dapat
mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka. Diantaranya adalah, farktur,
radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
c. Gangguan pada sistem persyarafan.
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak. Impuls tersebut
merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf
tergganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari dan ke organ target.
Dengan tidak sampainya impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
Kerusakan dapat terjadi pada susunan syaraf pusat (upper motor neuron/UMN) atau pada
susunan Syaraf tepi (lower motor neuron/LMN). Yang termasuk UMN adalah otak. Contoh
penyakit yang mengganggu otak adalah stroke dan dapat menyebabkan gangguan
mobilisasi. Sedangkan untuk LMN adalah Guillaine-bare syndrome dan gangguan sistem
syaraf lainnya seperti trauma tulang belakang.

6. Indikasi dilakukan ROM :


a. Pasien tirah baring lama
b. Pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran
c. Pasien dengan kasus fraktur
d. Pasien post operasi yang kesedarannya belum pulih

7. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi/kontraktur
b. Intoleransi aktivitas b. d kelemahan secara umum

8. Prosedur
a. Cara fleksi dan ekstensi pergelangan tangan prosedur kerja :
1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan
lengan 2).
2) Pegang tangan klien dengan satu tangan dan tangan lain memegang pergelangan
tangan klien.
3) Tekuk tangan klien ke depan sejauh mungkin.

4) Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi.


a. Cara fleksi dan ekstensi siku
Prosedur Kerja:
1) Atur posisi lengan klien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke
tubuh klien.
2) Letakkan tangan di atas siku dan pegang tangan klien dengan tangan yang
lainnya.
3) Tekuk siku klien sehingga tangan klien mendekati bahu.
4) Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya .
5) Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi.
b. Cara pronasi dan supin
Prosedur Kerja:
1) Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
2) Letakkan satu tangan pada pergelangan dan pegang tangan pasien dengan tangan
lainnya.
3) Putar lengan bawah pasien pasien sehimgga telapak tangan pasien menjauhi pasien.
4) Kembalikan ke posisi awal.
5) Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan menghadap ke arah pasien 6).
Kembalikan ke posisi semula.
6) Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi.
c. Cara fleksi bahu
Prosedur Kerja:
1) Atur posisi tangan pada pasien di sisi tubuhnya.
2) Letakkan satu tangan di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan
lainnya .
3) Angkat lengan klien pada posisi awal.
4) Lakukan observasi perubahan yang terjadi.
d. Cara abduksi dan adduksi
Prosedur kerja :
1) Atur posisi lengan klien disamping badannya.
2) Letakkan satu tangan di atas siku klien dan pegang tangan klien dengan tangan lainnya.
3) Gerakkan lengan klien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat.
4) Kembalikan ke posisi semula.
5) catat perubahan yang terjadi.
e. Cara rotasi bahu
Prosedur Kerja:
1) Atur posisi lenganmenjauhi dari tubuh degan siku menekuk.
2) Letakan satu tangan di lengan atas klien dengan siku dan pegang tangan klien
dengan tangan yang lain.
3) Gerakkan lengan ke bawahsampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan
mengahadap ke bawah.
4) Kembalikan ke posisi semula.
5) Gerakkan lengan ke bawahsampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan mengahadap
ke atas.
6) Kembalikan ke posisi semula.
7) Obsevasi perubahan yang terjadi.
f. Cara fleksi dan ekstensi jari-jari
Prosedur Kerja:
1) Pegang jari-jari pasien dengan satu tangan sementara tangan lainnya memegang
kaki .
2) Bengkokan jari-jari kaki ke bawah.
3) Luruskan jari-jari kemudian dorongan ke belakang 4). Kembalikan ke posisi
semula.
4) Observasi perubahan yang terjadi.
g. Cara infersi dan efersi kaki
Prosedur Kerja:
1) Pegang separuh bagian atas dengan satu tangan dan pegang pergelangan kaki
dengan tangan lain.
2) Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
3) Kembalikan ke posisi semula.
4) Putar kaki keluar sehingga telapak kaki menjauhi kaki lainnya .
5) Kembalikan ke posisi semula.
6) Observasi perubahan yang terjadi.
i. Cara fleksi dan extensi pergelangan
kaki
Prosedur Kerja:
1) Letakkan satu tangan pada telapak kaki klien dan satu tangan yang lain di
atas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan releks.
2) Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari ke arah dada klien.
3) Kembalikan ke posisi semula.
4) Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien .
5) Observasi perubahan yang terjadi.
j. Cara fleksi dan extensi lutut
Prosedur Kerja :
1) Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan pegang tumit klien dengan tangan
yang lain.
2) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
3) Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
4) Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas 5). Kembalikan
ke posisi semula.
5) Obsevasi perubahan yang terjadi.
k. Cara rotasi pangkal paha
Prosedur Kerja:
1) Letakkan satu tangan pada pergelangan kaki dan satu tangan lainnya di atas
lutut .
2) Putar kaki menjauhi perawat.
3) Putar kaki mengarah perawat.
4) Kembalikan ke posisi semula.
5) Observasi perubahan yang terjadi
l. Cara abduksi dan adduksi pangkal
paha
Prosedur Kerja:
1) Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan satu tangan pada tumit.
2) Jaga posisi klien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur.
3) Gerakkan kaki menjauhi badan perawat.
4) Kembalikan ke posisi semula.
5) Obsevasi perubahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.

Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit.


EGC Jakarta.

Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai