T DENGAN THYPOID
DI RUANG INAYAH KAMAR 11
PKU MUHAMMADIYAH GAMBONG
PENGKAJIAN
Tanggal masuk RS
: 10-05-2011
Jam masuk RS
Tanggal pengkajian
Jam pengkajian
: 19.45 WIB
: 15-05-2011
: 20.30 WIB
Pengkaji
1.
IDENTITAS KLIEN
Nama Klien
Tempat/tgl lahir
: An.T
: Kebumen,06-11-2006
Umur
: 4,6 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
Bahasa yang dimengerti
: Jawa
: Jawa/Indonesia
Dx Medis
No Rekam Medis
: 0198092
Orang tua/wali
Nama ayah/ibu/wali
Pekerjaan ayah/ibu/wali
Alamat ayah/ibu/wali
2.
: Thypoid
: Tn.K
: Buruh
: Wonorejo,1/2 karanganyar
KELUHAN UTAMA
Pasien panas .
3.
Pada tanggal 10 mei 20011 pukul 19.45 WIB klien di bawa ke IGD PKU Muhammadiyah
Gombong dengan keluhan panas sejak 5 hari yang lalu,pusing,mual,lemes,.Pada saat di IGD
pasien mendapatkan terapy Aminopilin 2x300 g/l, amoxilin g/l, Infus RL 12tpm, puyer
(Paracetamol 250mg 3x1).Tanda tanda vital Nadi di IGD; 110 x/mnt, suhu; 40 C, RR ; 16x/mnt.
BB: 12Kg
Pasien dibawa ke bangsal inayah sekitar jam 20.00 WIB. Pada saat di ruangan Kondisi klien
tampak lemas,akral hangat,pusing,pasien mual,tidak mau makan, tanda tanda vital; S: 3880C, N:
100x/m, R:20x/m.
4.
1.
Selama kehamilan ibu klien melakukan ANC ke bidan secara teratur sesuai dengan anjuran dari
bidan, selama hamil tidak ada keluhan dan penyakit yang diderita ibu klien
2.
4.
Hospitalisasi/tindakan operasi
Injuri/kecelakaan
Alergi
Ibu klien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi demikian juga dengan keluarga,
tidak ada yang mempunyai riwayat alergi.
7.
8.
Pengobatan
RIWAYAT SOSIAL
1.
Yang mengasuh
3.
1.
RIWAYAT KELUARGA
Sosial ekonomi :
Ibu klien sebagai seorang ibu rumah tangga dan bapak klien sebagai buruh.
2.
Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya cukup bersih dan ventilasi udara cukup, lantai
rumah dari semen, jumlah jendela 6 buah, tidak ada sumber polusi yang dekat dengan rumahnya.
3.
Penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga, saudara yang mempunyai penyakit menular ataupun menurun.
7.
1.
2.
Motorik halus
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa membuat menara dari 6 kubus,meniru garis
vertikal.
3.
Bahasa
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa bicara cukup mengerti, menyebut 4 gambar,
mengatakan 2 nama kegiatan
4.
Motorik kasar
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa melompat dan melempar bola lengan ke atas
Interpretasi
Pertumbuhan dan perkembangan normal
8.
1.
2.
Nutrisi :
Saat ini klien mendapatkan diet bubur kasar ,ibu klien mengatakan klien susah makan sejak
sebelum sakit biasanya hanya makan pagi dan sore saja dan paling hanya 8- 10 sendok makan,
pada saat dikaji ibu klien mengatakan klien makan hanya 1-3 sendok. Ibu klien mengatakan
anaknya muntah.
3.
Cairan :
Sebelum sakit klien minum susu 1-3 gelas perhari, selama sakit klien minum susu 1 gelas dan
kadang minum air putih serta mendapatkan terapi cairan IV RL.
4.
Aktivitas :
Sebelum sakit klien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat bermain dengan teman-teman
sebayanya di rumah, sekarang klien hanya tiduran, tidak bisa beraktifitas seperti biasanya, ADL
dibantu oleh ibunya dan perawat.
5.
6.
Eliminasi :
Sebelum sakit klien biasanya BAB 1x /hari BAK: 4-6x/hari
Pada saat dikaji klien BAB 1x konsistensi padat dan BAK 3-4x/hari
7.
Pola hubungan :
Hubungan dengan orang tua baik, dengan orang lain dan perawat baik.
8.
Orang tua klien memberikan kebebasan kepada anaknya untuk bermain bersama temantemannya asalkan tidak melebihi waktunya beristirahat.
9.
10.
Konsep diri :
Ibu klien mengatakan pingin anaknya cepat sembuh karena tidak tega melihat anaknya sakit.
11.
12.
Nilai :
Tidak ada nilai-nilai keluarga yang bertentangan dengan kesehatan.
9.
PEMERIKSAAN FISIK :
1.
Keadaaan umum :
1.
2.
3.
2.
Kulit :
Warna sawo matang, kulit teraba hangat, kuku pendek dan bersih, turgor kulit menurun,
3.
Kepala :
Bentuk mesochepal, warna rambut hitam, lurus, tersisir rapi dan bersih.
4.
Mata :
Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis.
5.
Telinga :
Simetris, discharge (-) bersih, bentuk normal.
6.
Hidung :
Simetris, discharge (-), bentuk normal,
7.
Mulut :
Simetris, mukosa bibir kering, gigi normal, bersih, karies (-),
Lidah kotor/ putih
8.
Leher :
Dada :
Paru-paru
I
: sonor
: vesikuler
Jantung
S1-S2 murni, tak ada murmur, bising (-).
10.
Payudara :
Tak ada keluhan, simetris.
11.
12.
Abdomen :
I
: terlihat membesar
:bunyi thimpany
Genetalia :
Tak ada keluhan.
13.
Muskuleskeletal :
Tak ada keluhan, pergerakan sendi sesuai jenis, ROM baik.
14.
Neurologi :
Normal, tak ada keluhan.
10. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG
a.Lab darah
Tanggl
:15-05-2011
Pukul
:10.44 WIB
Pemeriksaan Hasil
Bilirubin total 0,90 mg/dl
Bilirubin direk0.30 mg/dl
SGOT
22.0 u/l
Nilai normal
0.00-1.00
< 0,20
40.0 u/l
SGPT
Leokosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
Trombosit
HbSag
Gol. Darah
Widal (+)
C. Terapi
Tanggal
23.0 u/l
12.61
4.52
11,9 g/dl
34.9 %
77.2
34.1 g/dl
178x 10 /ul
Negative
O
Per-oral
Paracetamol 250 mg
Ctm
Curliv 2x1
1.
41.0 u/l
4.80-10.80
4.20- 5.40
12-16 g/dl
37-47 g/dl
79-99
33.0-47.0
82.0-95.0
negatif
-
3x1
Per-interal
Ceftriaxon 2x 3 mg
Dexa 3 x2 mg
Sotatic 2x 1
N. 500 /drip
Inffus RL 20 tpm
D5 15 tpm
ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Problem
1 DS : ibu Klien mengatakan anaknya badan nya Proses
infekksi Hipertermi
panas
salmonella thypi
DO :
klien tampak lemas,
akral teraba hangat
Suhu: 3880C
Nadi: 100x/ menit
RR: 20x/ menit
2 DS:
P: ibu pasien mengatakan anak nya nyeri bila
untuk beraktifitas/bergerak hilang apabila saat
beristirahat.
Q : ibu pasien mengatakan nyeri anak nya
seperti ditusuk-tusuk
R: ibu Pasien mengatakan nyeri anak nya pada
Proses inflamasi
nyeri
kesakitan
Nafsu makan menurun, mual (+)
Konjungtiva anemis
Akral hangat
Pasien menangis
3 DS : - ibu klien mengatakan klien makan susah Anoreksia ( mual dan Resiko nutrisi
hanya 1-3 sendok.
muntah)
kurang dari
Ibu klien mengatakan anaknya muntah 2-3x
kebutuhan
setiap makan
ibu Klien mengatakan anaknya badan nya
panas
DO :
klien muntah
BB : 11 kg
Porsi makan dari RS hanya dimakan 1-3
sendok
2.
3.
PRIORITAS MASALAH
1.
salmonella thypi
2.
3.
anoreksia ( mual & muntah)
RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnoses
Tujuan
1 Hipertermi
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan
keperawatan selama 2 x 24
dengan
proses jam diharapkan suhu tubuh
ifeksi salmonella normal
engan
KH:
thypi
Mempertahaankan
suhu
tubuh dalam batas normal
intervensi
Mengobserfasi tanda tanda vital
Pantau aktifitas kejang
Pantau hidrasi
Berikan kompres air biasa
Pemberian terapi 0bat anti piretik sesuai
program
Nyeri b.d proses Setelah dilakukan tindakan a.monitor KU
inflamasi
diharapkan
nyeri nyeri
berkurang,dengan KH:
obat analgesik
3 Resiko
nutrisi Setelah dilakukan tindakan Kaji pola dan kebiasaan makan
kurang
dari keperawatan selama 2 x 24
Observasi adanya muntah
kebutuhan
b.d jam kebutuhan nutrisi
anoreksia ( mual, adekuat dengan kriteria Menganjurkan keluarga untuk memberi
muntah)
hasil :
makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
Klien tidak muntah
3.
Porsi
makan
yang tidak merangsang produksi asam (biskuit)
disediakan habis
Memberikan terapi pemberian cairan dan
nutrisi sesuai program
Memberikan terapi pemberian anti
emetik sesuai program
1.
1.
IMPLEMENTASI
Hipertermi b.d proses infeksi salmonella thypi
Tgl
Implementasi
Respon pasien
15-05-2011 Mengukur tanda tanda vital S: 37,80 C, N: 100x/m, R:20x/m.
Memantau aktifitas kejang
Menganjurkan keluarga untuk
memberikan sedikit minum tapi
Ttd
sering
memberikan kompres hangat
Terapi diberikan
S: 36,8C, N: 100x/m, R:20x/m.
tanda vital
Memantau kembali aktifitas
kejang
Menganjurkan kembali
keluarga untuk memberikan
Respon pasien
Keadaan pasien lemah
N : 100 x/mnt
S : 37 C
Ttd
1.
muntah
Menganjurkan keluarga untuk Ibu klien mengatakan anaknya masih
susah makan
memberi makanan dalam porsi
kecil tapi sering dan tidak
merangsang
produksi
asam
(biskuit)
Memberikan terapi pemberian
cairan
dan
nutrisi
sesuai
program
16-05-2011
Terapi diberikan
Mengkaji kembali pola dan Klien menghabiskan porsi dari RS
kebiasaan makan
Mengobservasi
kembali
Klien sudah tidak muntah terus
adanya muntah
Menganjurkan kembali pada
keluarga
untuk
memberi
Ttd
sesuai program
Terapi diberikan
2.
EVALUASI
Hari / tanggal
Rabu
18-05-2011
SOAP
S: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak panas
O: klien masih tampak lemas,
klien sudah tdak muntah
Suhu: 36 C
Nadi: 90x/ menit
RR: 20x/ menit
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervensi
Ttd
Rabu
18-05-2011
Rabu
18-5-2011
S:
- S: ibu klien mengatakan ,klien setiap habis makan
sudah berkurang muntah nya.
O: klien masih muntah 1x
BB : 11kg
Porsi makan dari RS hanya dimakan porsi
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Oleh :
Pupupt Dwi Utmi
( A1.0800462 )
PENGESAHAN
Lembar pengesahan :
Laporan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.T DENGAN THYPOID DI RUANG INAYAH
KAMAR 11 PKU MUHAMMADIYAH GAMBONG
Pembimbing lahan
Mahasiswa
Pembimbing Akademik
(Tyas, S.kep.Ns)
SANG PEMIMPI
"Blog Tentang Ilmu Keperawatan"
LAPORAN PENDAHULUAN
DEMAM THYPOID
A. PENGERTIAN
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus
yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella Thyposa,Salmonella Parathypi A,B,dan C.
B. ETIOLOGI
Etiologi demam thypoid dan demam parathypoid adalah
salmonella thypi,salmonella parathypi A,salmonella thypi B dan
salmonella thypi C.
C. PATOGENESIS
Kuman salmonella thypi masuk ke dalam tubuh melalui mulut
dengan
makanan
dan
air
yang
tercemar.Sebagian
kuman
terminalis
yang
mengalami
perforasi.Di
tempat
ini
thuracius.Kuman-kuman
salmonella
thyposa
lain
umumnya
demam,nyeri
kepala,pusing,nyeri
perut,batuk
dan
epistaksis,pada
pemeriksaan
hanya
mental
berupa
samnolen,strupor,koma,delirion/psikos.
. KOMPLIKASI
Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal
a.
Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstraintestinal
a.
Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan
sirkulasi
perifer
(sumbatan
sepsis),miokarditis,trombosit.
b. Komplikasi darah :
Anemia
hemaulitik,trombosmopenia
dan
atau
disseminuted
Komplikasi
hepar
dan
kantong
empedu
hepatitis
dan
kolesistesis
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,plelonefritis,dan pennefritis
f. Komplikasi tulang : osteomelitis,periostitis,spondilitis dan artritis
g.
Komplikasi
neuropsikiatrik
Deurium,meningismus,meningitis,pouneuritis
perifer,sindrom
terdapat
leukositosis,walaupun
tidak
ada
terhadap
demam
thypoid
di
masa
lampau
terjadinya
komplikasi
perdarahan
di
usus
Anjurkan
tekhnik
distraksi
sebelum
tidur
seperti
nonton
TV,membaca buku
Rasional : Dapat mengalihkan perhatian dari rasa ketidaknyamanan
sehingga klien dapat tidur pulas
Ciptakan lingkungan yang tenang/nyaman untuk istirahat dengan
membatasi pengunjung
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marylin,E.2000.Rencana
Asuhan
Keperawatan.Penerbit EGC.Jakarta.
: Nn.M
Usia
: 19 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
Suku
: Makassar
Status
: -
Agama
: Islam
Pekerjaan
Diagnosa medik
: Mahasiswi
: Thypoid
No RM
: 053218
Tgl masuk RS
: 14 Januari 2007
Tgl pengkajian
: 15 Januari 2007
B. Penanggung Jawab
Nama
: Tn.M
Usia
: 58 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Pekerjaan
: Orangtua
: demam
Alasan masuk RS :
Klien mengalami demam tinggi sejak 2 hari yang lalu sebelum
masuk RS,demamnya biasa tinggi pada waktu siang atau malam
hari.Demam klien ini disertai sakit kepala dan nyeri tulang tapi
skalanya
ringan.Kemudian
keluarga
membawa
untuk
ion
enity
ing
klien
voavtive
ality
: PNS
dapat
berinteraksi
dengan
baik
pada
perawat
dan
keluarganya.
V. RIWAYAT SPIRITUAL
Sebelum sakit klien taat beribadah dan setelah sakit tidak dapat
beribadah lagi karena kondisinya.
Keluarga sangat mendukung dalam penyembuhan klien agar cepat
berkumpul dengan keluarganya.
Ibadah yang dilakukan yaitu shalat 5 waktu.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum klien :
: 110/70 mmHg
SB
: 38.7C
: 92 x/ menit
P
: 24x/menit
C. Sistem Pernapasan
Hidung
Inspeksi : - Simetris kiri dan kanan
- Tidak ada sekret/polip
- Tidak nampak adanya pernapasan hidung
Palpasi
dan eithmoidalis
\
Leher
Mata
sempurna
- Skelera tidak ikterus,konjungtiva Nampak anemis
- Pupil mata miosis jika dirangsang dengan cahaya
- Tekanan bola mata lunak
2.
Bicara
(ekspresif)
Klien
dapat
mengekspresikan
dan
mengungkapkan perasaannya
(Resiptive)
Klien
mampu
menjawab
pertantaan
yang
diberikan
2. Fungsi Cranial
Nervus I (olfaktorius) : Klien mampu membedakan jenis baubauan
Nervus II ( optikus) : Klien mampu menggerakkan bola matanya kesegala
arah,penglihatan baik
Nervus
III,IV,VI
(okulamotorius,trachialis,abducens)
Klien
dapat
Tonus otot
lemah
Kekuatan otot : Kekuatan otot masih lemah
I. Sistem Muskuskeletal
Bentuk kepala mesochepal
Tidak ada kelainan pada vertebrae
Klien mampu menggerakkan tubuhnya
Tidak ada kelainan pada pelvis
Klien mampu berjalan meskipun lemah
Tidak ada oedema pada kaki dan tangan
J. Sistem Integumen
Rambut : - Distribusi rambut merata
- Warna rambut hitam
- Kebersihan rambut baik
Kulit
bulu
binatang,tidak
ada
riwayat
transfuse
Jenis kegitan
Nutrisi
- nafsu makan
Sebelum sakit
Baik
Saat sakit
Klien
mengatakan
kurang
- menu makanan
- frekuensi
Nasi,lauk,sayur
3-4 x sehari
nafsu
makan
Bubur,telur,sayur
3 x sehari
Cairan
- jenis minuman
- frekuensi
Eliminasi
BAB
- frekuensi
- konsistensi
BAK
- frekuensi
- warna
- bau
Pola tidur
Siang/lama tidur
Malam/lama tidur
Personal hygiene
Mandi
- frekuensi
- cara
- alat mandi
Cuci rambut
-frekuensi
-alat
Guntung kuku
- frekuensi
- alat
Gosok gigi
-frekuensi
- alat
Air putih,susu
5-6 gelas sehari
Air putih
1000 cc
1 x sehari
Padat
1 x sehari
Agak encer
4-5 x sehari
3-4 x sehari
kuning
amoniak
Amoniak
15.00-17.00 WITA
22.00-05.00 WITA
Tidak tentu
Tidak tentu
2 x sehari
Diguyur
1 x sehari
Dilap basah pakai
Sabun dll
waslap
waslap
3 x seminggu
Shampoo
Belum pernah
-
1 x seminggu
Gunting kuku
3 x sehari
2 x sehari
Sikat gigi + pasta -sdsgigi
16
: 31.3 g/dl
/L
SGPT
7 /L
PLT
171 x 103/l
Ureum
: 19,9 mg/100 ml
LYM %
MXD %
+ 61.1 %
Kreatinin : 0.60 mg/100 ml
16.7 %
GDS
: 93 mg/100 ml
NEUT %
: -2.4 x 103/l
LYM #
: -22.2
%
WBC
: 1.5 x 103/l
RBC
: 4.28 x 106/l
MXD #
: 0.4 x
103/l
HB
: 11.6 g/dl
NEUT #
: 0.5
x 103/l
HCT
: 37.1 %
RDW
PDW
12.8 %
MCV
86.7 fl
10.5 fl
MPV
9.3
LCR
: 19.3 %
fl
Terapi
- Diet lunak 1800 kalori
- IVFD RL 28 / tetes
- Dexanta 3 x 1
- PCT 3 x 1
- Chlorampenicol 500 mg 3 x 1
P-
DATA FOKUS
Nama
Klien
Nn.
N
Ruang Rawat
: BAJI ADA II
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
Klien mengatakan badannya Badan klien teraba panas
panas
Klien mengatakan lemah
Bibir nampak kering
Klien mengatakn kurng nafsu Porsi makan tidak dihabiskan
makan
Klien
tidur
Klien
mengatakan
mengatakan
tidur
Klien Nampak lemah
Conjungtiva pucat
TTV :
TD : 110/70 mmHg
92 x / menit
SB : 38.70C
: 24 X / menit
ANALISA DATA
N
O
DATA
ETOLOGI
N :
MASALAH
DS
Klien Peningkatan
mengatakan
suhu Gangguan
tubuh
Istirahat
susah tidur
-
Tidur
Klien
mengatakan
kurang tidur
Merangsang SSO
DO : - Klien Nampak
lemah
-
Conjungtiva
anemis
Mengaktivas
noreepinephrin
Saraf
terangsang
memacu
mengaktifkan
organ tubuh
REM menurun
simpatis
untuk
RAS
kerja
Klien terjaga
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan invasi
kuman ke dalam usus halus,ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan badannya panas
DO : - Badan klien teraba panas
- Klien nampk meringis
- Bibir Nampak kering
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
SB : 38.70C
N : 92 x / menit
P : 24 x / menit
ND JAM
GL
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Selasa
15-01-
II
07
S : - Klien mengatakan
tidur klien.Hasil : Klien
susah untuk tidur
tidur 4 jam
10.1
melakukan
Lanjutkan
pola
istirahat
membatasi
Ibu 2.Menganjurkan
klien mengatakan tidak tekhnik distraksi
10.1
bisa
membatasinya 3.Menciptakan
5
karena
setiap
hari lingkungan tenang
4.Berikan
HE
temannya dating
pembesuk.Hasil
pentingnya
cukup
(6-8
ND
Jam
GL
Kamis
X
III
19-01-
IMPLEMENTASI
EVALUASI
07
jam
sebelum
seperti
jam
:
Menciptakan
yang
tenang.
A
klien
Masalah
teratasi
melaksanakan
Klien
TV,membaca,dll.
Hasil
tekhnik mengatakan
Menganjurkan
distraksi
P : Pertahankan
lingkungan
Hasil
: intervensi
Keluarga melaksanakan
1.Kaji
pola
istirahat klien
2.Anjurkan
tekhnk
distraksi
3.Ciptakan
lingkungan
yang tenang
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
PERENCANAAN
KEPERAWATAN
Gangguan
istirahat
Kebutuhan
tidur istirahat
1.Kaji
INTERVENSI
RASIONAL
pola istirahat 1.Untuk mengetahui
istirahat
tidur
b/d
terpenuhi,denga
sehingga
peningkatan
n criteria :
menentukan
suhu
tubuh,ditandai
dengan :
jam sehari
- Klien Nampak
Klien segar
mengatakan
kurang tidur
mengatakan
susah tidur
O:
Klien
Nampak
lemah
-
Conjungtiva
Conjungtiva
anemis
2.Anjurkan
distraksi
tekhnik
sebelum
dap
interven
selanjutnya
2.Dapat
mengalihka
perhatian
dari
ra
stimula
nyeri
pembesuk
4.Berikan HE tentang
yang cukup
klie
ketidaknyamanan
3.Ciptakan lingkungan
pentingnya
po
tidur
4.Memberikan
kepada
klien
meningkatkan
tidur
motiva
untu
istirah
TYPHOID ABDOMINALIS
A. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit
ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).
B. Etiologi
a)
Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar,
tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:
antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
antigen H(flagella)
antigen V1 dan protein membrane hialin.
b)
Salmonella parathypi A
c)
salmonella parathypi B
d)
Salmonella parathypi C
e)
C. Patofisiologi
orang
yang
sehat.
Apabila
orang
tersebut
kurang
memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian
kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu
masuk
ke
aliran
darah
dan
mencapai
sel-sel
retikuloendotelial.
Sel-sel
D. Gejala Klinis
Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala
prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
Lesu
Nyeri kepala
Pusing
Diare
Anoreksia
Batuk
1. DEMAM
Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat
pada sore dan malam hari
Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan,
jarang disertai tremor
3. GANGGUAN KESADARAN
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
4 kali antara
kepada demam
F. Penatalaksanaan
1) Perawatan
Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih
selama 14 hari. 2 jam untuk mencegah dekubitus. Posisi tubuh harus diubah
setiap
2) Diet
Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mulamula air-lunak-makanan biasa)
Makanan harus menagndung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak
gas.
3) Obat
G. Komplikasi
1. Komplikasi intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
Ileus paralitik
Kardiovaskuler :
H. Pencegahan
c. Pemberantasan lalat.
a. Imunisasi
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama
pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung,
nafsu makan menurun, panas dan demam.
6. Riwayat Psikososial
Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan
rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah.
Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien
akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.
Kebiasaan
tidur
pasien
akan
terganggu
dikarenakan
suhu
badan
yang
5) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi karena panas
yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah menikah
akan terjadi perubahan.
Stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah
penyakitnya.
Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas
dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu.
8. Pemeriksaan Fisik
1)
Keadaan umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, puccat, mual,
perut tidak enak, anorexia.
2)
Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva
anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi
dan ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
3)
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan
nyeri tekan.
4)
Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat
cuping hidung.
5)
Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang
meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami
peningkatan suhu tubuh.
6)
Sistem integumen
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
7)
Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien
bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N -1 cc/kg BB/jam.
8)
Sistem muskuloskolesal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.
9)
Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita
penyakit thypoid.
B. Diagnosa keperawatan
Intervensi :
Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh
R/ agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan
membantu mengurangi kecemasan yang timbul.
R/ untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu
mengurangi penguapan tubuh.
Batasi pengunjung
R/ agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan tidak terasa panas.
Kriteria hasil :
R/
untuk
mengetahui
peningkatan
dan
penurunan
berat
badan.
Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak
merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih
hangat.
R/
untuk
meningkatkan
asupan
makanan
karena
mudah
ditelan.
R/
untuk
menghindari
mual
dan
muntah.
R/
antasida
mengurangi
rasa
mual
dan
muntah.
Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi per oral sangat
kurang.
3.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan/bed
rest
Intervensi :
Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas
kemampuan (missal. Miring kanan, miring kiri).
bedrest.
R/
untuk
mengetahui
sejauh
mana
kelemahan
yang
terjadi.
R/
untuk
mempermudah
pasien
dalam
melakukan
aktivitas.
Intervensi :
R/
untuk
parenteral).
pemenuhan
kebutuhan
cairan
yang
tidak
terpenuhi
(secara
D. Evaluasi
Dx :
Dx :
Evaluasi
Pasien
mampu
mempertahankan
kebutuhan
nutrisi
adekuat.
Dx :
intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan/bedrest
Dx :
cairan
yang
berlebihan
(diare/muntah)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Demam typoid merupakan permasalahan kesehatan global yang penting dan harus
mendapatkan perhatian secara khusus. Di seluruh dunia penyakit ini di perkirakan menccapai
16 juta kasus tiap tahunnya dengan 600.0000 kasusu di laporkan berakhir dengan kematian .
meskipun statusnya dikatakan edemis di selurh dunia, sebagian besar kasus typhoid muncul
di kawasan Negara miskin dan berkembang terutama pada daerah dengan sanitasi air dan
lingkugan yang kurang memadai seperti Afrika,Asia dan Amerika latin
(Zulkarnain Iskandar, 2006, Depkes, pertemuan ilmiah tahunan ilmu penyakit dalam, Hal. 35)
Oleh karena itu peran perawat terhadap pasien demam typhoid meliputi : promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative. Upaya meningkatkan kesehatan klien , mencegah
terjadinya penyakit, usaha penyembuhan yang dapat di lakukan pada klien dan upaya
pemulihanke\sehatan pada penderita yang di rawat di rumah maupun terhadap kelompok
kelompok yang menderita penyakit yang sama yaitu pemberian cairan yang cukup, makanan
bergizi, vitamin dan pemeliharaan lingkungan bersih.
I.2 Tujuan
Tujuan umum : penulis mampu memahami asuhan keperawatan tentang gangguan pada system pencernaan
Demam Typhoid
an khusus : 1. penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.N dengan gangguan pencernaan
Demam Typhoid
2. penulis mampu mengetahui perumusan diagnose keperawatan yang tepat pada klien dengan
gangguan system pencernaan Demam Typhoid
3. penulis mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan klien dengan ganggua system
pencernaan Demam Typhoid
4. penulis mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan system
pencernaan Demam Typhoid
5. penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan gangguan sisten
pencernaan Demam Typhoid
I.3 Ruang lingkup
Laporan kasus ini hanya dibatasi satu pokok masalah saja yakni tentang asuhan
keperawatan pada klien An.N dengan gangguan system pencernaan Demam Typhoid. Di
Catalia RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan yang di rawat tanggal 06 desember 2010
sampai dengan 08 desember 2010
I.4 Metode penulisan
1. Study kasus
Pemahaman masalah yang ada pada klien, data tersebut di kumpulkan, di prioritaskan dan
didiagnosa, teknik yang digunakan untuk pengumpulan data antara lain:
a.
Observasi
: mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan klien dan keluarga untuk
c.
Pemeriksaan fisik
Bab I pendahuluan terdiri dari : latar belakang , tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 TEORIOTIS MEDIS
2.1.1 Defenisi
Typhoid adalah suatu penyakit pada kasus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik
yang di sebabkan oleh salmonella typhi, almonella type A,B,C penularan terjadi secara pecal,
oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi .(Smartnet, Mansoer Arief.M, 1999)
Demam typhopid adalah infeksi sistemik akut yang di sebabkan infeksi salmonella
typhi . organism ini masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feces
dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. (Smartnet, Mansoer Arief.M, 1999)
Demam typhoid dan paratifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus. Demam
paratifoid menunjukkan manifestasi yang sama denga ntifoid namun biasanya lebih ringan.
(Arief mansjoer, 1999, kapita selekta kedokteran, 421)
2.1.2 Etiologi
Demam typhopid di sebabkan oleh salmonella typhi, suatu jenis bakteri gram negative
yang termasuk kedalam family Enterobacteriaceae. Kuman lain yang dapat menyebakan
penyakit demam tifoid adalah salmonella serotype paratyphi. Masa inkubasi salmonewlla
rata-rata berkisar antara 7sampai dengan 14 hari , namun pada beberapa kasus di laporkan
bervariasi dari 3 sampai 30 hari (Iskandar Zulkarnain, 2006, Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu
Penyakit Dalam, 36)
Penyebab demam thypoid adalah salmonella thypoid, sedangkan demam parathypoid
disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies salmonella enteriditis yaitu S.
Enteritis Bioseroti pec. Kuman-kuman ini lebih dikenal dengan paratipy A.S. Schott muelleri
dan Hirschfeldii. (Arif Mansjoer, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, hal 421).
2.1.3
Patofisiologi
2.1.5
Pemeriksaan Penunjang
a. Kultur
WHO menganjurkan untuk menggunakan darah sebagai media penanaman patogen menurut
laporan survei lans WHO pada tahun 2003, lebih dari 80% pasien dengan demam thypoid
memberikan hasil yang positif dengan kultur darah, walaupun pemeriksaan darah perifer
lengkap sering ditemukan leukimia, dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau
leukositosis.
b.Uji Widal
Uji Widal di lakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman S.Thypi maksud uji
widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita demam thypoid
yaitu:
-Aglutinin O (dari tuuh kuman)
-Aglutinin H (Flagella kuman) dan
-Aglutinin Vi (simpai kuman)
Dari ketigaaglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis
demam thypoid.Semakin tinggi titernya semakin besar klien menderita thypoid.
C.Kultur darah
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam thypoid akan tetapi hasil negatif
tidak menyingkarkan demam thypoid,mungkin disebabkan beberapa hal sebagai berikut:
-Telah mendapat terapi antibiotika,bila pasien sebelum dilakukan kultur darah telah
mendapatkan antibiotik,pertumbuhan kuman dalam media biakan terlambat dan hasil
mungkin negatif.
-Volume darah yang berkurang(daperlukan kurang lebih 5cc darah
-Riwayat vaksinasi,vaksinasi dimasa lampau menimbulkan antibody dalam darah pasien.
tangan,muka,pioderma
ganggrenosa(lesi,tekan
purulen/lepuh
dengan
2.2.2.Diagnosa Keperawatan
Diagosa yang mungkin muncul pada klien thypoid adalah:
1.Resiko tinggi ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan hipertemi
dan muntah.
2.Resiko tingi gangguan pemenuhan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
3.Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi
4.Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik
5.Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi atau
informasi yang tidak adekuat.
2.2.3.Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan-I
Resiko tinggi ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
hipertemi dan muntah.
Tujuan Umum:
Ketidakseimbangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil:
Membran mukosa bibir lembab,tanda-tanda vital(TD,S,N,dan RR)
Intervensi:
Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering,turgor kulit tidak elastis dan
peningkatan suhu tubuh.pantau intake dan output cairan dalam 24 ja,ukur BB tiap hari pada
waktu dan jam yang sama,catat laporan atau hal-hal seperti mual,muntah nyeri dan distorsi
lambung.
Diagnosa Keperawatan-II
Resiko tingi gangguan pemenuhan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungn
dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan Umum:
Resiko tinggi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi
Kriteria hasil:
Nafsu makan bertambah,menunjukan berat badan stabil/ideal,nilai bising usus normal(6-12
kali per menit)nilai laboratorium normal,konjungtiva dan membran mukosa bibir tidak pucat.
Intervensi
Kaji pola nutrisi klien,kaji makan yang di sukai dan tidak di sukai klien,anjurkan tirah
baring/pembatasan aktivitas selama fase akut,timbang berat badan tiap hari.
Diagnosa Keperawatan-III
Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi selmonella thypi.
Tujuan Umum:
Hipertemi teratasi
Kriteria hasil:
Suhu,nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari kedinginan dan tidak terjadi
komplikasi yang berhubungan dengan masalah thypoid.
Intervensi:
Observasi suhu tubuh klien,anjurkan keluarga ntuk membatasi aktivitas klien,beri kompres
dingin air dingin(air biasa)pada daerah axila.lipat paha,temporal bila terjadi panas,anjurkan
keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun,kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik.
Diagnosa Keperawatan-IV
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan Umum:
Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
Kriteri hasil:
Mampu melakukan aktivitas,bergerak dan menunjukkan peningkatan kekuatan otot.
Intervensi:
Berikan linhkungan tenang dengan membatasi pengunjung,bantu kebutuhan sehari-hari klien
seperti mandi,BAB dan BAK,bantu klien mobilisasi secara bertahap,dekatkan barang-barang
yang selalu di butuhkan kemeja klien dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin
sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan-V
Resiko tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan invasive
Tujuan Umum:
Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
Bebas dari eritema,bengkak,tanda-tanda infeksi dan bebas dari sekresi purulen/drainase serta
febris.
Intervensi:
Observasi tanda-tanda vital(S,N,RR dan TD).Observasi kelancaran tetesan infuse,monitor
tansa-tansa infeksi das antiseptic sesuai dengan kondisi balutan infud.dan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat antibotik sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan-IV
Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi atau
informasi yang tidak adekuat.
Tujuan Umum:
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil:
Menunjukkan pemahaman trntang penyakit anaknya,beri pendidikan kesehatan tentang
penyakit dan perawatan klien,beri kesempatan keluarga untuk bertanya bila ada yang kurang
di mengerti,beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat,pilih berbagai
strategi belajar seperti teknik ceramah,Tanya jawab dan demonstrasikan dan tanyakan apa
yang tidak diketahui klien,libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang di lakukan pada
klien.
Evaluasi:
Berdasarkan implementasi yang di lakukan,maka evaluasi yang di harapkan untuk klien
dengan gangguan system pencernaan thypoid adalah tanda-tanda vital stabil,kebutuhan cairan
terpenuhi, kebutuhan nutrisi terpenuhi,tidak terjadi hipertemia,klien dapat memenuhi
kebutuhan secara mandiri,infeksi tidak terjadi da keluarga klien mengerti penyakitnya.
(Rudi Prasetyo,Sinarnet di 9/04/2008)
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
An. Umur 18 tahun, agama islam, status belum nikah, suku Jawa/Indonesia,
pendidikan terakhir SD, alamat Jl. Pelita IV No. 02 Medan. Klien masuk RS IPI Medan, Pada
tanggal 06 desember 2010, dengan diagnosa medis demam thypoid, No. Register 05-68-87,
alasan klien masuk Rumah Sakit Demam 2 minggu, muntah (+), menggigil (+).
Keluhan yang dirasakan saat ini adalah demam, mual, muntah, dan menggigil pada
malam hari yang disebabkan bakteri yaitu sallmonela thypi. Hal yang memperbaiki keadaan
istirahat cukup, makan cukup, minum obat, sdangkan hal yang memperberat keadaan bila
klien melakukan aktivitas klien tampak lemas. Pada tanggal 06 Desember 2010, pukul 10.00
wib dilakukan pemeriksaan fisik dan di dapatkan data berikut : TD: 110/70 mmHg, RR :
22x/menit, HR : 86x/menit, Suhu : 39 C, keadaan umum sedang, nilai GCS : 15, kesadaran
compos mentis. Ketajaman penglihatan 6/6 fungsi penciuman, pendengaran, dan pernafasan
baik (tidak ada kelainan).
Pola makan klien 3x/hari, jenis diet MII, dan nafsu makan klien menurun, pola minum
klien sebanyak 1200cc, 6 gelas/hari, dan jumlah frekuensi urine BAK sebanyak
900cc/hari. Dari hasil pengkajian terhadap pola istirahat di temukan klien tidur siang 2
jam/hari, tidur malam 5-6 jam/hari. Keluhan yang dirasakan saat ini klien tidak mampu
personal hygiene karna terpasang infus pada tangan kiri. Hal ini ditandai dengn aktivitas
sehari-hari ditolong minimum oleh perawat dan keluarga seperti BAB, BAK dan mandi, dan
juga mengenakan pakaian. Klien tidak mengerti tentang penyakitnya tetapi klien dan keluarga
selalu bertanya apa penyebab dari penyakit tersebut.
Pemeriksaan
Jumlah trombosit
Urine
Faeses
Hasil
- 127.0 ribu/mm3
-
Nilai normal
150-440
-
Tindakan/obat/pemberi
1.
an
IVFD RL
PCT
2.
Dosis
Efek Obat
30
Positif
Mengganti
Negatif
Mengakibatkan
gtt/menit
3x1
elektrolit
Untuk
oedem
Kerusakan hati
menurunkan
suhu tubuh
3.
Cipro
2x1
Obat antibiotik
Gangguan
pencernaan dan
alergi
S. Thypi
Thypi- A
Thypi- B
Thypi- C
Nilai normal
n
O
H
1/40
1/80
1/80
1/80
1/80
1/40
1/80
1/40
< 1/160
< 1/160
3.2
No.
1
Tehnik yang
dipergunakan
sedang
ANALISA DATA
Tanggal
Senin
Data
Data subjektif :
06-12-2010
Data objektif :
- Klien tampak lemah
- Hasil palpasih : tubuh
klien panas dan
berkeringat, mukosa bibir
kering.
- Wjah tampak merah
dengan hasil vital sign :
TD
: 110/70 mmHg
RR
: 22x/menit
Etiologi
Tidak adekuat
masukan cairan
Masalah
Kekurangan
volume cairan
tubuh
HR
: 86x/menit
Temp : 39
2.
Senin
06-12-2010
Data objektif :
- Diet yang di sajikan hanya
habis porsi.
- Konjuctiva anemis
- Klien tampak bermalasmalasan saat makan.
- Klien mual
- TB : 165 cm, BBl : 50
kg
- BB sekarang : 45 kg
- Keadaan umum klien
lemah
3.
Senin
06-12-2010
Data objektif :
- Klien sering terbangun
tengah malam
- Klien tampak pucat
pola
- Tidur malam 5
jam/hari
- Tidur siang 2 jam/hari
4.
Senin
06-12-2010
Kelemahan umum
Intoleransi
aktivitas
Data objektif :
- Klien tampak lemas
- Pemenuhan aktivitas
sehari-hari seperti nutrisi,
eliminasi.
5.
Senin
Kurangnya
06-12-2010
informasi
sumber Kurang
pengetahuan
tentang penyakit
dan pengobatannya.
dan
pengobatannya
Data objektif :
- Klien tampak agak
bingung.
- Klien sering bertanyatanya.
- Apakah penyakitnya akan
sembuh seperti sedia kala
3.4
ASUHAN KEPERAWATAN
No.
DIAGNOSA
1.
KEPERAWATAN
Kekurangan cairan
volume tubuh
dengan criteria
berhubungan
hasil :
jam.
dengan tidak
TUJUAN
- Klien tampak
INTERVENSI
RASIONAL
- Untuk mengetahui
keadaan umum klien
IMPLEMENTAS
- Mengompres dengan
air hangat dapat
- Mengompres klie
adekuat ditandai
lebih baik,
membuat Vasodilasi
dengan klien
mukosa bibir
pori-pori sehingga
daerah kening,
mengatakan
lembab.
paha.
membantu
seluruh tubuhnya
- Suhu tubuh
menurunkan demam
panas dan
dalam batas
dan mengganti
meriang, klien
normal 37C
tampak lemah,
dapat membantu
berkeringat,
mukosa bibir
hangat.
kering, wajah
dan mengganti
cairan yang hilang.
- Obat antipiretik
tampak merah
dapat menurunkan
demam dan
sign : TD : 110/70
antibiotik untuk
- Sesuai dengan h
mengatasi infeksi
kolaborasi dokter
mmHg, RR : 20
- Kolaborasi dengan
x/menit, Temp :
dokter dalam
38C
pemberian obat
untuk memenuhi
paracetamol 3 x1
kebutuhan cairan
mg/hari, cipro 2x
biotik.
dalam tubuh.
- Sesuai dengan h
- Kolaborasi dengan
2.
pemasangan infu
pemberian terapi
RL 20 gtt/menit.
Kebutuhan
kurang dari
nutrisi adekuat
kebutuhan tubuh
berhubunagn
hasil :
dengan masukan
- Mual hilang
adekuat ditandai
dengan selera
makan menurun
kolaborasi
dokter cara
Perubahan nutrisi
makanan tidak
memberikan
perubahan berat
badan klien.
hari
- Untuk mengetahui
- Mengkaji
pemenuhan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi
klien.
klien
klien baik.
- Menimbang berat
- Mengkaji penyeb
perawat dalam
karena saat
membuat rencana
makan
menelan terasa
tindakan sesuai
disajikan hanya
dengan masalah
klien.
- Memberi klien
habis porsi,
tetapi sering.
klien tampak
mual.
bermalas-malasan
- Sajikan makanan
- Menghidangkan
dalam keadaan
makanan dalam
hangat dan
- Untuk meningkatkan
TB : 165 cm,
bervariasi.
BBL : 50 kg, BB
- Auskultasi daerah
sekarang : 45 kg,
abdomen klien.
Keadaan umum
- Kolaborasi dengan
- Untuk mengetahui
klien.
palpasi perut
kembung.
dalam pemberian
diet.
sesuai dengan
- Untuk mengetahui
istirahat tidur
kebutuhan istirahat
dengan factor
terpenuhi
tidur klien.
yang adekuat.
internal stress
psikologis ditandai
hasil :
- Untuk membantu
akan pentingnya
pemenuhan
istirahat tidur.
kebutuhan istirahat
tidur nyenyak.
tidur klien.
8 jam.
klien.
- Klien tampak
segar.
tampak pucat,
- keadaan umum
tidur malam
tampak baik.
2 jam/hari, klien
hari.
sering menguap
pada siang hari.
- Mengkolaborasik
- Menjelaskan pada
klien pentingnya
istirahat tidur.
- Mengakaji keada
umum klien
tingkat kesehatan
klien.
klien.
tidur berhubungan
mengatakan takut
daerah abdomen
- Mengkaji kebutuh
Kebutuhan
- Klien dapat
menarik.
kebutuhan klien.
- Untuk mengetahui
Gangguan pola
dengan klien
- Kaji pemenuhan
keadaan hangat d
- Mengauskultasi
peristaltik usus
klien lemah
3.
- Untuk menghindari
- Mengkaji klien ti
bisa tidur
- Mengkaji jumlah
- Mengkaji kwalita
tidur klien.
- Megkaji selera da
lingkar hitam
cukup.
- berikan kompres
kompres hangat p
daerah abdomen
perut.
klien.
menghilangkan rasa
nyeri pada daerah
- Memberi rasa
sesuai dengan ag
nyaman dan
yang dianutnya.
mekanisme koping.
- Berikan suasana
lingkungan yang
nyaman.
- Kaji kemampuan
- Menganjurkan pa
perut klien.
meningkatkan
4.
- Memberikan
- Untuk membantu
- Memberikan suas
lingkungan yang
nyaman.
pemenuhan istirahat
tidur.
- Mencegah terjadinya - Mengkaji
Intoleransi
Gangguan
aktivitas sehari-
aktivitas
klien dalam
kelelahan yang
kemampuan klien
hari berhubungan
teratasi, dengan
melakukan aktivitas.
berlebihan.
dalam melakukan
dengan kelemahan
kriteria hasil :
umum ditandai
- Klien mampu
dengan klien
melakukan
mengatakan
aktivitasnya
mudah lelah
tanpa bantuan
setelah melakukan
orang lain.
- Anjurkan tehnik
menghemat energy
aktivitas sehari-
untuk mencegah
kelemahan.
- Istirahat yang cukup
dapat mempercepat
penyembuhan
sering berkeringat.
adekuat.
penyakitnya.
- Membantu klien
dalam melakukan
aktivitas semenim
mungkin
- Menganjurkan teh
5.
Kurang
Pengetahuan
- Ajak klien
- Dengan mengkaji
- Mengajak klien
pengetahuan
klien bertambah
berkomunikasi
tingkat pengetahuan
berkomunikasi
tentang penyakit
tentang
tentang pengetahuan
klien, diharapkan
tentang tingkat
dan
penyakitnya
klien dengan
klien mengerti
pengetahuan klie
pengobatannya
dengan criteria
menanyakan proses
tentang proses
dengan menanya
berhubungan
hasil :
pengobatannya.
dengan kurangnya
- Klien tidak
sumber informasi
bertanya lagi
saling percaya
ditandai dengan
tentang
klien mengatakan
penyakit dan
dengan cara
informasi yang
percaya dengan k
tidak mengerti
pengobatannya.
memperkenalkan
tentang penyakit
- Klien
tentang penyakitnya.
memperkenalkan
dan
mengerti
mendampingi klien/
dan terus
pengobatannya,
tentang proses
mengadakan
mendampingi kli
pengobatan dan
pendekatan.
mengadakan
bingung, klien
perawatan
sering bertanya-
penyakitnya.
- Ciptakan lingkungan
pengobatan
pendidikannya.
penyakitnya.
- Menciptakan
- Untuk mendapatkan
lingkungan saling
pendekatan.
- Informasikan pada
- Menginformasika
tanya apakah
klien tentang
- Untuk menambah
penyakitnya akan
penyakitnya,
pengetahuan klien
proses penyakitn
sembuh seperti
penyebab dan
tentang penyakitnya.
penyebab, dan
sediakala.
pengobatannya.
pengobatannya.
- Menjelaskan pa
- Jelaskan pada
- Dengan memberikan
keluarga secara
keluarga secara
dukungan
berkelanjutan
berkelanjutan bahwa
diharapkan klien
bahwa penyakitn
penyakitnya bisa
yakin bahwa
penyakitnya akan
tetap menjaga
sembuh.
kebersihan : diet
teratur.
teratur.
BAB IV
PENUTUP
Dari hasil pengkajian sampai dengaan evaluasi keperawatan yang dilakukan kepada
An. N. dengan gangguan system pencernaan : Thypoid fever di Ruang Catalia RSU. IPI.
Medan, antara teoritis dan kasus, maka pada kesempatan ini penulis akan menarik beberapa
kesimpulan dan memberikan beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan
yang penulis lakukan pada klien sebagai berikut :
4.1
1.
KESIMPULAN
sirkulasi,
integrita
ego,
eliminasi
makanan/cairan,
hygine,
Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien Thypoid Fever dititik beratkan supaya klien
mendapat istirahat yang cukup dan memberikan obat secara teratur.
5. Pada tahap evaluasi yang diperoleh setelah perawatan selama di RSU. IPI Medan pada Ny. S
masalah yang didapat sehingga sebagian teratasi dengan baik dianjurkan kepada klien untuk
mengontrol tekanan darahnya ke Rumah sakit secara rutin.
4.2
SARAN
1. Pada perawat diharapkan agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan diruangan pada klien
dan mampu melaksanakan keperawatan sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal,
serta kepada keluarga klien diharapkan dapat bekerja sama agar perawat mendapatkan
informasi yang akurat tentang kondisi klien.
2. Dalam menentukan diagnose keperawatan yang tepat pada klien dengan thypoid fever harus
diperhatikan sifat masalah keperawatan berorientasi pada kebutuhan dasar manusia menurut
Abraham Maslow namun prioritas masalah kesehatan ini dapat bersifat fleksibel sesuai
situasi dan kondisi kasus.
3. Dalam merencanakan tindakan keperawatan yang tepat harus mengarah kepada tujuan yang
akan dicapai dan hendaknya perencanaan direncanakan sesuai dengan kondisi dan situasi
kasus.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN II
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari
: I
Nama
An. N
Diagnosa
Demam
Thypoid
Umur
: 18 tahun
Hari/ Tanggal
Senin
Ruangan : Catalia
No Diagnosa
1
06-12-2010
IMPLEMENTASI
EVALUASI
melakukan aktivitasnya
kolaborasi dokter
110/70 mmhg,
memberikan paracetamol 3
RR : 22 x/menit,
Temp : 39C
- Infus RL : 20 gtt/menit
terpasang di tangan kiri klien.
- Diet MII yang disajikan habis
porsi, nafsu makan
menurun.
- Mual (+), BB : 45 kg, TB :
165 cm.
- Klien tampak lemah dan pucat
- Tidur malam 5 jam, sering
terbangun pada malam hari.
- Klien dibantu sepenuhnya
- Mengkaji kebutuhan
tidur.
mengganti pakaian.
berkomunikasi tentang
tingkat pengetahuan klien
dengan menanyakan
pendidikannya
- menciptakan lingkungan
saling percaya dengan klien
yaitu dengan cara
memperkenalkan diri dan
terus mendampingi klien/
mengadakan pendekatan.
- Menginformasikan pada
klien tentang proses
penyakitnya, penyebab, dan
pengobatannya.
Pukul : 11.30 wib
P : Intervensi di lanjutkan
klien.
- Memberikan kompres
panas atau dingin pada area
yang sakit.
Pukul 12.30 wib
- Mengkaji respon klien
terhadap tindakan
pengendalian nyeri.
- Memberikan aktivitas
pengaliha sesuai dengan
kemampuan klien.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari
: II
Nama : An. N
Umur : 18 Tahun
Ruang
Hari/ Tanggal
Selasa
07-12-2010
No. Diagnosa
1
: Catalia
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Pukul : 07.30 wib
S : Klien mengatakan panasnya
- Mengukur tanda-tanda
vital klien
- Mengompres klien dengan
kolaborasi dokter
- Infus RL : 20 gtt/menit
klien
tidur
- Mengkaji jumlah jam tidur
pengobatannya.
- Mengkaji kemampuan
5
malam hari.
aktivitas
P : Intervensi di lanjutkan.
berkomunikasi tentang
tingkat pengetahuan klien
dengan menanyakan
pendidikannya.
- Menciptakan lingkungan
saling percaya dengan
klien yaitu dentgan cara
memperkenalkan diri dan
terus mendampingi klien/
mengadakan pendekatan.
- Menginformasikan pada
klien tentang proses
penyakitnya, penyebab,
dan pengobatannya.
Pukul : 11.30 wib
- Mngkaji tingkat nyeri pada
klien
- Memberikan kompres
- Memberikan aktivitas
pengalihan sesuai dengan
kemampuan klien.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari
: III
Nama : An. N
Umur : 18 Tahun
Ruang
Hari/ Tanggal
Rabu
No. Diagnosa
1
08-12-2010
IMPLEMENTASI
Pukul : 07.30 wib
: Catalia
EVALUASI
S : Klien mengatakan suhu
- Mengukur tanda-tanda
vital klien
TD : 120/80mmHg, RR : 20
x/menit, HR : 80 x/menit,
Temp : 37C.
gtt/menit
habis 1 porsi
165 cm.
- Tidur malam 6-7 jam
- Sklera mata berwarna putih
- Klien mulai dapat
melakukan aktivitas sendiri
seperti BAB, BAK, dan
mengganti pakaian
tentang penyakitnya
menarik
pengobatannya
berkomunikasi tentang
tingkat pengetahuan klien
dengan menanyakan
pendidikannya
- Menciptakan lingkungan
saling percaya dengan
klien yaitu dengan cara
memperkenalkan diri dan
terus mendampingi klien
atau mengadakan
pendekatan.
- Menginformasikan pada
klien tentang proses
penyakitnya, penyebab
dan pengobatannya.