Disusun Oleh :
Bernica Ifada
183110246
Kelas III C
Dosen Pembimbing :
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah serta inayah-Nya
yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan Resume Konsep Lansia ini
tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga
penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi MuhammadSAW.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran
bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan Keperawatan
Gerontik.
Dalam proses penyusunan resume ini, penulis banyak menemui hambatan dan juga kesulitan
namun, berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari ibu, akhirnya resume ini dapat
terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah di tentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan resume ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurnanya
hasil makalah ini. Akhir kata, penulis hanya dapat berharap agar hasil resume ini dapat
berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
4.5 Teori Tumbuh Kembang ....................................................................................17
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
Menurut Depkes RI (2000), lanjut usia ataua yang disingkat lansia adalah
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Pengelompokkan lansia berdasarkan
Departemen Kesehatan RI (2003) meliputi : Kelompok usia prasenilis atau virilitas,
adalah kelompok yang berusia 45-59 tahun.
1. Kelompok usia lanjut adalah kelompok yang berusia 60 tahun atau lebih
2. Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi adalah kelompok yang berusia 70 tahun
atau lebih, atau kelompok yang berusia atau lebih dengan masalah kesehatan.
Sedangkan menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO, klasifikasi lajut usia
meliputi :
6
2.2 Konsep Lansia
Penuaan adalah proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan terus-
menerus, da berkesinambungan. Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua, tetapi
tetap sehat atau healthy aging. Healthy aging artinya menjadi tua dalam keadaan
sehat. Keadaan sehat pada lanjut usia dibutuhkan upaya pelayanan kesehatan yatu
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang juga harus dimulai sedini mungkin
dengan cara dan gaya hidup sehat. Prevensi yang dimaksudkan adalah mencegah agar
proses menua tidak disertai dengan proses patologik.
(Festi, Pipit W. 2018. Lanjut Usia Perspektif dan Masalah. UMSurabaya Publishing)
7
6. Mitos aseksualitas
Adanya anggapan bahwa pada lansia terjadi penurunan hubungan seks, minat,
dprpngan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang. Kenyataannya
7. Mitos ketidakproduktifan
Adanya anggapan bahwa para lansia tidak produktf lagi. Kenyataannya banyak
para lansia yang mencapai kematangan, kemantapan, dan produktivitas mental
maupun material.
8
2.5 Perubahan – perubahan lanjut usia ( Dikutip Nugroho, 2008)
1. Perubahan fisik
a. Sel
i. Lebih sedikit jumlahnya.
ii. Lebih kecil ukurannya.
iii. Berkurangnya jumlah cairan tubuh
b. Sistem persyarafan
i. Cepatnya menurun hubungan persyarafan.
ii. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi khusunya dengan
stres.
iii. Mengecilnya syaraf panca indra Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman, dan perasa
lain sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
terhadap suhu dingin.
c. Sistem pendengaran
i. Prebiaskusis atau gangguan pada pendengaran.
ii. Membran tympani menjadi atropi.
iii. Terjadinya pengumpulan serumen yang dapat mengeras karena
meningkatnya kerotin.
d. Sistem penglihatan
i. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnyarespon terhadap sinar.
ii. Kornea lebih terbentuk sefris atau bola.
iii. Lensa lebih suram.
iv. Meningkatnya ambang peningkatan sinar.
v. Hilangnya daya akomodasi.
vi. Menurunnya lapang pandang
e. Sistem kardiovaskular
i. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
ii. Kemampuan memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
iii. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
9
iv. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer.
f. Sistem respirasi
i. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
ii. Menurunnya aktifitas silia.
iii. Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas berat, kapasitas
pernafasan maksimal menurun.
iv. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
v. O2 pada areteri menurun menjadi 75 mmHg.
vi. CO2 pada arteri tidak berganti.
vii. Kemampuan untuk batuk berkurang
2. Perubahan mental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
a. Pertama-tama perubahan fisik, khusunya organ perasa.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Keturunan.
e. Lingkungan
3. Perubahan psikososial
a. Pensiun.
b. Merasakan atau sadar akan kematian.
c. Perubahan cara hidup yaitu memasuki rumah bergerak lebih sempit.
d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
f. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial sehingga timbul
depresi.
g. Gangguan syaraf panca indra timbul kebutaan dan ketulian.
h. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
i. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan keluarga.
j. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik.
4. Perubahan spiritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow
dikutip Nugroho, 2000).
10
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal initerlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zenter dikutip
Nugroho, 2000)
11
BAB III
Sebelum pertengahan abad ke 20, penyebab kematian terbanyak yang tercantum pada
sertifikat kematian adalah usia tua. Diperkirakan bahwa pada suatu saat nanti dalam
kehidupan, tubuh akan mengalami penurunan fungsi. Pertumbuhan pengetahuan medis dan
gerontologis ilmiah selama abad yang lalu telah mengubah pandangan pupolar ini. Pada
kenyataannya, kemajuan dalam studi lansia telah membuat masyarakat mempertanyakan
apakah ada alasan psikologis, sosial atau psikologis yang lebih tepat mengapa orang
meninggal. Jawaban dari pertanyaan tersebut berasal dari Teori Menua.
12
3.4 Teori Sosial
Teori sosial menjelaskan bahwa lansia sangat berpengaruh pada peran dan perubahan
hubungan. ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah merek yang
aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan
pada cara hidup dari lanjut usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia
13
6. Stres
Tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah, pekerjaan ataupun
masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hiduo akan berpengaruh terhadap
proses penuaan.
14
BAB IV
15
f. Menentukan hubungan proses kejadian penyakit dengan proses sebelum dan
sesudahnya
g. Meramalkan prognosis kejadian penyakit
2. Peran Epidemiologi
a. Menyiapkan informasi penting untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan
program, hingga evaluasi berbagai program layanan kesehatan msayarakat,
baik itu pada tingkat pencegahan, penanggulangan penyakit maupun program
lainnya dalam menentukan skala priioritas terhadap program tersebut.
b. Memberikan pemahaman terkait hal yang menjadi penyebab bertahannya
penyakit dalam satu populasi
c. Mencegah dan mengendalukan kejadian penyakit dalam satu populasi
d. Arah kebajikan dan perencanaan kesehatan.
16
menentukan faktor penyebab timbulnya penyakit, dan menjadi daasar penyususnan
perencanaan pemecahan masalah terkait penyakit tersebut secara komprehensif dan
berkesinambungan.
6. Epidemiologi lingkungan
Fokus bidang epidemiologi lingkungan lebih pada upaya mempelajari dan
menganalisis status kesehatan individu atau populasi akibat adaya paparan komponen
lingkungan baik berupa paparan fisik, kimia, biologis, dan sosial budaya atau
interakasi dari berbagai paparan.
7. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Bidang epidemiologi kesehatan jiwa merupakan salah satu pendekatan dalam
menganalisis masalah gangguan jiwa yang ada masyarakat dan berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
8. Epidemiologi Gizi
Bidang epidemiologi gizi berfokus pada upaya analisis masalah gizi masyarakat
khsusunya berkaitan dengan pola hidup masyrakat.
17
b. Hasil akhir yang diperoleh adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu
sebagai prestasinya.
c. Apabila dalam tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan timbul rasa
bersalah pada diri anak.
4. Berkarya vs Rasa Rendah Diri (6 – 11 tahun)
Anak mulai memasuki pendidikan formal. Anak berusaha merebut perhatian dan
penghargaan atas karyanya. Hal-hal penting yang perlu diketahui pada fase ini bahwa
pada diri anak akan dijumpai:
a. Belajar menyelesaikan tugas yang diberikan guru atau orang lain.
b. Mulai timbul rasa tanggung jawab.
c. Mulai senang belajar bersama.
d. Timbul perasaan rendah diri apabila dirinya kurang mampu dibanding
temannya.
5. Identitas vs Kekacauan Identitas (mulai 12 tahun)
Pada fase ini dijumpai hal – hal sebagai berikut :
a. Berakhirnya fase kanak-kanak dan memasuki fase remaja.
b. Pertumbuhan fisik yang pesat dan mencapai taraf dewasa.
c. Mulai ragu terhadap nilai-nilai yang selama ini diyakini dan dianutnya.
d. Sikap coba-coba ini tidak jarang menjerumuskan remaja ke hal – hal negatif.
e. Orang tua sebagai figur identifikasi mulai luntur dan mencari figur identifikasi
lain.
f. Sering terjadi konflik pada saat mencari identitas diri sehingga apa yang
dialami pada fase anak muncul kembali.
g. Kebingungan peran diri dapat menimbulkan kelainan perilaku, yaitu kenakalan
remaja dan mungkin juga psikotik.
h. Dalam mencari identitas diri, anak sering mencoba berbagai macam peran
untuk mencari peran yang cocok dengan dirinya.
6. Keintiman vs Isolasi (dewasa awal)
Hal – hal penting pada fase ini, yaitu:
a. Terjadi hubungan yang intim dengan pasangannya.
b. Terjadi hubungan tertutup dengan kedua orang tuanya.
7. Perhatian terhadap Apa yang Diturunkan vs Kemandekan (dewasa tengah)
Hal – hal yang penting pada fase ini, yaitu:
a. Adanya perhatian terhadap keturunan.
18
b. Adanya perhatian terhadap apa yang dihasilkan (produk – produk).
c. Adanya perhatian terhadap ide-ide.
d. Pembentukan garis pedoman untuk generasi mendatang.
e. Tumbuh nilai pemeliharaan, yang ditandai dengan adanya kepedulian,
keinginan memberi perhatian, berbagi dan membagi pengetahuan, serta
pengalaman kepada orang lain.
f. Apabila pada fase ini pembentukan garis pedoman untuk generasi yang akan
datang lemah, individu akan mengalami kemiskinan, kemunduran bahkan
mungkin mengalami kemandekan kepribadian.
g. Tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah kreativitas berperan
sebagai orang tua.
8. Integritas vs Keputusasaan (dewasa lanjut)
Hal – hal yang perlu dimengerti pada fase ini, yaitu:
a. Apabila integritas tercapai, individu akan dapat menikmati keuntungan dari
ketujuh tahap sebelumnya dan merasa bahwa kehidupan itu bermakna.
b. Individu menyadari gaya hidup individu lain, namun ia tetap memelihara dan
mempertahankan gaya hidupnya sendiri.
c. Dapat timbul juga keputusasaan dalam menghadapi perubahan siklus
kehidupan, kondisi sosial dan historis, dan kefanaan hidup di hadapan
kekekalan hidup (kematian) sehingga kadang –kadang timbul perasaan bahwa
hidup tidak berarti bahwa ajal sudah dekat, ketakutan atau bahkan keinginan
untuk mati.
d. Tugas perkembangan yang harus diselesaikan, seperti penyesuaian terhadap
perubahan –perubahan dalam siklus hidupnya dan menyiapkan diri untuk
menuju alam baka (kematian).
3.6 Teori Kesehatan lingkungan
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Menurut, Slamet Riyadi – Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian integral
dari ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani
hubungan manusia dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan
tujuan membina & meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang
optimal.
19
Sedangkan menurut, WHO (World Health Organization) – Kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia & lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan menurut WHO, diantaranya ada 17 (tujuh
belas):
a. Penyediaan Air Minum.
b. Pengelolaan air buangan & pengendalian pencemaran.
c. Pembuangan sampah padat.
d. Pengendalian vektor. (Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan
untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor dengan maksud mencegah
atau pemberantas penyakit yang ditularkan vektor atau gangguan yang
diakibatkan oleh vektor.)
e. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.
(Ekskreta maksudnya semua zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh.)
f. Higiene makanan, termasuk higiene susu.
g. Pengendalian pencemaran udara.
h. Pengendalian radiasi.
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan.
k. Perumahan & pemukiman.
l. Aspek kesling & transportasi udara.
m. Perencanaan daerah & perkotaan.
n. Pencegahan kecelakaan.
o. Rekreasi umum & pariwisata.
p. Tindakan – tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemic atau
wabah, bencana alam & perpindahan penduduk.
q. Dan yang terakhir, Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.
20
3. Tujuan Kesehatan Lingkungan
Tujuan Kesehatan Lingkungan yang pertama untuk melakukan Koreksi,
memperkecil/memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan
serta kesejahteraan hidup manusia. Lalu yang kedua untuk pencegahan,
mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan untuk meningkatkan
kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia serta untuk menghindarkan dari
bahaya penyakit.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk
memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan
kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah /
lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh
perawat.
Dalam keperawatan lanjut usia diperlukan pendekatan baik fisik, psikis, social
maupun spiritual. Keperawatan lanjut usia berfokus pada peningkatan kesehatan
(helth promotion), pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi
mental, dan mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
5.2 Saran
Setelah membuat resume ini, agar pembaca menjadi tahu tentang perkembangan
yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami
kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu
sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita.
Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di
masa tua.
22
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Deepublish : Yogyakarta
Festi, Pipit W. 2018. Lanjut Usia Perspektif dan Masalah. UMSurabaya Publishing
23