Oleh :
YUSUF ADI NUGROHO
1603086
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Grobogan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan
Tanggal dirawat : 1 Desember 2018
Tanggal pengkajian : 3 Desember 2018
Ruang Rawat : Srikandi
No. CM : 00061484
Diagnosa medis : Skizofrenia Pranoid
Penanggung Jawab : Tn. S ( Saudara )
B. Alasan Masuk
Sebelum masuk RS, klien mengatakan sering melamun mudah tersinggung jika ada yang
mengatakan dirinya gangguan jiwa lalu klien marah – marah kemudian klien dibawa
kepuskesmas dan di rujuk ke RSJ Dr. Amino Gondhohutomo
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa ?
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, lalu sebelum masuk rumah
sakit pasien mulai merasa sakit kepala, sering marah – marah dan juga sulit tidur,
berbicara kacau, makan minum tidak teratur dan pasien sering mandi, karena pasien
merasa tersinggung jika ada yang bilang kalau pasien gangguan jiwa.
2. Pengobatan sebelumnya
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil Saat pasien dirawat di di RSJD Dr. Amino
Gondhohutomo pasien sudah membaik namun saat ini pasien kambuh sehingga klien
dibawa kembali ke RSJD.
2. Trauma
Keluarga Klien mengatakan klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga baik sebagai pelaku,
korban maupun saksi. Klien juga tidak pernah terlibat dalam tindakan kriminal.
3. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan
tidak ada keluarga yang pernah dirawat di RSJ
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah dirawat di RSJ pada tahun
2001, 2006, 2013.
Masalah keperawatan: Resiko tinggi kekerasan
D. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda–tanda vital : TD : 120/80 mmHg,
N : 83x/menit,
RR : 20x/menit,
S : 36,30 C
b. Ukur :
BB : 64 kg,
TB : 172 cm
c. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik,
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Klien
: Tinggal Serumah
: Wanita
: Laki-laki
Dalam keluarga klien merupakan anak ke-1 dari 3 bersaudara, klien sudah menikah
dan mempunyai anak, klien tinggal bersama istri dan anaknya, klien mempunya 2
orang anak berjenis kelamin laki – laki berusia 12 tahun dan 8 tahun. Pengambilan
keputusan didalam keluarga adalah klien sendiri.
1. Konsep diri
a. Citra/Gambaran tubuh
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukainya, karena sudah
ciptaan tuhan yang diberikan.
b. Identitas diri
Klien mengatakan nama klien Tn. B, klien adalah anak pertama dari tiga
bersaudara. Klien adalah seorang laki-laki sudah menikah mempunyai istri dan 2
orang anak laki – laki.
c. Peran
Klien mau melakukan aktivitas sebagai seorang kepala rumah tangga, bekerja
buruh bangunan. Klien juga membantu pekerjaan rumah seperti menyapu,
membantu istri mencuci baju.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang bertemu istri dan anaknya dan ingin kembali
bekerja untuk membantu keluarganya supaya kebutuhan keluarganya tercukupi.
Klien mengatakan mempunyai cita-cita membantu orang tuanya dan klien ingin
menghilangkan kebiasaan marah - marahnya.
e. Harga diri
Klien merasa tidak berarti lagi karena dirinya tidak bekerja, selain itu klien tidak
bisa melakukan perannya sebagai kepala keluarga.
Masalah keperawatan : harga diri rendah situasional
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti untuknya adalah istri dan
anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien sebelum sakit selalu ikut mellakukan kegiatan kelompok/ masyarakat.
Ketika di rawat di RSJ klien juga mampu bersosialisasi dengan klien lainnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mampu bersoalisasi dengan baik dengan teman-teman lainnya, klien juga
selalu membagi makanannya bila mempunyai makanan.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan yang muncul
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam, klien percaya kepada penciptanya.
b. Kegiatan beribadah
Pasien beragama islam, rajin melakukan ibadah, semenjak sakit pasien ibadahnya
kurang.
F. Status Mental
1. Penampilan
Klien berpenampilan tidak rapi, penggunaan pakaian sesuai dengan fungsinya, selama
di rumah sakit klien selalu memakai seragam rumah sakit, ketika makan klien tidak
rapi, klien pernah mau BAK diruangan tempat tidur.
Masalah keperawatan: Sindrom defisit keperawatan diri
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien gagap dan koheren.
3. Aktifitas Motorik
Klien tampak gelisah, dan monar-mandir tidak jelas, sering berbicara sendiri, marah –
marah.
4. Alam Perasaan
Kuatir, memikirkan istri dan anaknya dirumah
Masalah keperawatan: keputusasaan
5. Afek
Afek tumpul. Klien saat diajak berkomunikasi mau menjawab saat diberikan stimulus
yang keras dan menepuk kaki atau tangannya.
6. Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif, klien masih sering melamun dan diam, mata kien terkadang
masih sering melotot.
Masalah keperawatan: Resiko Kekerasan
7. Presepsi
Klien mengalami halusinasi pengecapan
Masalah keperawatan: Perubahan Sensori Perceptual : pengecapan
8. Isi Pikir
Klien mengatakan ingin cepat pulang.
9. Arus Pikir
Arus pikir klien Flight of idea.
10. Tingkat Kesadaran
Klien mengatakan masih bingung. Klien mampu menjawab tanggal saat dilakukan
pengkajian, klien mengenali istrinya dan klien mengetahui dimana ia sekarang dan
kenapa dibawa ke RSJ.
11. Memori
Klien mengatakan tidak mengingat apa yang sudah terjadi kepada dirinya kemarin.
Masalah keperawatan: Perubahan proses pikir
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien bisa konsentrasi. Klien bisa menyebutkan nama-nama hari dan berhitung saat
diberi pertanyaan penambahan dan pengurangan.
Masalah keperawatan: -
13. Kemampuan penilaian
Jika diberi penjelasan, klien tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat. Klien
selalu mengatakn ingin menunggu istrinya supaya benar keputusan yang akan di
ambil.
14. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya sering melamun dan marah-marah dirumah sehingga
dibawa periksa di semarang.
Masalah keperawatan: kerusakan komunikasi
N. Pohon Masalah
Resiko Perilaku
Kekerasan Core Problem
O. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingungan
RENCANA DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. B
Ruang : SRIKANDI
No RM : 00061484
NO Diagnosa dan Terapi Keperawatan Diagnosa dan Terapi Medis
1 Dx Dx Medis
Harga Diri Rendah F20.2 ( Skizofrenia Katatonik )
Resiko Perilaku Kekerasan
Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
Terapi Keperawatan Terapi Medis
SP1 Resiko Perilaku Kekerasan Inj. Diazepam 10 mg.i.v/i.m
1. Bina Hubungan saling percaya Oral – Clozapine 2x50mg
2. Bantu Klien identifikasi penyebab, - Divalpi 2x1
tandan dan gejala perilaku kekerasan - ECT
yang dilakukan, akibat PK - Restrain sesuai kondisi
3. Jelaskan cara mengontrol Marah pasien.
4. Ajarkan pasien mengontrol marah dengan
cara pertama : Tarik nafas dalam, dan
memukul bantal
SP1 HDR
1. Bina Hubungan Saling percaya
2. Diskusikan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien
3. Bantu pasien menilai kemampuan yang masih
dapat digunakan,
4. Bantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih,
5. Latih kemampuan yang sudah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dilatih dalam rencana harian
SP2 HDR
1. Latih pasien melakukan kegiatan lain yang
sesuai dengan kemampuan pasien.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. B Hari,Tanggal/Jam : Senin,3-12-18/10.00
Ruang : SRIKANDI No RM :00061484
IMPLEMENTASI EVALUASI
Data : S : - Pasien mampu mengingat
Ds : - pasien mengatakan jika ada yang mengejeknya nama perawat dan waktu
gangguan jiwa pasien merasa marah lalu interaksi yang telah
memukulnya. disepakati. Pasien
- Pasien mengatakan kesal mengatakan apa yang
Do : - muka pasien tampak merah, tangan menyebabkan dirinya marah :
menggenggam seperti ingin memukul, “ saya marah jika ada yang
matanya melotot. mengejek saya gangguan jiwa
Diagnosa Keperawatan dan tidak berguna bagi anak
Resiko Perilaku Kekerasan dan istri saya”
Tindakan keperawatan - Pasien mampu menjelaskan
1. Membina hubungan saling percaya kepada cara tarik nafas dalam. Pasien
klien
2. Mengidentifikasi gangguan identitas diri mengatakan tutup mata tarik
3. Mengingatkan kembali cara mengontrol nafas lewat hidung tahan lalu
marah dengan tarik nafas dalam dan memukul
bantal keluarkan lewat mulut. Lalu
4. Mengajarkan pasien mengontrol marah memukul bantal
dengan cara pertama : tarik nafas dalam dan
memukul bantal O : - Pasien melakukan cara
5. Menciptakan lingkungan yang tenang untuk mengontrol marah dengan tarik
istirahat klien
6. Membuat kontrak waktu yang akan datang nafas dalam dan memukul bantal,
(SP2P), tujuan interaksi, tempat interaksi. menutup mata tarik nafas lewat
RTL
Melanjutkan ke SP 2 (Meminum Obat) hidung tahan lalu keluarkan lewat
mulut. Lalu memukul bantal
A : Pasien mampu mengontrol
marah dengan cara tarik nafas
dalam dan memukul bantal
P : Pasien bersedia jika tarik nafas
dalam dan memukul bantal
dimasukkan ke dalam jadwal
harian. 3x dalam sehari.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. B Hari,Tanggal/Jam : Selasa,4-10-18/10.00
Ruang : SRIKANDI No RM :00061484
IMPLEMENTASI EVALUASI
Data : S : - Pasien mampu mengingat nama
Ds : - pasien mengatakan masih belum bisa perawat dan mengingat waktu
mengontrol marah. interaksi. Pasien mengatakan
-Pasien mengatakan kesal marah kepada keluarga karena
-Pasien mengatakan benci kepada orang yang sering memarahinya: “ saya
memarahinya. kesel jika ada yang mengejek
Do : - pasien mencoba tarik nafas dalam saat dan memarahi saya”
pasien merasa marah. - Pasien mampu mengatakan
Diagnosa Keperawatan cara-cara mengontrol marah
Resiko Perilaku Kekerasan dengan cara pertama : tarik
Tindakan keperawatan nafas dalam
1. Membina hubungan saling percaya kepada - Pasien mengatakan bersedia
klien
2. Mengingat kontrak yang telah di sepakati untuk diajarkan cara mengontrol
3. Mengidentifikasi gangguan identitas diri marah kedua : meminum obat.
4. Mengingatkan kembali cara tarik nafas dalam
5. Mengajarkan pasien mengontrol marah O : - Pasien melakukan cara
dengan cara kedua : minum obat mengontrol marah kedua :
6. Melatih cara minum obat yang benar
meminum obat.
RTL - Pasien mampu meminum obat
Melanjutkan ke SP3 (Komunikasi Verbal)
yang sudah di resepkan dokter
dengan benar tetapi harus
didamping oleh perawat..
A : Pasien mampu mengontrol marah
dengan minum obat dalam
dengan benar.
P : Pasien bersedia jika minum obat di
masukkan ke dalam jadwal
harian. 2 x sehari