Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

“Manajemen Nyeri dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam”

Oleh :

Oleh :

Kelompok I

Dea Melva Sari 2204008


Ela Anjelina 2204011
Fattihatir Rahmi 2204014
Nabila Febriani Anantri 2204024
Novianti Safitri 2204027
Priska Yulanda 2204034
Putri Marlen Yasir 2204035
Rini Andriani 2204038
Rini Okta Fitri 2204013
Sindi Febri Maladia 2204043
Siti Nur Haslinda 2204044
Yollanda Trimelta 2204050

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SYEDZA SAINTIKA PADANG

TA 2022

1
PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

1. Pendahuluan
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan iptek, maka perlu pengembangan dan
pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan
efisien.
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian
pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah Bedside
Teaching, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan
pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer / assosiate.
Konselor, kepala ruangan dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan
pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Asuhan keperawatan yang
dilakukan pada klien di instalasi rawat inapmedical jaminan wanita dilakukan
secara komprehensif.
Metode MPKP dengan pendekatan tim primer memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif kepada klien, melalui kegiatan-kegiatan
yang ada di dalamnya mulai dari sistem timbang terima, pre dan post
conference, round table, supervisi, sampai Bedside Teaching.
Bedside Teaching merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, di
samping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
perimer atau konsulen, kepala ruangan, Perawat Assosciate, perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan. Adapun karakteristiknya yaitu ;
Klien dilibatkan secara langsung, klien merupakan fokus kegiatan, perawat
assosciate, perawat primer dan konsulen melakukan diskusi bersama,
konsulen memfasilitasi kreatifitas, konsulen membantu mengembangkan
kemampuan perawat assosciate, perawat primer untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengatasi masalah.

2
2. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
b. Menumbuhkan pemikiran tentang keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data dari klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.

3. Sasaran
Tn. H dengan Gangguan kebutuhan Rasa aman dan Nyaman di Ruangan
Bedah Pria di RSUP. Dr. M DJamil Padang.
4. Materi
a. Pengertian
b. Jenis-jenis Nafas Dalam
c. Tujuan nafas dalam pada pasien yang mengalami Nyeri
d. Manfaat Teknik Relaksasi Nafas Dalam
e. Persiapan melakukan relaksasi nafas dalam
f. Teknik nafas dalam

5. Metode.
Diskusi dan Bedside Teaching

6. Media
a. Makalah
b. Leaflet
c. Lembar Balik
7. Proses Bedside Teaching
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah sebagai
berikut:

3
Penetapan Pasien Tahap Prapelaksanaan

Persiapan pasien:
Informed consent Proposal
Hasi pengkajian/intervensi data

Apa yang menjadi masalah


Penyajian masalah Cross cek data yang ada
Apa yang menyebabkan masalah yang
tersebut
Bagaimana pendekatan (proses, SAK,
SOP

Tahap implementasi
Validitas data
pada bed pasien

Tahap BST pada bed Analisa data


pasien

Masalah Teratasi Aplikasi hasil analisa dan


diskusi

7.1 Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan Bedside
teaching
b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga
7.2 Pelaksanaan Bedside teaching
1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam
hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan memiliki prioritas yang perlu
didikusikan.
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut

4
3. Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor/manajer tetang masalah klien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang
telah ada akan ditetapkan
7.3 Pasca Bedside Teaching
Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
8. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Jum’at, 23 Desember 2022
Waktu : Jam 15.00-selesai
Tempat : Ruang Bedah Pria

9. Peran Masing-masing anggota tim


a. Peran perawat primer
- Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
- Menjelaskan diagnosis keperawatan
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan
- Menjelaskan hasil yang didapat
- Menjelaskan rasional dari tindakan yang diambil
- Menggali masalah-masalah yang belum terkaji

10. Kriteria Evaluasi.


a. Bagaimana koordinasi dan persiapan ronde
b. Bagaimana peran perawat primer pada saat ronde

11. Kegiatan Bedside Teaching


Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat Keg. Ps
Pra- Pra- Pra Bedside teaching : Penanggung Ruang
Bedside Bedside 1. Menentukan kasus dan jawab Bedah
teaching teaching

5
topik Pria
Menentukan tim bedside
teaching
3. Menentukan literatur
4. Membuat proposal
5. mempersiapkan pasien
6. diskusi pelaksanaan
5 menit Bedside Pembukaan CI Ruangan Nurse
teaching 1. Salam pembuka station
2. memperkenalkan tim
bedside teaching
3. menyampaikan identitas
dan masalah pasien
4. menjelaskan tujuan
bedside teaching
30 menit Penyajian masalah Mahasiswa Nurse
1. Memberi salam dan station
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
Bedside teaching
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien
3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas
yang perlu didiskusikan
4. Menyampaikan isi :

6
 Pengertian
 Jenis-jenis nafas
dalam
 Tujuan nafas dalam
pada pasien yang
mengalami nyeri
 Manfaat teknik
relaksasi nafas
dalam
 Persiapan
melakukan relaksasi
nafas dalam
 Teknis nafas dalam
Validasi data :
1. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali
data yang telah
disampaikan
2. Diskusi antar anggota
tim dan ps tentang
masalah keperawatan tsb
3. Pemberian justifiksi oleh
perawat tentang masalah
serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
4. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas yang
telah ditetapkan
10 menit Pasca 1. Evaluasi dan Mahasiswa, Nurse
Bedside rekomendasi intervensi Karu, station

7
teaching keperawatan supervisor,
2. Penutup perawat
konselor,
pembimbing
12. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya
dapat dijadikan masukan dalam pengaplikasian Model Praktik Keperawatan
Profesional di Ruang Bedah Pria RSUP. Dr. M Djamil Padang.

Padang, 22 Desember 2022


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Ketua Kelompok,

(..........................................................) (.........................................................)

Mengetahui,

CI I Ruangan Bedah Pria CI II Ruangan Bedah Pria


RSUP Dr. M Djamil Padang RSUP Dr. M Djamil Padang

(.........................................................) (.........................................................)

8
Lampiran Materi

RELAKSASI NAFAS DALAM

A.     Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002)
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang
mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan
konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot,
yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot (McCaffery, 1998)
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada
klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi
ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya
stimulus nyeri. (Ns.Eni Kusyati,S,Kep,Dkk hal 198, 2006)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan
metode efektif untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan
siklus nyeri.
B.     Jenis-jenis nafas dalam
Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas terdiri atas :
a.      Pernafasan Diafragma
1. Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah.
2. Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri
atau ke kanan, mendatar atau setengah duduk.

9
3. Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah,
tangan yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas
mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu
disadarkan bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi. Saat
gerakan (ekskursi) dada minimal. Dinding dada dan otot bantu napas
relaksasi

10
4. Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui
mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan
memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat
berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan
meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah.
5. Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk
menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat
diletakkan di atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini.
            b.      Pursed lips breathing
1. Menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung
(bukan menarik napas dalam) dengan mulut tertutup
2. Kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut
dengan posisi seperti bersiul
3. PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen selama
ekspirasi
4. Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung
5. Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan tekanan
pada rongga mulut, kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui
cabang-cabang bronkus sehingga dapat mencegah air trapping dan
kolaps saluran napas kecil pada waktu ekspiras
C.    Tujuan nafas dalam pada pasien yang mengalami Nyeri
1.      Mengurangi stress
2.      Menurunkan rasa nyeri
3.      Menurunkan kecemasan
D.     Manfaat teknik relaksasi nafas dalam
a.    Ketentraman hati
b.    Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
c.    Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah
d.    Detak jantung lebih rendah
e.    Mengurangi tekanan darah
f.      Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit

11
g.    Tidur lelap
h.    Kesehatan mental menjadi lebih baik
i.      Daya ingat lebih baik
j.      Meningkatkan daya berpikir logis
k.    Meningkatkan kreativitas
l.      Meningkatkan keyakinan
m.  Meningkatkan daya kemauan
n.    Intuisi
o.    Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain
E.      Persiapan melakukan relaksasi nafas dalam
1.      Pastikan anda dalam keadaan tenang dan santai (rileks).
2.      Pilih waktu dan tempat yang sesuai. (duduk di kursi jika anda di kerjaan
atau di rumah).
3.      Anda boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa, berzikir
atau sholawat.
F.   Teknik nafas dalam
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien. 
c. Atur posisi nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk ditempat
tidur atau telentang.
d. Flexikan lutut klien untuk merileksasikan otot abdominal.
e. Letakkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga. 
f. Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam
melalui hidung dengan bibir tertutup.
g. Kemudian anjurkan klien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan
disusul dengan menghembuskan  napas melalui bibir dengan bentuk mulut
seperti orang meniup ( purse lips breathing).
h. Lakukan 4-5 kali latihan, lakukan minimal 3 kali sehari.
i. Catat respon yang terjadi setiap kali melakukan latihan nafas dalam.
j. Cuci tangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Benzon, et al. The Assesment of Pain. In: Essential of Pain Medicine and
Regional Anesthesia. 2nd ed. Philadelphia; 2005.
Brenner GJ, Woolf CJ. Mechanisms of chronic pain. In: Longnecker DE, Brown
DL, Newman MF, Zapol WM. Anesthesiology. New York: McGrawl- Hill;
2008.
Brunner, Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah. Volume 1. Edisi 8. Jakarta: EGC;
2001.
Hasanul A. Pengelolaan Nyeri Akut. Bagian/SMF Anestesiologi dan Reanimasi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara: Medan; 2002.
Nicholls AJ, Wilson IH. Manajemen nyeri akut. Dalam: Kedokteran Perioperatif.
Farmedia: Jakarta; 2001.
World Health Organization. WHO Guidelines on the Pharmacological Treatment
of Persisting Pain in Children with Medical Illness. [Online]. 2012 [cited on
2015 March 7]. Available from: URL:
http://www.who.int/publications/2012/9789241548120_Guidelines.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai