Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

L DENGAN KOPING
INDIVIDU INEFEKTIF DI RUANG DEWANDARU RSJD Dr.R.M
SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh:
Siti Warohmah
P27220015240

PROGRAM PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2020
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.L DENGAN KOPING
INDIVIDU INEFEKTIF DI RUANG DEWANDARU RSJD Dr.R.M
SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH

Tgl/Jam MRS : 7 Januari 2020


Tanggal/Jam Pengkajian : Selasa, 28 Januari 2020
Metode pengkajian : Wawancara
Diagnosa Medis : Skizofrenia
No. Registrasi : 00154xxx

A. PENGKAJIAN
I. INFORMASI UMUM
1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn.L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jakarta Timur
Umur : 40 tahun
Agama : Katholik
Status Perkawinan : Cerai Mati
Pendidikan : Diploma perhotelan
Pekerjaan :-
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 70 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Alamat : Klaten
Hubungan dengan Klien : Paman
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan cemas, bingung karena tidak segera pulang,
pasien belum bisa mengontrol marah.
III. Faktor Predisposisi
1. Psikososial
a. Pengalaman Masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien pernah mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan dengan kakak sepupunya, kakak
sepupunya berbicara yang membuat klien marah-marah.
Pengalaman lain yang tidak menyenangkan yaitu
istrinya meninggal pada tahun 2012.
b. Riwayat penganiayaan
Klien tidak pernah mendapat perlakuan penganiayaan.
IV. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan sebelum dibawa ke RS marah-marah dengan
kakak sepupunya, karena kakak sepupunya berbicara yang
membuat klien menjadi marah.
V. FISIK
1. Tanda vital

TD : 120/90 mmHg HR : 76x/menit

S : 36,5° C RR : 20x/menit

2. Antropometri

BB : 62 kg TB : 162 cm

IMT : 23,66 (Normal)


VI. PSIKOSOSOAL
1. Genogram

Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Tinggal serumah

: Pasien Tn.L

a. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan di keluarga yaitu Ibu dan
saudaranya.
b. Pola asuh
Pola asuh dalam keluarga klien selalu disayang, komunikasi
terbuka terhadap ibunya, Klien pernah ditempatkan di
panti sosial Flores selama 3 bulan karena keluarga tidak
bisa merawatnya.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri: Klien menganggap dirinya sempurna
b. Identitas: Klien mengatakan puas dengan anggota tubuhnya.
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, alamat,
hobi).
c. Peran: klien mengatakan sebagai anak 2 dari 4 bersaudara,
klien hidup duda, karena ditinggal istrinya meninggal tahun
2012.
d. Ideal diri: Klien mengatakan ingin segera pulang dan ingin
membuka toko buku rohani.
e. Harga diri: Pasien mengatakan merasa percaya diri dengan
dirinya. Pasien juga mengatakan dia mampu melakukan
pekerjaan rumah dengan baik. Pasien mengatakan tidak ada
gangguan dengan harga dirinya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan sebelum istrinya meninggal yaitu orang
terdekatnya adalah istrinya karena sering bertemu dirumah,
namun setelah istrinya meninggal pasien hanya dekat ibunya
dan neneknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum dirawat di RSJ pasien sering bersosialisasi dengan
teman-temanya. Pasien sering berangkat ibadah ke gereja
tiap hari jum’at. Saat di RSJ pasien juga bersosialisasi baik
dengan teman-temnanya di ruangan serta mengikuti
kegiatan rehabilitasi juga.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien tidak mempunyai hambatan dalam


berhubungan/interaksi dengan orang lain.
4. Spiritual
Pasien mengatakan sebelum sakit rajinmengikuti ibadah ke gereja
tiap hari jum’at, setelah dirawat di RSJ pasien tetap rajin
beribadah di ruang rehabilitasi dan berdoa gara segera bisa
pulang..
VII.Status Mental
1. Penampilan
Penampilan pasien rapi, penampilan dalam cara berpakaian rapi &
sesuai, postur tubuh sedang, rambut pendek dan lurus, cara
berjalan baik, ekspresi wajah kadang serius dalam bercerita.
2. Pembicaraan
Pasien dalam berbicara intonasinya jelas dan tegas, dalam
pembicaraan sesuai atau nyambung dengan pertanyaan.
3. Aktifitas Motorik
Pasien tampak mau melakukan aktivitas sehari-hari di RSJ secara
mandiri maupun kelompok.
4. Alam perasaan
Pasien sedih, pasien mengatakan terkadang merasa sedih dengan
keaadanyan sekarang, yang tidak bisa berkumpul dengan
keluarga seperti dahulu.
5. Afek
Saat diwawancari pasien menunjukkan ekspresi biasa, respon
emosional pasien sudah stabil, pasien tenang saat dilakukan
interaksi.
6. Persepsi
Pasien tidsk ada halusinasi.
7. Proses Pikir
Proses pikir Koheren. Pada saat interaksi , klien mampu menjawab
pertanayaan yang di berikan perawat
8. Bentuk pikir
Bentuk pikir pasien realistis, cara berfikir sesuai kenyataan.
9. Isi pikir
Pada saat ineraksi , tidak ditemukan adanya waham
10. Tingkat kesadaran
Pasien menyadari bahwa dirinya berada di RSJ, pasien mampu
mengingat nama temannya di RSJ yang sudah diajak berkenalan,
orientasi waktu dan tempat baik.
11. Daya ingat /memori
Untuk memory segera menjawab dengan baik dan tidak ada
gangguan ingatan dalam jangka panjang dan pendek. Misalnya
Klien mengatakan bahwa klien berada di RSJD Soedjarwadi
sudah hampir 3 minggu. Untuk daya ingat jangka pendek Klien
mengatakan bahwa tadi pagi minum obat dan sarapan pagi.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung secara
sederhana. Contohnya berhitung 1-10, pertambahan,
pengurangan.
13. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan sepenuhnya di ambil oleh ayahnya pada saat
ayahnya belum meninggal. Pada saat ayahnya sudah meninggal
pengambilan keputusan oleh ibu beserta saudaranya.
14. Insight
Klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai gangguan kejiwaan.
Klien juga menyadari bahwa harus minum obat secara rutin
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Makanan untuk pasien disiapkan oleh perawat dirumah sakit, pasien
mau makan 3x sehari 1 porsi habis, pasien dapat makan sendiri.
2. BAB/BAK
Selama dirumah sakit pasien BAB 1kali sehari dan dapat dilakukan
ditoilet dan BAK 5-7 x/hari dan dapat dilakukan sendiri di toilet.
3. Mandi
Pasien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dapat melakukan
sendiri dikamar mandi memakai sabun, handukan , gosok gigi
1kali sehari dapat dilakukan sendiri dikamar mandi.
4. Berpakaian/Berhias
Pasien mampu menggunakan baju sendiri, ganti pakaian 1 kali
dalam 2 atau 3 hari sekali
5. Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan tidur sekitar jam 21.00 wib & kadang-kadang
terbangun ditengah malam, pasien juga selalu tidur siang ± 2 jam
6. Penggunaan obat
Pasien minum obat yang diberikan oleh perawat dan dimonitor oleh
perawat , pasien selalu meminum obatnya sampai habis, pasien
mengatakan mendapatkan obat sejumlah 3. pasien minum obat
2x/hari pada saat pagi hari setelah sarapan dan malam hari
setelah makan malam.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan ingin segera pulang, pasien mengatakan jika
nanti sudah pulang pasien akan ingin minum obat yag akan
diberikan oleh rumah sakit, pasien mengatakan bila sudah keluar
dari rumah sakit pasieningin tinggal dirumah eyang nya agar jika
kontrol ke RS dekat.
8. Aktivitas di dalam rumah
Pasien mengatakan di rumah melakukan pekerjaan rumah, apabila
sedang menganggur pasien membaca kitab.
9. Aktivitas di luar rumah
Pasien mengatakan aktivitas ke luar rumah saat pergi ibadah ke
gereja.
IX. MEKANISME KOPING
1. Adaptif
Klien mampu bicara dengan orang lain , klien mampu beraktfitas
senam, mencuci gelas.
2. Maladaptive
Klien marah-marah saat tidak dapat mengontrol emosinya jika ada
orang yang bicara menyinggung perasaanya.
X. MASALAH PSIKOSOSOIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah dengan dukungan kelompok.
Keluarga klien belum bisa menerima klien dengan baik.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Tidak ada masalah
3. Masalah dengan pendidikan
Tidak ada masalah
4. Masalah dengan perumahan
Klien pernah marah-marah dengan kakak sepupunya, karena kakak
sepupunya bicara yang membuat klien mmarah
XI. KURANG PENGETAHUAN
Pasien sudah mengetahui tentang penyakitnya.

XII.ASPEK MEDIS
Terapi pada tanggal 27 Januari Oleh dokter
1. Obat Alprazolam 0,5 mg/12 jam
2. Obat Risperidone 2 mg/12 jam
3. Obat Trihexphenidyl 2 mg/12 jam

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri, orang lain dsn lingkungan
3. Koping keluarga tidak efektif
XIV.POHON MASALAH

Resiko Perilaku kekerasan

Koping Individu Inefektif

Koping keluarga tidak efektif


B. ANALISA DATA
Nama : Tn.L No. CM :
Umur : 40 Tahun Diagnosa Medis: Resiko
Perilaku kekerasa

No. Hari/Tangga Data Fokus Masalah


l/ Jam
1. Selasa, 28 DS: Pasien Cemas. Pasien Resiko
Januari 2020 cemas, bingung karena tidak Perilaku
segera pulang. Kekerasan
DO: Pembicaraan klien cepat
dan keras , nada suara klien
tinggi
2 Selasa, 28 DS: Pasien mengatakan Koping
Januari 2020 belum bisa mengontrol Individu In
marah. efektif
DO: Pembicaraan klien cepat
dan keras , nada suara klien
tinggi
3. Selasa, 28 DS: Pasien pernah kesal dan Koping
Januari 2020 marah-marah dengan kakak keluarga tidak
sepupunya karena efektif
pembicaraan yang membuat
klien menjadi marah.klien
mengatakan keluarga
besarnya belum bisa
menerima dirinya dengan
baik akan kondisi dan
keadaanya.
DO:
Penga
mbilan
keputu
san di
keluarg
a yaitu
ayahny
a.
Pola asuh dalam keluarga
klien selalu disayang,
komunikasi terbuka terhadap
keluarganya, Klien pernah
ditempatkan di panti sosial
Flores selama 3 bulan.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diurutkan sesuai


dengan prioritas
1. Koping Individu In Efektif
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Koping Keluarga Tidak Efektif
C. RENCANA KEPERAWATAN/ INTERVENSI
Nama : Tn.L No. CM :
Umur : 40 Tahun Dx. Medis : Resiko Perilaku kekerasan

No Tgl/Jm Dx. Kep Perencanaan

Tujuan Kriteria evaluasi intervensi

1 Selasa, 28 Koping Individu In Setelah dilakukan 1. Pasien mampu 1. SP 1


Januari Efektif tindakan keperawatan mengidentifikasi sumber a. Identifikasi sumber
2020 selama 3x 24 jam, koping yang masih koping yang masih
diharapkan : dimiliki dimiliki
1. Koping pasien 2. Pasien bisa menerima b. Jelaskan keuntungan
konstruktif penjelasan tentang mekanisme koping
2. Pasien mampu keuntungan mekanisme konstruktif dan
memenuhi koping konstruktif dan jelaskan kerugian
kebutuhan hidup jelaskan kerugian mekanisme koping
secara mandiri mekanisme koping distruktif
distruktif c. Diskusikan kebutuhan
3. Pasien mampu berdiskusi pasien yang tidak
tentang kebutuhan pasien terpenuhi
yang tidak terpenuhi d. Bantu pasien
4. Pasien bisa menerima memenuhi
penjelasan tentang obat kebutuhanya yang
yang diminum (6 benar : belum terpenuhi
jenis, guna, dosis, e. Masukkan pada jadwal
frekuensi, cara, kegiatan pemenuhan
kontinuitas minum obat) kebutuhan
2. SP II
a. Evaluasi kegiatan
pemenuhan kebutuhan
pasien dan beri pujian
b. Bantu pasien
memenuhi kebutuhan
lain yang tidak dapat
terpenuhi
c. Latih kekmampuan
yang dipilih berikan
pujian
d. Masukkan pada
jadwal pemenuhan
kebutuhan yang telah
dilatih
3. SP III
a. Evaluasi kegiatan
pemenuhan kebutuhan
pasien, kegiatan yang
dilakukan pasien dan
berikan pujian
b. Jelaskan tentang obat
yang diminum (6
benar : jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum
obat) dan tanyakan
manfaat yang
dirasakan pasien
c. Masukkan pada
jadwal pemenuhan
kebutuhan, kegiatan
yang telah dilatih dan
obat
4. SP IV
a. Evaluasi kegiatan
pemenuhan kebutuhan
pasien, kegiatan yang
telah dilatih, dan
minum obat. Berikan
pujian
b. Diskusikan kebutuhan
lain dan cara
memenuhinya
c. Diskusikan
kemampuan yang
dimiliki dan memilih
yang akan dilatih.
Kemudian latih
d. Masukkan pada jadwal
pemenuhan
kebutuhan, kegiatan
yang telah dilatih,
minum obat.
Selasa, 28 Resiko Perilaku TUM: Klien dapat 1. Setelah 1 x pertemuan 1. Bina hubungan saling
januari Kekerasan mengontrol perilaku klien menunjukkan tanda- percaya dengan:
2020 kekerasan tanda percaya kepada a. Beri salam setiap
TUK: perawat: berinteraksi.
1. Klien dapat a. Wajah cerah, b. Perkenalkan nama, nama
membina hubungan tersenyum panggilan perawat dan
saling percaya b. Mau berkenalan tujuan perawat
2. Klien dapat c. Ada kontak mata berinteraksi
mengidentifikasi d. Bersedia c. Tanyakan dan panggil
penyebab perilaku menceritakan nama kesukaan klien
kekerasan yang perasaan d. Tunjukkan sikap empati,
dilakukannya 2. Setelah 1x pertemuan jujur dan menepati janji
3. Klien dapat klien menceritakan setiap kali berinteraksi
mengidentifikasi penyebab perilaku e. Tanyakan perasaan klien
tanda-tanda perilaku kekerasan yang dan masalah yang
kekerasan dilakukannya: dihadapi klien
4. Klien dapat a. Menceritakan f. Buat kontrak interaksi
mengidentifikasi penyebab perasaan yang jelas
jenis perilaku jengkel/kesal baik g. Dengarkan dengan
kekerasan yang dari diri sendiri penuh perhatian
pernah dilakukannya maupun ungkapan perasaan klien
5. Klien dapat lingkungannya 2. Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi 3. Setelah 1x pertemuan perasaan marahnya:
akibat perilaku klien menceritakan tanda- a. Motivasi klien untuk
kekerasan tanda saat terjadi perilaku menceritakan penyebab
6. Klien dapat kekerasan rasa kesal atau
mengidentifikasi a. Tanda fisik : mata jengkelnya
cara konstruktif merah, tangan b. Dengarkan tanpa
dalam mengepal, ekspresi menyela atau memberi
mengungkapkan tegang, dan lain-lain. penilaian setiap
kemarahan b. Tanda emosional : ungkapan perasaan klien
7. Klien dapat perasaan marah, 3. Bantu klien
mendemonstrasikan jengkel, bicara kasar. mengungkapkan tanda-
cara mengontrol c. Tanda sosial : tanda perilaku kekerasan
perilaku kekerasan bermusuhan yang yang dialaminya:
8. Klien mendapat dialami saat terjadi a. Motivasi klien
dukungan keluarga perilaku kekerasan. menceritakan kondisi
untuk mengontrol 4. Setelah 1x pertemuan fisik (tanda-tanda fisik)
perilaku kekerasan klien menjelaskan: saat perilaku kekerasan
9. Klien menggunakan a. Jenis-jenis ekspresi terjadi
obat sesuai program kemarahan yang b. Motivasi klien
yang telah ditetapkan selama ini telah menceritakan kondisi
dilakukannya emosinya (tanda-tanda
b. Perasaannya saat emosional) saat terjadi
melakukan kekerasan perilaku kekerasan
c. Efektivitas cara yang c. Motivasi klien
dipakai dalam menceritakan kondisi
menyelesaikan hubungan dengan orang
masalah lain (tanda-tanda sosial)
5. Setelah 1x pertemuan saat terjadi perilaku
klien menjelaskan akibat kekerasan
tindak kekerasan yang 4. Diskusikan dengan klien
dilakukannya perilaku kekerasan yang
a. Diri sendiri : luka, dilakukannya selama ini:
dijauhi teman, dll a. Motivasi klien
b. Orang lain/keluarga : menceritakan jenis-
luka, tersinggung, jenis tindak kekerasan
6. Setelah 1x pertemuan yang selama ini
klien : pernah dilakukannya.
a. Menjelaskan cara- b. Motivasi klien
cara sehat menceritakan perasaan
mengungkapkan klien setelah tindak
marah kekerasan tersebut
b. Setelah 1x pertemuan terjadi
klien memperagakan c. Diskusikan apakah
cara mengontrol dengan tindak
perilaku kekerasan: kekerasan yang
c. Fisik: tarik nafas dilakukannya masalah
dalam, memukul yang dialami teratasi
bantal/kasur 5. Diskusikan dengan klien
d. Verbal: akibat negatif (kerugian)
mengungkapkan cara yang dilakukan pada:
perasaan a. Diri sendiri
kesal/jengkel pada b. Orang lain/keluarga
orang lain tanpa c. Lingkungan
menyakiti 6. Diskusikan dengan klien:
e. Spiritual: zikir/doa, a. Apakah klien mau
meditasi sesuai mempelajari cara baru
agamanya mengungkapkan
7. Setelah 1x interaksi marah yang sehat
keluarga: b. Jelaskan berbagai
a. cara merawat klien alternatif pilihan untuk
dengan perilaku mengungkapkan
kekerasan marah selain perilaku
b. Mengungkapkan rasa kekerasan yang
puas dalam merawat diketahui klien.
klien Menjelaskan c. Jelaskan cara-cara
8. Setelah 3x interaksi sehat untuk
pertemuan klien dapat mengungkapkan
menjelaskan: marah:
a. Manfaat minum obat 1) Cara fisik: nafas
b. Kerugian tidak dalam, pukul
minum obat bantal atau kasur,
c. Nama obat olah raga.
d. Bentuk dan warna 2) Verbal:
obat mengungkapkan
e. Dosis yang diberikan bahwa dirinya
kepadanya sedang kesal
f. Waktu pemakaian kepada orang lain.
g. Cara pemakaian 3) Sosial: latihan
h. Efek yang dirasakan asertif dengan
orang lain.
9. Setelah 1x pertemuan
4) Spiritual:
klien menggunakan obat
sembahyang/doa,
sesuai program
zikir, meditasi,
dsb sesuai
keyakinan
agamanya
masing-masing

7. Diskusikan cara yang


mungkin dipilih dan
anjurkan klien memilih
cara yang mungkin untuk
mengungkapkan
kemarahan.
a. Latih klien
memperagakan cara
yang dipilih:
b. Peragakan cara
melaksanakan cara
yang dipilih.
c. Jelaskan manfaat cara
tersebut
d. Anjurkan klien
menirukan peragaan
yang sudah dilakukan.
e. Beri penguatan pada
klien, perbaiki cara
yang masih belum
sempurna
f. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih saat
marah/jengkel

8.1. Diskusikan pentingnya


peran serta keluarga
sebagai pendukung klien
untuk perilaku kekerasan.
8.2. Diskusikan potensi
keluarga untuk membantu
klien mengatasi perilaku
kekerasan
8.3. Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan cara
merawat klien perilaku
kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh
keluarga.
8.4. Peragakan cara merawat
klien (menangani perilaku
kekerasan)
8.5. Beri kesempatan keluarga
untuk memperagakan
ulang
8.6. Beri pujian kepada
keluarga setelah peragaan
8.7. Tanyakan perasaan
keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
9.1. Jelaskan manfaat
menggunakan obat secara
teratur dan kerugian jika
tidak menggunakan obat
9.2. Jelaskan kepada klien:
a. Jenis obat (nama,
warna dan bentuk
obat)
b. Dosis yang tepat untuk
klien
c. Waktu pemakaian
d. Cara pemakaian
e. Efek yang akan
dirasakan klien
9.3. Anjurkan klien:
a. Minta dan
menggunakan obat
tepat waktu
b. Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek yang
tidak biasa
c. Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat.
3 Selasa, 28 Koping keluarga 1. Identifikasi kemampuan
Klien mendapatkan Keluarga
januari tidak efektif
dukungan keluarga dapat keluarga dalam merawat
2020
dalam melakukan cara mende
klien sesuai dengan yang
pencegahan perilaku monstr
kekerasan asikan telah dilakukan keluarga
cara
terhadap klien selama ini
meraw
at klien 2. Jelaskan keuntungan peran
serta keluarga dalam
merawat klien
3. Jelaskan cara- cara merawat
klien :

a. Terkait dengan cara


mengontrol perilaku
marah secara
konstruktif

b. Sikap dan cara bicara

c. Membantu klien
mengenal penyebab
marah dan
pelaksanaan cara
pencegahan perilaku
kekerasan
4. Bantu keluarga
mendemonstrasikan cara
merawat klien
5. Bantu keluarga
mengngkapkan
perasaannya setelah
melakukan demonstrasi
6. Anjurkan keluarga
mempraktikannya pada
klien selama di rumah sakit
dan melanjutkannya
setelah pulang ke rumah.

D. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI dan EVALUASI:

Hari/Tanggal/Jam No.Dx Implementasi Evaluasi TTD


Selasa, 28 Januari 1 Data : S:Pasien mengatakan terkadang marah-marah
2020 S : Pasien mengatakan terkadang apabila ada orang berbicara yang membuat klien
marah-marah apabila ada orang kesal.
berbicara yang membuat klien kesal.
O: Pembicaraan klien cepat dan keras , O: pasien tampak tenang, pasien tampak
nada suara klien tinggi mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan
Diagnosa : Perilaku kekerasan secara mandiri.
Tindakan:
1. Membina hubungan saling percaya A: Resiko Perilaku Kekerasan
dengan klien
2. Membantu klien untuk dalam P : Mempraktikkan saat marah
mengenal perilaku kekerasan yang
dilakukan
3. Mendiskusikan tentang akibat
negatif perilaku kekerasan
4. Membantu klien untuk mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara
yaitu nafas dalam, melatih pukul
bantal,
RTL :
1. Mengevaluasi pasien tentang cara
mengontrol perilaku kekerasan
(nafas dalam & pukul bantal)
2. Membuat kontrak waktu untuk
pertemuan SP II
Rabu, 29 Januari Data : S:Pasien mengatakan akan mempraktikkan apabila
2020 S : Pasien mengatakan sudah mulai rasa marah timbul.
bisa mengontrol marahnya.
O : Pasien tampak tenang. O: pasien tampak tenang, pasien kooperatif
Diagnosa :
Tindakan: A: Resiko Perilaku kekerasan
1. Mengevaluasi implementasi hari
kemarin P : mempraktikkan saat marah
2. Melatih pasien mengonrol marah
secara verbal (menolak dengan
baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik)
3. Memasukkan ke dalam jadwal
harian
4. Membuat kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
RTL : latih mengontrol marah secara
spiritual.
Rabu, 30 Januari 1 Data : S:Pasien mengatakan sudah bisa mengontrol marah
2020 S : Pasien mengatakan sudah bisa
mengontrol marah O: pasien tampak tenang, pasien tampak
O : Pasien tampak tenang, rileks mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan
Diagnosa : dengan spiritual secara mandiri.
Tindakan:
1. Mengevaluasi implementasi hari A: perilaku kekerasan
kemarin
2. Melatih pasien mengonrol marah P : mempraktikkan saat marah
secara spiritual (berdo’a sesuai
keyakinan)
3. Memasukkan ke dalam jadwal
harian
4. Membuat kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
RTL : mengevaluasi tindakan yang
telah diajarkan

Anda mungkin juga menyukai