Anda di halaman 1dari 49

PRATKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

“PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA ”

OLEH:
Annisa Ratu Salma
183110164
3.A

DOSEN PEMBIMBING:
Hj. Murniati Mucthtar,SKM.M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


DIII KEPERAWATAN PADANG
2020
PENGKAJIAN KELUARGA

I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. A
2. Alamat dan telepon : Duta Bintaro G.9 no.39, Tangerang.Banten
3. Komposisi Keluarga

No Nama Hub. Dengan TTL Pendidikan


. Keluarga
1 Afrizal Kepala Keluarga Jakarta, 23 April S1
1971
2 Gusti Elvina Istri Padang, 10 S1
Agustus 1973
3 Tasya Ratu Arimbi Anak Lampung, 06 Mahasiswa
Oktober 2000
4 Annisa Ratu Salma Anak Lampung, 06 Mahasiswa
Oktober 2000
5 Rindu Ratu Mecca Anak Tangerang, 04 SD
Januari 2014
Genogram :

Keterangan :

Laki –laki :

Perempuan :
4. Tipe keluarga : The Nuclear Family (Keluarga Inti) yaitu keluarga
Yang terdiri Dari Suami, istri dan anak
5. Suku : Minang
6. Agama : Islam
7. Status Sosek Keluarga : Klien Mengatakan bahwa selama ini pendapatan
Berasal dari suami
8. Aktifitas Rekreasi Keluarga :
Semenjak Pandemi corona seperti sekarang keluarga hanya menghabiskan
waktunya untuk berkumpul dirumah untuk menonton Tv dan mengobrol dirumah,
sesekali kami berpergian untuk berkunjung kerumah saudara yang lain.

II. RIWAYAT & TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Klien mengatakan bahwa ia dan suaminya mengalami hipertensi namun ketiga
anaknya belum ada tanda- tanda hipertensi namun beresiko mengalami hipertensi
2. Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Perkembangan keluarga berjalan baik untuk saat ini, tidak ada permasalahan ataupun
kendala yang dihadapi saat ini mengenai perkembangan
3. Riwayat Kesehatan keluarga inti
Klien mengatakan bahwa ia menderita hipertensin sejak umur 35 tahun ia mengeluh
jika kepalanya terasa pusing, sakit dan Nyeri, sakitnya seperti ditekan dikepala, badan
terasa lemah, tidak nafsu makan, mata berkunang-kunang, dan sulit dalam melakukan
aktivitas serta lemah
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Klien mengatakan kesehatan sebelumnya baik ia mengatakan bahwa ia menderita
hipertensi sejak umur 35 tahun

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah (Termasuk Denah
Luas : 72m
Tipe : 32
Jumlah Ruangan : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 2 kamar mandi
Ventilasi : jendela tersedia disetiap kamar daan ruang tamu
Sumber Air : PAM
2. Karakteristik tetangga & Komunitas RW
Klien mengatakan bahwa kesehariannya adalah sebagai ibu rumah tangga, ia
mengatakan bahwa komunikasi antar keluarga berjalan baik, dan dengan lingkungan
luar juga baik tidak ada masalah. Klien mengatakan bahwa ia senang berbaur dengan
lingkungan sekitar seperti para tetangga namun karna sedang ada wabah pandemi
seperti ini klien mengatakan sudah jarang berbaur dengan tetangga lagi
3. Mobilitas geografis keluarga
Letak rumah klien cukup baik dan strategis dan jauh dari kawasan pemukiman yang
tidak sehat
4. Perkumpulan keluarga & Interaksi dengan masyarakat
Klien mengatakan bahwa semenjak pandemi seperti ini jarang berbaur dengan
lingkungan luar seperti pengajian ibu-ibu atau kegiatan yang berasa dilingkungan
tersebut
5. Sistem Pendukung Keluarga
Klien mengatakan walaupun sedang terjadi wabah, alhamdullilah tidak terlalu
mengalami krisis keungan yang begitu parah, itu karna berkat suami dan saudara serta
dukungan dari dalam keluarga itu sendiri yang saling membantu
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi keluarga
Komnuikasi antar keluarga dilakukan seperti kelurga lainnya,yaitu dengan tatap muka
dan komunikasi antar keluarga lancar.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kekuataan pada keluarga ini dipegang oleh kepala keluarga, sebagai pemimpin rumah
tangga beliau sangat dihormati oleh anggota keluarga.
3. Struktur peran
Seluruh anggota keluarga memiliki peran masing-masing, untuk suami ia bekerja dan istri
mengurus rumah, dan 2 anak kuliah dan yang 1 bersekolah
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, menjaga pola makan sehat,
mengurangi makanan atau masakan yang menggunakan banyak garam

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Sejak kecil keluarga sudah diajarkan untuk saling menyayangi, memberi satu sama
lain,berbagi dengan yang lain, dan membantu keluarga satu sama lain, dan diajarkan
untuk berterimakasih dan meminta maaf jika bersalah.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga selalu berkumpul dirumah setiap hari,hubungan keluarga baik,dan menaati nilai
norma yang baik yang berlaku di rumah dan masyarakat
3. Fungsi Ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk anak dan biaya
untuk berobat
4. Fungsi Perawatan Keluarga (5 Tugas Perawatan Kesehatan Keluarga)
Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor Jangka Pendek
Keluarga saat ini tidak memiliki masalah yang berarti dalam jangka pendek
2. Stressor Jangka Panjang
Keluarga saat ini memiliki masalah yang berarti dalam jangka panjang yaitu biaya
pendidikan untuk anak-anaknya dan masalah kesehatan yang terjadi pada dirinya
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap Masalah
Jika dalam keluarga terdapat masalah biasanya kepala keluarga mengumpulkan keluarga
di ruang tamu dan meminta pendapat kepada yang lainnya.
4. Strategi Koping yang digunakan
Saling berkomunikasi dan terbuka dalam permasalahan yang dihadapi,dan
mengemukakan kejujuran
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Apabila terjadi permasalahan biasanya diselesaikan berdua tetapi jika masalah tetapi jika
terjadi masalah yang melibatkan satu keluarga akan diselesaikan bersama-sama

VII. HARAPAN KELUARGA


Harapan keluarga agar selalu diberi kesehatan, dijauhkan dari bahaya/penyakit,
dilancarkan urusan dan dipermudah urusan keluarga ini kedepannya dan semoga
penyakitnya tidak mengancam kesehatannya dijangka panjang

IX : Tambahan / data pendukung / Lab/ dan data spesifik ...


Pemeriksaan Tn. A Ny. G An. T
Tekanan darah 120 / 90 mmHg 140 / 90 mmHg 110 / 80 mmHg
Nadi 90x / menit 88x / menit 80x / menit
Suhu 36 , 4oC 36 , 7oC 36 , 80C
Pernafasan 22x / menit 21x / menit 23x / menit
BB 75kg 55kg 47kg
Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal
Rambut Beuban bersih Hitam Hitam
Kulit Sawo mata , bersih Kuning langsat , tu Kuning langsat
gor baik
Mata Simetris , kunonjun Simetris , kunonjun Simetris , kunonjun
gtiva tidaj anemis , gtiva anemis , skler gtiva tidaj anemis ,
sklera tidak ikterik a tidak ikterik , pen sklera tidak ikterik
, penglihatan baik glihatan baik , penglihatan baik
Hidung Bersih , fungsi hidu Bersih , fungsi hidu Bersih , fungsi hidu
ng baik ng baik ng baik
Telinga Simetris , pendenga Simetris , pendenga Simetris , pendenga
ran baik ran baik ran baik

ANALISA DATA

No. Data Masalah Penyebab


1 DO: Nyeri akut Agen Pencedera Fisik
TD: 140/90mmHg
Nadi : 88x/menit
- Klien tampak
meringis
- Skala nyeri 5
DS:
- Klien mengatakan
kepalanya sakit
- Klien mengatakan
matanya
bekunang-kunag
- Klien
mangatakanjuga
tidak nafsu makan
- Nyeri yang
dirasakan seperti
ditekan kencang
dibagian kepala
dirasakan ketika
sedang banyak
masalah skala
nyeri 5
2. DO: Intoleransi Aktivitas Kelemahan
-Klien tampak lesu
- Skala nyeri 5
-Klien tampak Lemas
- Konjungtiva Anemis
DS:
-Klien mengatakan merasa
lelah jika penyakitnya
kambuh
- Klien mengatakan sulit
melakukan aktivitas ketika
hipertensi dating
PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri Akut

No Kriteria Bobot Perhitunga Pembenaran


n
1. Sifat Masalah 1 3 Masalah bersifat
 Aktual = 3 aktual karna
 Resiko = 2 klienmengalami
 Potensial = 1 nyeri pada kepala

2. Kemungkinan Masalah Dapat 2 2 Adanya keinginan


Diubah yang besar pada
 Tinggi = 2 klien untuk berubah
 Sedang = 1 seperti menjaga pola
 Rendah = 0 makan dan menjauhi
stresor
3. Potensial untuk dicegah 1 2 Masalah yang terjadi
 Mudah = 3 sudah berlangsung
 Cukup = 2 cukup lama sejak
 Tidak dapat = 1 klien umur 35 Tahun

4. Menonjolnya masalah 1 2 Klien mengatakan


 Masalah dirasakan, dan merasa tidak nyaman
perlu segera ditangani = 2 dengan gejala yang
 Masalah dirasakan = 1 muncul
 Masalah tidak dirasakan =
0

Total Skore 9

PRIORITAS MASALAH

2. Intoleransi Aktivitas

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1. Sifat Masalah 1 3 Masalah bersifat
 Aktual = 3 aktual karna klien
 Resiko = 2 mengalami
 Potensial = 1 Intoleraansi
Aktivitas
2. Kemungkinan Masalah Dapat 2 1 Adanya keinginan
Diubah klien untuk
 Tinggi = 2 menambah aktivitas
 Sedang = 1
 Rendah = 0

3. Potensial untuk dicegah 1 2 Karna klien selalu


 Mudah = 3 mencoba untuk
 Cukup = 2 beraktivivtas seperti
 Tidak dapat = 1 biasa

4. Menonjolnya masalah 1 1 Klien mengatakan


 Masalah dirasakan, dan mengalami kesulitan
perlu segera ditangani = 2 terhadap keadannya
 Masalah dirasakan = 1 sekarang
 Masalah tidak dirasakan =
0

Total Skore 7

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik


2. Intoleraansi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Rencana Evaaluasi Rencana


keperawat Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standar
an
Nyeri akut Setelah Setelah dilakukan 1.keluarga 1.keluarga (SIKI
berhubung dillakukan tindakan mampu mampu Manajemen
an dengan tindakan keperawatan menjalanka menjalankan Nyeri)
agen keperawata kurang lebih 10 n pola pola hidup  Identifika
pencedera n selama 2 menit diharapkan hidup sehat sehat dengan si
fisik minggu keluarga mampu 2. keluarga cara: lokasi,kar
diharapkan mengenai dan mampu - Makan- akteristik,
masalah memahami mengurang makanan durasi,
dapat masalah i nyeri bergizi frekuensi,
diatasi kesehatan dan yang - Rutin kualitas,i
cara memelihara diraskan berolahraga ntensitas
kesehatan saat - Menjauhi nyeri
Tuk 1 : hipertensi stressor  Identifika
Keluarga mampu kambuh 2. keluarga si skala
atau menjelaskan 3. keluarga mampu nyeri
mengenai mampu mengurangi  Identifika
masalah memanaje rasa nyeri yg si factor
(pengertian, mn rasa dirasakan yang
penyebab, nyeri pada dengan cara : memperb
komplikasi dll) hipertensi Latihannafas erat dan
Tuk 2: dalam memperin
Keluarga mampu 3.keluaga gan nyeri
dalam mengambil mampu  Identifika
keputusan dalam memanajemen si
maslaah t ny eri pengaruh
hipertensi dengan cara: nyeri
Tuk 3: Mengontrol terhadap
Keluarga mampu lingkungan kualitas
mengajarkan hidup
anggota  Berikan
keluarganya yang teknik
sakit dengan cara non-
mengajarkan farmakol
keluarga ogis con:
menghilangkan nafas
nyerinya lalu dalam
diajarkan kepada  Fasilitasi
keluarga yang istirahat
sakit dan tidur
Tuk 4:
Keluarga mampu
memilih dan
menentukan dan
memodifikasi
lingkungan yang
baik untuk klien
dan member
edukasi kepada
klien dan
keluarga tentang
memanfaatkan
fasilitas kesehatan

Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD


Keperawatan
Nyeri akut Rabu , 02 September 2020 S:
 Mengidentifikasi -Klien mengatakan
kemampuan mengerti dengan apa
informasi yang disampaikan
 Memberikan edukasi oleh perawat
hipertensi berupa -Klien mengatakan
pengertian, bahwa nyeri sudah
penyebeb, tanda mulai berkurang
gejala dll O:
 Identifikasi skala TD : 130/80mmHg
nyeri Skala nyeri 4
 Berikan teknik non- A:
farmakologis Masalah teratasi
sebagian
-klien mengerti apa
tentang apa yg
disampaikan petugas
P:
Intervensi
dilanjutkan
-Mengajarkan teknik
non farmakologis
untuk memperingan
nyeri seperti nafas
dalam

Kamis , 03 september 2020 S:


 Memberikan edukasi -klien mengatakan
tentang lingkungan telah mengerti
yang baik tentang materi yang
 Memberikan edukasi disampaikan
tentang pemanfaatan perawat
fasilitas kesehatan O:
untuk klien TD: 130/80 mmHg
 Menganjurkan klien Skala nyeri 5
untuk istirahat dan A:
tidur Maslah sudah
teratasi
-klien dan keluraga
telah mengerti
semuamateri yang
disapaikan kepada
keluarga dank lien
P:
Intervensi
dihentikan

HASIL PENDOKUMENTASIAN
PRATKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
“LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA ”
“Kunjungan 1-4”
OLEH:
Annisa Ratu Salma
183110164
3.A

DOSEN PEMBIMBING:
Hj. Murniati Mucthtar,SKM.M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


DIII KEPERAWATAN PADANG
2020

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN 1
Kunjungan ke : 1
Tanggal : 30 september 2020
Jam : 10.00
A. Latar Belakang

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,


adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum;
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. Keluarga
adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk,
2009)
Pertemuan pertama adalah hal yang sangat penting dilakukan agar dapat mengenal
seseorang agar lebih dekat dan dapat menciptakan hubungan saling percaya antara perawat
dan anggota keluarga. Disini diperlukan komunikasi terapeutik untuk mempermudahkan
dalam penyelesaiian masalah yang dilakukan dalam proses keperawatan yaitu pengkajian.
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam proses keperawatan yaitu pengakajian terhadap
masalah yang ada pada keluarga, membuat kontrak waktu dan menyepakati bersama. Adapun
data yang dapat dikaji yaitu identitas klien dan anggota keluarga, riwayat keluarga
dll,terutama yang perlu digali adalah masalah kesehatan yang terjadi didalam keluarga.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan belum ditegakan karna belum dilakukan pengkajian terhadap
keluarga
2. Tujuan Umum
Setelah melakukan interaksi dan tatapmuka dengan keluarga selama 30menit
diharapkan keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat secara
terapeutik serta keluarga mampu mengenal masalah kesehatan dalam keluarga
3. Tujuan Khusus
Keluarga diharapkan dapat membina hubungan saling percaya dengan
a. Dapat menjalankan data-data anggota keluarga
b. Dapat menjawab semua pertanyaan agar ditemukannya data-data kesehatan pada
keluarga
C. Rencama Kegiatan
1. Topik : melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik
2. Metode : wawancara dan observasi
3. Jam : 10.00
4. Tempat : dirumah Ny. G

D. Pengorganisasian Kegiatan

No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Pelaksanaan/ Pembukaan a. Menjawab salam 10 menit
a. Salam Pembuka b. Mendengarkan
b. Menjelaskan c. Menyetujui
tujuan kunjungan
c. Membuat kontrak
waktu
2 Fase kerja a. Menjawab dan 30 menit
a. Melakukan mendengarkan
pengkajian b. Menjawab dan
b. Menanyakan mendengarkan
tentang riwayat c. mendengarkan
penyakit keluarga
c. Melakukan
pemfis
3 Terminasi d. menjawab 10 menit
a. mengucapkan e. menyetujui
terimakasih f. menjawab salam
b. kontrak waktu
yang akan dating
c. salam penutup

E. Evaluasi
1. Struktur
 Menyiapkan Lp
 Menyiapkan kontrak waktu yang akan dating
2. Proses
 Waktu ditetapkan sesuai rencana
 Kegiatan wawancara berjalan baik, keluarga aktif dalam bertanya
3. Hasil
 Keluarga dapat mengenali masalah kesehatannya
 Keluarga menyetujui kontrak selanjutnya

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan : 2
Tanggal :31 september 2020
Jam : 13.00
A. Latar Belakang

Pengkajian. Tahap pertama yang harus dilakukan dalam proses keperawatan yaitu
pengakajian terhadap masalah yang ada pada keluarga, membuat kontrak waktu dan
menyepakati bersama. Setelah dilakukan pendekatan pada pertemuan sebelumnya didapatkan
data bahwa Ny. G sudah mengalami hipertensi sejak umur 35 tahun ia mengeluh jika
hipertensinya kambuh yang ia rasakan adalah pusing dan sakit kepala, tidak nafsu makan dan
seluruh badan lemas. Maka dari itu perawat melakukan pengkajian lebih lanjut dan
melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan kemungkinan masalah yang akan terjadi
Perawat melakukan penjelasan tujuan dari kunjungan kedua ini yaitu untuk
melakukan pengkajian pada keluarga yang belum didapatkan datanya serta melakukan
pemeriksaan fisik pada anggota keluarga lainnya.
B. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan baru akan ditegakan jika pengkajian sudah selesai dilakukan
b. Tujuan umum
Setelah melakukan pengkajian dan bertatap muka dengan keluarga selama 30 menit
diharapkan keluarga dapat menyebutkan masalah kesehatan yang terjadi pada keluaga
dan bersedia melakukan pemeriksaan fisik
c. Tujuan Khusus
1. Mampu menyebutkan riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya
2. Mampu menjelaskan lingkungan rumah karakteristik,luas , sumber air dll
3. Keluarga mampu menyebutkan stressor jangka pendek dan panjang
4. Keluarga bersedia melakukan pemeriksaan fisik
5. Mampu menetapkan waktu kunjungan yang akan dating
6. Mampu menyebutkan masalah keluarga yang sering dialami oleh anggota
keluarga

C. Rancangan Kegiatan
a. Topik : pengkajian dan pemeriksaan fisik
b. Metode : wawancara
c. Jam : 13.00
d. Tempat ; dirumah Ny. G

D. Pengorganisasian

No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Mahasiswa Waktu


1 Orientasi a. Menjawab salam 5 menit
a. Salam pembuka b. Mendengarkan
b. Menjelaskan c. Menyetujui
Tujuan Kunjungan
c. Membuat kontak
waktu dan tempat
2 Fase kerja a. Menjawab 30 menit
a. Melakukan b. Mendengarkan
riwayat pengkajian c. Menjelaskan
keluarga inti d. Mendengarkan dan
b. Melakukan menjawab
pengkajian
lingkungan rumah
c. Melakukan
pengkajian stressor
keluarga
d. Melakukan
pemeriksaan fisik
3 Terminasi a. Menjawab 10 menit
a. Mengucapkan b. Menyetujui
terimakasih c. Menjawab
b. Kontrak waktu
yang akan dating
c. Salam penutup

E. Evaluasi
1. Struktur
 Interaksi berlangsung selama 30 menit
 Menyiapkan Lp
 Kontrak waktu yang akan dating
2. Proses
 Waktu yang ditentukan lebih dari rencana
 Kegiatan wawancara dengan keluarga berjalan baik
3. Hasil
 Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan keluarga
 Keluarga menyetujui kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan : 3
Tanggal :2 september 2020
Jam : 12.00
A. Latar Belakang
Setelah dilakukan pengkajian maka ditemukan masalah kesehatan kepada Ny. G
didapatkan masalah kesehatannya adalah hipertensi. Hal ini didukung oleh pernyatanya Ny.G
bahwa sejak umur 35tahun ia sudah mengalami tanda-tanda dari penyakit hipertensi salah
satu yang klien rasakan yaitu ia mengalami nyeri dibagian kepala nyeri tersebut seperti
ditekan, lalu klien mengatakan lemas, tidak nafsu makan, mata berkunang- kunang dan sulit
dalam beraktivitas, tekanan darah pada saat pengkajian adalah 140/90 mmHg.
Pada pertemuan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan berdiskusi dengan
keluarga tentang pengertian,factor resiko, tanda gejala,cara pencegahan dan cara mengurangi
nyeri pada saat hipertensi.

B. Diagnosa Keperawartan
1. Diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga kurang lebih 30menit diharapkan
keluarga dapat mengetahui tentang pengertian,factor resiko, tanda gejala dan serta
pencegahan dalam hipertensi
3. Tujuan Khusus
Keluarga diharapkan mampu mengenali masalah dengan cara
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian hipertensi
b. Keluarga mampu menyebutkan factor resiko hipertensi
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda gejala hipertensi
d. Keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan hipertensi

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pendidikan kesehatan tentang hipertensi
2. Metode : Diskusi, ceramah dan Tanya jawab
3. Tempat : Rumah Ny. G
D. Pengorganisasian

No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Orientasi a. Menjawab salam 5 menit
a. Salam Terapeutik b. Mendengarkan
b. Menjelaskan tujuan c. Menyetujui
kunjungan
c. Membuat kontrak waktu
dan tempat
2 Fase Kerja c. Menjawab 30 menit
a. Berdiskusi mengenai d. Mendengarkan dan
pengetahuan keluarga bertanya
tentang hipertensi e. Menjawab
b. Mengevaluasi keluarga
tentang apa yang sudah
dijelaskan
3 Terminasi d. Menjawab 5 menit
a. Mengucapkan salam e. Menyetujui
b. Kontrak waktu yang f. Menjawab salam
akan datang
c. Salam penutup

E. Evaluasi
1. Struktur
a. Interaksi berlangsung dengan waktu yang telah disepakati yaitu 30menit
b. Kontrak waktu yang akan dating
2. Proses
a. Klien kooperatif dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan : 4
Tanggal : 3 september 2020
Jam : 13.00
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan
anak yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan erat untuk mencapai tujuan terentu
(soetningsih,2012) keluarga ialah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya menjadi bagian dari keluarga
(Friedman,2010).
Didalam menentukan masalah pada suatu keluarga maka diperlukan proses
keperawatan yang meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi, setiap kegiatan dalam
proses keperawatan sangat penting dalam membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga
secara adekuat. Setelah dilakukan kunjungan kepada keluarga Ny. G pemberian pendidikan
kesehatan tentang cara penanganan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit
hipertensi dengan mengontrol lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesahatan.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan interaksi dan melakukan intervensi dengan Ny.G selama kurng lebih
30menit diharapkan keluarga mampu mengetahui dan memahami pencegahan dan
alternatif yang bias dilakukan dalam mengatasi nyeri teraebut
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menjelaskan cara mengatasi nyeri
b. Keluarga mampu menjelaskan lingkungan yang baik
c. Keluarga mampu mengjelaskan pentingnya fasilitas kesehatan

C. Rencana Tindakan
1. Topik : Pendidikan kesehatan mengenai cara mengatasi nyeri, Lingkungan yang baik
pentingnya fasilitas kesehatan
2. Metode : Diskusi, ceramah, Tanya jawab
3. Tempat : Rumah Ny. G
D. Pengorganisasian

No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu


1 Orientasi a. Menjawab salam 5 menit
a. Salam terapeutik b. Mendengarkan
b. Menjelaskan tujuan c. Menyetujui
kunjungan
c. Membuat kontarak waktu
2 Fase kerja a. menjawab 30 menit
a. menggali pengetahuan b. mendengarkan dan
keluarga tentang nyeri bertanya
yang dirasakan pasien c. mendengarkan dan
b. menjelaskan cara bertanya
mengontrol nyeri
c. menjelaskan lingkungan
yang baik dan
pemanfaatan fasilitas
kesehatan terhadap klien
3 Terminasi a. menjawab 5 menit
a. mengucapkan salam b. menjawab
b. salam penutup c. menjawab
c. mengucapkan terimakasih

E. Evaluasi
1. Struktur
a. Interaksi berlangsung baik dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Mahasiswa telah menyampaikan materi yang dibawakan kepada klien

2. Proses
a. Selama interaksi keluarga kooperatif dengan apa yang dilakukan
b. Selama diskusi klien aktif dalam bertanya
3. Hasil
a. Keluarga mengerti tentang apa yang telah dijelaskan
b. Keluarag mampu merawat Ny. G
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hipertensi 1-4
Disusun oleh :
Annisa Ratu Salma
(183110164)
3.A

Dosen Pembimbing :

Hj.Murniarti Mucthtar,SKM.M.Biomed

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Edukasi Pada Pasien Hipertensi


Waktu pertemuan : 45 menit
Tempat : Rumah Klien
Hari/Tanggal : Selasa / 1 September 2020
Sasaran : Keluarga yang menderita Hipertensi
Metode : Penyuluhan
Penyaji : Annisa Ratu Salma

A. LATAR BELAKANG

Perubahan gaya hidup, social dan ekonomi secara global memegang peranan besar dalam
terjadinya transisi epidemiologi dinegara maju maupun Negara berkembang, sehingga semakin
menggambarkan penyakit menular yang cenderung menurun ke penyakit tidak menular yang
meningkat (Kemenkes RI,2012). Transisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan
sossial ekonomi,lingkungan dan perubahan struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi
gaya hidup yang kurang sehat, misalnya merokok, kurang aktivitas fisik, makanana tinggi lemak
dan kalori serta konsumsi alcohol yang di duga menjadi factor resiko penyakit tidak menular
Salah satu contoh penyakit tidak meular adalah penyakit Hipertensi yang menjadi permasalahan
kesehatan yang sangat serius. Hipertensi disebut juga sabagai The Silent Killer. Penyakit ini akan
menyerang berbagai organ dan menyebakan penyakit lain contohnya adalag serangan jantung,
stroke, gangguan ginjal, dan juga kebutaaan. Menurut hasil dari beberapa penelitian diketahui
bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol akan meningkatkan resiko stroke sebanyak tujuh
kali dan tiga kali lebih besar beresiko serangan jantung (Sari,C.Y. 2015). Banyaknya penderita
hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang terkontrol berarti
mereka yang menderita hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi, lebih
dikemukakan bahwa 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi oleh karna
itu mereka cenderung menderita hipertensi yang lebih buruk karna tidak berubah dan
menghindari factor resiko (Abidin & Nawi, 2011)

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Keluarga mengerti cara Menghindari Faktor
resiko pada Hipertensi untuk meningkatkat kualitas hidup keluarga dan menghindari rasa
nyeri atau sakit pada saat Hipertensi kambuh, serta memberikan rasa nyaman pada
keluarga
2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga mampu:


a. Menjelaskan Apa itu Hipertensi
b. Menjelaskan Faktor Resiko Hipertensi
c. Menjelaskan Klasifikasi Hipertensi
d. Menjelaskan Komplikasi dari Hipertensi

C. METODE

Penyuluhan serta Diskusi


D. MEDIA/ ALAT BANTU
1. Leaflet
2. Lembar balik

E. STRUKTUR ORGANISASI.
1. Moderator: : Mala Ramadani
2. Penyaji : Rahmatul Husni
3. Fasilitator : Febriyanti
Putri Yasmin
Sari Aurora
4. Dokumentasi : Larasati

F. STRUKTUR KEGIATAN
1. Waktu : 17.00 WIB
2. Tempat : Rumah Klien atau Keluarga
3. Sasaran : Keluarga penderita Hipertensi
4. Target : Keluarga
G. SUSUNAN ACARA

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan: a. Menjawab salam
a)      Memberi salam b. Mendengarkan
b)      Memperkenalkan c. Memperhatikan
diri d. Memperhatikan
c)      Menjelaskan e. Peserta menyetujui
maksud dan tujuan waktu yang
penyuluhan direncanakan
d)     Menyebutkan f. Peserta mampu
materi/pokok bahasan menjawab pertanyaan
yang akan disampaikan dari penanya.
e). Kontrak waktu
f). Mengevaluasi
Pengetahuan.
2 20 Pelaksanaan: 1. Menyimak dan
menit Menjelaskan materi memperhatikan
Inti berurutan dan teratur. 2. Memperhatikan
Materi: 3. Memperhatikan
1. Pengertian 4. Memperhatikan
Hipertensi 5. Memperhatikan
2. Penyebab 6. Bertanya dan
Hipertensi Menjawab pertanyaan
3. Faktor Resiko yang diajukan.
Hipertensi
4. Memberi
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya.

3 5-15 Evaluasi: 1. Peserta mampu


menit 1. Menanyakan menjawab atau
Penutup kembali kepada menjelaskan kembali.
peserta tentang 2. Membalas ucapan
materi yang telah salam
diberikan. Dan 3. Membalas salam
reinforcement
positif kepada
peserta yang dapat
menjawab
pertanyaan
2. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatian yang
telah diberikan
3. Memberikan
salam penutup

H. SETTING TEMPAT

B B B
C
B B B

B B
Keterangan:
A: Penyaji D
B: Peserta
C: Fasilitator
D: Dokumentasi

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. 50 % peserta menghadiri penyuluhan.
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
c. 50 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. 85 % peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu mengikuti kegiatan Edukasi Hipetensi
b. Peserta sangat aktif dalam kegitan Edukasi pada Hipertensi

MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI PADA KELUARGA


A. Definisi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus -
menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140mmHg, tekanan diastolic 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat
secara kronis, hal ini terjadi karna jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Koes Irianto, 2014) . hipertensi juga merupakan
factor utama terjadinya gangguan kardiovaskuler. Apabila tidak ditanganin dengan baik dapt
mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi ( Andrian Patica N E-journal keperawatan volume 4 nomor 1,mei
2006 )
B. Klasifikasi Hipertensi
Adapun Klasifikasi tekanan darah menurut JPC-V AS (2004) dalam Aspiani (2016) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2 Kriteria Hipertensi menurut JPC-V AS

Kriteria TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Normal <130 <85
Perbatasan (high normal) 130–139 85–89
Hipertensi Stage 1: ringan 140–159 90–99
Hipertensi Stage 2 : sedang 160-179 100-109
Hipertensi Stage 3 : berat 180-209 110-119
Hipertensi Stage 4 : sangat berat ≥ 210 ≥ 120
Sumber : JPC-V AS (2004) dalam Aspiani 2016

Keterangan:

a. TDD: tekanan darah diastolic

b. TDS: tekanan darah sistolik

C. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering dijumpai
dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer

Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa
penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres
sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat
dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme,
intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok,
konsumsi alkohol, dan kelainan darah.

b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder

Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan
hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan
kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :

1. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai
tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah
menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi
berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah
menopause (Endang Triyanto, 2014).
2. Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun.
Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia
seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3. Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita
hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung
beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang
tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).

b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol


1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas sehingga
asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan
atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan tekanan
darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa
melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam kandungan nikotik
yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi peningkatan hipertensi.
Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram
sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan
menyebabkan stroke.

E. Manisfestasi klinik

Menurut Ardiansyah (2012)muncul setelah penderita mengalami hipertensi


selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain :

a. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah


tidak mantap.

b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena
peningkatan tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah.

c. Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita.

d. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah
akibat vasokonstriksi pembuluh darah.

e. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai dampak hipertensi.

F. Komplikasi
Komplikasi hipertensi diantaranya adalah hypertension heart disease
(HHD), CVD, gagal ginjal, CHF, retinopati hipertensi (gangguan pembuluh darah
mata, dapat menyebabkan kebutaan), kerusakan organ akan terjadi setelah 10-15
tahun.
a. Stroke

Peningkatan tekanan darah 20/10 mmHg meningkatkan risiko CVD


sebanya dua kali. CVD yang dimaksud adalah penyakit jantung iskemi dan stroke.
Angka kematian akibat stroke parallel dengan prevalensi hipertensi. Diantara
individu usia pertengahan, nilai TD diastolik 5 mmHg lebih rendah, menurunkan
risiko stroke sebanyak 35-40%
b. Penyakit Jantung Koroner dan Gagal Jantung
Hipertensi diikuti dengan penurunan suplai oksigen dan faktor risiko lain
mempercepat proses aterogenesis sehingga semakin mengurangi oksigen yang
sampai ke otot jantung. Pasien yang dengan riwayat hipertensi memiliki risiko 6
kali mengalami gagal jantung dibandingkan tanpa riwayat hipertensi.
c. Penyakit Ginjal
Penurunan aliran darah ke ginjal karena hipertensi dapat menyebabkan
hiperfiltrasi yang nantinya akan berkembang menjadi glomerulosklerosis dan
selanjutnya gangguan fungsi ginjal. Setiap penurunan 5 mmHg TD diastolic
menurunkan risiko penyakit ginjal stadium akhir minimal 4 kali (Aziza L, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Lisma Nurlina.2018. KTI D-III Keperawatan. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada


Pasien Hipertensi.Poltekkes Kemenkes Jogyakarta
Yudi Abdul Majid & Puji Setya Dini. Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang Dan
Nyaman Serta Mampu Menurunkan Tekanan Darah. Stickes Muhammadiah Palembang
Wini Kartika Dewi. 2019. KTI D-III Keperawatan. Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Hipertensi. Poltekkes Kemenkes SamarindaING
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Edukasi Lingkungan dan pemanfaatan Fasilitas kesehatan


Waktu pertemuan : 45 menit
Tempat : Rumah Klien
Hari/Tanggal : Selasa / 1 September 2020
Sasaran : Keluarga yang menderita Hipertensi
Metode : Penyuluhan
Penyaji : Annisa Ratu Salma

J. LATAR BELAKANG
Perubahan gaya hidup, social dan ekonomi secara global memegang peranan besar dalam
terjadinya transisi epidemiologi dinegara maju maupun Negara berkembang, sehingga semakin
menggambarkan penyakit menular yang cenderung menurun ke penyakit tidak menular yang
meningkat (Kemenkes RI,2012). Transisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan
sossial ekonomi,lingkungan dan perubahan struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi
gaya hidup yang kurang sehat, misalnya merokok, kurang aktivitas fisik, makanana tinggi lemak
dan kalori serta konsumsi alcohol yang di duga menjadi factor resiko penyakit tidak menular
Salah satu contoh penyakit tidak meular adalah penyakit Hipertensi yang menjadi permasalahan
kesehatan yang sangat serius. Hipertensi disebut juga sabagai The Silent Killer. Penyakit ini akan
menyerang berbagai organ dan menyebakan penyakit lain contohnya adalag serangan jantung,
stroke, gangguan ginjal, dan juga kebutaaan. Menurut hasil dari beberapa penelitian diketahui
bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol akan meningkatkan resiko stroke sebanyak tujuh
kali dan tiga kali lebih besar beresiko serangan jantung (Sari,C.Y. 2015). Banyaknya penderita
hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang terkontrol berarti
mereka yang menderita hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi, lebih
dikemukakan bahwa 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi oleh karna
itu mereka cenderung menderita hipertensi yang lebih buruk karna tidak berubah dan
menghindari factor resiko (Abidin & Nawi, 2011)

K. TUJUAN

Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Keluarga mengerti cara Menghindari Faktor


resiko pada Hipertensi untuk meningkatkat kualitas hidup keluarga dan menghindari rasa
nyeri atau sakit pada saat Hipertensi kambuh, serta memberikan rasa nyaman pada
keluarga
Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga mampu:


a. Menjelaskan Apa itu Hipertensi
b. Menjelaskan Faktor Resiko Hipertensi
c. Menjelaskan Klasifikasi Hipertensi
d. Menjelaskan Komplikasi dari Hipertensi
e. Menjelaskan Lingkungan yang baik
f. Menjelaskan pemanfaatan fasilitas kesehatan

L. METODE

Penyuluhan serta Diskusi

M. MEDIA/ ALAT BANTU


a. Leaflet
b. Lembar balik
N. STRUKTUR ORGANISASI.
1. Moderator: : Mala Ramadani
2. Penyaji : Rahmatul Husni
3. Fasilitator : Febriyanti
4. Dokumentasi : Larasati

O. STRUKTUR KEGIATAN
1. Waktu : 17.00 WIB
5. Tempat : Rumah Klien atau Keluarga
6. Sasaran : Keluarga penderita Hipertensi
7. Target : Keluarga

P. SUSUNAN ACARA

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta / keluaga


.
1 5 menit Pembukaan: g. Menjawab salam
a)      Memberi salam h. Mendengarkan
b)      Memperkenalkan diri i. Memperhatikan
c)      Menjelaskan maksud dan j. Memperhatikan
tujuan penyuluhan k. Peserta menyetujui waktu
d)    Menyebutkan yang direncanakan
materi/pokok bahasan yang l. Peserta mampu menjawab
akan disampaikan pertanyaan dari penanya
e). Kontrak waktu
f). Mengevaluasi Pengetahuan
2 20 menit Pelaksanaan: 7. Menyimak dan
Menjelaskan materi berurutan memperhatikan
dan teratur. 8. Memperhatikan
Materi: 9. Memperhatikan
5. Menjelaskan 10. Bertanya dan Menjawab
lingkungan yang baik pertanyaan yang diajukan
untuk pasien
6. Menjelaskan
pentingnya
gmelakujukan follow
up atau kunjungan ke
pelayanan kesehatan
7. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.

3 5-15 Menit Evaluasi: 4. Keluarga mampu menjawab


4. Menanyakan kembali atau menjelaskan kembali.
kepada Keluarga 5. Membalas ucapan salam
tentang materi yang 6. Membalas salam
telah diberikan. Dan
reinforcement positif
kepada keluarga yang
dapat menjawab
pertanyaan
5. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatian yang telah
diberikan
6. Memberikan salam
penutup

Q. KRITERIA EVALUASI
4. Evaluasi Struktur
c. 50 % peserta menghadiri penyuluhan.
d. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
5. Evaluasi Proses
e. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
f. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
g. 50 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
h. 85 % peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan.
6. Evaluasi Hasil
c. Peserta mampu mengikuti kegiatan Edukasi Hipetensi
d. Peserta sangat aktif dalam kegitan Edukasi pada Hipertensi
MATERI PENYULUHAN TENTANG LINGKUNGAN YANG BAIK DAN
PENTINGNYA FASILITAS KESEHATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

A. Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi


secara terus - menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140mmHg, tekanan diastolic 90
mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis, hal ini terjadi karna jantung bekerja lebih cepat
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Koes
Irianto, 2014) . hipertensi juga merupakan factor utama terjadinya gangguan
kardiovaskuler. Apabila tidak ditanganin dengan baik dapt mengakibatkan gagal ginjal,
stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi
( Andrian Patica N E-journal keperawatan volume 4 nomor 1,mei 2006 )
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai
tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan
mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi
berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah
menopause (Endang Triyanto, 2014).
2. Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun.
Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia
seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3. Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita
hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua
cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan
orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).

a. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol


1.Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas sehingga
asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan
atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2.Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan tekanan
darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk
terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3.Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam kandungan
nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4. Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi peningkatan hipertensi.
Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram
sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5. Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan
menyebabkan stroke.

C. Manisfestasi klinik

Menurut Ardiansyah (2012) muncul setelah penderita mengalami hipertensi selama


bertahun-tahun, gejalanya antara lain :

a) Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah tidak mantap.

b) Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan tekanan
intrakranial yang disertai mual dan muntah.

c) Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita.

d) Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah akibat
vasokonstriksi pembuluh darah.

e) Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai dampak hipertensi.

D. Pengaruh Lingkugan Terhadap Hipertensi

Hubungan antara lingkungan dengan kejadian penyakit hipertensi terkadang tidak


dapat dijelaskan secara langsung. Karena umumnya pengaruh lingkungan terhadap hipertensi
tidak bersifat langsung. Faktor lingkungan seperti lingkungan sosial, ekonomi, budaya
meningkatkan risiko hipertensi dengan mempengaruhi perilaku yang kemudian membentuk
gaya hidup sekelompok masyarakat. Gaya hidup atau perilaku yang dipengaruhi oleh
lingkungan seperti kebiasaan dalam konsumsi makanan tertentu seperti :
 Merokok
 konsumsi alkohol
 kurang aktifitas fisik
 Lingkungan Yang kurang baik
 Suasana Dalam rumah tersebut

Sedangkan lingkungan yang baik Seperti:


 Mempunyai Sirkulasi Udara yang baik
 Tinggal didalam pemukiman yang bersih
 Mempunyai sarana air yang bersih
 Mempunyai lingkungan yang baik
 Mempunyai gaya hidup yang baik
 Suasana didalam rumah yang baik

E. Pengaruh Fasilitas Kesehatan dalam Hipertensi

Berdasarkan tingkat pemanfaatan (utility) masyarakat, khususnya di wilayah


perkotaan terhadap pelayanan kesehatan seperti puskesmas sebagai tempat pelayanan
kesehatan. Pentingnya sarana kesehatan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat,
khususnya dalam kasus hipertensi keptuhan minum obat adalah salah satu kunci keberhasilan
dalam pengobatan. Salain patuh terhadap minum obat pasien juga harus memperhatikan dosis
dan jadwal dalam meminum obat serta melakukan follow up atau berkunjung kembali ke
fasilitas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ratna Dewi Hussein.2014.Jurnal Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan


Puskesmas Oleh Pasien Hipertens. Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Wini Kartika Dewi. 2019. KTI D-III Keperawatan. Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Hipertensi. Poltekkes Kemenkes SamarindaING
Lisma Nurlina.2018. KTI D-III Keperawatan. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Pasien Hipertensi.Poltekkes Kemenkes Jogyakarta

Anda mungkin juga menyukai