PENGKAJI AN
Suku : Jawa
Dx Medis : Thypoid
Orang tua/wali :
Pasien panas .
Pada tanggal 10 mei 20011 pukul 19.45 WIB klien di bawa ke IGD PKU Muhammadiy ah
Gombong dengan keluhan panas sejak 5 hari yang lalu,pusing,mual,lemes, .Pada saat di IGD
pasien mendapatkan terapy Aminopilin 2x300 g/l, amoxilin g/l, Infus RL 12tpm, puyer
(Paracetamol 250mg 3x1).Tanda tanda vital Nadi di IGD; 110 x/mnt, suhu; 40º C, RR ;
16x/mnt. BB: 12Kg
Pasien dibawa ke bangsal inayah sekitar jam 20.00 WIB. Pada saat di ruangan Kondisi
klien tampak lemas,akral hangat,pusing,pasien mual,tidak mau makan, tanda tanda vital; S:
3880C, N: 100x/m, R:20x/m.
1. Prenatal :
Selama kehamilan ibu klien melakukan ANC ke bidan secara teratur sesuai dengan
anjuran dari bidan, selama hamil tidak ada k eluhan dan peny akit yang diderita ibu klien
An. N lahir spontan dit olong bidan, BBL 3,2kg, langsung menangis.
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah sakit yang mengharuskan dirawat di RS, baru
kali ini.
5. Injuri/kecelakaan :
6. Alergi :
Ibu klien mengatak an anaknya tidak mempunyai riwayat alergi demikian juga dengan
keluarga, tidak ada y ang mempuny ai riwayat alergi.
8. Pengobatan :
Hubungan dengan keluarga dan orang lain baik, komunikasi masih belum lancar karena
masih dalam tar af perkembangan.
Ibu klien sebagai seor ang ibu rumah tangga dan bapak klien sebagai buruh.
Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya cukup bersih dan ventilasi udara cukup, lantai
rumah dari semen, jumlah jendela 6 buah, tidak ada sumber polusi yang dekat dengan
rumahnya.
Tidak ada anggota keluarga, saudara yang mempunyai penyakit menular ataupun
menurun.
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa memakai baju, gosok gigi dengan
bantuan ibuny a, cuci dan mengeringkan tangan, meny ebutkan nama temany a.
3. Bahasa
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa bicara cukup menger ti, menyebut 4
gambar, mengatakan 2 nama k egiatan
Pada usia 4,6 tahun sesuai DDST klien sudah bisa melompat dan melempar bola lengan
ke atas
Interpretasi
Selama ini apabila anaknya sakit atau ada anggota keluarga yang sakit maka akan priksa
ke bidan kalau tidak sembuh dibawa k e dokter ataupun di bawa k e rumahsaki t
2. Nutrisi :
Saat ini klien mendapatkan diet bubur kasar ,ibu klien mengatak an klien susah makan
sejak sebelum sakit biasanya hanya makan pagi dan sore saja dan paling hanya 8- 10
sendok makan, pada saat dikaji ibu klien mengatakan klien makan hanya 1-3 sendok. Ibu
klien mengatakan anakny a muntah.
3. Cairan :
Sebelum sakit klien minum susu 1-3 gelas perhari, selama sakit klien minum susu 1 gelas
dan kadang minum air putih ser ta mendapatkan ter api cairan IV RL.
4. Aktivitas :
Sebelum sakit klien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat bermain dengan teman-
teman sebayanya di rumah, sekarang klien hanya tiduran, tidak bisa beraktifitas seperti
biasanya, ADL dibantu oleh ibuny a dan perawat.
Sebelum sakit klien tidur sekitar pukul 19.30 s.d 05.00, tidur siang 2x dengan konsistensi
1 jam , pada saat sakit klien tidur sekitar jam 20.00 sampai jam 05.00, tidur siang sekitar
3 jam dengan konsistensi 1 jam.
6. Eliminasi :
Hubungan dengan or ang tua baik, deng an orang lain dan per awat baik.
Orang tua klien memberikan kebebasan kepada anaknya untuk bermain bersama teman-
temannya asalkan tidak melebihi waktu nya beristirahat.
Tidak ada keluhan tentang penglihatan, penciuman, pendengaran dan perabaan, klien
berumur 4,6 tahun kemampuan kognitifny a baik,
Ibu klien mengatak an pingin anaknya cepat sembuh karena tidak tega melihat anaknya
sakit.
Klien berjenis k elamin perempuan usia 4,6 tahun, belum mengalami menstruasi.
2. Kulit :
Warna sawo matang, kulit ter aba hangat, kuku pendek dan bersih , turgor kulit menurun,
3. Kepala :
Bentuk mesochepal, warna r ambut hita m, lurus, tersisir rapi dan bersih.
4. Mata :
5. Telinga :
7. Mulut :
8. Leher :
9. Dada :
Paru-paru
P : sonor
A : vesikuler
Jantung
Tak ada keluhan, per gerakan sendi sesuai jenis, ROM baik.
a.Lab darah
Tanggl :1 5-05-2011
C. Terapi
Tanggal Per-oral Per-interal
Paracetamol 250 mg 1. Ceftriaxon 2x 3 mg
DO :
S: Skala ny eri 4
DO:
N :100x/mnt
S : 38 C
RR: 20x/mnt
Pasien menangis
DO :
9. BB : 11 kg
2.
Nyeri b.d proses inflamasi
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
anoreksia ( mual & muntah)
2. Memantau kembali
aktifitas kejang
15-05-
1. Monitor KU / TTV Keadaan pasien lemah
2011
2. Mengkaji skala ny eri N : 100 x/mnt
-terapi masuk
1. Resiko nutrisi kur ang dari kebutuhan b. d anoreksia ( mual, muntah)
Tgl Implementasi Respon pasien Ttd
15-05-2011
15-05-2011
3. Menganjurkan
keluarga untuk
memberi makanan
Ibu klien mengatakan anaknya masih
dalam porsi kecil tapi
susah makan
sering dan tidak
merangsang produksi
asam (biskuit)
Terapi diberikan
16-05-2011 6. Mengkaji kembali 1. Klien menghabiskan ¼ porsi
dari RS
pola dan kebiasaan
makan
2. EVALUASI
2. Suhu: 36 C
A: Masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Rabu S:
18-5-2011 - S: ibu klien mengatakan ,klien setiap habis makan
sudah berkur ang muntah ny a.
5. BB : 11kg
Logo
Oleh :
( A1.08004 62 )
GOMBONG
2011
PENGESAH AN
Lembar pengesahan :
ASUHAN KEPERA WATAN PADA An.T DENGAN THYPOID DI RUANG INAYAH KAMAR 11 PKU
MUHAMMADIYAH GAMBONG
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia demam thypoid jarang dijumpai secara epidemic , tetapi lebih sering bersifat
seporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada
orang-orang serumah. P asien anak y ang ditemukan berumur diatas 1 tahun.
Demam tifoid adalah peny akit menular yang bersifat akut, y ang ditandai dengan bakterimia,
perubahan pada sistem r etikuloendote lial yang bersifat difus, pembentukan mikr oabses dan ulser asi
Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijant o, 2002)
Masa inkubasi demam thypoid berlangsung selama 7-14 hari (ber variasi antar a 3-60 hari)
bergantung jumlah dan str ain kuman y ang tertelan. Selama masa inkubasi penderita tetap dalam
keadaan asimt omatis. (Soegeng soegijant o, 2002)
BP RSUD K ebumen adalah salah satu R umah Sakit daer ah yang mengelola berbagai peny akit,
termasuk peny akit thipoid. Bangsal Me lati adalah salah satu bangsal di BP RSUD K ebumen yang
mengelola pasien anak. Di Bangsal Melati pada bulan april ter dapat 10 pasien anak y ang menderita
penyakit thypoid.
Dalam minggu per tama, keluhan dan gejala meny erupai peny akit infeksi akut pada umumny a
seperti demam, ny eri kepala, anor eksia, mual, muntah, diar e, konstipasi, ser ta suhu badan y ang
meningkat.
Pada minggu k edua maka gejala/tanda klinis menjadi makin jelas, berupa dem am remiten,
lidah tifoid, pembesar an hati dan limpa , perut kembung, bisa diser tai ganggua n kesadaran dari ringan
sampai berat. Lidah tifoid dan tampak kering, dilapisi selaput k ecoklatan y ang tebal, di bagian ujung
tepi tampak lebih k emerahan. (Ranuh, Hariy ono, dan dkk. 2001)
1. Definisi
Typhoid adalah peny akit infeksi sistem ik akut yang disebabkan inf eksi salmonella Thypi.
Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman y ang sudah terkontaminasi oleh faeses dan
urine dari or ang yang terinfeksi kuman salmonella.
( Bruner and Sudar t, 1994 ).
Typhoid adalah peny akit infeksi akut us us halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
Thypi
( Arief Mae yer, 1999 ).
Typhoid adalah peny akit infeksi akut us us halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
thypi dan salmonella par a thypi A,B,C. s inonim dari peny akit ini adalah T yphoid dan par atyphoid
abdominalis
( Sy aifullah Noer, 1996 ).
Typhoid adalah peny akit infeksi pada u sus halus, typhoid disebut juga par atyphoid fever,
enteric fever, typhus dan par a typhus abdominalis
(.Seoparman, 1996).
Typhoid adalah suatu peny akit pada usus y ang menimbulkan gejala-gejala sistemik y ang
disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penular an terjadi secar a pecal, oral
melalui makanan dan minuman y ang terkontaminasi
(Mansoer Orief.M. 1999).
Dari beberapa penger tian diatasis dapa t disimpulkan sebagai berikut, T yphoid adalah
suatu peny akit infeksi usus halus y ang disebabkan oleh salmonella type A. B dan C y ang dapat
menular melalui or al, fecal, makanan dan minuman y ang terkontaminasi.
2. ETIOLOGI
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. Ada dua sumber
penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier
adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi
dalam tinja dan air k emih selama lebih dari 1 tahun.
C.PATOLOGI ANATOMI
Susunan saluran pencernaan terdiri dari : Oris (mulut), faring (tekak), esofagus
(kerongkongan), ventrikulus (lambung) , intestinum minor (usus halus), intestinum mayor (usus
besar ), rektum dan anus. Pada kasus demam tifoid, salmonella typi berkembang biak di usus
halus (intestinum minor). Intestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum, panjangnya ± 6 cm, merupakan saluran
paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan yang terdiri dari :
lapisan usus halus, lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan
otot memanjang (muskulus longitudinal) dan lapisan ser osa (sebelah luar).
Usus halus ter diri dari duodenum (usus 12 jari), yeyenum dan ileum. Duodenum disebut
juga usus dua belas jari, panjangny a ± 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung k e kiri pada
lengkungan ini ter dapat pankr eas. Dari bagian kanan duodenum ini ter dapat selapu t lendir y ang
membukit y ang disebut papila v ateri. Pada papila v ateri ini bermuar a saluran empedu (duktus
koledikus) dan salur an pankreas (duktus wirsung/duktus pankr eatikus). Dinding duodenum ini
mempunyai lapisan mukosa y ang banyak mengandung k elenjar, kelenjar ini disebut k elenjar
brunner yang berfungsi untuk mempr oduksi getah intestinum.
Yeyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar ± 6 meter. Dua perlima bagian atas adalah
yeyenum dengan panjang ± 23 meter dari ileum dengan panjang 4 – 5 m. Lekukan yeyenum dan
ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang
berbentuk kipas dik enal sebagai mesenterium.
Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesenterika
superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan peritonium yang membentuk
mesenterium. Sambungan antar a yeyenum dan ileum tidak mempuny ai batas yang tegas.
Ujung dibawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama
orifisium ileoseikalis. Orifisium ini diperlukan oleh spinter ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat
katup valvula seikalis atau valvula baukhim yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam asendens
tidak masuk k embali ke dalam ileum.
Mukosa usus halus. P ermukaan epitel yang sangata luas melalui lipatan mukosa dan mikr ovili
memudahkan pencernaan dan absorbsi. Lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa y ang dapat
memperbesar permukaan usus. P ada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta y ag
menghasilkan bermacam-macam hormon jaringan dan enzim y ang memegang per anan aktif dalam
pencernaan.
Didalam dinding mukosa ter dapat berb agai ragam sel, termasuk bany ak leukosit. Disana-sini
terdapat beber apa nodula jaringan limf e, yang disebut k elenjar soliter. Di dalam ilium ter dapat
kelompok-kelompok nodula itu. Mer eka membentuk tumpukan k elenjar peyer dan dapat berisis 20
sampai 30 k elenjar soliter y ang panjang nya satu sentimeter sampai beber apa sentimeter. Kelenjar-
kelenjar ini mempuny ai fungsi melindun gi dan merupakan tempat per adangan pada demam usus
(tifoid). Sel-sel P eyer’s adalah sel-sel d ari jaringan limf e dalam membr an mukosa. Sel tersebut lebih
umum terdapat pada ileum daripada y eyenum. ( Evelyn C. Pearce, 2000)
D.PATOFISIOLOGI
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan
5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melalui
Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan
hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke
dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini
kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-
sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakterimia, kuman selanjutny a masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia
bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada
patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam
disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan y ang meradang.
E..KOMPLIKASI
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perporasi usus
3) Ilius paralitik
2. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada
komplikasi per darahan.
2. Diet
1. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
2. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
3. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
araey_enduud di 18.51
Berbagi
5 komentar:
http://landongobatherbal.com/obat-herbal-pen
yakit-tipes/
Balas
Publikasikan Pratinjau
‹ Beranda ›
Lihat versi web