DISUSUN OLEH :
TAHUN 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA TN.S DENGAN GANGGUAN
PRESEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT DR. ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Sumber Rejo,Purwo Rejo, Wonogiri
Umur : 65 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan :-
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Sumber Rejo,Purwo Rejo, Wonogiri
Hubungan dengan klien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mendengar suara-suara yang berbisik kepadanya
2. Alasan Masuk
Klien mulai bingung 18 hari yang lalu, melihat bayangan tiap sore sampai pagi
seperti ada orang yang membunuh orang lain dengan digorok, bicara sendiri
ngeluyur mondar mandir, tidak memiliki riwayat kejang, asma, jatuh dan bertato
sudah vaksin, belum melakukan RTC, riwayat merokok, onset sudah 16 tahun
yang lalu selama ini berobat ke RS Mulia Hati Wonogiri. Kontrol terakhir 2 tahun
yang lalu.
C. Faktor Predisposisi
1. Biologik
Keluarga mengatakan ini yang ketiga kalinya klien masuk rumah sakit jiwa.
Pada tahun 2015, klien masuk ke RSJD Dr Arif Zainuddin dengan alasan klien
tampak bingung dan mendengar bisikan-bisikan. Pada akhir tahun 2018 klien
kembali dirawat dengan keluhan yang sama. Keluarga mengatakan dalam keluarga
klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperi klien.
2. Psikososial
Klien mengatakan anaknya yang pertama pernah pergi bekerja tapi tidak pulang-
pulang
D. Faktor Presipitasi
Keluarga mengatakan setelah klien keluar dari RSJD Dr. Arif Zainudin 6 bulan yang
lalu klien tidak mau control dan minum obat karena klien mengatakan tidak merasa
bahwa dirinya sakit.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : baik
GSC 4/5/6
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mm/Hg
Nadi : 84 x/mnt
Suhu : 36˚C
Pernafasan : 22 x/mnt
3. Ukur :
Berat Badan : 42 Kg
Tinggi Badan : 156 cm
4. Keluhan Fisik :
Pasien mengatakan badan lemas
5. Pemeriksaan Fisik (head to toe)
1. Kepala : simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal
2. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis , tidak ikterik
3. Hidung : tidak ada polip, bersih
4. Telinga : serumen tidak ada, simetris
5. Mulut : gigi tidak ompong , tidak ada stomatitis
6. Thorak : simetris, tidak ada retraksi dada
7. Abdomen : tidak ada benjolan abnormal, tidak acites
8. Ekstremitas : kekuatan otot kanan atas 5 & kanan bawah 5, kiri atas 5
& kiri bawah 5 tidak ada oedema, kuku jari pendek dan bersih
Keterangan genogram:
: Menikah
: Laki-laki
: Perempuan : Klien
: Tinggal serumah
2. Konsep Diri
a. Citra Diri
Pasien mengatakan tubuhnya yang dimiliki sekarang sudah sempurna
dan mensyukurinya
Pasien mengatakan semua bagian tubuhnya disukai dan tidak ada yang
tidak disukai pada anggota tubuhnya
b. Identitas:
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien ditanya mengenai jenis
kelamin pasien menjawab seorang laki-laki dan saat ditanya mengenai
status dan posisi pasien saat sebelum dirawat di rumah sakit, pasien
menjawab dirinya memiliki 3 orang anak dan seorang istri. Tetapi saat
sudah berada di rumah sakit, dirinya mengatakan statusnya sebagai
pasien. Pada saat ditanya mengenai sekolahnya pasien mengatakan
tidak sekolah padahal Pendidikan terakhir pasien adalah SD. Pada saat
ditanya mengenai pekerjaannya pasien mengatakan bekerja sebagai
petani.
c. Peran :
• Di rumah, pasien adalah seorang suami dan ayah.
• Di rumah sakit pasien mengatakan tidak bisa menjalankan
perannya sebagai seorang ayah dan suami karena berada di rumah
sakit
d. Ideal diri :
pasien mengatakan ingin cepat pulang dan ingin cepat menemui
keluarganya
e. Harga diri :
Pasien mengatakan merasa tidak bisa membantu anak dan istrinya
karena masuk rumah sakit.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat :
Orang yang paling dekat bagi pasien dirumah adalah istri dan anak-
anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :
• Di rumah, pasien mengatakan kurang aktif dalam kegiatan
masyarakat
• Di rumah sakit pasien mau mengobrol dengan perawat dan dengan
pasien lain
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :
o Di rumah, pasien tidak dapat menceritakan hambatannya
berhubungan dengan orang lain pada saat sebelum sakit
o Di Rumah sakit, pasien tidak dapat memulai pembicaraan, dan
menjawab pertanyaan seperlunya
4. Spiritual
a. Nilai
Pasien mengatakan tahu bahwa sedang berada di rumah sakit jiwa.
Pasien mengatakan dirinya tidak sakit dan tidak ada yang perlu
disembuhkan.
b. Keyakinan
Pasien mengatakan beragama Islam dan tertib dalam sholat 5 waktu
tapi saat di rumah sakit pasien tidak melaksanakan sholat 5 waktu
I. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien terlihat rapi dalam berpakaian, rambut pendek dan rapi
2. Pembicaraan
Pasien mau menjawab wawancara tetapi lama-lama berbicara ngawur/kacau,
kadang pasien lupa dengan kejadian masa lalu.
3. Aktivitas Motorik
Berdasarkan hasil observasi terdapat agitasi (gerakan motorik yang
menunjukkan kegelisahan) yaitu klien sering mondar-mandir. Jika di ajak
berbicara dengan perawat kontak mata klien mudah beralih dari orang yang
di ajak nya berbicara.
4. Alam Perasaan
Pada saat diajak berbincang-bincang, pasien mengatakan ingin pulang,
karena merasa tidak sakit.
5. Afek
Sesuai
Penjelasan : Klien mampu memberi respon terhadap lingkungan sekitarnya,
ketika bicara ekspresinya sesuai dengan apa yang dibicarakannya.
6. Persepsi-Sensori
Halusinasi
Pasien mengatakan sering gelisah, karena mendengar bisikan-bisikan suara
ingin dibunuh bila tidak menuruti perintah, pasien mengatakan bingung dan
badan terasa lemas ketika serangan muncul. Pasien mengatakan suara 2-3
kali sehari dan pada saat melamun sendirian.
7. Proses Pikir
Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Proses pikir
klien sirkumtansial, dibuktikan dengan menjawab pertanyaan berbelit-belit
kacau dan terkadang tidak jelas namun sampai pada tujuan pembicaraan.
8. Isi Pikir
Klien saat ini berpikir untuk pulang dan tidak mau lama-lama di rumah sakit.
9. Tingkat Kesadaran
Klien terorientasi waktu, tempat dan orang. Dibuktikan dengan saat ditanya
sekarang siang atau malam klien menjawab benar yaitu siang. Saat ditanya
dimana saat ini, klien menjawab sedang berada dirumah sakit jiwa.
10. Daya Ingat/Memori
Saat dikaji klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, saat
ditanya berapa umurnya bisa menjawab dengan benar. Klien tidak ada
gangguan jangka pendek, dibuktikan dengan mengingat menu makanan apa
yang di makannya menjawab nasi, sayur, dan ayam. Klien tidak mengalami
gangguan daya ingat saat ini dibuktikan dengan mampu mengingat kegiatan
hari ini.
11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien dapat menghitung kelipatan 1-10, dimulai dari bilangan
1,2,3,4,5,6,7,8,9,dan 10.
12. Pengambilan Keputusan
Klien mengatakan pengambilan keputusan di lakukan mandiri..
13. Insight
Klien mengatakan sekarang berada di RSJ Surakarta, namun saat ditanya
sakit apa, ia mengatakan tidak sakit jiwa tapi berobat karena badan terasa
lemas.
H. MEKANISME KOPING
Klien terlihat jarang berbicara dengan orang lain, saat didekati perawat klien mau
menjawab pertanyaan seperlunya. Saat dikaji tentang masalah pribadinya
terkadang klien menolak untuk mengungkapkan dan memilih menghindar.
K. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : Skizofrenia tak terinci (F20.3)
Terapi medis
1. Risperidon 2 mg 2 x 1 tablet
2. Trihexyphenidyl 2 mg 2 x 1 tablet
3. Chlorpromazine 100 mg 1 x 1 tablet
Trihexyphenidyl Terapi tambahan Glaukoma sudut Mulut kering, penglihatan kabur, pusing,
parkinson, sindrom tertutup, ileus mual, muntah, bingung, agitasi,
parkinson karena obat paralitikum, hipertrofi konstipasi, takikardi, dilatasi ginjal, sakit
prostat, retensi urin, kepala, retensi urin, mydriasi,
obstruksi saluran cerna mengantuk.
Chlorpromazine Psikosis, neurosis, Jaundice, kelainan Gerakan tidak terendali dari mata, bibir,
skizofrenia, psikosis fungsi hati, koma, lidah, wajah lengan atau kaki. Tremor,
akut dan sindroma pasien pengguna obat kesulitan menelan, merasa gelisah,
paranoid. penekan susunan syaraf kejang.
pusat, depresi sum-sum
tulang
L. ANALISA DATA
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
DS :
- Pasien mengatakan sering gelisah, karena mendengar
bisikan-bisikan suara ingin dibunuh bila tidak menuruti
perintah,
Gangguan sensori
- Pasien mengatakan bingung dan badan terasa lemas ketika
1 persepsi : Halusinasi
serangan muncul.
Pendengaran
- Pasien mengatakan suara 2-3 kali sehari dan pada saat
melamun sendiri
DO :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak bingung
- Klien terlihat sering melamun sendiri
- TD : 120/70 mmHg
- N : 89x/m
- S : 36,2
- RR : 21x/menit
DS :
- Saat ditanya siapa orang yang paling dekat selama di rumah
sakit klien mengatakan tidak ada
- Saat ditanya dengan siapa klien sering bercerita selama di
rumah sakit klien mengatakan tidak ada
2 DO : Isolasi Sosial
- Klien tampak sering mondar-mandir sendiri selama di ruangan
- Klien jarang berkomunikasi dengan pasien lain
- Selama pengkajian kontak mata klien kurang
- Klien tidak mampu memulai pembicaraan
DS :
- Pasien kooperatif
- Saat pengakajian oleh perawat klien menjawab pertanyaan
hanya dengan kata-kata secukupnya saja, klien sesekali
menatap lawan bicara, kepala sering menunduk saat ditanya
oleh perawat
Risiko perilaku
kekerasan
Halusinasi:
pendengaran Resiko bunuh diri
Isolasi Sosial
Diagnosis
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
pendengaran kriteria hasil: - Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-
cakap, melaukan kegiatan
- Klien dapat melakukan bina hubungan - Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
saling percaya dengan perawat - Masukkan pada jadwal kegiatan untuk menghardik
dengan melakukan kegiatan di RSJ - Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, dan bercakap-
cakap. Beri pujian
yang sesuai dengan kegiatan yang biasa
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
dilakukan klien di rumah kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,
minuk obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.S No RM :044xx
Umur : 65 thn Diagnosa medis : F 20.3
Tanggal/ jam Implementasi Evaluasi TTD
- Mendiskusikan dengan klien jenis halusinasi, isi halusinasi, - Klien tampak mampu mengdentifikas
waktu halusinasi, frekuensi halusinasi, situasi yang halusinasinya
menimbulkan halusinasi, dan respons pasien terhadap halusinasi. - Klien mampu mempraktekkan kembali
- Melatih pasien cara menghardik halusinasi cara menghardik hausinasi
A:
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
Rencana tindak lanjut
Pendengaran
- Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian P:
- Latih cara kedua mengontrol halusinasi dengan minum obat - Menganjurkan pasien memasukkan
(jelaskan 6 benar : jenis, guna, dosis, frekuensu, cara, kontinuitas cara menghardik halusinasi dalam
minum obat) jadwal kegiatan harian.
Rabu, 02 Data S: Nida
Maret 2022/ - Klien mengatakan sudah mencoba
DS:
09.30 WIB menghardik suara bisikannya
- Klien mengatakan masih mendengar bisikan. Klien mengatakan isi
- Klien mengatakan mengerti dengan
bisikannya menyuruhnya untuk mengakhri hidupnya,
penjelasan perawat tentang obat dan
- Klien mengatakan hari ini sudah mendengar 2x kali dan lebih akan rajin minum obat
berkurang. Klien mengatakan suara tersebut datang saat klien O:
sedang sendiri dan saat tengah malam. - Klien mampu mempraktekkan kembali
DO : cara menghardik halusinasi
- Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat dan Gangguan sensori persepsi : Halusinasi