Disusun Oleh:
Janurista Ambarwati
5018031049
SERANG BANTEN
TAHUN 2018-2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 25 menit
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
B. Materi
1. Metode
Ceramah
Tanya jawab
2. Media
Lefleat
Flipchart
1
C. Kegiatan Penyuluhan
1. 3 menit Pembukaan :
2. 15 menit Pelaksaan :
3. 5 menit Evaluasi : .
4. 2 menit Penutup :
2
MATERI PEMBELAJARAN
Gizi seimbang pada balita
1. Pengertian
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa
ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan
berbicara lebih lancar.
Balita adalah anak yang berumur 2 sampai 5 tahun, pada masa ini ditandai dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan
perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan
kualitas tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok rawan gizi, mereka mudah
menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan
(Sediaoetama 2016).
Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan
sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan
tubuh tetap sehat. Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan.
Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak
dapat pulih).Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada
usia dewasa sampai lanjut.
3
f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi
anak balita.
g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi
anak balita.
h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak
balita.
i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita
I 175-200
II 150-175
III 130-140
IV 120-140
b. Energi
3 bulan 120
4-6 Tahun 91
4
c. Protein
d. Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah
banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak
yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan
mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan
hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori
yang berasal dari asam lenoleat.
e. Karbohidrat
5
4. Menu seimbang yaitu gizi yng harus terpenuhi untuk menjaga keseimbangan gizi
tubuh, antara lain:
a. Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Selain sebagai menu
utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah
seperti puding roti atau donat kentang.
b. Buah dan sayur seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis
sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik
dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.
c. Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita mendapatkan asupan kalsium
yang cukup dari konsumsi susunya.
d. Protein seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan. Tunda
pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lainnya.
Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar
vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
e. Lemak dan gula seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega,
roti, dan kue juga mengandung omega dan 6 yang penting untuk
perkembangan otak. Pastikan balita mendapatkan kadar lemak esensial dan
gula yang cukup bagi pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa
lemak dan gula tidak digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainya
(seperti karbohidrat).
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih
tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta
kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang,
protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup).
Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara
bersamaan pada suatu waktu.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam
diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak
cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
6
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu
sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging
sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-lain.
d. Cengeng.
e. Kurang respons.
7
8. Pengaruh Status Gizi Terhadap Balita
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam
tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah tersrang
penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan
tubuh.Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain diare,
disentri, gondok, busung lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP),
Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan
beberapa penyakit lainnya.
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
memahami makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak balita.
b.Sosial Budaya
8
11. Balita dengan kurangnya nutrisi
Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan
sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit,
dan tubuh tetap sehat. Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian
makanan.
Balita adalah anak yang berumur 2 sampai 5tuhan, pada masa ini ditandai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai
dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak
dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok lawan gizi,
mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang
dibutuhkan (Sediaoetama, 2000).
9
Daftar Pustaka
Haryani S, 2011, Gizi untuk kesehatan Ibu dan Anak, Graha Ilmu, Yogyakarta
10