TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama klien Tn.G, Jenis kelamin laki-laki, Umur 22 tahun, Status perkawinan
belum kawin, Agama Islam, Tn.G tidak memiliki riwayat pendidikan karena tidak
bersekolah, Alamat Talang Rimbo Lama Curup, tanggal masuk 29, Juni 2022, No.
RM 02901, bahasa yang sering digunakan bahasa Indonesia.
2. Alasan Masuk
Klien mengalami gangguan jiwa berulang dan sudah di rawat ke 4 kali di RSKJ
Soeprapto Bengkulu. Klien masuk diantar keluarga ke IGD RS Jiwa Bengkulu pada
tanggal 25, Juni 2022. Klien dibawa karena sering membawa pisau, marah-
marah, menyerakkan batu di jalan, kurang tidur.
3. Faktor Predisposisi
Tn.G mengatakan sudah pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya sudah 3x
dirawat namun belum berhasil karena putus obat sebab obatnya telah habis dan
tidak dibeli lagi. Tn.G mengatakan ia sering di buli karena memiliki banyak luka di
area kaki. Klien juga mengatakan setelah keluar dari rumah sakit ia di kucilkan
dari lingkungan masyarakat dan dihina oleh temannya karena tidak bersekolah.
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital pada Tn.G TD : 110/90 mmhg, N : 90x/menit, S : 36,6°, P :
20x/menit, TB : 165 cm, BB : 50 Kg. Pada saat melakukan pengkajian fisik pada
Tn.G didapatkan data mata melotot, tangan mengepal, suara nada keras, wajah
tegang, terdapat memar kebiruan di area mata sebelah kiri klien mengatakan
matanya memar karena dipikul oleh temannya, klien mengatakan terdapat luka
cakar juga di punggu klien.
2
5. Psikososial
b. Genogram
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
Tn.G merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara, Tn.G belum menikah,
Tn.G mengatakan masih tinggal bersama kedua orangtua dan adiknya. Klien
mengatakan anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami gangguan
jiwa.
c. Konsep diri
1) Citra tubuh
Tn.G masih memiliki anggota tubuh yang lengkap namun Tn.G mengatakan
tidak menyukai bagian kaki saya, karena memiliki banyak bekas luka.
2) Identitas diri
Klien mengatakan namanya Tn.G, berjenis kelamin laki-laki, berumur 22
tahun, beragama Islam, tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan. Tidak
memiliki riwayat pendidikan dan belum menikah. Di anggota masyarakat
3
klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain, karena malu dan takut di
tolak oleh masyarakat.
3) Peran
Tn. G merupakan sebagai anak dari 5 saudara dan masih lajang, klien juga
mengatakan masih tinggal bersama keluarganya. Ketika di rumah sakit
klien berperan sebagai salah satu pasien. Klien tidak memiliki pekerjaan
dan penghasilan.
4) Ideal diri
Klien ingin sembuh, cepat sehat, dan ingin segera pulang.
5) Harga diri
Klien mengatakan dirinya tidak berguna, tidak memiliki kemampuan
karena tidak bersekolah. Klien mengatakan tidak percaya diri.
d. Hubungan sosial
1) Orang terdekat dengan klien itu ada kedua orangtua dan saudaranya.
2) Peran serta dalam kelompok
Klen mengatakan ia selalu di ejek oleh teman-temannya karena tidak
bersekolah dari kecil dan memiliki banyak luka di area kaki. Klien tidak
pernah mengikuti kegiatan kelompok di masyarakat. Klien mengatakan
suka marah-marah kepada orangtuanya ketika keinginannya tidak
dipenuhi dan merusak barang-barang rumah.
Tn.G mengatakan selalu di kucilkan semenjak masuk ke Rumah Sakit
Jiwa.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak suka bersosialisasi dengan orang lain.
e. Spiritual
Agama yang di anut klien adalah Islam. Klien mengerti kewajiban dalam
beribadah, namun klien jarang melakukan ibadah ketika di rumah ataupun di
rumah sakit jiwa, karena Tn. G kurang menghiraukan manfaat spiritual
dengan ibadah.
6. Status mental
a. Penampilan
Klien jarang menggunakan baju, selalu mengganti pakaian setelah mandi.
4
b. Pembicaraan
Klien bicara keras, saat berinteraksi dengan perawat klien sering keluar dari
topik pembicaraan yang dibahas.
c. Aktivitas motorik
Klien tampak suka menggepalkan tangannya saat mondar-mandir, memiliki
penglihatan yang tajam, berjalan menunduk.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan terkadang merasa sedih dan menyesal atas apa yang telah
dia lakukan.
e. Afek
Emosi klien labil, saat berinteraksi terkadang berubah-ubah. Klien mudah
tersinggung ketika hal-hal yang tidak mendukungnya. Saat klien marah klien
suka mengancam dan berkata-kata kotor ke temannya.
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik terhadap perawat, wajah tampak
tegang dan terkadang klien menggunakan nada yang tinggi saat berbicara
pada perawat. Saat wawancara klien mudah tersinggung dengan hal yang
beda pendapat dengannya.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak mendengar suara-suara, maupun bayangbayangan
yang aneh saat sendiri.
h. Isi pikir
Klien tidak mengalami gangguan seperti obsesi, depersonalisasi, hipokondria,
maupun fobia. Klien juga tidak mengalami waham.
i. Proses pikir
Dalam proses wawancara klien saat berbicara suka berbelit-belit, tetapi
pembicaraan klien tersebut tetap sampai tujuan. Saat berbicara klien kadang-
kadang sulit memulai berbicara.
j. Tingkat kesadaran
Compos mentis, klien dapat menyebutkan dimana tempat dia sekarang dan
dapat menyebutkan nama, dan hari saat wawancara.
k. Memori
5
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat memutuskan bahwa klien ingin pulang kerumah, karena di
rumahnya lebih nyaman.
n. Daya tilik diri
Klien mampu mengenali penyakitnya dan klien mampu menjelaskan mengapa
ia bisa seperti ini.
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan
Klien mampu makan dengan mandiri, makan dengan cara yang baik. Klien
makan 3x sehari, pagi, siang, dan malam. Klien minum sehari ±6 gelas sehari.
Klien makan dan minum menggunakan peralatan yang bersih.
b. BAB/BAK
Klien BAB ±2x sehari di kamar mandi dan BAK ±5x sehari. Klien mampu
menjaga kebersihan diri sendiri maupun WC setelah melakukan BAB dan BAK.
c. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x dalam sehari, pagi dan sore hari. Kebersihan
tubuh baik, klien mandi menggunakan sabun dan selalu menyikat gigi selama
mandi.
d. Berpakaian
Klien selalu mengganti pakaian setelah mandi dengan pakaian yang bersih,
klien mampu menggunakan pakaian dengan benar. Namun klien jarang
menggunakan baju saat berpakaian.
e. Pola istirahat tidur
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan saat tidur, klien tidur ±78 jam
saat malam hari. Saat siang hari klien tidur ±2 jam perhari. Klien tidak ada
aktivitas tambahan sebelum tidur.
f. Penggunaan obat
6
8. Mekanisme Koping
Koping yang dialami Tn.G maladaptif, karena klien saat di ajak bicara dengan
perawat sering lari dari topik pembahasan.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
1) Masalah dengan dukungan kelompok :
Klien mengatakan tidak ada mengikuti kegiatan kelompok dalam masyarakat.
10. Terapi
a. Resperidone 2x2 mg
b. Luminal 3x30 mg
c. Carba 2x200 mg
H. ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn.G
7
No. MR : 029019
I. Pohon Masalah
Perilaku menciderai diri sendiri, orang lain, lingkungan
8
J. Diagnosa Keperawan
1. Resiko Perilaku Kekerasan;
2. Gangguan konsep diri: HDR;
3. Perilaku menciderai diri sendiri, orang lain, lingkungan.
9
K. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.2 Perencanaan keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
1. Resiko perilaku TUM: 1. Setelah pertemuan klien SP 1 :
kekerasan Klien dapat mengontrol menunjukkan tanda-tanda - Bina hubungan saling percaya;
prilaku kekerasan. percaya kepada perawat: - Mengidentifikasi penyebab marah;
TUK: a. Wajah tersenyum - Membantu klien untuk mengungkapkan tandatanda
1. Klien dapat b. Mau berkenalan perilaku kekerasan yang dialaminya:
membina c. Ada kontak mata - Mendiskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang
hubungan saling d. Bersedia menceritakan dilakukan;
percaya. perasaannya. Setelah pertemuan - Mendiskusikan dengan klien akibat negatif
2. Klien dapat 2. klien menceritakan penyebab (kerugian) yang dilakukan dan cara mengendalikan
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan
penyebab prilaku dilakukannya. nafas dalam ).
kekerasan yang a. Menceritakan penyebab
dilakukannya. perasaan jengkel atau kesal baik
3. Klien dapat dari diri sendiri maupun
mengudentifikasi lingkungan. Setelah pertemuan
tanda-tanda prilaku 3. klien menceritakan tanda-tanda
kekerasan. saat terjadi perilaku kekerasan:
4. Klien dapat a. Tanda-tanda fisik: Mata
mengidentifikasi merah, tangan mengepal,
jenis perilaku ekspresi tegang.
kekerasan yang b. Tanda emosional:
pernah dilakukan. Perasaan marah, jengkel,
10
Klien dapat SP 5
1.
mencegah atau 1. Setelah pertemuan klien dapan - Mengevaluasi pertemuan sebelumnya;
menjelaskan perinsip benar minum - Membantu klien mengendalikan perilaku kekerasan
mengendalikan
obat ( benar pasien, obat, dosis, dengan obat ( prinsip 5 benar obat ); - Menyusun
perilaku
waktu, cara pemberian ). jadwal minum obat secara teratur.
kekerasannya
dengan terapi obat.
2. HDR TUM: 1. Setelah berinteraksi klien SP 1
Klien memiliki konsep menyebutkan: - Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
diri yang positif. c. Aspek positif klien. masih dimiliki klien;
d. Aspek positif lingkungan klien.
2. Setelah berinteraksi klien dapat SP 2
menyebutkan kemampuan yang - Membantu klien menilai kemampuan yang dapat
dapat dirasakan. digunakan;
3. Setelah berinteraksi klien membuat
SP 3
rencana kegiatan harian.
- Membantu klien memilih kemampuan yang akan
4. Setelah berinteraksi klien
dipilih;
melaksanakan kegiatan sesuai
jadwal yang dibuat. SP 4
Melatih kemampuan yang dipilih klien .
L. Implementasi
Nama : Tn.G
No. Reg : 029019
13
dalam.
15
WIB perilaku kekerasan dengan cara fisik melakukan latihan nafas dalam;
pertama ( latihan nafas dalam ) dan - Klien mengatakan sudah
memasukkan kedalam jadwal kegiatan mencoba latihan nafas dalam
harian. saat kesal.
O:
- Klien sudah bisa melakukan
latihan nafas dalam secara benar.
A:
- SP 1 tercapai..
P:
- Pertahankan SP 1;
- Lanjut SP 2 latihan memukul
bantal.
kasur.
A:
- SP 2 belum tercapai. Klien belum
dapat melakukan latihan cara
fisik ke dua
( pukul bantal atau kasur). P :
- Ulangi SP 2 cara fisik ke dua dua (
pukul bantal atau kasur).
- Lanjut SP 4 mengendalikan
perilaku kekerasan secara
spiritual.
P:
- Ulangi SP 4 latihan beribadah
22
dan berdo’a.
11. Resiko perilaku Sabtu SP 4 S:
kekerasan Pukul 08:45-09:15 1. Membantu klien mengendalikan perilaku - Klien mengatakan tadi tidak
WIB kekerasan secara spiritual melakukan sholat shubuh. O :
( latihan beribadah dan berdo’a ); - Klien belum melakukan
2. Membuat jadwal ibadah dan berdo’a. sholat;
- Klien dapat membacakan
bacaan saat sholat dan niat
untuk sholat.
A:
- SP 4 belum tercapai.
P:
- Ulangi SP 4 latihan beribadah
dan berdo’a
- SP 4 belum tercapai.
P:
- Ulangi SP 4 latihan beribadah
dan berdo’a.
23
- SP 5 tercapai sebagian.
P:
- Ulangi SP 5 prinsip 5 benar obat.
25
A:
- SP 1 tercapai.
P:
- Pertahankan SP 1 Identifikasi
kemampuan dan aspek positif
yang masih dimiliki klien;
- Lanjut SP 2 menilai kemampuan
yang dimiliki dan menetapkan
jadwal keseharian.
P:
- Pertahankan SP 2;
- Lanjut SP 3 menilai kemampuan
27
- Pertahankan SP 3;
- Lanjut SP 4 melaksanakan jadwal
yang telah dibuat.
28