Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN
“RONDE KEPERAWATAN”

Disusun Oleh :
Kelompok 9

1. Dinda Shagun Tri Septiana (P27220016160)


2. Fitri Mulyasari (P27220016167)
3. Hesti Febri Yanti (P27220016169)
4. Maulidina Fajriningtyas (P27220016173)

PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan


perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan
keperawatan profesional yang efektif dan efisien(Nursalam, 2014).
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian pelayanan
keperawatan di mana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu suatu
metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang
terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
primer/associate, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan(Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih
dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan(Nursalam,
2014).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menjadi penting untuk menyusun makalah
tentang ronde keperawatan untuk mengetahui lebih dalam tentang manajemen ronde
keperawatan. Sehingga perawat mampu mengahapi masalah klien dengan baik dan semua
kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Serta adanya role play tentang ronde keperawatan
ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi dari ronde keperawatan?
2. Bagaimana langkah-langkah dari ronde keperawatan?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari ronde keperawatan.


2. Untuk mengetahui langkah-langkah dari ronde keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di


samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim(Nursalam,
2014).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh
teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang
jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Saleh, 2012).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan ronde keperawatan adalah
suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di samping klien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatanuntuk pemahaman yang jelas tentang
penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien.

B. Karakteristik

Menurut Nursalam (2014), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut :


1. Klien dilibatkan secara langsung.
2. Klien merupakan fokus kegiatan.
3. Perawat assosciate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi bersama.
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat assosciate, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dala mengatasi masalah.

C. Tujuan

Menurut Nursalam (2014), tujuan dari ronde keperawatan yaitu :


1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.

3
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah
klien.
3. Meningkatkan validitas data klien.
4. Menilai kemampuan justifikasi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
7. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

D. Manfaat

1. Masalah pasien dapat teratasi.


2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
4. Terjalinnya kerja sama antartim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.

E. Kriteria Pasien

Menurut Nursalam 2014), mengatakan Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde
keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sbb:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

F. Peran

Menurut Nursalam (2014), dalam ronde keperawatan setiap perawat memiliki peran
masing-masing diantaranya :
1. Perawat primer dan perawat assosciate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.

4
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

2. Perawat primer lain atau konsuler


a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reinforcement.
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

G. Langkah-langkah

Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai


berikut:
Tahap Pra PP

1. Penepatan pasien

2. Persiapan pasien :
- Informed concent
- Hasil pengkajian/ validasi data

Tahap Pelaksanaan
- Apa diagnosis keperawatan?
di Nurse Station - Apa data yang mendukung?
3. Penyajian Masalah - Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?
- Apa hambatan yang ditemukan?
Tahap Pelaksanaan
di kamar pasien 4. Validasi data di Bed Pasien

Diskusi PP-PP,
konselor, KARU

Pascaronde 6. Kesimpulan dan


5. Lanjutan diskusi
(nurse station) rekomendasi
5
di nurse station
solusi masalah
Keterangan :
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Menentukan tim ronde.
c. Mencari sumber atau literature.
d. Membuat proposal.
e. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/keluarga.
f. Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?, Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?.
2. Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
3. Pasca ronde
1. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
2. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
3. Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
H. Kriteria Evaluasi

Menurut Nursalam (2014), kriteria evalusi yang dapat diambil yaitu :


1. Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.

6
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
d. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
e. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
f. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
g. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
h. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
i. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
j. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
k. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

7
BAB III
RENCANA KEGIATAN
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN NN. H
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI, DEFISIT NUTRISI DAN
INTOLERANSI AKTIVITAS8 PADA DIAGNOSIS
MEDIS DEMAM TYPHOID (DI RUANG INTERNA RS Y)

Topik : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Keperawatan


Hipertermi, Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh,
dan Intoleransi Aktifitas pada Diagnosis Medis Demam Thypoid.
Sasaran : Pasien Nn. H (18 tahun)
Hari/tanggal : Selasa-Rabu/27-28 Agustus 2019
Waktu : 60 menit (Pkl. 09.00–10.00 WIB).

A. Pengorganisasian

1. Kepala Ruangan : Maulidina Fajriningtyas


2. Katim : Hesti Febriyanti
3. PP : Dinda Shagun Tri Septiana
4. Perawat Konselor : Fitri Mulyasari
5. Pasien : Aniza Istiqomah
6. Keluarga : Anita Febriana

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu hipertermi
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan intoleransi aktivitas.
2. Tujuan Khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan
lain.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.

8
9

C. Sasaran

Pasien Nn. H umur 18 tahun yang dirawat di kelas II no. tempat tidur 4 Ruang
Interna RS Y.
D. Materi

1. Teori asuhan keperawatan pasien dengan Demam Thypoid


2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan Demam Thypoid
3. Intervensi keperawatan pada pasien dengan Demam Thypoid dengan masalah
keperawatan hipertermi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan
intoleransi aktivitas.Urin.
E. Metode

Diskusi dan Tanya Jawab


F. Media

1. Dokumen/status pasien.
2. Sarana diskusi: kertas, bulpen.
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
G. Kegiatan Ronde Keperawatan

Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Tempat


pasien
1 hari Pra Praronde
sebelum ronde 1. Menentukan kasus dan topik PP1, PP2, - Nurse
ronde 2. Menentukan tim ronde dan KR Station
3. Menetukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan pasien PP1, PP2, P dan K Ruang
6. Diskusi pelaksanaan dan memberi Interna
7. Melakukan persetujuan untuk PA1,PA2 respon RS Y
menandatangani informed
concent
8. Mengkaji keadaan pasien
10

5 menit Ronde Pembukaan Kepala - Nurse


(Nurse 1. Salam pembukaan Ruangan Stadion
Station) 2. Memperkenalkan tim ronde (Karu)
3. Menyampaikan identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan dari ronde
15 menit Penyajian Masalah Karu, - Nurse
1. Menjelaskan riwayat penyakit PP1,PP2, Station
dan keperawatan pasien PA1, PA2,
2. Menjelaskan masalah pasien dan Ahli Gizi,
rencana tindakan yang telah Dokter,
dilaksanakan dan serta Perawat
menetapkan prioritas yang perlu Konselor
didiskusikan
5 menit Validasi data (bed pasien) Karu, PP1, P dan K Ruang
1. Mencocokkan data pasien PP2, PA1, Memberik Interna
PA2, Ahli an respon RS Y
Gizi, dan
Dokter, menjawab
Perawat pertanyaan
Konselor
10 menit Lanjutan diskusi Karu, PP1, - Nurse
1. Pemberian justifikasi oleh PP2, PA1, Station
perawat primer atau konselor atau PA2, Ahli
kepala ruang tentang masalah Gizi,
pasien serta rencana yang akan Dokter,
dilakukan Perawat
2. Menentukan tindakan Konselor
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan
11

10 menit Pasca 1. Melanjutkan diskusi dan masukan Karu, PP1, - Nurse


ronde dari tim PP2, PA1, Station
2. Menyimpulkan untuk PA2
menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi dan rekomendasi
intervensi keperawatan
4. Penutup

H. Kriteria Evaluasi

1. Struktur:
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Interna RS Y.
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses:
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
3. Hasil:
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
12

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ronde kepearwatan merupakan kegiatan yng bertujuan untuk mengatasi masalahh
keperawatan yang berfokus pada pasien dan dilakukan oleh perawat. Dalam hal ini pasien
dilibatkan secara langsung dan pasien yang dipilih memeiliki kriteria pasien dengan kasus
baru atau langka, serta pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi
meskipun sudah dilakuakan tindakan keperawatan. Ronde keperawatan akan
meninhkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat, selain perawat dapat
mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Melalui
ronde keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai.
Ada berbagai empat macam tipe ronde keperawatan yang dikenal yaitu
matrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching rounds.
Sedangkan untuklangkah – langkah keperawatan dapat dibagi menjadi pra ronde,
pelaksanaan ronde, serta pasca ronde. Adapun strategi ronde keperawatan yang efektif
dapat dilakukan dengan melakukan persiapan yang seksama, membuat perencanaan apa
yg akan dilakukan, orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai, memprekenalkan
diri pada tim, meninggalkan waktu untuk pertanyaan, serta melakukan evaluasi
pelaksnaan yang telah dilakukan..

B. Saran
Diharapkan para pembaca memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar
dapat membuat makalah yang baik dan benar. Terutama litelatur yang berhubungan
dengan penatalaksaan yang lebih efektif mengenai ronde keperawatan karena di dalam
makalah ini pelaksanaan masih banyak kekurangan.
13

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat
Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Universitas
Indonesia, 1-180.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
14

C. Lampiran

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN


RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : …………………………..

Umur : ……………………..........

Alamat : ……………………..........

Adalah suami/ istri/ orang tua/ anak dari pasien :

Nama : ……………………………

Umur : ……………………………

Alamat : ……………………………

Ruang : …………………………..

No RM : …………………………..

Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Lamongan …..,…..,….

Perawat yang menerangkan Penanggung Jawab

………………………………… ……………………………………

Saksi - saksi Tanda tangan

1. ……………………. 1. …………………………

2. ……………………. 2. …………………………
15

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

RONDE KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR RONDE
KEPERAWATAN

Tanggal Terbit No Dokumentasi No Revisi Direktur

Definisi Ronde keperawatan adalah prosedur di mana dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan
memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah
diterima pasien.

Tujuan 1. Tujuan umum


a. Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi
2. Tujuan khusus
a. Menjustifikasikan masalah-masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer
lain
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi
kepuasan kepada konsumen sehingga melebihi apa yang
diharapkannya dan menjadi perawat yang professional
d. Menemukan masalah dan merumuskan intervensi
keperawatan yang tepat sesuai dengan masalah pasien
e. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.

Kebijakan 1. Dilakukan minimal sebulan sekali untuk meningkatkan kemampuan


kognitif, afektif dan psikomotor perawat
2. Perawat pelaksana membantu mengembangkan kemampuan ketua
tim dan perawat pelaksana meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah
3. Melibatkan tim kesehatan yang lain
Tahap persiapan 1. Menetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
keperawatan
2. Catatan keperawatan dan medis pasien
3. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
4. Menyiapakan literature atau referensi terkait dengan penyakit klien
5. Menyiapkan buku dan alat tulis notulen ronde keperawatan

Prosedur Pelaksanaan 1. Mementukan topic karena Kasus yang akan dibahas dalam ronde
keperawatan harus ditetapkan paling lambat satu hari sebelum
pelaksanaan
2. Menentukan tugas dan peran
a. Peran ketua tim dan perawat pelaksana
 Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
 Menjelaskan masalah keperawatan utama
 Menjelaskan intervensi yang dilakukan
 Menjelaskan hasil yang didapat
 Menentukan tindakan selanjutnya
 Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil
b. Peran Kepala Ruangan
3. Memberikan justifikasi.
4. Memberikan reinforcement
5. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
6. Mengarahkan dan koreksi.
7. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
8. Langkah-langkah kegiatan
a. Tahap prainteraksi
 Cek catatan keperawatan dan medis pasien
 Tetapkankasus minimal satu hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde keperawatan
 Berikan inform consent pada keluarga dan pasien

16
17

 Membuka kegiatan ronde dengan mengucap salam


 Menjelaskan tentang hasil yang diharapakan dari hasil
ronde
 Menjelasskan tentang pasien oleh perawat primer yng
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu di
diskusikan
 Memberi kesempatan anggota tim untuk diskusi dan
mengajukan pendapat dan pertanyaan
 Mengajak peserta menuju ruang pasien
b. Tahap orientasi
 Lakukan five moment
 Lakukan 4 S (Senyum , Salam, Sapa, Sopan) dengan
sikap 4 SGRT dan memperkenalkan diri.
 Salam dan panggil klien dengan Namanya
 Menjelaskan tentang kegiatan yang dilkaukan oleh ketua
tim atau perawat primer.
c. Tahap kerja
 Memberi kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
 Mulai dengan cara yang baik dan sopan
 Jaga privasi klien
 Mempersilahkan tim untuk validasi, intervensi dan
edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk
menyampaikan permasalahannya
d. Tahap terminasi
 Evaluasi perasaan klien
 Simpulkan kegiatan ronde keperawatan tidak didepan
pasien
 Beri reinforcement positif pada tim
18

 Buat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde


keperawatan
 Kontrak pertemuan selanjutnya
 Menutup kegiatan ronde keperawatan
 Doa
 Dokumentasi
 Catat dalam notulen ronde keperawatan

Sumber : SOP Rumah Sakit Al - Islam Bandung Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai