Anda di halaman 1dari 92

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

T DENGAN THYPOID
DI RUANG INAYAH KAMAR 11
PKU MUHAMMADIYAH GAMBONG

PENGKAJIAN
Tanggal masuk RS

: 10-05-2011

Jam masuk RS
Tanggal pengkajian
Jam pengkajian

: 19.45 WIB
: 15-05-2011
: 20.30 WIB

Pengkaji
1.

: Ira Indra Imawati

IDENTITAS KLIEN
Nama Klien
Tempat/tgl lahir

: An.T
: Kebumen,06-11-2006

Umur

: 4,6 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Suku
Bahasa yang dimengerti

: Jawa
: Jawa/Indonesia

Dx Medis
No Rekam Medis

: 0198092

Orang tua/wali

Nama ayah/ibu/wali
Pekerjaan ayah/ibu/wali
Alamat ayah/ibu/wali
2.

: Thypoid

: Tn.K
: Buruh
: Wonorejo,1/2 karanganyar

KELUHAN UTAMA
Pasien panas .

3.

RIWAYAT KELUHAN SAAT INI

Pada tanggal 10 mei 20011 pukul 19.45 WIB klien di bawa ke IGD PKU Muhammadiyah
Gombong dengan keluhan panas sejak 5 hari yang lalu,pusing,mual,lemes,.Pada saat di IGD
pasien mendapatkan terapy Aminopilin 2x300 g/l, amoxilin g/l, Infus RL 12tpm, puyer
(Paracetamol 250mg 3x1).Tanda tanda vital Nadi di IGD; 110 x/mnt, suhu; 40 C, RR ; 16x/mnt.
BB: 12Kg
Pasien dibawa ke bangsal inayah sekitar jam 20.00 WIB. Pada saat di ruangan Kondisi klien
tampak lemas,akral hangat,pusing,pasien mual,tidak mau makan, tanda tanda vital; S: 3880C, N:
100x/m, R:20x/m.
4.
1.

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


Prenatal

Selama kehamilan ibu klien melakukan ANC ke bidan secara teratur sesuai dengan anjuran dari
bidan, selama hamil tidak ada keluhan dan penyakit yang diderita ibu klien
2.

Perinatal dan post natal

An. N lahir spontan ditolong bidan, BBL 3,2kg, langsung menangis.


3.

Penyakit yang pernah diderita :


Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah sakit yang mengharuskan dirawat di RS, baru kali
ini.

4.

Hospitalisasi/tindakan operasi

Klien belum pernah mengalami hospitalisasi sebelum sakit yang sekarang.


5.

Injuri/kecelakaan

Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mengalami kecelakaan.


6.

Alergi

Ibu klien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi demikian juga dengan keluarga,
tidak ada yang mempunyai riwayat alergi.
7.

Imunisasi dan tes laboratorium :


Ibu klien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap.

8.

Pengobatan

Apabila klien sakit ibu klien membawa ke bidan atau dokter.


5.

RIWAYAT SOSIAL

1.

Yang mengasuh

Yang mengasuh klien adalah ibunya sendiri


2.

Hubungan dengan anggota keluarga :


Hubungan dengan keluarga dan orang lain baik, komunikasi masih belum lancar karena masih
dalam taraf perkembangan.

3.

Hubungan dengan teman sebaya

Hubungan dengan teman sebaya baik


4.

Pembawaan secara umum :


Klien nampak pendiam, kooperatif, tidak takut dengan petugas
6.

1.

RIWAYAT KELUARGA
Sosial ekonomi :
Ibu klien sebagai seorang ibu rumah tangga dan bapak klien sebagai buruh.

2.

Lingkungan rumah

Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya cukup bersih dan ventilasi udara cukup, lantai
rumah dari semen, jumlah jendela 6 buah, tidak ada sumber polusi yang dekat dengan rumahnya.
3.

Penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga, saudara yang mempunyai penyakit menular ataupun menurun.
7.
1.

PENGKAJIAN TINGKAT PERKEMBANGAN SAAT INI


Personal sosial
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa memakai baju, gosok gigi dengan bantuan
ibunya, cuci dan mengeringkan tangan, menyebutkan nama temanya.

2.

Motorik halus
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa membuat menara dari 6 kubus,meniru garis
vertikal.

3.

Bahasa
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa bicara cukup mengerti, menyebut 4 gambar,
mengatakan 2 nama kegiatan

4.

Motorik kasar
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa melompat dan melempar bola lengan ke atas

Interpretasi
Pertumbuhan dan perkembangan normal

8.
1.

PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN


Pemeliharaan kesehatan :
Selama ini apabila anaknya sakit atau ada anggota keluarga yang sakit maka akan priksa ke bidan
kalau tidak sembuh dibawa ke dokter ataupun di bawa ke rumahsakit

2.

Nutrisi :
Saat ini klien mendapatkan diet bubur kasar ,ibu klien mengatakan klien susah makan sejak
sebelum sakit biasanya hanya makan pagi dan sore saja dan paling hanya 8- 10 sendok makan,
pada saat dikaji ibu klien mengatakan klien makan hanya 1-3 sendok. Ibu klien mengatakan
anaknya muntah.

3.

Cairan :
Sebelum sakit klien minum susu 1-3 gelas perhari, selama sakit klien minum susu 1 gelas dan
kadang minum air putih serta mendapatkan terapi cairan IV RL.

4.

Aktivitas :
Sebelum sakit klien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat bermain dengan teman-teman
sebayanya di rumah, sekarang klien hanya tiduran, tidak bisa beraktifitas seperti biasanya, ADL
dibantu oleh ibunya dan perawat.

5.

Tidur dan istirahat :


Sebelum sakit klien tidur sekitar pukul 19.30 s.d 05.00, tidur siang 2x dengan konsistensi 1 jam ,
pada saat sakit klien tidur sekitar jam 20.00 sampai jam 05.00, tidur siang sekitar 3 jam dengan
konsistensi 1 jam.

6.

Eliminasi :
Sebelum sakit klien biasanya BAB 1x /hari BAK: 4-6x/hari
Pada saat dikaji klien BAB 1x konsistensi padat dan BAK 3-4x/hari

7.

Pola hubungan :
Hubungan dengan orang tua baik, dengan orang lain dan perawat baik.

8.

Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan :

Orang tua klien memberikan kebebasan kepada anaknya untuk bermain bersama temantemannya asalkan tidak melebihi waktunya beristirahat.
9.

Kognitif dan persepsi :


Tidak ada keluhan tentang penglihatan, penciuman, pendengaran dan perabaan, klien berumur
4,6 tahun kemampuan kognitifnya baik,

10.

Konsep diri :
Ibu klien mengatakan pingin anaknya cepat sembuh karena tidak tega melihat anaknya sakit.

11.

Seksual dan menstruasi :


Klien berjenis kelamin perempuan usia 4,6 tahun, belum mengalami menstruasi.

12.

Nilai :
Tidak ada nilai-nilai keluarga yang bertentangan dengan kesehatan.
9.

PEMERIKSAAN FISIK :

1.

Keadaaan umum :

1.

Tingkat kesadaran : composmentis.

2.

S: 3880C, N: 100x/m, R:20x/m.

3.

BB; 11 kg ,TB; 105 cm , LLA ; 18 cm , LK; 49 cm,LD; 60cm

2.

Kulit :
Warna sawo matang, kulit teraba hangat, kuku pendek dan bersih, turgor kulit menurun,

3.

Kepala :
Bentuk mesochepal, warna rambut hitam, lurus, tersisir rapi dan bersih.

4.

Mata :
Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis.

5.

Telinga :
Simetris, discharge (-) bersih, bentuk normal.

6.

Hidung :
Simetris, discharge (-), bentuk normal,

7.

Mulut :
Simetris, mukosa bibir kering, gigi normal, bersih, karies (-),
Lidah kotor/ putih

8.

Leher :

JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran limponodi.


9.

Dada :
Paru-paru
I

: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

: tidak ada nyeri tekan

: sonor

: vesikuler

Jantung
S1-S2 murni, tak ada murmur, bising (-).
10.

Payudara :
Tak ada keluhan, simetris.

11.

12.

Abdomen :
I

: terlihat membesar

: bunyi bising usus 10x/m

:perut kembung, agak keras

:bunyi thimpany

Genetalia :
Tak ada keluhan.

13.

Muskuleskeletal :
Tak ada keluhan, pergerakan sendi sesuai jenis, ROM baik.

14.

Neurologi :
Normal, tak ada keluhan.
10. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG
a.Lab darah
Tanggl

:15-05-2011

Pukul

:10.44 WIB
Pemeriksaan Hasil
Bilirubin total 0,90 mg/dl
Bilirubin direk0.30 mg/dl
SGOT
22.0 u/l

Nilai normal
0.00-1.00
< 0,20
40.0 u/l

SGPT
Leokosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
Trombosit
HbSag
Gol. Darah
Widal (+)

C. Terapi
Tanggal

23.0 u/l
12.61
4.52
11,9 g/dl
34.9 %
77.2
34.1 g/dl
178x 10 /ul
Negative
O

Per-oral
Paracetamol 250 mg
Ctm
Curliv 2x1

1.

41.0 u/l
4.80-10.80
4.20- 5.40
12-16 g/dl
37-47 g/dl
79-99
33.0-47.0
82.0-95.0
negatif
-

3x1

Per-interal
Ceftriaxon 2x 3 mg
Dexa 3 x2 mg
Sotatic 2x 1
N. 500 /drip
Inffus RL 20 tpm
D5 15 tpm

ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Problem
1 DS : ibu Klien mengatakan anaknya badan nya Proses
infekksi Hipertermi
panas
salmonella thypi
DO :
klien tampak lemas,
akral teraba hangat
Suhu: 3880C
Nadi: 100x/ menit
RR: 20x/ menit
2 DS:
P: ibu pasien mengatakan anak nya nyeri bila
untuk beraktifitas/bergerak hilang apabila saat
beristirahat.
Q : ibu pasien mengatakan nyeri anak nya
seperti ditusuk-tusuk
R: ibu Pasien mengatakan nyeri anak nya pada

Proses inflamasi

nyeri

perut bagian kanan atas.


S: Skala nyeri 4
T: nyeri timbul hingga 5 menit
DO:
Wajah pasien tampak menahan nyeri
N :100x/mnt
S : 38 C
RR: 20x/mnt
Ps lemah, ps

tampak gelisah, ps merintih

kesakitan
Nafsu makan menurun, mual (+)
Konjungtiva anemis
Akral hangat
Pasien menangis
3 DS : - ibu klien mengatakan klien makan susah Anoreksia ( mual dan Resiko nutrisi
hanya 1-3 sendok.
muntah)
kurang dari
Ibu klien mengatakan anaknya muntah 2-3x
kebutuhan
setiap makan
ibu Klien mengatakan anaknya badan nya
panas
DO :
klien muntah
BB : 11 kg
Porsi makan dari RS hanya dimakan 1-3
sendok

2.

3.

PRIORITAS MASALAH
1.
salmonella thypi
2.
3.
anoreksia ( mual & muntah)
RENCANA KEPERAWATAN

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi


Nyeri b.d proses inflamasi
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d

No
Diagnoses
Tujuan
1 Hipertermi
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan
keperawatan selama 2 x 24
dengan
proses jam diharapkan suhu tubuh
ifeksi salmonella normal
engan
KH:
thypi
Mempertahaankan
suhu
tubuh dalam batas normal

intervensi
Mengobserfasi tanda tanda vital
Pantau aktifitas kejang
Pantau hidrasi
Berikan kompres air biasa
Pemberian terapi 0bat anti piretik sesuai

program
Nyeri b.d proses Setelah dilakukan tindakan a.monitor KU
inflamasi

keperawatan selama 2x24 b.kaji tingkat nyeri intensitas dan skala


jam

diharapkan

nyeri nyeri

berkurang,dengan KH:

c.jelaskan penyebab nyeri

Skala nyeri menjadi 3

d.ajarkan teknik distraksi relaksasi(nafas

Pasien nampak lebih rileks dalam)


Pasien
mengontrol nyeri

mampu e.posisikan pasien senyaman mungkin


f.kolaborasi dengan tim medis pemberian

obat analgesik
3 Resiko
nutrisi Setelah dilakukan tindakan Kaji pola dan kebiasaan makan
kurang
dari keperawatan selama 2 x 24
Observasi adanya muntah
kebutuhan
b.d jam kebutuhan nutrisi
anoreksia ( mual, adekuat dengan kriteria Menganjurkan keluarga untuk memberi
muntah)
hasil :
makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
Klien tidak muntah
3.
Porsi
makan
yang tidak merangsang produksi asam (biskuit)
disediakan habis
Memberikan terapi pemberian cairan dan
nutrisi sesuai program
Memberikan terapi pemberian anti
emetik sesuai program
1.
1.

IMPLEMENTASI
Hipertermi b.d proses infeksi salmonella thypi
Tgl
Implementasi
Respon pasien
15-05-2011 Mengukur tanda tanda vital S: 37,80 C, N: 100x/m, R:20x/m.
Memantau aktifitas kejang
Menganjurkan keluarga untuk
memberikan sedikit minum tapi

Pasien tidak mengalami kejang

Ttd

sering
memberikan kompres hangat

Klien sedikit-sedikit mau minum

memberikan terapi sesuai


program
Pasien dikompres pake air hangat

16-05-2011 Mengukur kembali tanda

Terapi diberikan
S: 36,8C, N: 100x/m, R:20x/m.

tanda vital
Memantau kembali aktifitas
kejang

Pasien tidak mengalami kejang

Menganjurkan kembali
keluarga untuk memberikan

Klien sedikit-sedikit mau minum

sedikit minum tapi sering


memberikan kompres hangat
memberikan kembali terapi
sesuai program

Pasien sudah tidak dikompres


Terapi diberikan

2. Nyeri b.d proses inflamasi


Tgl
Implementasi
15-05-2011
Monitor KU / TTV
Mengkaji skala nyeri

Respon pasien
Keadaan pasien lemah
N : 100 x/mnt

Memberikan posisi yang nyaman. R : 20 x/mnt


Mengajarkan teknik relaksasi

S : 37 C

Memberikan motivasi untuk


kompres air hangat pada bagian Skala nyeri 4
yang sakit
Memberikan terapi obat analgesik
-terapi masuk

Ttd

1.

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia ( mual, muntah)


Tgl
Implementasi
Respon pasien
15-05-2011
Mengkaji pola dan kebiasaan Klien makan hanya 1-3sdm
makan
Mengobservasi

adanya klien sudah muntah 1x

muntah
Menganjurkan keluarga untuk Ibu klien mengatakan anaknya masih
susah makan
memberi makanan dalam porsi
kecil tapi sering dan tidak
merangsang

produksi

asam

(biskuit)
Memberikan terapi pemberian
cairan

dan

nutrisi

sesuai

program

Infus RL terpasang 20tpm

Memberikan terapi pemberian


anti emetik sesuai program

16-05-2011

Terapi diberikan
Mengkaji kembali pola dan Klien menghabiskan porsi dari RS
kebiasaan makan
Mengobservasi

kembali
Klien sudah tidak muntah terus

adanya muntah
Menganjurkan kembali pada
keluarga

untuk

memberi

makanan dalam porsi kecil tapi


sering dan tidak merangsang
produksi asam
Memberikan kembali terapi
pemberian cairan dan nutrisi
sesuai program

Klien terlihat makan biskuit,pisang

Ttd

Memberikan kembali terapi


pemberian obat anti emetik

Infus RL terpasang 20 tpm

sesuai program

Terapi diberikan
2.

EVALUASI
Hari / tanggal
Rabu
18-05-2011

SOAP
S: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak panas
O: klien masih tampak lemas,
klien sudah tdak muntah
Suhu: 36 C
Nadi: 90x/ menit
RR: 20x/ menit
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervensi

Ttd

Rabu
18-05-2011

S: ibu Pasien mengatakan ,anak nya sudah tidak nyeri


perut
O: pasien nampak rileks
A: Masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Motivasi pasien untuk tetap melakukan teknik
relaksasi distraksi (nafas dalam) bila nyeri timbul
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik

Rabu
18-5-2011

S:
- S: ibu klien mengatakan ,klien setiap habis makan
sudah berkurang muntah nya.
O: klien masih muntah 1x
BB : 11kg
Porsi makan dari RS hanya dimakan porsi
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.T DENGAN THYPOID


DI RUANG INAYAH KAMAR 11
PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Disajikan Sebagai Tugas


Pada Pembelajaran Anak
Program Pendidikan S1 Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Gombong

Oleh :
Pupupt Dwi Utmi
( A1.0800462 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
2011

PENGESAHAN
Lembar pengesahan :
Laporan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.T DENGAN THYPOID DI RUANG INAYAH
KAMAR 11 PKU MUHAMMADIYAH GAMBONG

Telah disetujui pada hari / tanggal :

Pembimbing lahan

Mahasiswa

( Tulo Bariyem, S.Kep )

(Puput Dwi Utami)

Pembimbing Akademik

(Tyas, S.kep.Ns)

SANG PEMIMPI
"Blog Tentang Ilmu Keperawatan"

Jumat, 24 Januari 2014


LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM THYPOID

LAPORAN PENDAHULUAN
DEMAM THYPOID
A. PENGERTIAN
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus
yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella Thyposa,Salmonella Parathypi A,B,dan C.
B. ETIOLOGI
Etiologi demam thypoid dan demam parathypoid adalah
salmonella thypi,salmonella parathypi A,salmonella thypi B dan
salmonella thypi C.
C. PATOGENESIS
Kuman salmonella thypi masuk ke dalam tubuh melalui mulut
dengan

makanan

dan

air

yang

tercemar.Sebagian

kuman

dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke


dalam usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peteri di
ileum

terminalis

yang

mengalami

perforasi.Di

tempat

ini

komplikasi dengan perdarahan dan perforasi intestinal dapat


terjadi,kuman salmonellla thypi kemudian menembus kelamina
propra terus masuk ke aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe
mesentrial dan juga mengalami hipertropi.Setelah melewati

kelenjar limfe ini,salmonella thypi masuk ke dalam darah melalui


ductus

thuracius.Kuman-kuman

salmonella

thyposa

lain

bersarang diplaque peteri limfa,hati.Salmonella thyposa berperan


pada patogenesis,salmonella thyposa merangsang sintesis dan
pelepasan zat patogen oleh leukosit pada jaringan meradang.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Masa tunas demam thypoid berlangsung 10-14 hari.
2. Minggu I : Keluhan dan gejala-gejala dengfan penyakit infeksi akut
pada

umumnya

demam,nyeri

kepala,pusing,nyeri

otot,anoreksia,mual,muntah,konstipasi/diare,perasaan tidak enak


di

perut,batuk

dan

epistaksis,pada

pemeriksaan

hanya

didapatkan peningkatan suhu badan.


3. Minggu II : Gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,bradikardi
relatif,lidah khas (kotor di tengah,tepi dan ujung merah dan
tremor),hepatomegali,splenomegali,gangguan

mental

berupa

samnolen,strupor,koma,delirion/psikos.

. KOMPLIKASI
Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal
a.

Perdarahan usus,ditemukan pada pemeriksaan tinja.Jika

perdarahan banyak terjadi melena,dapat disertai nyeri


b.

Perforasi usus : timbul pada minggu ketiga dan terjadi pada

bagian distal ileum


c.

Ileus paralitik

2. Komplikasi ekstraintestinal
a.

Komplikasi kardiovaskuler

Kegagalan

sirkulasi

perifer

(sumbatan

sepsis),miokarditis,trombosit.
b. Komplikasi darah :
Anemia

hemaulitik,trombosmopenia

dan

atau

disseminuted

intravaskuler coaguction (D : C) dan sindrom uremia hemotolik


c. Komplikasi paru : pneumonia,empiema,dan pleuritis
d.

Komplikasi

hepar

dan

kantong

empedu

hepatitis

dan

kolesistesis
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,plelonefritis,dan pennefritis
f. Komplikasi tulang : osteomelitis,periostitis,spondilitis dan artritis
g.

Komplikasi

neuropsikiatrik

Deurium,meningismus,meningitis,pouneuritis

perifer,sindrom

guillan-barre,psikosis dan sindrom kototonsa.


F. TEST DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan leukosit
Pada kebanyakan kasus demem thypoid,jumlah leukosit pada
sediaan darah tepi berada dalam batas-batas normal,malahan
kadang-kadang

terdapat

leukositosis,walaupun

tidak

ada

komplikasi ataupun infeksi sekunder.Oleh karena itu,pemeriksaan


jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam thypoid.
2. Pemeriksaan SGOT/SGPT
SGOT dan SGPT seringkali meningkat,tetapi kembaloi ke normal
setelah sembuhnya demam thypoid.Peningkatan SGOT dan SGPT
tidak memerlukan pengobatan.
3. Biakan darah

Biakan darah (+) memastikan thypoid tetapi biakan darah (-)


tidak memungkinkan demam thypoid.Hal ini disebabkan karena
hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor :
Tekhnik pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan satu lab berbeda dengan yang lain,dan
berbeda dari waktu ke waktu.Hal ini disebabkan oleh perbedaan
tekhnik dan media biakan yang digunakan.
Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit
Pada demam thypoid biakan darah terhadap salmonella thypi
terutama positif pada minggu I penyakit dan berkurang pada
minggu berikutnya.Pada waktu kambuh biakan bisa (+) lagi.
Vaksinasi di masa lampau
Vaksinasi

terhadap

demam

thypoid

di

masa

lampau

menimbulakan antibodi pada darah pasien.Antibodi ini dapat


menekan bakterimia sehingga mungkin biakan darah negatif.
Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan
antibodi (aglunitinin).Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella
thypi terdapat dalam serum pasien demam thypoid.Juga pada
orang yang pernah ketularan salmonella dan pada orang yang
pernah di vaksinasi demam thypoid.Antigen yang digunakan pada
uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah digunakan dan
diolah laboratorium.Tujuan uji wiadal adalah untuk menentukan
adanya aglutinin dalam serum pasien yang di duga menderita
demam thypoid.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Pengobatan demam thypoid terdiri atas 3 bagian yaitu :


1. Perawatan
Tirah baring absolut sampai minimal tujuh hari dari bebas demam
atau dari 14 hari.Tujuan dari tirah baring adalah untuk menjaga
tidak

terjadinya

komplikasi

perdarahan

di

usus

(perforasi).Mobilisasi klien dilakukan secara bertahap sesuai


dengan pulihnya kekuatan klien.
2. Diet
Diet lunak : makanan harus mengandung cukup cairan,kalori dan
tinggi protein
Pemberian makanan pada dini hari yaitu nasi dengan lauk pauk
rendah selulosa.
3. Obat-obatan
PROSES KEPERAWATAN
A. Data Dasar Asuhan Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Kelelahan
3. Nafsu makan menurun
4. Perut kembung,konstipasi
5. Nyeri abdomen,mual,muntah,sakit kepala
6. Lidah kotor
B. Asuhan Keperawatan
1. Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d invasi kuman ke dalam
usus halus
Tujuan : - Badan teraba tidak panas lagi
- Suhu tubuh normal (36-37C)

- Ekspresi wajah ceria


Intervensi :
Observasi TTV terutama suhu tubuh tiap 2 jam
Rasional : Pada pasien thypoid ,TTV dapat meningkat secara
tiba-tiba khususnya suhu tubuh
Kompres air hangat
Rasional : Terjadi dilatasi pembuluh darah dan pori-pori kulit sehingga
panas tubuh dapat menurun
Anjurkan klien banyak minum air putih
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang
banyak.
Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap
Rasional : Dapat mengurangi rasa gerah dan mempercepat
proses pertukaran udara disekitarnya
Atur ventilasi ruangan
Rasional : Suhu ruangan yang rendah dan suhu tubuh yang meningkat
menyebabkan terjadinya konveksi
Penatalaksanaan pemberian obat
Rasional : Untuk menurunkan suhu tubuh klien
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d proses infeksi pada
usus halus
Tujuan : - Porsi makan dihabiskan
- Klien mengatakan nafsu makan meningkat
- Tidak ada mual dan muntah
Intervensi :

Kaji pola makan tiap hari


Rasional : Mengetahui kebutuhan nutrisi klien
Berikan makanan lunak
Rasional : Mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa memberi beban
yang tinggi pada usus
Anjurkan menjaga kebersihan oral/mulut
Rasional : Menghilangkan rasa tidak enak pada mulut/lidah,dan dapat
meningkatkan nafsu makan
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan mencegah
mual dan muntah
3. Gangguan istirahat tidur b/d peningkatan suhu tubuh
Tujuan : - Konjungtiva tidak pucat
- Klien nampak segar
- Klien tidur 6-8 jam
- Klien mengatakan tidurnya nyenyak/pulas
Intervensi :
Kaji pola istirahat klien
Rasional : Untuk mengetahui pola istirahat klien sehingga dapat
menentukan intervensi selanjutnya

Anjurkan

tekhnik

distraksi

sebelum

tidur

seperti

nonton

TV,membaca buku
Rasional : Dapat mengalihkan perhatian dari rasa ketidaknyamanan
sehingga klien dapat tidur pulas
Ciptakan lingkungan yang tenang/nyaman untuk istirahat dengan
membatasi pengunjung

Rasional : Menurunkan stimulasi nyeri


Berikan HE pada klien dan keluarga tentang pentingnya istirahat
cukup (6-8 jam)
Rasional : Memberikan motivasi klien untuk meningkatkan
istirahat tidur
4. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kerusakan mukosa usus
Tujuan : - Klien tidak nampak meringis
- Ekspresi wajah ceriaIntervensi :
Kaji tingkat nyeri klien
Rasional : Mengetahui karakteristik nyeri dan sebagai indikator
dalam intervensi selanjutnya.
Observasi TTV klien
Rasional : Nyeri adalah rangsangan sensori yang dapat mempengaruhi
TTV terutama nadi dan suhu tubuh
Anjurkan tekhnik relaksasi napas dalam
Rasional : Dapat mengurangi nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Dapat menghambat rangsangan nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart.2002.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal


Bedah,Edisi 8.EGC.Jakarta.

Doenges,Marylin,E.2000.Rencana

Asuhan

Keperawatan.Penerbit EGC.Jakarta.

Markel E.K,Vaye M.1981.Medikal Parasitologi.Citra Aditya Bakti.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NnM DENGAN MASALAH


KDM
GANGGUAN POLA ISTIRAHAT / TIDUR
DI RUANG BAJI ADA RSUD
LABUANG BAJI
I. DATA BIOGRAFI
A. Biodata
Nama

: Nn.M

Usia

: 19 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jln.Mannuruki 1 No.4 RT/01 Tamalate

Suku

: Makassar

Status

: -

Agama

: Islam

Pekerjaan
Diagnosa medik

: Mahasiswi
: Thypoid

No RM

: 053218

Tgl masuk RS

: 14 Januari 2007

Tgl pengkajian

: 15 Januari 2007

B. Penanggung Jawab
Nama

: Tn.M

Usia

: 58 tahun

Jenis kelamin

: laki-laki

Pekerjaan

Hubungan dengan klien

: Orangtua

II. RIWAYAT KELUHAN


Keluhan utama

: demam

Alasan masuk RS :
Klien mengalami demam tinggi sejak 2 hari yang lalu sebelum
masuk RS,demamnya biasa tinggi pada waktu siang atau malam
hari.Demam klien ini disertai sakit kepala dan nyeri tulang tapi
skalanya

ringan.Kemudian

keluarga

membawa

untuk

RSUD Labuang Baji pada tanggal 14 Januari 2007.


III. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit :
: Klien dan keluarga mengatakan ini disebabkan karena
demam yang dirasakan saat ini.
: Klien mengatakan keluhan ini disertai sakit kepala dan
kurang nafsu makan

ion

: Keluhan dirasakan klien diseluruh tubuh

enity

: Keluhan dirasakan terus menerus

ing

klien

memeriksakan diri di dokter dan dianjurkan untuk rawat inap di

voavtive

ality

: PNS

: Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk


RS sampai

sekarang.Bertambah berat bila beraktivitas dan berkurang bila


di
kompres,istirahat dan minum obat.
Riwayat kesehatan sekarang
- Penyakit yang pernah dialami yaitu influenza
- Klien tidak ada riwayat alergi baik makanan/minuman
maupun obat-obatan
- Klien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya
- Tidak pernah mengalami kecelakaan

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


1. Pola konsep diri
Klien mengatakan bahwa penyakit yang diderita merupakan
cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan bagian
kehidupannya yang harus diterima dengan tabah dan sabar
dalam menghadapinya.
2. Pola koping
Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan
keluarganya.
3. Pola kognitif

Klien mengetahui banyak tentang penyakitnya.


4. Pola interaksi
Klien

dapat

berinteraksi

dengan

baik

pada

perawat

dan

keluarganya.
V. RIWAYAT SPIRITUAL
Sebelum sakit klien taat beribadah dan setelah sakit tidak dapat
beribadah lagi karena kondisinya.
Keluarga sangat mendukung dalam penyembuhan klien agar cepat
berkumpul dengan keluarganya.
Ibadah yang dilakukan yaitu shalat 5 waktu.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum klien :

Klien nampak lemah,ekspresi wajah

murung,penampilan dengan usia


Sesuai.TB : 151 cm,BB : 41 kg.
B. Tanda-tanda vital
TD

: 110/70 mmHg

SB

: 38.7C

: 92 x/ menit
P

: 24x/menit

C. Sistem Pernapasan
Hidung
Inspeksi : - Simetris kiri dan kanan
- Tidak ada sekret/polip
- Tidak nampak adanya pernapasan hidung
Palpasi

: - Tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis,maxillaris

dan eithmoidalis
\
Leher

Inspeksi : - Tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid


Dada
Inspeksi : - Bentuk dada normal chest
Auskultasi : - Suara napas vesikuler
- Tidak ada bunyi napas tambahan
D. Sistem Kardiovaskuler
Conjungtiva anemis
Bibir Nampak kering
Arteri carotis teraba
Peningkatan tekanan vena jugularis
Bunyi jantung 1 lup terdengar pada ICS 4-5 linea sternalis kiri
Bunyi jantung 2 dub terdenagr pada ICS 2-3 linea sternalis
kanan
Bunyi jantung lain tidak terdengar
E. Sistem Pencernaan
Bibir Nampak kering
Tidak ada stomatitis,kemampuan menelan baik
Gaster agak kembung
Kemampuan bicara baik
G. Sistem Indera
1.

Mata

- Kelopak mata agak cekung,penutupan mata

sempurna
- Skelera tidak ikterus,konjungtiva Nampak anemis
- Pupil mata miosis jika dirangsang dengan cahaya
- Tekanan bola mata lunak

2.

Hidung : - Tidak ada secret


- Penciuman bagus
- Tidak ada mimisan,oedema dan radang

3. Telinga : - Tidak ada serumen


- Telinga simetris kiri dan kanan
- Pendengaran baik
H. Sistem Saraf
1. Fungsi Serebral
Status mental : Klien dapat mengingat waktu,tempat serta orang
disekitarnya
Kesadaran composmentis

Bicara

(ekspresif)

Klien

dapat

mengekspresikan

dan

mengungkapkan perasaannya
(Resiptive)

Klien

mampu

menjawab

pertantaan

yang

diberikan
2. Fungsi Cranial
Nervus I (olfaktorius) : Klien mampu membedakan jenis baubauan
Nervus II ( optikus) : Klien mampu menggerakkan bola matanya kesegala
arah,penglihatan baik
Nervus

III,IV,VI

(okulamotorius,trachialis,abducens)

Klien

dapat

menggerakkan bola matanya kesegala arah,klien dapat membuka


mata secara spontan,pupil isokor terhadap cahaya

ervus V (trigeminus) : Klien mampu merasakan rangsangan pada wajahnya

Nervus VII (facialis) : Gerakan otot wajah tidak mengalami gangguan,klien


bias menggerakkan ke kiri dan kanan

ervus VIII (vestibulokhelehiaris) : Pendengaran klien berfungsi dengan baik

ervus IX (glosofaringeus) : Klien mampu membedakn manis dan pahit

ervus X (vagus) : Kemampuan klien menelan baik

Nervus XI (aksesorius spinal) : Gerakan otot lemah tetapi mampu


menggerakkan kaki dan tangannya

ervus XII (hipoglassus) : Lidah klien bias digerakkan kesegala arah


3. Fungsi Motorik
Massa otot

: Tidak ada gangguan pada fungsi motorik

Tonus otot

: Klien mampu menggerakkan ototnya walaupun

lemah
Kekuatan otot : Kekuatan otot masih lemah
I. Sistem Muskuskeletal
Bentuk kepala mesochepal
Tidak ada kelainan pada vertebrae
Klien mampu menggerakkan tubuhnya
Tidak ada kelainan pada pelvis
Klien mampu berjalan meskipun lemah
Tidak ada oedema pada kaki dan tangan
J. Sistem Integumen
Rambut : - Distribusi rambut merata
- Warna rambut hitam
- Kebersihan rambut baik
Kulit

- Kulit sawo matamg

- Kulit terasa panas pada kepala (ekstremitas atas dan


bawah)
- Turgor kulit baik
Kuku : - Kebersihan baik
K. Sistem Endokrin
Tidak Nampak adanya pembesaran kelenjar tiroid
Tidak ada ekskresi urine berlebihan
Tidak ada riwayat urine dikelilingi semut
L. Sistem Perkemihan
Tidak ada oedema palpebra
Tidak nampak adanya moon face
Tidak ada riwayat nocturia,disuria,dan kencing batu
M. Sistem Reproduksi
Tidak dikaji karena menurut klien tidak ada kelainan
N. Sistem Immun
Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan minuman,obatobatan,debu,dan

bulu

binatang,tidak

ada

riwayat

transfuse

darah,penyakit yang berhubungan dengan cuaca yaitu flu

Jenis kegitan
Nutrisi
- nafsu makan

Sebelum sakit
Baik

Saat sakit
Klien

mengatakan

kurang
- menu makanan
- frekuensi

Nasi,lauk,sayur
3-4 x sehari

nafsu

makan
Bubur,telur,sayur
3 x sehari

Cairan
- jenis minuman
- frekuensi
Eliminasi
BAB
- frekuensi
- konsistensi
BAK
- frekuensi
- warna
- bau
Pola tidur
Siang/lama tidur
Malam/lama tidur
Personal hygiene
Mandi
- frekuensi
- cara
- alat mandi
Cuci rambut
-frekuensi
-alat
Guntung kuku
- frekuensi
- alat
Gosok gigi
-frekuensi
- alat

Air putih,susu
5-6 gelas sehari

Air putih
1000 cc

1 x sehari
Padat

1 x sehari
Agak encer

4-5 x sehari

3-4 x sehari
kuning
amoniak

Amoniak
15.00-17.00 WITA
22.00-05.00 WITA

Tidak tentu
Tidak tentu

2 x sehari
Diguyur

1 x sehari
Dilap basah pakai

Sabun dll

waslap
waslap

3 x seminggu
Shampoo

Belum pernah
-

1 x seminggu
Gunting kuku

3 x sehari
2 x sehari
Sikat gigi + pasta -sdsgigi

VIII. TEST DIAGNOSTIK


Pemeriksaan Lab
SGOT
MCHC

16
: 31.3 g/dl

/L

SGPT

7 /L

PLT

171 x 103/l
Ureum

: 19,9 mg/100 ml

LYM %

MXD %

+ 61.1 %
Kreatinin : 0.60 mg/100 ml
16.7 %
GDS

: 93 mg/100 ml

NEUT %

: -2.4 x 103/l

LYM #

: -22.2

%
WBC

: 1.5 x 103/l
RBC

: 4.28 x 106/l

MXD #

: 0.4 x

103/l
HB

: 11.6 g/dl

NEUT #

: 0.5

x 103/l
HCT

: 37.1 %

RDW

PDW

12.8 %
MCV

86.7 fl

10.5 fl
MPV

9.3

LCR

: 19.3 %

fl

Terapi
- Diet lunak 1800 kalori
- IVFD RL 28 / tetes
- Dexanta 3 x 1
- PCT 3 x 1
- Chlorampenicol 500 mg 3 x 1

P-

DATA FOKUS
Nama

Klien

Nn.

N
Ruang Rawat

: BAJI ADA II

DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
Klien mengatakan badannya Badan klien teraba panas
panas
Klien mengatakan lemah
Bibir nampak kering
Klien mengatakn kurng nafsu Porsi makan tidak dihabiskan
makan
Klien
tidur
Klien

mengatakan
mengatakan

hanya 3 sendok makan


susah Klien Nampak meringis
kurang Lidah Nampak kotor

tidur
Klien Nampak lemah
Conjungtiva pucat
TTV :

TD : 110/70 mmHg
92 x / menit
SB : 38.70C

: 24 X / menit

ANALISA DATA
N
O

DATA

ETOLOGI

N :

MASALAH

DS

Klien Peningkatan

mengatakan

suhu Gangguan

tubuh

Istirahat

susah tidur
-

Tidur
Klien

mengatakan
kurang tidur

Merangsang SSO

DO : - Klien Nampak
lemah
-

Conjungtiva
anemis

Mengaktivas
noreepinephrin

Saraf
terangsang
memacu
mengaktifkan
organ tubuh

REM menurun

simpatis
untuk
RAS
kerja

Klien terjaga

PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan invasi
kuman ke dalam usus halus,ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan badannya panas
DO : - Badan klien teraba panas
- Klien nampk meringis
- Bibir Nampak kering
- TTV :

TD : 110/70 mmHg
SB : 38.70C

N : 92 x / menit
P : 24 x / menit

2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


proses infeksi pada usus halus,ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan kurang nafsu makan
DO: - Porsi makan tidak dihabiskan hanya 3 sendok saja
- Klien Nampak lemah
- Lidah Nampak kotor
- Bibir Nampak kering
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh,ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan kurang tidur
- Klien mengatakan susah tidur
DO : - Klien Nampak lemah
- Conjungtiva pucat

CATATAN PERKEMBANGAN HARI PERTAMA


Hari/T

ND JAM

GL

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Selasa
15-01-

II

10.0 Mengkaji pola istirahat


Rabu,16-01-07
0

07

S : - Klien mengatakan
tidur klien.Hasil : Klien
susah untuk tidur

tidur 4 jam

10.0 Menganjurkan tekhnik


O : - Klien Nampak
5
distraksi sebelum tidur lemah
seperti
nonton - Klien tidur 4 jam

10.1

TV,membaca,dll.Hasil A: : - Masalah belum


Klien
tidak
dapat teratasi

melakukan

Lanjutkan

Menciptakan lingkungan intervensi


yang tenang dengan 1.Mengkaji

pola

istirahat

membatasi

Ibu 2.Menganjurkan
klien mengatakan tidak tekhnik distraksi
10.1
bisa
membatasinya 3.Menciptakan
5
karena
setiap
hari lingkungan tenang
4.Berikan
HE
temannya dating
pembesuk.Hasil

Memberikan HE pada tentang pentingnya


tidur cukup
klien
dan
keluarga
tantang
istirahat

pentingnya
cukup

(6-8

jam).Hasil : Klien dan


keluarga mengerti dan
mau melaksanakan

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA


Hari/T

ND

Jam

GL
Kamis

X
III

10.0 Mengkaji pola istirahat tidur Jumat,20-01-

19-01-

IMPLEMENTASI

EVALUASI

klien. Hasil : Klien tidur 6 07

07

jam

sebelum

seperti

jam
:

Menciptakan
yang

tenang.

A
klien

Masalah

teratasi

melaksanakan

Klien

tidur tidurnya pulas


O : - Klien tidur 7
nonton

TV,membaca,dll.
Hasil

tekhnik mengatakan

Menganjurkan
distraksi

P : Pertahankan
lingkungan
Hasil
: intervensi

Keluarga melaksanakan

1.Kaji

pola

istirahat klien
2.Anjurkan
tekhnk
distraksi
3.Ciptakan

lingkungan
yang tenang

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA

PERENCANAAN

KEPERAWATAN
Gangguan
istirahat

Kebutuhan
tidur istirahat

1.Kaji

INTERVENSI
RASIONAL
pola istirahat 1.Untuk mengetahui

tidur tidur klien

istirahat

tidur

b/d

terpenuhi,denga

sehingga

peningkatan

n criteria :

menentukan

suhu

- Klien tidur 6-8

tubuh,ditandai
dengan :

jam sehari
- Klien Nampak

Klien segar

mengatakan

- Klien tidur pulas

kurang tidur

Klien tidak anemis

mengatakan
susah tidur

O:

Klien

Nampak
lemah
-

Conjungtiva

Conjungtiva

anemis

2.Anjurkan
distraksi

tekhnik
sebelum

tidur seperti nonton


TV,membaca,dll

yang tenang dengan


membatasi

dap

interven

selanjutnya
2.Dapat

mengalihka

perhatian

dari

ra

sehingga klien dapat tid


pulas
3.Menurunkan

stimula

nyeri

pembesuk
4.Berikan HE tentang
yang cukup

klie

ketidaknyamanan

3.Ciptakan lingkungan

pentingnya

po

tidur

4.Memberikan
kepada

klien

meningkatkan
tidur

motiva

untu

istirah

TYPHOID ABDOMINALIS

A. Pengertian

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit
ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).

Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai


saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada
saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak
usia 12 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan
diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).

Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai


saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan
pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI. 1999).

B. Etiologi

a)

Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar,
tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:
antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
antigen H(flagella)
antigen V1 dan protein membrane hialin.

b)

Salmonella parathypi A

c)

salmonella parathypi B

d)

Salmonella parathypi C

e)

Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).

C. Patofisiologi

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang


dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.

Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman


salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi
oleh

orang

yang

sehat.

Apabila

orang

tersebut

kurang

memperhatikan

kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian
kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu
masuk

ke

aliran

darah

dan

mencapai

sel-sel

retikuloendotelial.

Sel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan


menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan
kandung empedu.

Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan


oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan
bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid.
Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses
inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan
endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang meradang.

D. Gejala Klinis

Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala
prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :

Perasaan tidak enak badan

Lesu

Nyeri kepala

Pusing

Diare

Anoreksia

Batuk

Nyeri otot (Mansjoer, Arif 1999).

Menyusul gejala klinis yang lain

1. DEMAM

Demam berlangsung 3 minggu

Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat
pada sore dan malam hari

Minggu II : Demam terus

Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur angsur

2. GANGGUAN PADA SALURAN PENCERNAAN

Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan,
jarang disertai tremor

Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan

Terdapat konstipasi, diare

3. GANGGUAN KESADARAN

Kesadaran yaitu apatis somnolen

Gejala lain ROSEOLA (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam


kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).

E. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah tepi : dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif,


aneosinofilia, trombositopenia, anemia

Biakan empedu : basil salmonella typhii ditemukan dalam darah penderita


biasanya dalam minggu pertama sakit

Pemeriksaan WIDAL - Bila terjadi aglutinasi

- 1/200Diperlukan titer anti bodi terhadap antigeno yang bernilai


masa akut dan konvalesene mengarahatau peningkatan

4 kali antara

kepada demam

typhoid (Rahmad Juwono, 1996).

F. Penatalaksanaan

Terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1) Perawatan

Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih
selama 14 hari. 2 jam untuk mencegah dekubitus. Posisi tubuh harus diubah
setiap

Mobilisasi sesuai kondisi.

2) Diet

Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mulamula air-lunak-makanan biasa)

Makanan mengandung cukup cairan, TKTP.

Makanan harus menagndung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak
gas.

3) Obat

Antimikroba Kloramfenikol Tiamfenikol Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim


dan Sulkametoksazol)

Obat Symptomatik Antipiretik

Kartikosteroid, diberikan pada pasien yang

toksik. Supportif : vitamin-vitamin. Penenang : diberikan pada pasien dengan


gejala neuroprikiatri (Rahmad Juwono, 1996).

G. Komplikasi

Komplikasi dapat dibagi dalam :

1. Komplikasi intestinal

Perdarahan usus

Perforasi usus

Ileus paralitik

2. Komplikasi ekstra intestinal.

Kardiovaskuler :

kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis) miokarditis,

trombosis, dan tromboflebitie.

Darah : anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom uremia hemolitik

Paru : pneumoni, empiema, pleuritis.

Hepar dan kandung empedu : hipertitis dan kolesistitis.

Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.

Tulang : oeteomielitis, periostitis, epondilitis, dan arthritis.

Neuropsikiatrik : delirium, meningiemus, meningitie, polineuritie, perifer, sindrom

Guillan-Barre, psikosis dan sindrom katatonia.

Pada anak-anak dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi.


Komplikasi sering terjadi pada keadaan tokremia berat dan kelemahan umum,
terutama bila perawatan pasien kurang sempurna (Rahmad Juwono, 1996).

H. Pencegahan

1. Usaha terhadap lingkungan hidup :

a. Penyediaan air minum yang memenuhi

b. Pembuangan kotoran manusia (BAK dan BAB) yang hygiene

c. Pemberantasan lalat.

d. Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan.

2. Usaha terhadap manusia.

a. Imunisasi

b.Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene sanitasi personal hygiene.


(Mansjoer, Arif 1999).

MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas

Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan,


no. Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan,
tanggal MR.

2. Keluhan Utama

pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung,
nafsu makan menurun, panas dan demam.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah tidak


pernah, apakah menderita penyakit lainnya.

4. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, anorexia,


mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemi), nyeri kepala
pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor), gangguan kesadaran berupa somnolen
sampai koma.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid


atau sakit yang lainnya.

6. Riwayat Psikososial

Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan


timbul gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang
dideritanya.

7. Pola-Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola pesepsi dan tatalaksana kesehatan

Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah dalam


kesehatannya.

2) Pola nutrisi dan metabolisme

Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan
rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah.

3) Pola aktifitas dan latihan

Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien
akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.

4) Pola tidur dan aktifitas

Kebiasaan

tidur

pasien

akan

terganggu

dikarenakan

suhu

badan

yang

meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur.

5) Pola eliminasi

Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi karena panas
yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

6) Pola reproduksi dan sexual

Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah menikah
akan terjadi perubahan.

7) Pola persepsi dan pengetahuan

Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan


dan kemampuan dalam merawat diri.

8) Pola persepsi dan konsep diri

Didalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah


penyakitnya.

9) Pola penanggulangan stress

Stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah
penyakitnya.

10) Pola hubungan interpersonil

Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan


peran serta mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit.

11) Pola tata nilai dan kepercayaan

Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas
dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu.

8. Pemeriksaan Fisik

1)

Keadaan umum

Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, puccat, mual,
perut tidak enak, anorexia.

2)

Kepala dan leher

Kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva
anemia, mata cowong, muka tidak odema, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi
dan ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.

3)

Dada dan abdomen

Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan
nyeri tekan.

4)

Sistem respirasi

Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat
cuping hidung.

5)

Sistem kardiovaskuler

Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang
meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami
peningkatan suhu tubuh.

6)

Sistem integumen

Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.

7)

Sistem eliminasi

Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien
bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N -1 cc/kg BB/jam.

8)

Sistem muskuloskolesal

Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.

9)

Sistem endokrin

Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.

10) Sistem persyarafan

Apakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita
penyakit thypoid.

B. Diagnosa keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi Salmonella Typhii

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan anoreksia

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrest.

4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan


pengeluaran cairan yang berlebihan (diare/muntah).

C. Intervensi dan Implementasi

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhsi


Tujuan : suhu tubuh normal/terkontrol.

Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan suhu tubuh Mencari pertolongan


untuk pencegahan peningkatan suhu tubuh.

Turgor kulit membaik

Intervensi :

Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh

R/ agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan
membantu mengurangi kecemasan yang timbul.

Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat

R/ untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu
mengurangi penguapan tubuh.

Batasi pengunjung

R/ agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan tidak terasa panas.

Observasi TTV tiap 4 jam sekali

R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien


2,5 liter / 24 jam Anjurkan pasien untuk banyak minum, minum

R/ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga


perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak

Memberikan kompres dingin

R/ untuk membantu menurunkan suhu tubuh

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tx antibiotik dan antipiretik

R/ antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik untuk menurangi panas.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan anoreksia

Tujuan : Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat

Kriteria hasil :

- Nafsu makan meningkat

- Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan


Intervensi
Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan/nutrisi.

R/ untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi


untuk makan meningkat.

Timbang berat badan klien setiap 2 hari.

R/

untuk

mengetahui

peningkatan

dan

penurunan

berat

badan.

Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak
merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih
hangat.
R/

untuk

meningkatkan

asupan

makanan

karena

mudah

ditelan.

Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.

R/

untuk

menghindari

mual

dan

muntah.

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.

R/

antasida

mengurangi

rasa

mual

dan

muntah.

Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi per oral sangat
kurang.

3.

Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan/bed

rest

Tujuan : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal.

Kriteria hasil : Kebutuhan personal terpenuhi

Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh.

memenuhi AKS dengan teknik penghematan energi.

Intervensi :

Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas
kemampuan (missal. Miring kanan, miring kiri).

R/ agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien


yang

bedrest.

Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan, minum).

R/

untuk

mengetahui

sejauh

mana

kelemahan

yang

terjadi.

Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya.

R/

untuk

mempermudah

pasien

dalam

melakukan

aktivitas.

Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang.

R/ untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus.


4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan
dengan cairan yang berlebihan (diare/muntah)

Tujuan : tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan

Kriteria hasil : Turgor kulit meningkat

Wajah tidak nampak pucat

Intervensi :

Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan


keluarga.

R/ untuk mempermudah pemberian cairan (minum) pada pasien.

Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan.

R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan.

2,5 liter / 24 jam. Anjurkan pasien untuk banyak minum

R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan.

Observasi kelancaran tetesan infuse.

R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya odem.


Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral / parenteral).

R/

untuk

parenteral).

pemenuhan

kebutuhan

cairan

yang

tidak

terpenuhi

(secara

D. Evaluasi

Dari hasil intervensi yang telah tertulis, evaluasi yang diharapkan :

Dx :

peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhii


Evaluasi : suhu tubuh normal (36 o C) atau terkontrol.

Dx :

gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan anoreksia.

Evaluasi

Pasien

mampu

mempertahankan

kebutuhan

nutrisi

adekuat.

Dx :

intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan/bedrest

Evaluasi : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal.

Dx :

gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan


pengeluaran

cairan

yang

Evaluasi : kebutuhan cairan terpenuhi

berlebihan

(diare/muntah)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Demam typoid merupakan permasalahan kesehatan global yang penting dan harus
mendapatkan perhatian secara khusus. Di seluruh dunia penyakit ini di perkirakan menccapai
16 juta kasus tiap tahunnya dengan 600.0000 kasusu di laporkan berakhir dengan kematian .
meskipun statusnya dikatakan edemis di selurh dunia, sebagian besar kasus typhoid muncul
di kawasan Negara miskin dan berkembang terutama pada daerah dengan sanitasi air dan
lingkugan yang kurang memadai seperti Afrika,Asia dan Amerika latin

(Zulkarnain Iskandar, 2006, Depkes, pertemuan ilmiah tahunan ilmu penyakit dalam, Hal. 35)
Oleh karena itu peran perawat terhadap pasien demam typhoid meliputi : promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative. Upaya meningkatkan kesehatan klien , mencegah
terjadinya penyakit, usaha penyembuhan yang dapat di lakukan pada klien dan upaya
pemulihanke\sehatan pada penderita yang di rawat di rumah maupun terhadap kelompok
kelompok yang menderita penyakit yang sama yaitu pemberian cairan yang cukup, makanan
bergizi, vitamin dan pemeliharaan lingkungan bersih.
I.2 Tujuan

Tujuan umum : penulis mampu memahami asuhan keperawatan tentang gangguan pada system pencernaan
Demam Typhoid

an khusus : 1. penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.N dengan gangguan pencernaan
Demam Typhoid
2. penulis mampu mengetahui perumusan diagnose keperawatan yang tepat pada klien dengan
gangguan system pencernaan Demam Typhoid
3. penulis mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan klien dengan ganggua system
pencernaan Demam Typhoid
4. penulis mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan system
pencernaan Demam Typhoid
5. penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan gangguan sisten
pencernaan Demam Typhoid
I.3 Ruang lingkup
Laporan kasus ini hanya dibatasi satu pokok masalah saja yakni tentang asuhan
keperawatan pada klien An.N dengan gangguan system pencernaan Demam Typhoid. Di
Catalia RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan yang di rawat tanggal 06 desember 2010
sampai dengan 08 desember 2010
I.4 Metode penulisan
1. Study kasus
Pemahaman masalah yang ada pada klien, data tersebut di kumpulkan, di prioritaskan dan
didiagnosa, teknik yang digunakan untuk pengumpulan data antara lain:
a.

Observasi

: melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui keadaan dan

perkembangna klien setiap hari


b. Wawamcara

: mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan klien dan keluarga untuk

mendpatkan data yang akurat

c.

Pemeriksaan fisik

: melakukan pemeriksaan fisik secara palpasi seperti : inspeksi ,

auskultasi dan perkusi


2. Dokumentasi
Yaitu dengan mempelajari status pasien dengan catatan perkembangan
3. Tinjauan kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku untuk mendapatkan teori yang berhubungan dengan
penyakit typhoid
I.5 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang di buat adalah :

Bab I pendahuluan terdiri dari : latar belakang , tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II teoritis terdiri dari : Teoritis medis dan teoritis keperawatan


Bab III Laporan kasus terdiri dari pengkajian keperawatan , diagnose keperawatan ,
perencanaan , pelaksanaa dan evaluasi keperawatan

Bab VI penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 TEORIOTIS MEDIS
2.1.1 Defenisi
Typhoid adalah suatu penyakit pada kasus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik
yang di sebabkan oleh salmonella typhi, almonella type A,B,C penularan terjadi secara pecal,
oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi .(Smartnet, Mansoer Arief.M, 1999)

Demam typhopid adalah infeksi sistemik akut yang di sebabkan infeksi salmonella
typhi . organism ini masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feces
dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. (Smartnet, Mansoer Arief.M, 1999)
Demam typhoid dan paratifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus. Demam
paratifoid menunjukkan manifestasi yang sama denga ntifoid namun biasanya lebih ringan.
(Arief mansjoer, 1999, kapita selekta kedokteran, 421)
2.1.2 Etiologi
Demam typhopid di sebabkan oleh salmonella typhi, suatu jenis bakteri gram negative
yang termasuk kedalam family Enterobacteriaceae. Kuman lain yang dapat menyebakan
penyakit demam tifoid adalah salmonella serotype paratyphi. Masa inkubasi salmonewlla
rata-rata berkisar antara 7sampai dengan 14 hari , namun pada beberapa kasus di laporkan
bervariasi dari 3 sampai 30 hari (Iskandar Zulkarnain, 2006, Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu
Penyakit Dalam, 36)
Penyebab demam thypoid adalah salmonella thypoid, sedangkan demam parathypoid
disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies salmonella enteriditis yaitu S.
Enteritis Bioseroti pec. Kuman-kuman ini lebih dikenal dengan paratipy A.S. Schott muelleri
dan Hirschfeldii. (Arif Mansjoer, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, hal 421).
2.1.3

Patofisiologi

2.1.4 Tanda dan Gejala


Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini dengan keluhan penyakit infeksi akut
pada umumnya :
- Demam

- Nyeri kepala, pusing, anoreksia


- Mual, perasaan tidak enak diperut
- Pada pemeriksaan fisik hanya di dapatkan suhu tubuh meningkat
- Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari
- Lidah berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor)
(Djoko Widodo, 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 395)

2.1.5

Pemeriksaan Penunjang
a. Kultur

WHO menganjurkan untuk menggunakan darah sebagai media penanaman patogen menurut
laporan survei lans WHO pada tahun 2003, lebih dari 80% pasien dengan demam thypoid
memberikan hasil yang positif dengan kultur darah, walaupun pemeriksaan darah perifer
lengkap sering ditemukan leukimia, dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau
leukositosis.
b.Uji Widal
Uji Widal di lakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman S.Thypi maksud uji
widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita demam thypoid
yaitu:
-Aglutinin O (dari tuuh kuman)
-Aglutinin H (Flagella kuman) dan
-Aglutinin Vi (simpai kuman)
Dari ketigaaglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis
demam thypoid.Semakin tinggi titernya semakin besar klien menderita thypoid.
C.Kultur darah
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam thypoid akan tetapi hasil negatif
tidak menyingkarkan demam thypoid,mungkin disebabkan beberapa hal sebagai berikut:
-Telah mendapat terapi antibiotika,bila pasien sebelum dilakukan kultur darah telah
mendapatkan antibiotik,pertumbuhan kuman dalam media biakan terlambat dan hasil
mungkin negatif.
-Volume darah yang berkurang(daperlukan kurang lebih 5cc darah
-Riwayat vaksinasi,vaksinasi dimasa lampau menimbulkan antibody dalam darah pasien.

-Saat pengambilan darah setelah minggu pertama.


2.1.6.Penatalaksanaan Medis
Sampai saat ini masih di anut etiologi penatalaksanaan demam thypoid yaitu:
1.Pemberian antibiotik:untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman antibiotik
yang dapat digunakan:
a.Klorampenikol:dosis hari pertama 4 x 250 mg,hari kedua 4x 500 mg,diberikan selama
demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam,kemudian dosis diturunkan menjadi 4x250
mg selama 5 hari.
b.Ampisilin/amoksilin:dosis 50-150 mg/kg BB,diberikan selama 2 minggu.
c.Kotramoksazol:2x2 tablet (tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol)80 mg
trimetoprim,diberikan selama 2 minggu pula.
d.Sefatosporin generasi II dan III di sub bagian penyakit tropic dan infeksi ikut
RSCM,pemberian sefalosporin berhasil mengatasi demam thypoid dengan baik,demam pada
umumnya mengalamimerelle pada hari ke 3 /menjelang hari ke 4.
2.Istirahat dan perawat yang profesional,bertujuan untuk mencegah komplikasi dan
mempercepat penyembuhan,pasien harus tirag baring absolute sampai minimal 7 hari bebas
demam atau kurang lebih selama 14 hari,mobilisasi dilakukan bertahap,sesuai dengan
pulihnya kekuatan pasien.
3.Diet dan terapi penunjang (Simtomatis dan Suportif)

2.2 TEORITIS KEPERAWATAN


2.2.1. Pengkajian
1.Aktivitas/Istirahat
Gejala:-Kelemahan,kelelahan,malaise,cepat lelah
-Insomnia,tidak teratur tidur demalaman karena diare
-Merasa gelisah dan anseitas.
-Pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit
2.Sirkulasi
Tanda :-Takikardia (respon terhadap demam,dehidrasi,proses inflanasi dan nyeri)
-Kemerahan,area ekimosis (kekurangan vitamin k)
-TD:hipotensi termasuk postural
-Kulit/membran mukosa:turgor buruk,kering,lidah pecah-pecah(dehidrasi/malnutrisi)
3.Integritas Ego

Gejala:Ansietas,ketakutan,emosi kesal,mis:perasaan tak ada bedanya/tak ada harapan


Tanda:Menolak,perhatian menyempit,depresi
4.Eliminasi
Gejala:Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair
Tanda: Menurunya bising usus,tak ada peristaltik atau bedanya peristaltik atau bedanya
peristalik yang dapat dilihat
5.Makanan/cairan
Gejala:Anoreksia,mual/muntah
Tanda:Penurunan lemah subkutan/massa otot kelemahan,tonus otot sad turgor kulit
buruk.Membran mukosa pucat,luka,inflamasi rongga mulut.
6.Higiene
Tanda:-Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
-bau badan
7.Nyeri/kenyamanan
Gejala:Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi)
Tanda:Nyeri tekan abdomen/distensi
8.Keamanan
Gejala:Riwayat lupus eritematorus,anemia hemolotik,vaskulatis
Tanda:Lesi kulit mungkin ada mis,eritema nodusum(meningkat,nyeri tekan,kemerahan dan
bengkok)pada

tangan,muka,pioderma

ganggrenosa(lesi,tekan

purulen/lepuh

dengan

keunguan)pada paha,kaki,dan mata)ankilosa spondilitis.


9.Seksualitas
Gejala:Frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksual
10.Interaksi sosial
Gejala:Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi
11.Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus

2.2.2.Diagnosa Keperawatan
Diagosa yang mungkin muncul pada klien thypoid adalah:
1.Resiko tinggi ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan hipertemi
dan muntah.

2.Resiko tingi gangguan pemenuhan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
3.Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi
4.Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik
5.Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi atau
informasi yang tidak adekuat.
2.2.3.Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan-I
Resiko tinggi ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
hipertemi dan muntah.
Tujuan Umum:
Ketidakseimbangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil:
Membran mukosa bibir lembab,tanda-tanda vital(TD,S,N,dan RR)
Intervensi:
Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering,turgor kulit tidak elastis dan
peningkatan suhu tubuh.pantau intake dan output cairan dalam 24 ja,ukur BB tiap hari pada
waktu dan jam yang sama,catat laporan atau hal-hal seperti mual,muntah nyeri dan distorsi
lambung.
Diagnosa Keperawatan-II
Resiko tingi gangguan pemenuhan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungn
dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan Umum:
Resiko tinggi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi
Kriteria hasil:
Nafsu makan bertambah,menunjukan berat badan stabil/ideal,nilai bising usus normal(6-12
kali per menit)nilai laboratorium normal,konjungtiva dan membran mukosa bibir tidak pucat.
Intervensi
Kaji pola nutrisi klien,kaji makan yang di sukai dan tidak di sukai klien,anjurkan tirah
baring/pembatasan aktivitas selama fase akut,timbang berat badan tiap hari.
Diagnosa Keperawatan-III
Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi selmonella thypi.

Tujuan Umum:
Hipertemi teratasi
Kriteria hasil:
Suhu,nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari kedinginan dan tidak terjadi
komplikasi yang berhubungan dengan masalah thypoid.
Intervensi:
Observasi suhu tubuh klien,anjurkan keluarga ntuk membatasi aktivitas klien,beri kompres
dingin air dingin(air biasa)pada daerah axila.lipat paha,temporal bila terjadi panas,anjurkan
keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun,kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik.
Diagnosa Keperawatan-IV
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan Umum:
Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
Kriteri hasil:
Mampu melakukan aktivitas,bergerak dan menunjukkan peningkatan kekuatan otot.
Intervensi:
Berikan linhkungan tenang dengan membatasi pengunjung,bantu kebutuhan sehari-hari klien
seperti mandi,BAB dan BAK,bantu klien mobilisasi secara bertahap,dekatkan barang-barang
yang selalu di butuhkan kemeja klien dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin
sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan-V
Resiko tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan invasive
Tujuan Umum:
Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
Bebas dari eritema,bengkak,tanda-tanda infeksi dan bebas dari sekresi purulen/drainase serta
febris.
Intervensi:
Observasi tanda-tanda vital(S,N,RR dan TD).Observasi kelancaran tetesan infuse,monitor
tansa-tansa infeksi das antiseptic sesuai dengan kondisi balutan infud.dan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat antibotik sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan-IV
Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi atau
informasi yang tidak adekuat.
Tujuan Umum:
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil:
Menunjukkan pemahaman trntang penyakit anaknya,beri pendidikan kesehatan tentang
penyakit dan perawatan klien,beri kesempatan keluarga untuk bertanya bila ada yang kurang
di mengerti,beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat,pilih berbagai
strategi belajar seperti teknik ceramah,Tanya jawab dan demonstrasikan dan tanyakan apa
yang tidak diketahui klien,libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang di lakukan pada
klien.

Evaluasi:
Berdasarkan implementasi yang di lakukan,maka evaluasi yang di harapkan untuk klien
dengan gangguan system pencernaan thypoid adalah tanda-tanda vital stabil,kebutuhan cairan
terpenuhi, kebutuhan nutrisi terpenuhi,tidak terjadi hipertemia,klien dapat memenuhi
kebutuhan secara mandiri,infeksi tidak terjadi da keluarga klien mengerti penyakitnya.
(Rudi Prasetyo,Sinarnet di 9/04/2008)

BAB III
LAPORAN KASUS
3.1

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
An. Umur 18 tahun, agama islam, status belum nikah, suku Jawa/Indonesia,

pendidikan terakhir SD, alamat Jl. Pelita IV No. 02 Medan. Klien masuk RS IPI Medan, Pada
tanggal 06 desember 2010, dengan diagnosa medis demam thypoid, No. Register 05-68-87,
alasan klien masuk Rumah Sakit Demam 2 minggu, muntah (+), menggigil (+).
Keluhan yang dirasakan saat ini adalah demam, mual, muntah, dan menggigil pada
malam hari yang disebabkan bakteri yaitu sallmonela thypi. Hal yang memperbaiki keadaan
istirahat cukup, makan cukup, minum obat, sdangkan hal yang memperberat keadaan bila

klien melakukan aktivitas klien tampak lemas. Pada tanggal 06 Desember 2010, pukul 10.00
wib dilakukan pemeriksaan fisik dan di dapatkan data berikut : TD: 110/70 mmHg, RR :
22x/menit, HR : 86x/menit, Suhu : 39 C, keadaan umum sedang, nilai GCS : 15, kesadaran
compos mentis. Ketajaman penglihatan 6/6 fungsi penciuman, pendengaran, dan pernafasan
baik (tidak ada kelainan).
Pola makan klien 3x/hari, jenis diet MII, dan nafsu makan klien menurun, pola minum
klien sebanyak 1200cc, 6 gelas/hari, dan jumlah frekuensi urine BAK sebanyak
900cc/hari. Dari hasil pengkajian terhadap pola istirahat di temukan klien tidur siang 2
jam/hari, tidur malam 5-6 jam/hari. Keluhan yang dirasakan saat ini klien tidak mampu
personal hygiene karna terpasang infus pada tangan kiri. Hal ini ditandai dengn aktivitas
sehari-hari ditolong minimum oleh perawat dan keluarga seperti BAB, BAK dan mandi, dan
juga mengenakan pakaian. Klien tidak mengerti tentang penyakitnya tetapi klien dan keluarga
selalu bertanya apa penyebab dari penyakit tersebut.

Hasil pemeriksaan diagnostik/penunjang


A. Laboratorium
No.
1
2
3

Pemeriksaan
Jumlah trombosit
Urine
Faeses

Hasil
- 127.0 ribu/mm3
-

Nilai normal
150-440
-

Penanganan medis/instruksi Dokter


No.

Tindakan/obat/pemberi

1.

an
IVFD RL
PCT

2.

Dosis

Efek Obat

30

Positif
Mengganti

Negatif
Mengakibatkan

gtt/menit
3x1

elektrolit
Untuk

oedem
Kerusakan hati

menurunkan
suhu tubuh

3.

Cipro

2x1

Obat antibiotik

Gangguan
pencernaan dan
alergi

B. Catatn tambahan : Widal test


Imunoserologi
Antige

S. Thypi

Thypi- A

Thypi- B

Thypi- C

Nilai normal

n
O
H

1/40
1/80

1/80
1/80

1/80
1/40

1/80
1/40

< 1/160
< 1/160

3.2
No.
1

Tehnik yang
dipergunakan
sedang

ANALISA DATA
Tanggal
Senin

Data
Data subjektif :

06-12-2010

Klien mengatakan seluruh


badannya terasa panas dan
meriang

Data objektif :
- Klien tampak lemah
- Hasil palpasih : tubuh
klien panas dan
berkeringat, mukosa bibir
kering.
- Wjah tampak merah
dengan hasil vital sign :
TD

: 110/70 mmHg

RR

: 22x/menit

Etiologi
Tidak adekuat
masukan cairan

Masalah
Kekurangan
volume cairan
tubuh

HR

: 86x/menit

Temp : 39

2.

Senin
06-12-2010

- Widal test (+)


Data subjektif :

Masukkan makanan Perubahan nutrisi


tidak adekuat
kurang dari
Klien mengatakan selera
kebutuhan tubuh
makan menurun, karena
saat menelan terasa sakit,
perut tidak enak

Data objektif :
- Diet yang di sajikan hanya
habis porsi.
- Konjuctiva anemis
- Klien tampak bermalasmalasan saat makan.
- Klien mual
- TB : 165 cm, BBl : 50
kg
- BB sekarang : 45 kg
- Keadaan umum klien
lemah
3.

Senin

- palpasi perut kembung


Data subjektif :

06-12-2010

Klien mengatakan takut


akan penyakitnya

Data objektif :
- Klien sering terbangun
tengah malam
- Klien tampak pucat

Faktor internal stress Gangguan


psikologis
tidur

pola

- Tidur malam 5
jam/hari
- Tidur siang 2 jam/hari

4.

Senin
06-12-2010

- Klien sering menguap


pada siang hari
Data subjektif :

Kelemahan umum

Klien mengatakan mudah

Intoleransi
aktivitas

lelah setelah melakukan


aktifitas

Data objektif :
- Klien tampak lemas
- Pemenuhan aktivitas
sehari-hari seperti nutrisi,
eliminasi.
5.

Senin

- Klien sering berkeringat.


Data subjektif :

Kurangnya

06-12-2010

Klien mengatakan tidak

informasi

sumber Kurang
pengetahuan

mengerti tentang penyakit

tentang penyakit

dan pengobatannya.

dan
pengobatannya

Data objektif :
- Klien tampak agak
bingung.
- Klien sering bertanyatanya.
- Apakah penyakitnya akan
sembuh seperti sedia kala

3.3 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan tidak adekuat ditandai dengan klien
mengatakan seluruh tubuhnya terasa panas, dan meriang, klien tampak lemas, hasil palpasi
tubuh klien panas dan berkeringat, mukosa bibir kering, wajah tampak merah, dengan hasil
vital sign : TD : 110/70 mmHg, RR : 22x/menit, HR : 86/menit, Temp : 39 C.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan makanan tidak
adekuat ditandai dengan klien mengatakan selera makan menurun, karna saat menelan terasa
sakit, perut tidak terasa enak, diet yang disajikan hanya habis porsi saja, klien tampak
bermalas-malas saat makan, klien mual dan muntah, TB : 165 Cm, BBL : 50 kg, BB sekarang
45 kg, keadaan umum klien lemah, palpasi perut kembung.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan factor internal stress psikologis ditandai dengan
klien mengatakan takut akan penyakitnya, klien sering terbangun tengah malam, klien
tampak pucat, tidur malam 5 jam, tidur siang 2 jam, klien sering menguap pada malam
hari.
4. Intoleransi aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan klien
mengatakan mudah lelah setelah melakukan aktivitas, klien tampak lemah, pemenuhan
aktivitas sehari-hari seperti nutrisi, eleminasi dank klien sering berkeringat.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurangnya
sumber informasi ditandai dengan klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya dan
pengobatannya, klien tampak agak bingung, klien sering bertany-tanya apakah penyakitnya
akan sembuh seperti sedia kala.

3.4

ASUHAN KEPERAWATAN

No.

DIAGNOSA

1.

KEPERAWATAN
Kekurangan cairan

Demam hilang - Pantau tanda-tanda

volume tubuh

dengan criteria

vital sign tiap satu

berhubungan

hasil :

jam.

dengan tidak

TUJUAN

- Klien tampak

INTERVENSI

- Beri kompres air

RASIONAL
- Untuk mengetahui
keadaan umum klien

IMPLEMENTAS

- Mengukur tandatanda vital klien

- Mengompres dengan
air hangat dapat

- Mengompres klie

adekuat ditandai

lebih baik,

hangat pada kening,

membuat Vasodilasi

dengan air hanga

dengan klien

mukosa bibir

ketiak dan lipatan

pori-pori sehingga

daerah kening,

mengatakan

lembab.

paha.

membantu

ketiak dan paha.

seluruh tubuhnya

- Suhu tubuh

menurunkan demam

panas dan

dalam batas

dan mengganti

meriang, klien

normal 37C

cairan yang hilang.

tampak lemah,

- Minum yang banyak

hasil palpasi tubuh

dapat membantu

klien panas dan

menrunkan demam - Memberi klien

berkeringat,

- Beri klien minum air

mukosa bibir

hangat.

kering, wajah

dan mengganti
cairan yang hilang.
- Obat antipiretik

tampak merah

dapat menurunkan

dengan hasil vital

demam dan

sign : TD : 110/70

antibiotik untuk

- Sesuai dengan h

mengatasi infeksi

kolaborasi dokter

mmHg, RR : 20

- Kolaborasi dengan

x/menit, Temp :

dokter dalam

- Cairan infus berguna

38C

pemberian obat

untuk memenuhi

paracetamol 3 x1

antipiretik dan anti

kebutuhan cairan

mg/hari, cipro 2x

biotik.

dalam tubuh.

- Sesuai dengan h

- Kolaborasi dengan

2.

minum air hanga

pemasangan infu

pemberian terapi

RL 20 gtt/menit.

cairan infus ( IVFD).


- Timbang berat badan - Untuk mengetahui

Kebutuhan

kurang dari

nutrisi adekuat

kebutuhan tubuh

dengan criteria - Kaji pemenuhan

berhubunagn

hasil :

dengan masukan

- Mual hilang

adekuat ditandai
dengan selera
makan menurun

klien setiap hari.


nutrisi klien.

- Diet yang yang


disajikan habis. - Kaji penyebab klien
- Keadaan umum

kolaborasi

dokter cara

Perubahan nutrisi

makanan tidak

memberikan

perubahan berat

badan klien setiap

badan klien.

hari

- Untuk mengetahui

- Mengkaji

pemenuhan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

kebutuhan nutrisi

klien.

klien

tidak selera makan. - Untuk membantu

klien baik.

- Menimbang berat

- Mengkaji penyeb

perawat dalam

klien tidak selera

karena saat

membuat rencana

makan

menelan terasa

tindakan sesuai

sakit, diet yang

- Beri klien makan

disajikan hanya

dalam porsi kecil

dengan masalah
klien.

- Memberi klien

habis porsi,

tetapi sering.

klien tampak

mual.

makan dalam por

kecil tetapi sering

bermalas-malasan

- Sajikan makanan

- Menghidangkan

saat makan klien

dalam keadaan

makanan dalam

mual dan muntah,

hangat dan

- Untuk meningkatkan

TB : 165 cm,

bervariasi.

selera makan klien.

BBL : 50 kg, BB

- Auskultasi daerah

sekarang : 45 kg,

abdomen klien.

Keadaan umum
- Kolaborasi dengan

- Untuk mengetahui
klien.

palpasi perut

dokter ahli gizi

kembung.

dalam pemberian

jenis diet yang

diet.

sesuai dengan

- Untuk mengetahui

istirahat tidur

kebutuhan istirahat

istirahat tidur klien

dengan factor

terpenuhi

tidur klien.

yang adekuat.

internal stress

dengan kriteria - Jelaskan pada klien

psikologis ditandai

hasil :

- Untuk membantu

akan pentingnya

pemenuhan

istirahat tidur.

kebutuhan istirahat

tidur nyenyak.

tidur klien.

akan penyakitnya, - Tidur malam 7- - Kaji keaadan umum - Untuk mengetahui


klien sering
terbangun tengah
malam, klien

8 jam.

klien.

- Klien tampak
segar.

tampak pucat,

- keadaan umum

tidur malam

tampak baik.

- Kaji penyebab klien - Untuk mengetahui


- Kaji jumlah jam

5jam, tidur siang

tidur klien dalam 1

2 jam/hari, klien

hari.

sering menguap
pada siang hari.

- kaji kwalitas tidur


klien.
- kaji selera dan
lingkar hitam di
sekitar mata.

- Mengkolaborasik

jenis diet oleh do


ahli gizi.

- Menjelaskan pada
klien pentingnya
istirahat tidur.

- Mengakaji keada
umum klien

tingkat kesehatan
klien.

tidak dapat tidur.

klien.

istirahat tidur klie

tidur berhubungan

mengatakan takut

daerah abdomen

- Mengkaji kebutuh

Kebutuhan

- Klien dapat

menarik.

kebutuhan klien.
- Untuk mengetahui

Gangguan pola

dengan klien

- Kaji pemenuhan

keadaan hangat d
- Mengauskultasi

peristaltik usus

klien lemah

3.

- Untuk menghindari

- Mengkaji klien ti
bisa tidur

istirahat tidur yang


seimbang.
- Untuk mengetahui
jam tidur yang
normal.
- Untuk mengetahui
istirahat tidur.
- Untuk mengetahui
istirahat tidur yang

- Mengkaji jumlah

tidur klien dalam


hari

- Mengkaji kwalita
tidur klien.

- Megkaji selera da
lingkar hitam

disekitar mata kli

cukup.
- berikan kompres

kompres hangat p

hangat pada daerah - Untuk

daerah abdomen

perut.

klien.

menghilangkan rasa
nyeri pada daerah

- Anjurkan pada klien


berdoa sebelum
tidur.

klien untuk berdo

- Memberi rasa

sesuai dengan ag

nyaman dan

yang dianutnya.

mekanisme koping.
- Berikan suasana
lingkungan yang
nyaman.
- Kaji kemampuan

- Menganjurkan pa

perut klien.

meningkatkan

4.

- Memberikan

- Untuk membantu

- Memberikan suas
lingkungan yang
nyaman.

pemenuhan istirahat
tidur.
- Mencegah terjadinya - Mengkaji

Intoleransi

Gangguan

aktivitas sehari-

aktivitas

klien dalam

kelelahan yang

kemampuan klien

hari berhubungan

teratasi, dengan

melakukan aktivitas.

berlebihan.

dalam melakukan

dengan kelemahan

kriteria hasil :

umum ditandai

- Klien mampu

dengan klien

melakukan

mengatakan

aktivitasnya

mudah lelah

tanpa bantuan

setelah melakukan

orang lain.

- Bantu klien dalam


melakukan aktivitas.

- Mencegah terjadinya aktivitas


kelelahan otot saat
melakukan aktivitas.
- Mendorong klien

- Anjurkan tehnik
menghemat energy

aktivitas sehari-

untuk mencegah
kelemahan.
- Istirahat yang cukup

hari seperti nutrisi,

- Anjurkan pada klien

dapat mempercepat

eliminasi dank lien

untuk istirahat yang

penyembuhan

sering berkeringat.

adekuat.

penyakitnya.

- Membantu klien

dalam melakukan

aktivitas semenim
mungkin

- Menganjurkan teh

hemat energy pad


klien.
- Menganjurkan

kepada klien untu


istirahat secara
adekuat

5.

Kurang

Pengetahuan

- Ajak klien

- Dengan mengkaji

- Mengajak klien

pengetahuan

klien bertambah

berkomunikasi

tingkat pengetahuan

berkomunikasi

tentang penyakit

tentang

tentang pengetahuan

klien, diharapkan

tentang tingkat

dan

penyakitnya

klien dengan

klien mengerti

pengetahuan klie

pengobatannya

dengan criteria

menanyakan proses

tentang proses

dengan menanya

berhubungan

hasil :

pengobatannya.

dengan kurangnya

- Klien tidak

sumber informasi

bertanya lagi

saling percaya

ditandai dengan

tentang

dengan klien yaitu

klien mengatakan

penyakit dan

dengan cara

informasi yang

percaya dengan k

tidak mengerti

pengobatannya.

memperkenalkan

adekuat dari klien

yaitu dentgan car

tentang penyakit

- Klien

diri dan terus

tentang penyakitnya.

memperkenalkan

dan

mengerti

mendampingi klien/

dan terus

pengobatannya,

tentang proses

mengadakan

mendampingi kli

klien tampak agak

pengobatan dan

pendekatan.

mengadakan

bingung, klien

perawatan

sering bertanya-

penyakitnya.

- Ciptakan lingkungan

pengobatan

pendidikannya.

penyakitnya.
- Menciptakan
- Untuk mendapatkan

lingkungan saling

pendekatan.
- Informasikan pada

- Menginformasika

tanya apakah

klien tentang

- Untuk menambah

pada klien tentan

penyakitnya akan

penyakitnya,

pengetahuan klien

proses penyakitn

sembuh seperti

penyebab dan

tentang penyakitnya.

penyebab, dan

sediakala.

pengobatannya.

pengobatannya.

- Menjelaskan pa
- Jelaskan pada

- Dengan memberikan

keluarga secara

keluarga secara

dukungan

berkelanjutan

berkelanjutan bahwa

diharapkan klien

bahwa penyakitn

penyakitnya bisa

yakin bahwa

bisa lebih jika kli

lebih membaik jika

penyakitnya akan

tetap menjaga

klien tetap menjaga

sembuh.

kebersihan : diet

kebersihan :diet MII

: dan minum oba

dan minum obat

teratur.

teratur.

BAB IV
PENUTUP
Dari hasil pengkajian sampai dengaan evaluasi keperawatan yang dilakukan kepada
An. N. dengan gangguan system pencernaan : Thypoid fever di Ruang Catalia RSU. IPI.

Medan, antara teoritis dan kasus, maka pada kesempatan ini penulis akan menarik beberapa
kesimpulan dan memberikan beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan
yang penulis lakukan pada klien sebagai berikut :
4.1
1.

KESIMPULAN

Pengkajian dilakukan berdasarkan teori Doenges, Pengkajian dilakukan terhadap


aktivitas/istirahat,

sirkulasi,

integrita

ego,

eliminasi

makanan/cairan,

hygine,

nyeri/kenyamanan, keamanan, seksualitas dan interaksi social.


2. Mengkaji klien gangguan system pencernaan didapatkan keluhan seperti demam, muntah,
nafsu makan menurun, data ini dapat di kumpulkan karena adanya kerjasama yang baik
antara klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
3. Perencanaan keperawatan yang penting untuk klien thypoid Fever adalah anjuran os banyak
istirahat, melaksanakan program therapy pengobatan.
4.

Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien Thypoid Fever dititik beratkan supaya klien
mendapat istirahat yang cukup dan memberikan obat secara teratur.

5. Pada tahap evaluasi yang diperoleh setelah perawatan selama di RSU. IPI Medan pada Ny. S
masalah yang didapat sehingga sebagian teratasi dengan baik dianjurkan kepada klien untuk
mengontrol tekanan darahnya ke Rumah sakit secara rutin.

4.2

SARAN

1. Pada perawat diharapkan agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan diruangan pada klien
dan mampu melaksanakan keperawatan sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal,
serta kepada keluarga klien diharapkan dapat bekerja sama agar perawat mendapatkan
informasi yang akurat tentang kondisi klien.
2. Dalam menentukan diagnose keperawatan yang tepat pada klien dengan thypoid fever harus
diperhatikan sifat masalah keperawatan berorientasi pada kebutuhan dasar manusia menurut
Abraham Maslow namun prioritas masalah kesehatan ini dapat bersifat fleksibel sesuai
situasi dan kondisi kasus.
3. Dalam merencanakan tindakan keperawatan yang tepat harus mengarah kepada tujuan yang
akan dicapai dan hendaknya perencanaan direncanakan sesuai dengan kondisi dan situasi
kasus.

4. Berhasilnya pelaksanaan keperawatan keperawatan tergantung pada adanya kerjasama yang


baik antara perawat dam tim kesehatan lainnya.
5. Diharapkan terhadap mahasiswa/I dan perawat ruangan dapat bekerjasama dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan di ruangan baik dimulai sejak pembuatan asuhan keperawatan.
6. Diharapkan terhadap Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia supaya melengkapi fasilitas
Rumah Sakit, antara lain, pagar tempat tidur pasien diruang bangsal, barometer dan alat-alat
medis lainnya, agar mampu menghadapi persaingan di era globalisasi.
7. diharapkan kepada dosen dan clinical instruktur di institusi dapat meningkatkan ilmu
keperawatan pada masa yang akan dating.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilynn, E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi VII, Jakarta,


EGC.
Mansjoer Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid I, Jakarta,
EGC.
Ngatisyah, 1999, Perawatan Anak Sakit, Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran,
ECG.
Zulkarnain Iskandar, 2006, Pertemuan Ilmia Tahun Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta ECG.

LAMPIRAN II

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari

: I

Nama

An. N

Diagnosa

Demam

Thypoid
Umur

: 18 tahun

Hari/ Tanggal
Senin

Ruangan : Catalia

No Diagnosa
1

06-12-2010

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Pukul : 07.30 wib

S : Klien mengatakan tubuhnya

- Mengukur tanda-tanda vital


klien

panas, tidak selera makan


karena mual, tidak bias tidur

- Mengompres klien dengan

karena adanya nyeri pada

air hangat di daerah kening, daerah perut, tidak dapat


ketiak dan paha.

melakukan aktivitasnya

- Memberi klien banyak

sendiri, dank lien belum

minum air hangat.

mengerti tentang proses

Pukul : 08.00 wib

penyakit dan pengobatannya.

- Sesuai dengan hasil

O : - Klien tampak lemah TD :

kolaborasi dokter

110/70 mmhg,

memberikan paracetamol 3

RR : 22 x/menit,

x 1 mg/hari, cipro 2 x 1 dan HR : 86 x/menit,


pemasangan infuse Rl 20
gtt/menit.
Pukul 08.25 wib
3

- Menimbang berat badan


klien setiap hari.
- Mengkaji pemenuhan
kebutuhan nutrisi klien
- Mengkaji penyebab klien
tidak selera makan
- Menghidangkan makanan
dalam keadaan hangat dan
menarik.

Temp : 39C
- Infus RL : 20 gtt/menit
terpasang di tangan kiri klien.
- Diet MII yang disajikan habis
porsi, nafsu makan
menurun.
- Mual (+), BB : 45 kg, TB :
165 cm.
- Klien tampak lemah dan pucat
- Tidur malam 5 jam, sering
terbangun pada malam hari.
- Klien dibantu sepenuhnya

Pukul : 09.00 wib

oleh perawat dan melakukan

- Mengkaji kebutuhan

aktivitas seperti kekamar

istirahat tidur klien.

mandi, BAB, BAK dan

- Mengkaji keadaan umum


klien.

waktu di ajak berbicara.

tidur.

A : Masalah belum teratasi

klien dalam 1 hari.


Pukul 09.30 wib
- Mengkaji kemampuan klien
dalam melakukan aktivitas.
- Semenimal mungkin.
- Menganjurkan kepada klien
untuk istirahat secara
adekuat.
Pukul 10.30 wib
- Mengajak klien
6

- Klien tampak gelisah pada

- Mengkaji klien tidak bias


- Mengkaji jumlah jam tidur

mengganti pakaian.

berkomunikasi tentang
tingkat pengetahuan klien
dengan menanyakan
pendidikannya
- menciptakan lingkungan
saling percaya dengan klien
yaitu dengan cara
memperkenalkan diri dan
terus mendampingi klien/
mengadakan pendekatan.
- Menginformasikan pada
klien tentang proses
penyakitnya, penyebab, dan
pengobatannya.
Pukul : 11.30 wib

P : Intervensi di lanjutkan

- Mengkaji tingkat nyeri pada


7

klien.
- Memberikan kompres
panas atau dingin pada area
yang sakit.
Pukul 12.30 wib
- Mengkaji respon klien

terhadap tindakan
pengendalian nyeri.
- Memberikan aktivitas
pengaliha sesuai dengan
kemampuan klien.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari

: II

Nama : An. N

Diagnosa : Demam Thypoid

Umur : 18 Tahun

Ruang

Hari/ Tanggal
Selasa
07-12-2010

No. Diagnosa
1

: Catalia

IMPLEMENTASI
EVALUASI
Pukul : 07.30 wib
S : Klien mengatakan panasnya
- Mengukur tanda-tanda
vital klien
- Mengompres klien dengan

telah berkurang, sudah mulai


selera makan karena mual
sudah mulai berkurang, mulai

air hangat di daerah

bisa tidur nyenyak, mulai

kening, ketiak dan paha.

dapat melakukan aktivitas

- Memberi klien banyak

sendiri, dank lien mulai

minum air hangat.

mengerti tentang proses

Pukul : 08.00 wib

penyakit dan pengobatannya.

- Sesuai dengan hasil

O : - klien menunjukan peningkatan

kolaborasi dokter

kekuatan TD : 110/70 mmHg,

memberikan paracetamol 3 RR : 20 x/menit, temp : 38C


x 1 mg/hari, cipro 2 x 1

- Infus RL : 20 gtt/menit

dan pemasangan infuse RL terpasang di kiri klien.


20 gtt/menit.
Pukul : 08.25 wib
- Menimbang berat badan
3

klien setiap hari.


- Mengkaji Pemenuhan
kebutuhan nurtrisi klien
- mengkaji penyebab klien
tidak selera makan

- Diet yang disajikan habis


porsi, nafsu makan mulai
bertambah.
- Mual (-), BB : 46 kg, TB : 165
cm.
- Klien menunjukan peningkatan
kekuatan otot
- Tidur malam 6 jam

- Menghidangkan makanan - Klien sekali terbangun pada


dalam keadaan hangat dan
menarik
Pukul 09.00 wib
- Mengkaji kebutuhan
4

istirahat tidur klien


- Mengkaji keadaan umum

- Sclera masih agak kemerahmerahan.


- Klien masih dibantu oleh
sebagian perawat dan keluarga
dalam melakukan aktivitas

klien

seperti ke kamar mandi, BAB,

- Mengkaji klien tidak bias

BAK, dan mengganti pakaian.

tidur
- Mengkaji jumlah jam tidur

- Klien masih mengajukan


beberapa pertanyaan tentang

klien dalam 1 hari.

proses penyakit dan

Pukul : 09.30 wib

pengobatannya.

- Mengkaji kemampuan
5

malam hari.

- Klien tampak tenang pada

klien dalam melakukan

waktu diajak berbicara.

aktivitas

A : Masalah sebagian teratasi.

- membantu klien dalam


melakukan aktivitas
semenimal mungkin
- Menganjurkan kepada

P : Intervensi di lanjutkan.

klien untuk istirahat secara


adekuat
Pukul : 10.30 wib
- Mengajak klien
6

berkomunikasi tentang
tingkat pengetahuan klien
dengan menanyakan
pendidikannya.
- Menciptakan lingkungan
saling percaya dengan
klien yaitu dentgan cara
memperkenalkan diri dan
terus mendampingi klien/
mengadakan pendekatan.
- Menginformasikan pada
klien tentang proses
penyakitnya, penyebab,
dan pengobatannya.
Pukul : 11.30 wib
- Mngkaji tingkat nyeri pada
klien
- Memberikan kompres

panas atau dingin pada


area yang sakit.
Pukul : 12.30 wib
- Mengkaji respon klien
terhadap tindakan
pengendalian nyeri

- Memberikan aktivitas
pengalihan sesuai dengan
kemampuan klien.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari

: III

Nama : An. N

Diagnosa : Demam Thypoid

Umur : 18 Tahun

Ruang

Hari/ Tanggal
Rabu

No. Diagnosa
1

08-12-2010

IMPLEMENTASI
Pukul : 07.30 wib

: Catalia
EVALUASI
S : Klien mengatakan suhu

- Mengukur tanda-tanda

tubuhnya menurun, sudah

vital klien

selera makan, klien mulai

- Mengompres klien dengan

dapat melakukan aktivitasnya

air hangat di daerah

sendiri dan klien sudah

kening, ketiak dan paha.

mengerti tentang proses

- Memberi klien minum air


hangat.

penyakit dan pengobatannya.

O :- Klien tampak segar dan ceria,

Pukul : 08.00 wib


- Sesuai dengan hasil
kolaborasi dokter

TD : 120/80mmHg, RR : 20
x/menit, HR : 80 x/menit,
Temp : 37C.

memberikan paracetamol 3 - Diet yang disajikan sudah


x1 mg/hari, cipro 2x 1 dan
pemasangan infus RL 20

- Nafsu makan mulai meningkat

gtt/menit

- Mual hilang, BB : 50 kg, TB :

Pukul 08.25 wib


2

habis 1 porsi

- Menimbang berat badan


klien setiap hari
- Mengkaji pemenuhan
kebutuhan nutrisi klien
- Mengkaji penyebab klien
tidak selera makan

165 cm.
- Tidur malam 6-7 jam
- Sklera mata berwarna putih
- Klien mulai dapat
melakukan aktivitas sendiri
seperti BAB, BAK, dan
mengganti pakaian

- Menghidangkan makanan - Klien tidak bertanya-tanya lagi

dalam keadaan hangat dan

tentang penyakitnya

menarik

- Klien tampak rileks

Pukul 09.00 wib


- Mengkaji kebutuhan

- Klien sudah mengerti tentang


proses penyakit dan

istirahat tidur klien

pengobatannya

- Mengakaji keadaan umum - Klien tampak tenang pada


klien
- Mengkaji klien tidak bisa
tidur
- Mengkaji jumlah jam tidur
klien dalam 1 hari
Pukul 09.30 wib
- Mengkaji kemampuan
4

klien dalam melakukan


aktivitas
- Membantu klien dalam
melakukan aktivitas
seminimal mungkin
- Menganjurkan kepada
klien untuk istirahat secara
adekuat
Pukul 10.30 wib
- Mengajak klien

berkomunikasi tentang
tingkat pengetahuan klien
dengan menanyakan
pendidikannya
- Menciptakan lingkungan
saling percaya dengan
klien yaitu dengan cara
memperkenalkan diri dan
terus mendampingi klien
atau mengadakan
pendekatan.
- Menginformasikan pada
klien tentang proses
penyakitnya, penyebab

waktu diajak berbicara


A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

dan pengobatannya.

Anda mungkin juga menyukai