Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn. J DENGAN DIAGNOSA WAHAM

Disusun Oleh :
Santi Widiyanti Ramadani

2008076

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA

SEMARANG

2021
GAMBARAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(RUMAH SAKIT JIWA)

RUANG RAWAT : UPIP TANGGAL DIRAWAT: 28-11-2019


A. IDENTITAS KLIEN
Tanggal pengkajian : 23 Maret 2021 RM NO : 032086
Inisial : Tn. J
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Semarang
B. ALASAN MASUK
±1 minggu yang lalu pasien marah – marah pasien memukul tantenya, Klien mengatakan
bahwa dirinya adalah Allah dan klien mengatakan bahwa dia memiliki api di tangannya
sebagai bukti bahwa dia merupakan Tuhan.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Pasien sebelumnya telah menjalankan program rehabilitasi selama 9 bulan di RSJ
2. Pengobatan sebelumnya?
Kurang berhasil/putus obat, karena pasien menganggap dirinya sudah sembuh jadi
pasien tidak mengonsumsinya lagi
3. Aniaya fisik?
Pasien pernah memukul tantenya di rumah karena tantenya menghina klien tersebut
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami masalah kejiwaan
5. Hubungan keluarga
Kakak kandung
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan tidak punya pengalaman yang tidak menyenangkan
D. FAKTOR PRESIPITASI
1. Apakah klien putus obat (tidak minum obat)?
Pasien mengatakan dia tidak rutin minum obat, karena dia merasa sudah sembuh
2. Apakah klien mengkonsumsi NAPZA?
Pasien mengatakan memiliki riwayat pemakai NAPZA sejak tahun 2010
3. Apakah klien mengalami peristiwa atau kejadian yang tidak menyenangkan dalam 6
(enam) bulan terakhir?
Pasien mengatakan tidak mempunyai peristiwa atau kejadian yang tidak
menyenangkan 6 bulan lalu
E. FISIK
Tanda Vital : TD: 120/80mmhg N: 99 x/menit S: 36,8C
Ukur : TB; 150 cm BB : 55 Kg
Keluhan Fisik : Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dikeluhkan

F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Perempuan : Pasien
: Garis tinggal satu rumah : Lali-laki meninggal
: pernah gangguan jiwa

Penjelasan:
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, pasien belum menikah. Pasien
tinggal serumah dengan kedua orang tuanya dan kakaknya. Pola komunikasi keluarga
cukup baik. Pemecahan masalah dilakukan secara musyawarah.
2. Konsep Diri
Ganbaran diri : Pasien mengatakan senang dengan kondisi tubuhnya, bagian dari
tubuhnya yang paling disukai adalah hidungnya menurut pasien
hidungnya sangat bagus.
Identitas diri : Pasien seorang laki laki yang belum menikah, pasien puas sebagai
laki laki
Peran : Pasien mengatakan dirumah berperan sebagai anak, pasien juga
bekerja di perusahaan keluarga, saat ini tidak bekerja.
Ideal diri : Pasien ada keinginan untuk sembuh cepat, agar bisa bekerja lagi di
kemudian hari
Harga diri : Pasien merasa sedih ketika berhenti dari pekerjaannya.
Masalah keperawatan: Harga diri rendah, gangguan penampilan peran
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: Pasien mengatakan orang yang berarti adalah ibunya, karena
menurut pasien ibunyalah yang selalu sayang dan selalu mengerti dia
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Pasien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan dalam kelompok
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan malas
berhubungan dengan tetangga, karena tetangga menurut pasien tidak pernah percaya
dengannya dan selalu menilai kejelekan pasien.
Masalah keperawatan: Harga diri rendah

4. Spiritual
Nilai dan keyakinan : Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama islam. Pada
saat ditanya saat gangguan jiwa pasien mengatakan masih
menjalanankan sholat.
Kegiatan Ibadah : Pasien jarang melakukan ibadah sholat.

G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan cukup rapi, menggunakan baju sesuai dengan identitasnya, rambut di
sisir, kuku tangan pendek.
2. Pembicaraan
Inkoheren, pasien berbicara tidak dapat dimengerti dan tidak nyambung selalu
menyebut dirinya Tuhan.
Masalah Keperawatan: kerusakan komunikasi verbal
3. Aktifitas motorik
Klien tampak tegang ketika diajak berkomunikasi.
Masalah keperawatan: Waham
4. Alam perasaan
Klien sedih karena tinggal di yayasan, terlebih keluarga jarang datang menjenguk.
Klien sangat rindu dengan keluarganya.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
5. Afek
Datar, karena selama interaksi pasien diam kalau tidak ditanya, dan menjawab
seperlunya.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara
Selama komunikasi, klien selalu mempertahankan bahwa dirinya adalah Allah dan
klien mengatakan bahwa dia memiliki api di tangannya sebagai bukti bahwa dia
merupakan Tuhan.
7. Persepsi
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori.
8. Proses Pikir
Klien berfikir seperti Flight of idea. Klien pada saat di ajak berbicara tidak nyambung,
menjawabnya tidak tepat pada fokus pertanyaan dari pembicaraan.
Masalah keperawatan : Waham (Waham Kebesaran)
9. Isi Pikir
Klien mengatakan terobsesi menjadi Allah dan klien merasa dirinya bisa
mengeluarkan api ditangannya.
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir waham agama
10. Tingkat Kesadaran
Klien tampak bingung dengan sekelilingnya karena teman-temannya bukan nabi dan
bukan Tuhan.
Masalah keperawatan: gangguan proses fikir waham agama
11. Memori
Klien tidak ada gangguan daya ingat. Klien mampu mengingat suatu hal.
Masalah keperawatan: tidak ditemukan
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien mampu berkonsentrasi cukup baik dan klien mampu berhitung sederhana tanpa
bantuan orang lain
Masalah keperawatan: tidak ditemukan
13. Daya Tilik Diri
Klien merasa bahwa dirinya adalah Allah dan klien mengatakan bahwa dia memiliki
api di tangannya sebagai bukti bahwa dia merupakan Tuhan walaupun dia bukanlah
Tuhan seperti apa yang dikatakan.
Masalah keperawatan: waham agama
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Pasien mampu makan sendiri dengan diarahkan, pasien makan 3 kali sehari dengan
menu diet dari rumah sakit, makan diruangan bersama-sama dengan temannya, makan
menggunakan sendok
2. BAB/BAK
Pasien mampu BAB/BAK secara mandiri. Pasien mengatakan BAB lancar setiap dua
kali sehari, sedangkan BAKnya 3-4 kali sehari.
3. Mandi
Pasien mampu mandi 2 kali sehari tanpa bantuan, mandi menggunakan sabun dan
sampo lalu dibilas dengan air, dan menyikat gigi dengan pasta gigi
4. Berpakaian/berhias
Pasien mampu memakai pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain
5. Istirahat tidur
Pasien mengatakan tidur nya cukup, pasien mengatakan tidur mulai jm 9 malam dan
bangun sekitar jam set 6 pagi
6. Penggunaan Obat
Pasien mampu minum obat secara mandiri sesuai aturan
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan jika pulang dari RSJ pasien akan kontrol ke RSJ yang pernah
merawatnya
8. Kegiatan didalam rumah
Pasien mengatakan saat dirumah pasien biasanya juga membersihkan rumah, seperti
menyapu, mengepel, dan mengobrol dengan keluarga.
9. Kegiatan diluar rumah
Pasien mengatakan kegiatan diluar rumahnya adalah bekerja di Bank Danamon.

H. MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan jika ada maslaah pasien sering marah-marah kepada orang terdekat.

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Keluarga pasien mendukung pasien
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Jarang berkumpul dengan tetangga.
3. Masalah dengan pendidikan, spesifik
Pasien mengatakan pendidikannya sampai SMA saja
4. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Pasien mengatakan tidak ada masalah bekerja di Bank
5. Masalah dengan perumahan, spesifik
Pasien mengatakan keluarga mendukung pasien untuk sembuh
6. Masalah ekonomi, spesifik
Kebutuhan ekonomi tercukupi.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan,
Pasien memanfaatkan fasilitas keehatan yang ada di wilayahnya.

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pasien mengatakan tidak tau penyebab kenapa dia dibawa ke rumah sakit jiwa oleh
keluarganya.
Analisa Data
Data Masalah
DS: Klien mengatakan bahwa Gangguan Proses Pikir : Waham
dirinya adalah Allah dan klien (Waham Agama)
mengatakan bahwa dia memiliki
api di tangannya sebagai bukti
bahwa dia merupakan Tuhan
DO: Klien tampak bingung,
banyak bicara dan hiperaktif
DS: Klien merasa dibuang oleh Gangguan Konsep Diri : Harga
keluarganya dan merasa minder diri rendah
dengan orang lain karena di
rawat dirumah sakit jiwa
DO: Klien tampak malu, dan
klien tampak malu karena belum
menikah jg.
DS : pasien berbicara tidak dapat Kerusakan komunikasi verbal
dimengerti dan tidak nyambung
selalu menyebut dirinya Tuhan
DO :
Pasien tampak tidak nyambung
saat diajak bicara
-    

K. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa Medik: Gangguan bipolar
Terapi Medik :
1. Respendon 2x1 mg
2. Clozapine 1 x 5 mg
3. olanzapine 3 x 2,5 mg
2. Pemeriksaan EKG
Tanggal 23-03-2021
Hasil: tidak terkaji
3. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 23-03-2021
Hasil : tidak terkaji
L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan Proses Pikir : Waham (Waham Agama)
2. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
3. Kerusakan komunikasi verbal

M. POHON MASALAH
Kerusakan komunikasi verbal (Akibat)

Perubahan proses piker : waham (Core problem)

Harga diri rendah (Penyebab)

N. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir waham
kebesaran.
2. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah

O. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tgl Dx Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
23-03- 1 TUM : Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling
pasien menunjukan percaya
2021 Klien dapat tanda-tanda percaya  Salam
melakukan dengan perawat:
1. Klien dapat terapeutik
komunikasi
 Perkenalkan
verbal mengungkapkan
diri
perasaannya dan  Jelaskan tujuan
TUK :
keadaan saat ini interaksi
1. Klien  Ciptakan
secara verbal
dapat lingkungan yang
membina tenang
hubungan  Buat kontrak
saling percaya. yang jelas
 Tepati waktu
2. Jangan membantah
dan dukung waham
klien
 Katakan
perawat menerima
dan yakin
 Katakan
perawat tidak
2. Klien dapat mendukung
2. Klien menunjukkan 3. Observasi apakah
dapat waham klien
kemampuan yang
mengidentifika mengganggu aktivitas
dimilikinya.
si kemampuan sehari-hari
yang dimiliki 3. Klien dapat
menyebutkan 1. Beri pujian pada
kelemahan yang ada penampilan dan
kemampuan klien yang
pada dirinya.
realitas.
2. jelaskan cara
mengendalikan waham
dengan orientasi
realita: panggil nama,
orientasi waktu, orang
4. Klien dapat dan tempat/lingkungan

menjelaskan semua

3. Klien kebutuhan yang tidak 3. Diskusikan dengan


klien kemampuan yang
dapat terpenuhi.
dimiliki pada waktu lalu
mengidentifika
dan saat ini yang realistis.
si kebutuhan
4. Jika klien selalu
yang tidak
bicara tentang
terpenuhi
wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan
waham tidak ada.

5. Klien dapat 1. Observasi kebutuhan


bercerita/sesuai klien sehari-hari.
dengan realitas.
2. Diskusikan
4. Klien dapat kebutuhan yang tidak
berhubungan terpenuhi baik selama
dengan realitas di rumah maupun di
rumah sakit.
3. Atur situasi agar klien
6. Setelah 2 kali tidak mempunyai
pertemuan klien waktu untuk
menggunakan
dapat membina
wahamnya.
hubungan dan
dukungan dari
5. Klien 1. Berbicara dengan
keluarga klien dalam konteks
dapat
dukungan dari realitas.
keluarga 7. Klien dapat minum 2. Sertakan klien dalam
terapi aktivitas
obat tepat waktu, dan
kelompok
dosis. 3. Berikan pujian
terhadap tindakan
positif yang dilakukan
oleh klien.
6. Klien
dapat
1. Diskusikan dengan
menggunakan keluarga tentang :
obat dengan  Gejala waham
benar  Cara
merawatnya
 Lingkungan
keluarga, follow up

1. Diskusikan dengan
keluarga/klien tentang
obat, dosis, frekuensi,
efek dan efek samping.
2. Diskusikan perasaan
klien setelah minum
obat

23-03- 2 TUM : Setelah 1x interaksi 1. Diskusikan dengan


pasien menunjukan klien kelebihan yang
2021 Klien mampu tanda-tanda percaya ada pada dirinya.
berhubungan dengan perawat:
2. Beritahu klien bahwa
dengan orang
1. Klien dapat manusia tidak ada yang
lain tanpa
menyebutkan sempurna, semua
merasa rendah
kemampuannya yang memiliki kelebihan dan
diri
ada setelah 1x kekurangan.
pertemuan. 3. Anjurkan klien untuk
lebih meningkatkan
TUK : kelebihan yang ada
pada dirinya.
1. Klien dapat
memperluas
1. Diskusikan dengan
kesadaran diri 2. Klien dapat menyukai
kelemahan pada klien ideal dirinya, apa
2. Klien dapat
dirinya dan menjadi harapan selama di
menyelidiki
halaman untuk rumah sakit, rencana
dirinya
mencapai klien setelah pulang
3. Klien dapat
keberhasilannya. dan apa cita-cita yang
mengevaluasi
ingin dicapai.
dirinya.
2. Bantu klien
4. Klien dapat
mengembangkan
membuat
antara kemampuan
rencana yang
yang dimilikinya.
realistis
Klien mendapat 3. Beri reinforcement
dukungan dari positif terhadap
keberhasilan yang telah
keluarga untuk
dicapai.
meningkatkan
harga dirinya.
3. Klien dapat 1. Bantu klien
menyebutkan cita-cita mengidentifikasikan
dan harapan yang atau keinginan yang
sesuai dengan berhasil dicapainya.
kemampuan setelah 1 x 2. Kaji bagaimana
pertemuan. perasaan klien dengan
keberhasilannya
tersebut.
3. Bicarakan kegagalan
yang pernah dialami
klien dan sebab-sebab
terjadinya kegagalan.
4. Kaji bagaimana respon
klien terhadap
kegagalan tersebut dan
cara mengatasi.

1. Bantu klien untuk


4. Klien dapat merumuskan tujuan
menyebutkan yang ingin dicapai.
keberhasilan yang 2. Diskusikan dengan
pernah dialaminya. klien tujuan yang
ingin dicapai.
3. Bantu klien memilih
prioritas tujuan yang
5. Klien dapat menyebut akan dicapai.
kegagalan yang pernah
dialaminya.
1. Anjurkan pada
keluarga untuk
memberi kesempatan
berhasil pada klien.
2. Anjurkan keluarga
6. Klien dapat untuk menerima
menyebutkan tujuan klien apa adanya.
yang ingin dicapai 3. Anjurkan keluarga
setelah 1 kali untuk melibatkan
pertemuan. klien setiap
Keluarga dapat pertemuan dalam
berespon dan keluarga.
memperlakukan klien
secara tepat.

P. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/ja Dx Implementasi Respon TTD
m
Selasa 23- 1 Membina hubungan DS: Pasien mengatakan
03-2021 saling percaya bersedia untuk ditanyai
DO: Pasien kooperatif,
09:00 WIB menjawab semua pertanyaan
perawat, kontak mata dengan
perawat kurang.

Menjelaskan cara Ds : pasien mengatakan


1 mengendalikan bersedia diajarkan
waham dengan Do : pasien tampak
orientasi realita: kooperatif
panggil nama,
orientasi waktu,
orang dan
tempat/lingkungan

Mengobservasi apakah DS: Pasien mengatakan


waham klien mengganggu aktivitas sehari
mengganggu aktivitas
hari
sehari-hari
DO: pasien tampak murung
Mendisiskusikan DS: keluarga pasien
dengan keluarga mengatakan belum tau apa itu
tentang :
waham dan gejalanya
 Gejala
waham DO: keluarga Pasien bersedia
 Cara diberi pengetahuan gejala
merawatnya waham dan cara merawatnya
dengan cara:
1. Mengajak ngobrol dengan
pasien dengan hal-hal
positif
2. Mencari teman untuk
diajak bicara.
3. Melakukan hal-hal yang
disukai.
4. Beri reinforcement atas
keterlibatan keluarga
Rabu 24- 1
03-2021 DS : pasien dan keluarga
mendiskusikan dengan
belum tau tentang obat dosis
keluarga/klien tentang
09.00 WIB frekuensinya
obat, dosis, frekuensi,
DO : Pasien dan keluarga
efek dan efek samping.
sudah mengerti obat, dosis,
frekuensinya

menganjurkan klien
DS: Pasien mengatakan
untuk lebih
percaya atas kelebihan yang
meningkatkan
dimiliki pasien sekarang
kelebihan yang ada
DO: Pasien tampak nyaman
pada dirinya
2 dan sudah percaya diri kalua
pasien mempunyai
kelebihannya sendiri, ketika
bercerita, kontak mata dengan
perawat ada, saat bercerita
memegang tangan perawat.
Ds : klien mengatakan jika
2 mendiskusikan dengan sudah sembuh dan pulang
klien ideal dirinya, apa akan bekerja dengan
harapan selama di semangat.
rumah sakit, rencana Do : pasien tampak semngat
klien setelah pulang untuk sembuh
dan apa cita-cita yang
Kamis 25- 2 ingin dicapai.
03-2021 DS: pasien mengatakan
09.00 WIB mengkaji bagaimana sangat senang dan bangga
perasaan klien dengan DO: Pasien tampak sudah
keberhasilannya percaya akan keberhasilan
tersebut. pasien dan tampak lebih
semangat

membantu klien untuk Ds : pasien mengatakan


merumuskan tujuan pasien ingin menikah dan
yang ingin dicapai. bekerja dibank lagi supaya
lebih semnagat dalam
menjalani hidup
Do : pasien gtampak
kooperatif sudah mengerti
tujuan yg ingin dicapainya

menganjurkan pada Ds : keluarga mengatakan


keluarga untuk sangat mendukung atas
memberi kesempatan kesempatan keberhasilan
berhasil pada klien. pasien
Do : keluarga pasien tampak
kooperatif

menganjurkan Ds : keluarga pasien


keluarga untuk mengatakan akan selalu
melibatkan klien setiap melibatkan pasien di setiap
pertemuan dalam pertemuan keluarga
keluarga. Do : keluarga pasien tampak
kooperatif

Q. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/jam Dx Evaluasi TTD
Kamis 25-03- 1 S:
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah Allah
2021
dan mempunyai kekuatan api ditangannya.
15:00 WIB Respon pasien ketika diajari untuk mengatasi
wahamnya pasien tampak mendengarkan.
Pasien mengatakan mau diajarkan caranya
melatih orientasi realita.
O:
pasien tampak tenang, kontak mata ada, bicara
jelas, pasien mau di ajak komunikasi, pasien
tampak sudah memhami bahwa dirinya bukan
tuhan, bisa memanggil nama perawat, hari dan
tempat pasien berada.
A:
1. Pasien mampu BHSP
2. Klien mampu melakukan latihan orientasi
realita : panggil nama, waktu, orang dan
tempat/lingkungan dengan mandiri
3. Klien mampu mimum obat secara teratur
dan mampu menyebutkan manfaat dari
obat yang di minum dan waktu minum obat
dengan bantuan
4. P:
1. Orientasi realita : panggil nama, orientasi
waktu, orang dan tempat/lingkungan.
2. Minum obat secara teratur 3x1
Risperidon 2 mg (3 x 1)
Clozapine 1 x 5 mg
olanzapine 3 x 2,5 mg

2 S:
Pasien mengatakan tidak mau berhubungan
dengan siapapun termasuk keluarga atau tetangga.
O:
Pasien sudah mau berbicara dan bersosisalisasi
dengan sesame pasien dan perawat, kontak mata
ketika berbicara mulai ada, pasien juga sudah
percaya diri akan dirinya bukan tuhan tetapi Tn. J
yg belum menikah dan bekerja di Bank.

A:
1. Pasien mampu BHSP
2. Klien mampu melakukan kemampuan
positif yang dimiliki dengan motivasi seperti
menyanyi
P:
1. melakukan kemampuan positif yang
dimiliki dengan motivasi : menyanyi

Anda mungkin juga menyukai