OLEH:
Annisa Ratu Salma
183110164
3.A
DOSEN PEMBIMBING:
Hj. Murniati Mucthtar,SKM.M.Biomed
I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. A
2. Alamat dan telepon : Duta Bintaro G.9 no.39, Tangerang.Banten
3. Komposisi Keluarga
Keterangan :
Laki –laki :
Perempuan :
4. Tipe keluarga : The Nuclear Family (Keluarga Inti) yaitu keluarga
Yang terdiri Dari Suami, istri dan anak
5. Suku : Minang
6. Agama : Islam
7. Status Sosek Keluarga : Klien Mengatakan bahwa selama ini pendapatan
Berasal dari suami
8. Aktifitas Rekreasi Keluarga :
Semenjak Pandemi corona seperti sekarang keluarga hanya menghabiskan
waktunya untuk berkumpul dirumah untuk menonton Tv dan mengobrol dirumah,
sesekali kami berpergian untuk berkunjung kerumah saudara yang lain.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah (Termasuk Denah
Luas : 72m
Tipe : 32
Jumlah Ruangan : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 2 kamar mandi
Ventilasi : jendela tersedia disetiap kamar daan ruang tamu
Sumber Air : PAM
2. Karakteristik tetangga & Komunitas RW
Klien mengatakan bahwa kesehariannya adalah sebagai ibu rumah tangga, ia
mengatakan bahwa komunikasi antar keluarga berjalan baik, dan dengan lingkungan
luar juga baik tidak ada masalah. Klien mengatakan bahwa ia senang berbaur dengan
lingkungan sekitar seperti para tetangga namun karna sedang ada wabah pandemi
seperti ini klien mengatakan sudah jarang berbaur dengan tetangga lagi
3. Mobilitas geografis keluarga
Letak rumah klien cukup baik dan strategis dan jauh dari kawasan pemukiman yang
tidak sehat
4. Perkumpulan keluarga & Interaksi dengan masyarakat
Klien mengatakan bahwa semenjak pandemi seperti ini jarang berbaur dengan
lingkungan luar seperti pengajian ibu-ibu atau kegiatan yang berasa dilingkungan
tersebut
5. Sistem Pendukung Keluarga
Klien mengatakan walaupun sedang terjadi wabah, alhamdullilah tidak terlalu
mengalami krisis keungan yang begitu parah, itu karna berkat suami dan saudara serta
dukungan dari dalam keluarga itu sendiri yang saling membantu
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi keluarga
Komnuikasi antar keluarga dilakukan seperti kelurga lainnya,yaitu dengan tatap muka
dan komunikasi antar keluarga lancar.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kekuataan pada keluarga ini dipegang oleh kepala keluarga, sebagai pemimpin rumah
tangga beliau sangat dihormati oleh anggota keluarga.
3. Struktur peran
Seluruh anggota keluarga memiliki peran masing-masing, untuk suami ia bekerja dan istri
mengurus rumah, dan 2 anak kuliah dan yang 1 bersekolah
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, menjaga pola makan sehat,
mengurangi makanan atau masakan yang menggunakan banyak garam
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Sejak kecil keluarga sudah diajarkan untuk saling menyayangi, memberi satu sama
lain,berbagi dengan yang lain, dan membantu keluarga satu sama lain, dan diajarkan
untuk berterimakasih dan meminta maaf jika bersalah.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga selalu berkumpul dirumah setiap hari,hubungan keluarga baik,dan menaati nilai
norma yang baik yang berlaku di rumah dan masyarakat
3. Fungsi Ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk anak dan biaya
untuk berobat
4. Fungsi Perawatan Keluarga (5 Tugas Perawatan Kesehatan Keluarga)
Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor Jangka Pendek
Keluarga saat ini tidak memiliki masalah yang berarti dalam jangka pendek
2. Stressor Jangka Panjang
Keluarga saat ini memiliki masalah yang berarti dalam jangka panjang yaitu biaya
pendidikan untuk anak-anaknya dan masalah kesehatan yang terjadi pada dirinya
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap Masalah
Jika dalam keluarga terdapat masalah biasanya kepala keluarga mengumpulkan keluarga
di ruang tamu dan meminta pendapat kepada yang lainnya.
4. Strategi Koping yang digunakan
Saling berkomunikasi dan terbuka dalam permasalahan yang dihadapi,dan
mengemukakan kejujuran
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Apabila terjadi permasalahan biasanya diselesaikan berdua tetapi jika masalah tetapi jika
terjadi masalah yang melibatkan satu keluarga akan diselesaikan bersama-sama
ANALISA DATA
1. Nyeri Akut
Total Skore 9
PRIORITAS MASALAH
2. Intoleransi Aktivitas
Total Skore 7
HASIL PENDOKUMENTASIAN
PRATKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
“LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA ”
“Kunjungan 1-4”
OLEH:
Annisa Ratu Salma
183110164
3.A
DOSEN PEMBIMBING:
Hj. Murniati Mucthtar,SKM.M.Biomed
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN 1
Kunjungan ke : 1
Tanggal : 30 september 2020
Jam : 10.00
A. Latar Belakang
D. Pengorganisasian Kegiatan
E. Evaluasi
1. Struktur
Menyiapkan Lp
Menyiapkan kontrak waktu yang akan dating
2. Proses
Waktu ditetapkan sesuai rencana
Kegiatan wawancara berjalan baik, keluarga aktif dalam bertanya
3. Hasil
Keluarga dapat mengenali masalah kesehatannya
Keluarga menyetujui kontrak selanjutnya
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan : 2
Tanggal :31 september 2020
Jam : 13.00
A. Latar Belakang
Pengkajian. Tahap pertama yang harus dilakukan dalam proses keperawatan yaitu
pengakajian terhadap masalah yang ada pada keluarga, membuat kontrak waktu dan
menyepakati bersama. Setelah dilakukan pendekatan pada pertemuan sebelumnya didapatkan
data bahwa Ny. G sudah mengalami hipertensi sejak umur 35 tahun ia mengeluh jika
hipertensinya kambuh yang ia rasakan adalah pusing dan sakit kepala, tidak nafsu makan dan
seluruh badan lemas. Maka dari itu perawat melakukan pengkajian lebih lanjut dan
melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan kemungkinan masalah yang akan terjadi
Perawat melakukan penjelasan tujuan dari kunjungan kedua ini yaitu untuk
melakukan pengkajian pada keluarga yang belum didapatkan datanya serta melakukan
pemeriksaan fisik pada anggota keluarga lainnya.
B. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan baru akan ditegakan jika pengkajian sudah selesai dilakukan
b. Tujuan umum
Setelah melakukan pengkajian dan bertatap muka dengan keluarga selama 30 menit
diharapkan keluarga dapat menyebutkan masalah kesehatan yang terjadi pada keluaga
dan bersedia melakukan pemeriksaan fisik
c. Tujuan Khusus
1. Mampu menyebutkan riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya
2. Mampu menjelaskan lingkungan rumah karakteristik,luas , sumber air dll
3. Keluarga mampu menyebutkan stressor jangka pendek dan panjang
4. Keluarga bersedia melakukan pemeriksaan fisik
5. Mampu menetapkan waktu kunjungan yang akan dating
6. Mampu menyebutkan masalah keluarga yang sering dialami oleh anggota
keluarga
C. Rancangan Kegiatan
a. Topik : pengkajian dan pemeriksaan fisik
b. Metode : wawancara
c. Jam : 13.00
d. Tempat ; dirumah Ny. G
D. Pengorganisasian
E. Evaluasi
1. Struktur
Interaksi berlangsung selama 30 menit
Menyiapkan Lp
Kontrak waktu yang akan dating
2. Proses
Waktu yang ditentukan lebih dari rencana
Kegiatan wawancara dengan keluarga berjalan baik
3. Hasil
Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan keluarga
Keluarga menyetujui kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan : 3
Tanggal :2 september 2020
Jam : 12.00
A. Latar Belakang
Setelah dilakukan pengkajian maka ditemukan masalah kesehatan kepada Ny. G
didapatkan masalah kesehatannya adalah hipertensi. Hal ini didukung oleh pernyatanya Ny.G
bahwa sejak umur 35tahun ia sudah mengalami tanda-tanda dari penyakit hipertensi salah
satu yang klien rasakan yaitu ia mengalami nyeri dibagian kepala nyeri tersebut seperti
ditekan, lalu klien mengatakan lemas, tidak nafsu makan, mata berkunang- kunang dan sulit
dalam beraktivitas, tekanan darah pada saat pengkajian adalah 140/90 mmHg.
Pada pertemuan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan berdiskusi dengan
keluarga tentang pengertian,factor resiko, tanda gejala,cara pencegahan dan cara mengurangi
nyeri pada saat hipertensi.
B. Diagnosa Keperawartan
1. Diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga kurang lebih 30menit diharapkan
keluarga dapat mengetahui tentang pengertian,factor resiko, tanda gejala dan serta
pencegahan dalam hipertensi
3. Tujuan Khusus
Keluarga diharapkan mampu mengenali masalah dengan cara
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian hipertensi
b. Keluarga mampu menyebutkan factor resiko hipertensi
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda gejala hipertensi
d. Keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan hipertensi
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pendidikan kesehatan tentang hipertensi
2. Metode : Diskusi, ceramah dan Tanya jawab
3. Tempat : Rumah Ny. G
D. Pengorganisasian
E. Evaluasi
1. Struktur
a. Interaksi berlangsung dengan waktu yang telah disepakati yaitu 30menit
b. Kontrak waktu yang akan dating
2. Proses
a. Klien kooperatif dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kunjungan : 4
Tanggal : 3 september 2020
Jam : 13.00
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan
anak yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan erat untuk mencapai tujuan terentu
(soetningsih,2012) keluarga ialah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya menjadi bagian dari keluarga
(Friedman,2010).
Didalam menentukan masalah pada suatu keluarga maka diperlukan proses
keperawatan yang meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi, setiap kegiatan dalam
proses keperawatan sangat penting dalam membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga
secara adekuat. Setelah dilakukan kunjungan kepada keluarga Ny. G pemberian pendidikan
kesehatan tentang cara penanganan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit
hipertensi dengan mengontrol lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesahatan.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan interaksi dan melakukan intervensi dengan Ny.G selama kurng lebih
30menit diharapkan keluarga mampu mengetahui dan memahami pencegahan dan
alternatif yang bias dilakukan dalam mengatasi nyeri teraebut
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menjelaskan cara mengatasi nyeri
b. Keluarga mampu menjelaskan lingkungan yang baik
c. Keluarga mampu mengjelaskan pentingnya fasilitas kesehatan
C. Rencana Tindakan
1. Topik : Pendidikan kesehatan mengenai cara mengatasi nyeri, Lingkungan yang baik
pentingnya fasilitas kesehatan
2. Metode : Diskusi, ceramah, Tanya jawab
3. Tempat : Rumah Ny. G
D. Pengorganisasian
E. Evaluasi
1. Struktur
a. Interaksi berlangsung baik dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Mahasiswa telah menyampaikan materi yang dibawakan kepada klien
2. Proses
a. Selama interaksi keluarga kooperatif dengan apa yang dilakukan
b. Selama diskusi klien aktif dalam bertanya
3. Hasil
a. Keluarga mengerti tentang apa yang telah dijelaskan
b. Keluarag mampu merawat Ny. G
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hipertensi 1-4
Disusun oleh :
Annisa Ratu Salma
(183110164)
3.A
Dosen Pembimbing :
Hj.Murniarti Mucthtar,SKM.M.Biomed
A. LATAR BELAKANG
Perubahan gaya hidup, social dan ekonomi secara global memegang peranan besar dalam
terjadinya transisi epidemiologi dinegara maju maupun Negara berkembang, sehingga semakin
menggambarkan penyakit menular yang cenderung menurun ke penyakit tidak menular yang
meningkat (Kemenkes RI,2012). Transisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan
sossial ekonomi,lingkungan dan perubahan struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi
gaya hidup yang kurang sehat, misalnya merokok, kurang aktivitas fisik, makanana tinggi lemak
dan kalori serta konsumsi alcohol yang di duga menjadi factor resiko penyakit tidak menular
Salah satu contoh penyakit tidak meular adalah penyakit Hipertensi yang menjadi permasalahan
kesehatan yang sangat serius. Hipertensi disebut juga sabagai The Silent Killer. Penyakit ini akan
menyerang berbagai organ dan menyebakan penyakit lain contohnya adalag serangan jantung,
stroke, gangguan ginjal, dan juga kebutaaan. Menurut hasil dari beberapa penelitian diketahui
bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol akan meningkatkan resiko stroke sebanyak tujuh
kali dan tiga kali lebih besar beresiko serangan jantung (Sari,C.Y. 2015). Banyaknya penderita
hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang terkontrol berarti
mereka yang menderita hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi, lebih
dikemukakan bahwa 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi oleh karna
itu mereka cenderung menderita hipertensi yang lebih buruk karna tidak berubah dan
menghindari factor resiko (Abidin & Nawi, 2011)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Keluarga mengerti cara Menghindari Faktor
resiko pada Hipertensi untuk meningkatkat kualitas hidup keluarga dan menghindari rasa
nyeri atau sakit pada saat Hipertensi kambuh, serta memberikan rasa nyaman pada
keluarga
2. Tujuan Khusus
C. METODE
E. STRUKTUR ORGANISASI.
1. Moderator: : Mala Ramadani
2. Penyaji : Rahmatul Husni
3. Fasilitator : Febriyanti
Putri Yasmin
Sari Aurora
4. Dokumentasi : Larasati
F. STRUKTUR KEGIATAN
1. Waktu : 17.00 WIB
2. Tempat : Rumah Klien atau Keluarga
3. Sasaran : Keluarga penderita Hipertensi
4. Target : Keluarga
G. SUSUNAN ACARA
H. SETTING TEMPAT
B B B
C
B B B
B B
Keterangan:
A: Penyaji D
B: Peserta
C: Fasilitator
D: Dokumentasi
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. 50 % peserta menghadiri penyuluhan.
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
c. 50 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. 85 % peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu mengikuti kegiatan Edukasi Hipetensi
b. Peserta sangat aktif dalam kegitan Edukasi pada Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus -
menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140mmHg, tekanan diastolic 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat
secara kronis, hal ini terjadi karna jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Koes Irianto, 2014) . hipertensi juga merupakan
factor utama terjadinya gangguan kardiovaskuler. Apabila tidak ditanganin dengan baik dapt
mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi ( Andrian Patica N E-journal keperawatan volume 4 nomor 1,mei
2006 )
B. Klasifikasi Hipertensi
Adapun Klasifikasi tekanan darah menurut JPC-V AS (2004) dalam Aspiani (2016) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2 Kriteria Hipertensi menurut JPC-V AS
Keterangan:
C. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering dijumpai
dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa
penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres
sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat
dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme,
intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok,
konsumsi alkohol, dan kelainan darah.
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan
hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan
kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal.
1. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai
tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah
menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi
berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah
menopause (Endang Triyanto, 2014).
2. Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun.
Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia
seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3. Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita
hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung
beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang
tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
E. Manisfestasi klinik
b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena
peningkatan tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah.
d. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah
akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
F. Komplikasi
Komplikasi hipertensi diantaranya adalah hypertension heart disease
(HHD), CVD, gagal ginjal, CHF, retinopati hipertensi (gangguan pembuluh darah
mata, dapat menyebabkan kebutaan), kerusakan organ akan terjadi setelah 10-15
tahun.
a. Stroke
J. LATAR BELAKANG
Perubahan gaya hidup, social dan ekonomi secara global memegang peranan besar dalam
terjadinya transisi epidemiologi dinegara maju maupun Negara berkembang, sehingga semakin
menggambarkan penyakit menular yang cenderung menurun ke penyakit tidak menular yang
meningkat (Kemenkes RI,2012). Transisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan
sossial ekonomi,lingkungan dan perubahan struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi
gaya hidup yang kurang sehat, misalnya merokok, kurang aktivitas fisik, makanana tinggi lemak
dan kalori serta konsumsi alcohol yang di duga menjadi factor resiko penyakit tidak menular
Salah satu contoh penyakit tidak meular adalah penyakit Hipertensi yang menjadi permasalahan
kesehatan yang sangat serius. Hipertensi disebut juga sabagai The Silent Killer. Penyakit ini akan
menyerang berbagai organ dan menyebakan penyakit lain contohnya adalag serangan jantung,
stroke, gangguan ginjal, dan juga kebutaaan. Menurut hasil dari beberapa penelitian diketahui
bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol akan meningkatkan resiko stroke sebanyak tujuh
kali dan tiga kali lebih besar beresiko serangan jantung (Sari,C.Y. 2015). Banyaknya penderita
hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang terkontrol berarti
mereka yang menderita hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi, lebih
dikemukakan bahwa 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi oleh karna
itu mereka cenderung menderita hipertensi yang lebih buruk karna tidak berubah dan
menghindari factor resiko (Abidin & Nawi, 2011)
K. TUJUAN
Tujuan Umum
L. METODE
O. STRUKTUR KEGIATAN
1. Waktu : 17.00 WIB
5. Tempat : Rumah Klien atau Keluarga
6. Sasaran : Keluarga penderita Hipertensi
7. Target : Keluarga
P. SUSUNAN ACARA
Q. KRITERIA EVALUASI
4. Evaluasi Struktur
c. 50 % peserta menghadiri penyuluhan.
d. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
5. Evaluasi Proses
e. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
f. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
g. 50 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
h. 85 % peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan.
6. Evaluasi Hasil
c. Peserta mampu mengikuti kegiatan Edukasi Hipetensi
d. Peserta sangat aktif dalam kegitan Edukasi pada Hipertensi
MATERI PENYULUHAN TENTANG LINGKUNGAN YANG BAIK DAN
PENTINGNYA FASILITAS KESEHATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
A. Hipertensi
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai
tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan
mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi
berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah
menopause (Endang Triyanto, 2014).
2. Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun.
Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia
seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3. Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita
hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua
cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan
orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
C. Manisfestasi klinik
a) Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah tidak mantap.
b) Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan tekanan
intrakranial yang disertai mual dan muntah.
d) Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah akibat
vasokonstriksi pembuluh darah.